Ads 468x60px

Sabtu 18 Januari 2014

Sam 9:1-4.17-19;10:1a; Mzm 21:2-7; Mark 2:13-17.

"SOCIUS - Sahabat." Inilah nama sebuah rumah singgah untuk eks narapidana dan pecandu narkoba yang kami rintis sejak 2008. Rumah "SOCIUS" ini berangkat dari kesadaran awal "homo homini socius", bahwa manusia adalah sahabat untuk sesamanya. Dalam kacamata iman, bukankah Yesus sendiri datang sebagai sahabat bagi suka dan duka kita? Pada bacaan hari ini, Ia "populis", makan bersama dengan para pemungut cukai pendosa. Hal ini berbanding terbalik dengan sikap dasar para ahli Taurat dan Farisi yang elitis sinis kepala yang lain. Ketika melihat bahwa Yesus makan bersama pemungut cukai dan orang berdosa, berkatalah mereka kepada para murid Yesus: “Mengapa Gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Mereka mudah men-cap buruk mengambil jarak terhadap "the others". Mereka mudah menaruh curiga dan berprasangka terhadap yang lain karena merasa dirinya lebih suci daripada yang lain. Padahal merupakan sebuah kenyataan bahwa banyak orang yang merindukan suasana persahabatan yang ditampilkan Yesus hari ini, antara lain:

1."Kehadiran": Ia hadir dan menyapa semuanya. Ia menjadi cerminan wajah ilahi yang selalu hadir dan mengalir di setiap tempat, tidak terbatas oleh sekat strata sosial dan kultural.

2."Keterbukaan": Hatinya terbuka pada keanekaragaman karakter dan parameter. Ia tidak mau men-cap buruk org lain karena yakin bahwa setiap pribadi adalah hadiah dan setiap perjumpaan itu adalah tukar menukar hadiah yg sama-sama datang dari dan kembali kepada Tuhan.

3."Kerendahan hati": Ia mau turun, blusukan menjumpai banyak orang lain, terlebih yang kecil dan tersingkirkan. Satu pesannya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib tapi orang sakit!" Ia menjadi team "SAR"- Search dan Rescue, yang selalu mencari menyelamatkan yang terhilang karena baginya semua pribadi itu berharga di mataNya. Ia menjadi gembala baik yang tidak diskriminatif karena menyapa semuanya. Sikap kegembalaan baik-nya ini tentulah didasari oleh semangat rendah hati yang tulus untuk berpindah tempat dan menjadikan orang lain sebagai pusat.

"Ada debat di Pangkalan Jati - jadilah sahabat yang benar sejati."

Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar