Ads 468x60px

Jumat, 13 Januari 2017

Jumat Pekan Biasa I
Markus 2:1-12

"Deus meus est omnia - Tuhanku dan semuanya."
Itulah salah satu semangat iman yang saya tulis dalam buku "HERSTORY" (RJK, Kanisius).
Jelasnya, Tuhan selalu datang bagi kita dan bagi semua orang. Ia sembuhkan orang lumpuh yang digotong kepadaNya. Ia juga menyembuhkan banyak orang yang "lumpuh rohani", yang kadang suka berpikir buruk tentang sesamanya.

Adapun trilogi iman yang ditampilkan, antara lain:

1."Berharap": 
Banyak orang, terlebih yang sakit, yang datang pada Yesus. Mereka mempunyai harapan untuk sembuh. Harapan itu juga berarti impian, impian juga berarti pekerjaan, karena harapan mesti diusahakan dan diperjuangkan, bukan? "Dum spiro spero - aku selalu berharap selagi masih bernafas".

2."Beriman": 
Empat orang sehat menggotong orang lumpuh untuk dekat dan berjumpa dengan Yesus. Mereka adalah figur orang beriman yang menyadarkan kita bahwa iman tidak cukup diungkap/dirayakan dengan "celebration" saja tapi harus diwartakan dan dibagikan secara nyata dengan "action", sehingga orang lain bisa dekat dan berjumpa dengan Tuhan. Iman mereka adalah tindakan nyata, bukan cuma dengan "mulut" tapi dengan "tangan dan kaki" yang mau dibagikan dan mau menjadi berkat bagi banyak orang lain.

3."Berbelaskasihan": 
Yesus selalu memberi kasih secara nyata bagi orang lain. Ia adalah sang Raja Kerahiman Ilahi. Hari ini, Ia kasih pengampunan dan penyembuhan bagi yang lumpuh secara jasmani sekaligus bagi orang farisi yang lumpuh secara rohani, yang enggan berpikir positif dan mudah kasak-kusuk dibelakang mencurigai-Nya dan bahkan mencap buruk diriNya sebagai penghojat Allah.

Dengan belaskasihan, hatiNya yang menjadi “misericordia vultus – wajah kerahiman”, menjadi sangat peka pada orang lain. Dia bisa mengenal hati dan kelumpuhan kita masing-masing yang terdalam. Dia mengerti dan Dia peduli pada kita.

Sudahkah kita juga belajar mengerti dan peduli, belajar berbagi dan berbelaskasihan pada sesama?

"Dari Sulawesi ke Kalimantan - Mari bersaksi hancurkan kejahatan."
NO TEROR - NO HOROR

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!


NB:

1. “Dives in Misericordia - Kaya dalam Kemurahan Hati"
Inilah nama dari ensiklik yang ditulis oleh Paus Yohanes Paulus II yang berbicara tentang kemurahan hati Tuhan.

Dalam Injil hari ini, Yesus jelas menampakkan kemurahan hatiNya terhadap orang lumpuh: “Percayalah hai anakKu, dosamu sudah diampuni.” Mengacu pada injil sinoptik yang lain (Mrk. 2:1-12; Luk. 5:17-26), hal ini terjadi di kota-Nya sendiri yaitu Kapernaum (Mrk. 2:1; Mat. 4:13).

Adapun tiga sikap kerahiman ilahi yang bisa kita petik dari tiga tokoh utama hari ini, al:

A.Orang banyak: Berbelarasa. 
Mereka membawa orang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya kepada Yesus, dengan cara diturunkan dari atap karena padatnya kerumunan banyak orang.

Jelaslah bahwa hati mereka penuh dengan belarasa sehingga mereka bisa mengantar orang lain terlebih yang sakit dan menderita untuk bisa menjumpai Yesus secara pribadi: “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.” (Mat 5:7)

B.Yesus: Berbelaskasihan. 
Ia mengasihi dan mengampuni orang, terlebih yang sakit dan tersingkirkan. Ketika Yesus melihat orang lumpuh dan empat orang lain yang mengantarnya, hatiNya tergerak oleh belaskasihan dan Ia berkata: ”Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”
Belas kasih sendiri adalah kasih yang berusaha meringankan penderitaan sesama. Belas kasih adalah kasih yang hidup, yang dicurahkan atas sesama guna menyembuhkan, melegakan, menghibur, mengampuni dan menghapus rasa sakit. Itulah kasih yang Tuhan tawarkan kepada kita dan itulah kasih yang Ia kehendaki kita tawarkan kepada sesama.

C. Orang Lumpuh: Beriman. 
Orang lumpuh menjadi sembuh dan bertumbuh penuh karena imannya. Hal ini tampak jelas ketika Yesus mengatakan: ”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Orang lumpuh itu segera mentaati perintah Yesus: Ia “bangun” (ajakan untuk bangkit dari kubangan dosa), “angkat tempat tidurnya” (ajakan untuk mengangkat kelekatan, kelemahan dan ketergantungannya untuk kemudian diserahkan ke Tuhan) dan “pulang ke rumah” (ajakan untuk kembali ke keluarganya, sebuah basis hidup beriman). Inilah inti iman: kepercayaan penuh kepada Yesus!

Sebaliknya, beberapa orang ahli Taurat malahan berkata dan berpikir buruk tentang Yesus dalam hatinya: ”Ia menghujat Allah.” Jelasnya, hati mereka “lumpuh”, tidak tergerak oleh belas kasihan, sehingga Yesus menegur mereka: ”Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu”. Dalam bahasa nabi Yesaya: “Bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku. ” (Yes 29:13)

Dari Tarsus mencari duku – Yesus Engkaulah andalanku!”

Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!



2. "Fides - Iman!"
Iman yang menjadi dasar tindakan (Ibr 11:1), adalah alasan utama sehingga Yesus menyembuhkan si lumpuh (Mrk 2:5). Adapun penyembuhan itu menimbulkan kontroversi sebab Yesus pertama-tama memberi pengampunan dosa, sesuatu yang oleh para ahli Taurat dianggap sebagai penghojatan kepada Allah. Bagi Yesus, pengampunan perlu agar hubungan si lumpuh dengan Allah dipulihkan.

Ada 3 perintah iman ilahi yang juga bisa kita kenangkan, antara lain:

A.Bangunlah:
Kita diajak untuk bangun dari kubangan dosa, bukan menjasi orang yang tidur/bermalas-malasan tapi menjadi orang yang harapannya-imannya dan kasihnya hidup sehingga juga bisa mengantar orang kepada Tuhan.

B.Angkatlah tempat tidurmu:
Kita diajak untuk mengangkat smua beban hidup kita bersama penyelenggaraan Allah, tidak asyik berdiam diri tapi terus memaknai hidup sebagai sebuah perjalanan dengan suka dan duka, dengan membawa salib hidup kita secara ringan karena yakin bahwa Allah selalu menyertai kita.

C. Pulanglah ke rumahmu:
Yesus mengembalikan seluruh nilai dan martabat kita yang "lumpuh" menjadi "sembuh", sebagai citra Allah. Sebenarnya, banyak orang yang menjadi lumpuh karena terjerat berbagai ikatan duniawi, yang terjadi bukan hanya akibat dosa personal tapi juga oleh trend sosial.

Nah, bila ada dosa sosial, maka juga sebenarnya ada iman sosial. Indahnya, dari iman sosial itu akan muncul doa dan gerakan sosial dan itu bisa kita mulai terlebih dulu dari "rumah" masing masing, yakni keluarga kita sendiri dengan setiap gulat-geliat hidupnya.

"Mbak Asih menjadi Nyonya - Hukum Kasih mengalahkan segalanya".

Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux! (RJK)



3.January 12th:
Quote from the early church fathers: 
Reverse your relation with sickness, 
by Peter Chrysologus (400-450 AD)
"Take up your bed. Carry the very mat that once carried you. Change places, so that what was the proof of your sickness may now give testimony to your soundness. Your bed of pain becomes the sign of healing, its very weight the measure of the strength that has been restored to you." (excerpt from HOMILY 50.6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar