Ads 468x60px

Selasa, 26 Desember 2017



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 26 Desember 2017
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama (Oktaf Natal)
Kisah Para Rasul (6:8-10; 7:54-59)
(Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)
Matius (10:17-22)
"Sacra crux sit mihi lux - Salib suci menjadi cahayaku!"
Itulah semangat iman khas para benediktin yang ditawarkan Stefanus, martir pertama Gereja yang kita kenangkan hari ini.
Stefanus sendiri berarti "mahkota". Ia adalah pengikut Kristus yang pertama menerima mahkota kemartiran.
Yesus sendiri, sang Martir Agung berpesan, siapa yang mau menjadi muridNya (disciple) harus ber-"3M": MengikutiNya- Menyangkal diri & Memikul salib ("Sang Kuli", SANGkal diri, piKUL salib, Ikuti DIA).
Bagi saya, "SALIB" juga bisa berarti "Saat Aku Lemah Ingatlah Bapa". Adapun 4 bidang yang dibuat Stefanus untuk swlelalu ingat "Bapa"nya, yakni "LKMD",
1."Liturgia": Beribadat.
Ia selalu setia beribadat & mendekat kepada Tuhan, terlebih dengan hidup doanya, bahkan sebelum wafatnya, ia juga berdoa dan memintakan ampun bagi para musuhnya.
2."Koinonia": Bersekutu.
Ia bersekutu hati dengan Gereja setempat dan rajin membantu karya para rasul dengan penuh kerendahan hati. Ia tdk congkak hati tapi mau belajar untuk terus ber- "sentire cum ecclesia- sehati dengan gereja" dalam doa, kata dan warta karya nyatanya.
3."Martyria": Bersaksi.
Ia berani bersaksi sebagai murid Kristus di tengah masyarakat. Dengan doa dan ketulusan hidupnya, ia punyai karisma untuk bernubuat & membuat mukjizat dalam nama Allah: "In Nomine Iesu".
Ia tetap tegar dalam Tuhan, walau dalam kesaksiannya, ia banyak menghadapi orang yang tidak suka, iri-dengki dan merasa tersaingi. Ia juga mengalami "stigmatisasi/ dicap-buruk, marginalisasi/disingkirkan, dan viktimisasi/dikorbankan" sampai akhirnya mati dirajam oleh massa.
4."Diakonia": Berbagi.
Ia berbagi kasih pelayanan pada sesama.
Dengan karya pelayanan nyata sebagai "diakon" (pelayan gereja), ia selalu mengunjungi orang kecil, sakit dan para janda miskin, untuk memberikan peneguhan dan penghiburan.
Pastinya, teladan St.Stefanus mengajarkan kita bahwa salib bukan lagi sebagai batu sandungan tapi jalan untuk sampai kepada kebangkitan.
"Malam kudus sunyi senyap - Cinta Kristus tak akan lenyap."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Pesan St Agustinus.
"Agar lebih yakin, kita mendengar dari Yesus sendiri, 'Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, ... karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.' (Mat 10,19-20). Dan di tempat lain, Ia berkata: 'Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman' (Mat 28,20).
Hal ini tidak berarti bahwa mereka yang mendengar sabda Allah ini akan berada di bumi hingga akhir zaman. Yang dimaksud oleh Tuhan bukan hanya mereka yang akan meninggalkan hidup ini namun juga yang lain, termasuk kita dan mereka yang akan datang setelah kita dalam hidup ini. Ia melihat setiap orang dalam satu tubuh (Gereja) dan sabda yang diucapkan-Nya, 'Aku besertamu senantiasa sampai kepada akhir zaman,' didengar oleh mereka dan oleh kita juga.
Dan jika kita tidak mendengarnya dalam pengetahuan kita, kita mendengarnya dalam nubuat-Nya. Oleh karena itu, aman seperti domba di tengah serigala, mari kita laksanakan perintah-Nya yang ditujukan kepada kita.
Dan biarlah kita selalu 'tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular' (Mat 10:16). Tulus seperti merpati berarti kita tidak melukai siapapun; cerdik seperti ular berarti kita berhati-hati akan orang yang akan melukai kita."
(St. Agustinus, SERMON 64A.2)
B.
"Sentire cum Christus - Sehati dengan Kristus."
Inilah semangat iman yang ditampakkan oleh Stefanus, martir ("saksi") pertama yang mati dirajam oleh Saulus dkk.
Adapun 3 sikap dasar Stefanus ("mahkota"), al:
1."Pelayanan":
St. Stefanus adalah salah satu dari 7 diakon ("pelayan") yang dipilih para rasul untuk melayani orang-orang miskin.
2."Persahabatan":
Ia dekat dengan karunia dan kuasa Ilahi sehingga ia juga bisa bersahabat dengan banyak orang. Dalam semangat persahabatan, ia berbagi berkat dengan mengadakan mukjizat bagi banyak orang. Ia juga tidak takut menghadapi orang-orang yg melawan/menyiksa dan membunuhnya karena ia sangat dekat dengan Tuhan: "Ke dalam tanganMu kuserahkan diriku.".
3."Pengampunan":
Ia tidak menaruh kebencian sama sekali terhadap mereka yang menganiaya+membunuhnya. Malah, sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, ia mendoakan mereka, seperti Yesus ketika bergantung di atas salib: "Ya Bapa ampunilah mereka"
Sudahkah kita bersemangat pelayanan persahabatan
dan pengampunan?
Makan nasi di Tamansari - Beranilah bersaksi stiap hari."
C.
Festum - Pesta."
Hari ini kita merayakan pesta St. Stefanus yang dianugerahkan mahkota kemartiran yang pertama dalam sejarah gereja (Yun: "martyr-saksi"). Adapun arti namanya Stefanus adalah "mahkota", yang mengajak kita juga belajar menjadi "mahkota"nya Tuhan, yang punya "hikMAH, KOmitmen dan cinTA."
Adapun tiga sikap yang bisa kita petik supaya kita bisa menjadi "mahkota"nya Tuhan, yang punya hikmah-komitmen dan cinta, al:
1.Keberanian:
Stefanus mengajak kita untuk berani bersaksi karna seperti kata Bo Sanchez, Tuhan telah lebih dulu mencintai kita sepenuhnya.
2.Keyakinan:
Kita diajak untuk hidup dengan penuh keyakinan iman.
Inilah tanda optimisme orang beriman karna Tuhan sendirilah yang telah berjanji akan selalu menguatkan kita:
"Janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga." (Mat 10:19).
3.Kepasrahan:
"Kedalam tanganMu kuserahkan nyawaku," adalah kata Stefanus yang terakhir sebelum dia wafat disiksa oleh para musuhnya. Inilah sebuah ungkapan iman penuh kepasrahan seperti yang dikatakan Yesus di atas salib: "Ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu" (Luk 23:46) ataupun seperti kata Bunda Maria di Nazareth: "Aku ini hamba Tuhan-jadilah padaku menurut perkataanMu" (Luk 1:38).
"Dari Bekasi ke Palembang-
Mari bersaksi biar berkembang."
D.
Kutipan Teks Misa:
“Karena cinta, Stefanus berdoa bagi mereka yang merajam dia, untuk membebaskan mereka dari hukuman.” (St. Fulgensius dari Ruspe)
Antifon Pembuka
Pintu surga terbuka bagi Stefanus. Dialah yang pertama di antara para martir. Maka ia berseri mulia di surga, dimahkotai dengan kemenangan.
The gates of heaven were opened for blessed Stephen, who was found to be first among the number of the Martyrs and therefore is crowned triumphant in heaven.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Allah Bapa, sumber kemuliaan, pada pesta martir-Mu Santo Stefanus kami mengunjukkan persembahan ini di altar-Mu. Semoga kami mengikuti teladannya dalam membela iman dan menaruh cinta kasih kepada mereka yang memusuhi kita. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-10; 7:54-59)
"Aku melihat langit terbuka."
Sekali peristiwa Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka tampil bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang ini bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara. Mendengar semua yang dikatakan Stefanus, para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serempak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku.
Ayat. (Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.
3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:26a,27a)
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:17-22)
"Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja."
Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata, “Waspadalah terhadap semua orang! Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orangtuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Yesus bersabda, "Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu khawatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirmu" (ayat 19-20). Sabda-Nya menjadi nyata di dalam diri St. Stefanus yang kita rayakan hari ini. Dia diangkat menjadi Diakon oleh para rasul. Stefanus bertugas untuk membantu para rasul dalam hal mengurus para miskin, janda dan mengajarkan agama. Ia dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga ia dapat mengadakan banyak mukjizat dan berbicara secara bijaksana di tengah umat.
Menyimak hikmah yang dimilikinya itu, orang-orang Yahudi yang memusuhinya merencanakan dakwaannya dengan saksi palsu. Mereka menangkap Stefanus dan membawanya dalam rumah ibadat di Yerusalem. Mula-mula mereka berdebat dan segera mereka kalah. Dakwaan-dakwaan mereka ialah: "Stefanus melawan Musa dan Allah. Dakwaan ini menyudutkan Stefanus. Berhadapan dengan dakwaan ini, Stefanus yang dibimbing oleh Roh Kudus menangkal ini semua. Ia dengan panjang lebar membela diri dan menerangkan secara jelas mengenai Bapa-Bapa Bangsa dan tokoh-tokoh lain dalam Kitab Suci... yang kesemuanya membenarkan Yesus (lih. Kis 7:1-53). Mendengar hal ini para musuhnya menjadi geram.
Lalu Stefanus yang penuh dengan Roh Kudus menengadah ke surga dan berkata, "Lihatlah aku melihat surga terbuka dan Putra Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Para musuhnya dengan geram menyeret ia keluar dan merajamnya dengan batu sampai mati. Sebelum mati, Stefanus masih sempat memintakan pengampunan kepada mereka yang menganiayanya, "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!"
Stefanus yang merupakan martir pertama menjadi teladan kita dalam menghadapi orang-orang yang memusuhi kita dan menjadi teladan kita dalam mengampuni orang-orang yang melawan kita.
Antifon Komuni (Kis 7:59)
Mereka merajam Stefanus yang berdoa, "Tuhan Yesus, terimalah nyawaku."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar