Ads 468x60px

Minggu 14 September 2014

Pesta Salib Suci
Bil. 21:4-9; Mzm. 78:1-2,34-35,36-38; Flp. 2:6-11;Yoh. 3:13-17.

"Ave crux spes unica - Salam ya salib harapan kami."
Inilah kalimat Edith Stein yang kerap dikutip Paus Yohanes Paulus II. Tapi, mengapa harus SALIB? Pertanyaan ini mungkin juga muncul dari orang-orang Israel dalam bacaan 1 ketika Allah meminta Musa membuat ULAR TEMBAGA untuk menyelamatkan umatNya. Adapun, ular mempunyai makna yang buruk & hina sebagai salah satu simbol dosa, bahkan banyak orang yang merasa takut & jijik ketika melihat ular. Nah, seperti ular yang hina, salib yang adalah juga hukuman hina, menakutkan & menjijikkan ternyata menjadi tanda keselamatan:


"IHS" :
"In Hoc Signum - Dalam Tanda Ini - Iesus Hominem Salvator - Yesus menyelamatkan manusia"
Disinilah menjadi nyata bahwa cintaNya tampak dalam deritaNya & sukacita tak bisa lepas dari dukacita karena Allah kita juga Allah yang rela hina menderita & berdukacita. Itulah juga yang menguatkan Dom Helder Camara ketika mengalami aneka "penyaliban dunia", distigmatisasi/dicap jelek, dimarginalisasi/dipinggirkan dan  divictimisasi/dikambinghitamkan : "Tuhan bila salib menimpa kami maka hancurlah hidup kami, tapi bila Engkau yang datang bersama salib -Engkaulah yang setia memeluk kami."

Akhirnya, bersama dengan pesta salib suci yang dikaitkan dengan kisah penemuan salib Yesus oleh St. Helena, kitapun diajak ingat bahwa iman kita identik dengan salib, di satu sisi-kita diselamatkan berkat salibNya tapi di sisi lain, kita juga dikuatkan untuk memikul salib kita karena "SALIB - Saat Aku Lemah Ingatlah Bapa"

Ya, kita diajak mengingat Bapa yang ajak kita untuk selalu membuat "tanda salib" di kening-dada dan bahu kita, dimana kita menyatukan "kognisi/budi (kening), afeksi/hati (dada) dan aksi/tindakan (dua bahu) kita kepada penyelenggaraan dan kasih Allah semata, in cruce salus - dalam salib ada keselamatan.

"Bunga tulip di Sriwedari - Lihatlah indahnya salib setiap hari."

Salam HIK-ers.
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar