Ads 468x60px

Maria Bintang Samodra


1.DOA DEVOSI 
Elisabeth Gruyters (Pendiri Suster-Suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus) di depan patung Maria Bintang Samodra, di bekas Gereja St. Nicolas, 15 Agustus 1836

... ... ..., ketika itu
aku ada di dalam bekas Gereja St. Nicolaas
Aku menempatkan diriku
tepat dihadapan patung Bunda Maria yang keramat ...
dan aku berdoa kepada ketiga orang Biarawan Suci
yang kujadikan pengantaraku
karena aku sendiri sudah begitu lama mendoakannya,
sehingga tidak mempunyai keberanian lagi
untuk berdoa;
dengan diam-diam aku telah memutuskan
untuk mohon kepada
St. Antonius, St. Fransiskus dan St. Dominikus,
agar mereka sudi membantu aku dalam doa,
dan mewakili aku
menghadap tahta Bunda Allah yang suci ...

Aku tidak berani lagi minta untuk diriku sendiri
supaya aku diterima dalam sebuah biara
seperti yang kumaksud
dan untuk maksud yang pertama, ...

Dalam kepercayaan yang hidup,
aku memohon kepada ketiga Biarawan Suci,
dengan mencucurkan air mata
sambil berlutut
di muka patung Santa Perawan Maria
yang keramat itu,
berdoalah aku sebagai berikut ...

Ya ... Dikau yang mulia
St. Antonius St. Fransiskus dan St. Dominikus,
Aku tahu bahwa kalian menyaksikan
kerinduan air mata, serta doa-doaku
yang tiada henti-hentinya,
supaya aku diterima dalam sebuah biara.
Tetapi semuanya itu sekarang sudah lewat ...
aku sudah terlalu tua,
bakat ataupun harta aku tak punya.

Namun demi cinta Allah,
cobalah menghadap tahta Bunda Allah yang suci,
dan katakanlah atas namaku bahwa aku tahu,
Beliau belum pernah menolak permohonan seseorang
pada hari raya pengangkatannya ke surga.

Saya minta perantaraanmu
untuk mengajukan permohonanku yaitu,
jika sekiranya berkenan kepada Tuhan,
aku mohon agar di sini,
di Kota Maastricht ini,
didirikan sebuah biara,
di mana Tuhan akan diabdi secara tulus ikhlas,
dan bagiku sama saja kongregasi mana,
ataupun peraturan mana yang akan diikuti.

Aku tak usah mengambil bagian di dalamnya,
asal ada orang yang mau mengabdi Tuhan
secara ikhlas dan sempurna.

Aku pun tahu bahwa usiaku sudah lanjut,
namun aku akan mempersembahkan
harta peninggalan ayahku, betapapun sedikitnya,
sampai mata uang yang penghabisan
untuk rumah ini ...

Dalam keadaan ini
semakin hiduplah imanku,
semakin teguhlah harapanku,
dan cintakasih yang bernyala-nyala
disertai cucuran air mata,
memberi aku ketenangan hati ...
yang membahagiakan;

tiba-tiba terdengar olehku ...
persetujuan yang suci itu dari Surga ...

dan kata persetujuan itu tidak lain daripada ini ...
Ya ... Itu akan terjadi ... (EG 2-6)



2. LAGU BINTANG SAMUDERA

3 / 3 3 3 / 3 1 2 / 3 6 5 / 2 .
Ti-tah yang ter-su-ci O Bun-da Al-lah
Bi-la meng - a-muk sega -la ba - ha-ya
Mari - a ji-ka benar langkah ki-ta

4 / 4 4 4 / 4 2 3 4 7 6 / 5 . 
Mendu-kung Pu-te - ra-Mu Yesus Tuhan
A-kan teng -ge-lam ka-pal ji-wa ki-ta
Be-ri se - la – lu bantu-an ca-ha-ya

5 / 5 5 5 / 6 5 5 / 7 6 5 / i .
Ma-ri - a dengarlah keluh kesahku
Tenangkanlah taufan a-tas ja-sa-Mu
Pas-ti ber-la-buh ki- ta dalam surga

i 7 4 6 / 6 3 / 3 4 2 / 1
Bimbinglah slamanya Bintang samodra
Te- gak-kan percaya Bintang samodra 
Ber-syu-kur a-ba-di Bintang samodra

i / 7 4 6 / 5 5 / 5 2 4 / 3 . 
Bintang Samodra Bintang Samodra

i / 7 4 6 / 6 5’ / 3 3 4 2 / 1 . . //
Bimbinglah slama-nya Bintang samodra
Te-gak-kan percaya Bintang samodra 
Bersyukur a-ba-di Bintang samodra



3. LINTANG SAMODRA

Dhuh musthikèng rat Dhuh Ibu sru èndah,
Gusti Putranta pranyata Hyang Allah,
Ibu mba nyuwun ing madyèng prahara,
O Kaampingana, Lintang samodra,
Lintang samodra, Lintang samodra,
O kaampingana, Lintang samodra.

Lamun kasaput ing peteng limengan,
Lan sukma ulun ajrih katiwasan,
Ibu mba nyuwun pepadhang paduka,
O kasunarana, Lintang samodra,
Lintang samodra, Lintang samodra,
O kasunarana, Lintang samodra.

Lamun kècalan puruging plabuhan,
Énggal o Ibu ènggala kawuryan,
Aywa kadangon tèga mring pra putra,
Énggal kawuryana, Lintang samodra,
Lintang samodra, Lintang samodra,
Énggal kawuryana, Lintang samodra.



4. O STERRE DER ZEE

O reinste der schepselen, O Mother en Maagd
Gij die in Uw armen, het Yesus-kind draagt
Maria, aanhoor onze vurige bee
Geleid ons door ‘t leven, O Sterre der Zee
O Sterre der Zee, O Sterre der Zee,
Geleid ons door ‘t leven, O Sterre der Zee.

Bedreigen ons noodweer of storm op onz baan
Is’t scheepje onzer ziel in gevaar te vergaan
Bedaar O Maria die storm op Uw bee
Stort hoop ons in ‘t harte, O Sterre der Zee
O Sterre der Zee, O Sterre der Zee
Stort hoop ons in’t harte,O Sterre der Zee

Maria als Gij onze schreden geleid
Shenk Gij ons Uw licht en Uw bijstand altijd
Dan landen wij veilig ter hemelse ree
En danken U eeuwig, O Sterre der Zee
O Sterre der Zee,Osterre der Zee,
En danken U eeuwig, O Sterre der Zee.



5. O MARY, MY MOTHER
(O Sterre der Zee)


O Mary, my mother to You do I flee
In all my afflictions I hasten to thee
Your heart is so gentle, so loving, so mild
You can not reject me, Your own chosen child.

In sorrow, in darkness be still at my side
My light and my refuge, my helper and guide
Though snares should surround me, yet why should
I fear
I know I am weak but mu Mother is near
Protect me Your child, O Mother so mild
You can not reject me, Your own chosen child.


6. Doa Kepada “Bintang Samodera”

O Maria “Bintang Samodera”, pandanglah aku yang berlutut dihadapan tahta rahmat-Mu,
dimana telah banyak para pencinta-Mu
yang menerima rahmat melalui hati keibuan-Mu.
Engkau menghibur mereka yang sedih hati,
memberikan pertolongan
kepada mereka yang menderita,
memberi kesembuhan kepada mereka yang sakit,
untuk para pendosa
mereka mendapat rahmat pengammpunan.
O ibu yang termanis,
aku datang kepada-Mu dengan penuh kepercayaan.
Mukjizat yang sedemikian banyak
dengan perantaraan-Mu itu,
memberikan harapan kepadaku
orang yang berdosa ini,
dengan harapan yang manis
bahwa engkau ibu yang berbelaskasih,
juga akan mendengarkankan permohonanku.
Aku mohon kepada-Mu,
O Ibu yang termanis,
o “Bintang Samodera” yang penuh rahmat,
jangan biarkan aku pergi dari sini
tanpa engkau mendengarkan doaku.
Engkau dapat menolong aku,
karena sesungguhnya
engkau yang paling kuasa dihadapan Tuhan;
engkau akan menolong aku,
karena engkau penuh bekaskasih
akan anak-anak-Mu.
Ingatlah o perawan yang penuh kerahiman,
bahwa belum pernah terdengar,
seseorang yang dengan penuh harapan
dan bernaung pada-Mu,
engkau tinggalkan;
apakah aku akan menjadi
orang pertama yang malang,
yang engkau biarkan pergi
tanpa engkau dengarkan?
Tidak, tidak, o ibu yang baik,
di tempat yang suci ini,
oleh karena kuasa perantaraan-Mu,
akan memberi pertolongan dalam kesedihanku
dan hiburan dalam sengsaraku.
Amin.


7. Memorare Santa Perawan

Ingatlah, Perawan Maria yang amat murah,
bahwa belum pernah terdengar,
seseorang yang bernaung padamu,
minta pertolonganmu, dibiarkan saja.
Dikuatkan dengan kepercayaan serupa itu,
maka aku menghampiri engkau,
Perawan termulia Bundaku,
dan aku datang kepadamu
berlutut di hadapanmu
penuh iba dan dosa.
Jangan mengabaikan perkataanku
ya Bunda, Sabda Ilahi,
tetapi dalam kebaikanmu
dengarkanlah dan kabulkanlah doaku.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar