Ads 468x60px

Senin, 15 April 2013



“Sol lucet omnibus"

Pekan Paskah III
Kis 6:8-15; Yoh 6:22-29

“Sol lucet omnibus - Matahari menyinari semua orang”. Kutipan dari karya Petronius Satiricon Liber inilah yg mewakili kehadiran Kristus dan Stefanus sebagai cahaya ilahi. Adapun perayaan Stefanus disebut-sebut dalam kidung Natal Good King Wenceslas yang merupakan hari libur nasional di Republika Srpska, Irlandia, Italia, Austria dan Finlandia. 

Dari figur Kristus dan Stefanus, terdapat tiga semangat dasarnya, antara lain: 

1. Martiria (“kesaksian”): 
Kristus berarti “yang diurapi” dan Stefanus berarti “yang dimahkotai” adalah dua saksi iman yang sama-sama wafat sebagai martir. Kristus disalib dan Stefanus dirajam. Bicara lebih lanjut soal Stefanus, ia digelari mahkota kemartiran dan dilukiskan dengan tiga buah batu beserta dahan palma. Campur tangan Allah membuat ajarannya didengar dan dipercaya oleh banyak orang. Karena itulah, ada sekelompok orang yang merasa tersaingi dan terbutakan oleh rasa iri - dengki sehingga mereka merancang kejahatan dan fitnah yang kejam bagi Stefanus. Bukankah itu juga yang dialami oleh Kristus? Yang pasti, Kristus dan Stefanus tidak takut terhadap “salib”: kesalahpahaman, fitnah, umpatan dan caci-maki sepihak. Sebaliknya, mereka malahan setia bersaksi untuk selalu merangkul salib dengan pengharapan dan sukacita. 

2. Diakonia (“pelayanan’): 
Stefanus adalah salah satu dari tujuh orang yang hidupnya saleh dan terpandang yang dipilih oleh para rasul sebagai diakon pada jaman gereja perdana untuk mengurus para janda dan orang miskin. Begitu juga dengan Kristus bukan? Mereka datang bukan untuk dilayani tapi untuk melayani!

3. Koinonia (“kesatuan): 
Hubungan mendalam dengan Bapa membuat Stefanus begitu penuh dengan kuasa Roh Kudus. Ia fasih dalam Kitab Suci dan karena kesalehannya, ia juga mengerjakan banyak mujizat dan wajahnya nampak bagaikan seorang malaikat. Selain itu, walaupun banyak difitnah dan disakiti, ia menghadapi semuanya dengan tenang. Ketika banyak orang marah dan melemparinya dengan batu, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku, Tuhan janganlah Kau tanggungkan dosa ini atas mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang diperbuat”. Menjelang ajalnya, Stefanus mengalami suatu teofani (penampakan Allah kepada manusia). Begitu juga yang dialami oleh Kristus bukan? Merek jelas bersatu-padu dengan Bapa. 

“Pasang bendera di Jembatan Tiga - Berani sengsara demi kerajaan surga”. 
Tuhan memberkati dan Bunda merestui. 
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar