Ads 468x60px

Sabtu 27 April 2013


PUNCTA RENUNGAN HARIAN
@RomoJostKokoh.
“In Omnibus Quaerant Dei"

Paskah IV
Kis 13:44-52; Yoh 14:7-14

“In Omnibus Quaerant Dei - Dalam segala sesuatu menemukan Tuhan.” Inilah harapan iman kita b
ahwa kita selalu bisa melihat Tuhan dalam keseharian. Permintaan Filipus kepada Yesus: “Tuhan, tunjukkan Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami” mewakili kita yg kadang bingung tentang kehadiran Tuhan. Yesus pun menjawab: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, Ia telah melihat Bapa.” Lewat pertanyaan sederhana Filipus itulah, Penginjil Yohanes mau memaparkan cara Yesus menyatakan misteri dan identitas diri-Nya bahwa dalam diri Yesus, Allah yang tak kelihatan menjadi tampak: “Ecce homo et Deus est - Lihatlah manusia dan kamu akan melihat Tuhan”. 

Menurut tradisi, Filipus sendiri dikenal sebagai penulis “Injil Filipus” yang ditemukan di Nag Hammadi dan penulis “Perbuatan-perbuatan Filipus”. Adapun tiga sikap dasar Filipus yg bisa kita petik, al:

1. Sederhana: 
Filipus adalah orang yang mempertemukan orang lain (Natanael) kepada Yesus. Ia adalah seorang sederhana yang tertarik untuk lebih mengerti Yesus dan mengantar banyak orang kpd Yesus. Filipus lebih suka berbuat dari pada berbicara. Ia tidak meladeni Natanael dan tidak mengajak orang-orang Yunani untuk berdiskusi adu ber-argumentasi, tetapi membawa mereka langsung pada intinya, yaitu bertemu dengan Yesus. Mempertemukan orang lain kepada Yesus merupakan pilihan hidupnya. Bahkan ketika merasa bingung karena tidak serta-merta bisa melihat dan mengenali Allah yang bersatu denganNya, ia langsung bertanya kepada Yesus. Ya, begitu dia menghadirkan manusia, sekaligus dia
juga menghadirkan Allah; begitu dia melihat manusia, dia juga sekaligus melihat Allah. Sederhana bukan?

2. Setia: 
Filipus tetap mengikuti Yesus walau kadang ia merasa bingung dan tidak langsung mengerti tentang Yesus. Ia tipikal orang yang tahan uji dan mudah percaya. Ia tetap setia menjadi muridNya, bahkan ketika krisis melanda murid-murid Yesus dan banyak yang mengundurkan diri serta tidak lagi mengikuti Yesus karena perkataan Yesus yang keras dan kadang tidak mudah dimengerti (Yoh 6:60-71). 

3.Semangat: 
Filipus itulah yang setelah kebangkitan Yesus, bersama dengan sebelas murid yang lain diutus menjadi rasul dan menerima kuasa untuk mewartakan Yesus yang bangkit. Ia juga menerima pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kis 1:13; 2:1-4). Ia bersemangat mewartakan Injil di Perancis, Rusia Selatan, Asia Kecil dan India sampai dipenjarakan di Skitia. Menurut Uskup Polikarpus dan Antiokhia dan Kiemens dan Aleksandria, Filipus dianiaya dan meninggal sebagai martir di Frigia — Hierapolis dengan disalibkan terbalik. Jenazahnya kemudian dibawa dan dikuburkan di Konstantinopel, lalu ke Roma. Pada abad ke-6 Paus Pelagius mendirikan Gereja yang didedikasikan kepada St. Filipus dan St. Yakobus Alfeus. Gereja itu disebut “Gereja para Rasul Kudus” dan kedua jenazah mereka dimakamkan di bawah altar utama. 

“Cari semangka di Tarsus-Kita bersuka punya Tuhan Yesus.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui. 
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar