Ads 468x60px

Selasa 11 Feb 2013

Kej 1:20-2:4a; Mrk 7:1-13

“Bonum et malum-Kebaikan+kejahatan”. Hati yg tulus melahirkan kebaikan, tp hati yg penuh akal bulus melahirkan kejahatan. Bukankah dunia kita marak o/”kejahatan” ketika hukum semarak dipermainkan+ketulusan berarak dipinggirkan? Jelasnya, kt mengalami apa yg disebut Vaclav Havel, ”the aesthetics of banality” (pendangkalan makna), ktika kt jg hidup+beriman dlm suatu kesadaran palsu krn iman kt trpisah dr hdp harian+nurani. 

Dlm bac hari ini, byk org Yahudi mjd org ”legalistis”, yg hatinya pnuh basa-basi, yg cm sibuk perihal luaran seputar hukum ”najis/halal”. Sbaliknya Yesus mjd org “realistis”, yg hatinya asli bersaksi, yg brani menyingkap makna terdalam dr sbuah hukum. BagiNya: yg menajiskan bkn makanan yg masuk ke dlm tubuh/tangan yg digunakan u/memasukkannya; tp rasa-prasangka/niat buruk yg keluar dari hati-pikiran+mulut kt (bdk.Mat 15:11-20). 


Disinilah, Yesus ajak kt u/sll mjd org yg “ERI": "Evaluatif-Reflektif-Instrospektif”, shg bs memelihara “kebaikan/bonum”+menanggalkan “kejahatan/malum” scr mendalam-bukan hanya permukaan; scr total-bukan hanya dangkal/banal/menurut ukuran ritual belaka. Bukankah sikap hati yg sll "evaluatif-reflektif+instrospektif" a/sll melahirkan kebaikan+ketulusan hdp yg nyata dlm berpikir-berkata+bertindak? Ya, Yesus ajak kt mjd org yg “munajat” (mendekat sepenuh hati pdNya) bukan “munafik” (mendekat pnuh basa-basi pdNya), yg seperti kuburan: yg luarnya putih tp dalamnya busuk, penuh tulang belulang. 

Munafik sendiri (منافق,) adl terminologi u/merujuk pd mrk yg suka berpura-pura mengikuti ajaranNya tp sebenarnya tdk mengakui+tdk melakukan dlm knyataan hdpnya. Dlm buku sy, “TANDA” (Kanisius), adapun 3 indikasi org yg munafik, al: 
MUlutnya pedas, 
NAlurinya iri hati, 
FIKirannya negatif”. 

Bagaimana dg isi hati+hdp kt sndiri? 
Slmt ber-"Evaluasi-Refleksi+Instrospeksi! 
“Taufik masuk Kopassus-Sikap munafik dibenci Yesus.” 
Tuhan memberkati+Bunda merestui. 
Fiat Lux! (@romojost.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar