Ads 468x60px

Selasa, 16 April 2013

“Panis Angelicus”

Pekan Paskah III
Kis 7:51-8:1a; Yoh 6:30-35



“Panis Angelicus - Roti para malaikat”. Inilah sebuah judul lagu rohani yang menjelaskan kehadiran Yesus sebagai “Roti Hidup”. Memang, ada begitu banyak roti: Ada roti tawar sampai roti tart, dari Bread Talk di Singapura, Bread In, J Co, Dunkin Donuts di Amerika, Holland Bakery sampai roti Unyil di Bogor. Tapi roti para malaikat ini istimewa. “Inilah roti yang telah turun dari sorga. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” 

Yesus jelas memberikan diriNya sbg roti hidup: "Barangsiapa datang kepadaKu tidak akan lapar lagi". Ia memberi kekuatan dan keberanian seperti yang dilakukan Stefanus. Maka dari itulah, saya mengartikan “Roti” ini sebagai “Rahmat Oleh Tuhan, yaitu Iman.” Adapun penjelasan dasarnya, antara lain:

1. Mengapa “Rahmat Oleh Tuhan”? 
Lihat dan dalamilah arti lagu ini: 
Panis Angelicus fit panis hominum/Roti malaekat menjadi roti manusia, 
Dat Panis caelicus figuris terminum/Roti surgawi mendapat bentuk terbatas, 
O res mirabilis/Oh begitu mengagumkan, 
Manducat Dominum pauper servus et humilis/Hamba yang miskin dan hina makan Tuhannya. 


Bayangkanlah, roti malaikat yang ilahi bisa menjadi roti manusia yang insani, yang bahkan mendapat bentuk terbatas, dalam sebuah hosti kecil-bundar dan tipis (hostia: korban) yang kita kenangkan dalam sakramen Ekaristi. Lewat Ekaristilah, kita melihat betapa Tuhan begitu memberi rahmat: kita (yg miskin dan hina karena dosa) boleh menyantap Tuhan (yang kaya dan mulia karena cinta). 

2. Mengapa “iman”? 
Iman dalam kacamata Magisterium berarti gratia, semacam karunia cuma-cuma dari Allah (grace-gratia-gratis, bdk. St.Agustinus). Lewat Ekaristi jugalah, kita mendapatkan rahmat iman akan kehidupan, sengsara, wafat dan kebangkitanNya. 

“Jadi misdinar dan puteri sakristi - Mari bersinar lewat sakramen Ekaristi”. 
Tuhan memberkati danBunda merestui. 
Fiat Lux! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar