Ads 468x60px

Minggu 16 Juni 2013


“Amanda et benedicta.”
Minggu Biasa XI
2Sam 12:7-10.13; Gal 2:16.19-21; Luk 7:36-8:3

“Amanda et benedicta – Dicintai dan diberkati”. Itulah yang dialami oleh Daud (bacaan I), Paulus (bacaan II) serta seorang perempuan berdosa yang juga kerap disebut sebagai “Maria Magdalena” di rumah Simon (bacaan Injil) bahwa Tuhan mencintai dan memberkati mereka dengan murah hati dan rendah hati. 

Adapun tiga sikap dasar supaya kita juga dicintai dan diberkatiNya, al: 

1.Bertobat: 
Pada Bacaan I, Raja Daud dikatakan telah melakukan dosa besar, karena mengingini Batsyeba bahkan kemudian tega membunuh Uria demi menyelamatkan harga dirinya. Tokoh Daud yang di berbagai kisah diunggulkan sebagai orang yang beriman dan rendah hati ternyata dapat melakukan kesalahan atau dosa yang serius. Kisah Daud juga menunjukkan gambaran Allah yang penuh belas kasih dan pengampunan ketika umatNya mau benar-benar bertobat. Nah, seperti Raja Daud yang bertobat setelah berbuat dosa, kita juga diajak untuk segera bertobat (Yun: metanoia: berbalik) dengan rendah hati. Ini mengandaikan adanya suatu perubahan tata hidup yang nyata dan terwujud dalam keseharian.

2.Beriman: 
Paulus meyakini bahwa ia “diselamatkan” bukan karena hukum taurat tapi karena imannya kepada Tuhan. Jelasnya, dari pihak manusia dibutuhkan iman dan perwujudannya dalam tindakan. Jika dulunya keutamaan dan berkat diukur dari pelaksanaan Taurat, kini di dalam Yesus keutamaan berkat diukur dari iman. Orang-orang yang dianggap salah menurut hukum Taurat tetap mempunyai harapan keselamatan untuk dicintai dan diberkati jika mempunyai iman yang mendalam akan Yesus.

3.Berbagi kasih:
Seperti seorang perempuan berdosa yang datang dan mendekati
Yesus, kita juga diajak untuk datang dan mendekat kepada Tuhan dengan berbagi kasih secara murah hati dan rendah hati. Adapun empat tindakan perempuan berdosa ini yang juga kadang disebut sebagai “Maria Magdalena”, al:

a. Membasahi kaki Yesus dengan “airmata”: 
Bukankah air mata datang dari hati, pusat rasa-perasaan? Maka bagikanlah kasih itu dengan sepenuh hati.

b. Mengusap kaki Yesus dengan rambut: 
Bukankah rambut adalah mahkota dan dekat dengan kepala sebagai pusat pikiran? Maka bagikanlah kasih sepenuh akal budi dengan pikiran dan kepandaian kita masing-masing. 

c. Mencium kaki Yesus dengan mulutnya: 
Bukankah mulut itu dekat dengan suara kita, sebagai tempat keluarnya pelbagai perkataan dan sapaan kita? Maka bagikanlah kasih dengan kata-kata yang manis bukan yang sinis, yang menguatkan dan bukan menjatuhkan, yang penuh muatan iman dan bukan yang penuh gosipan, yang tulus dan bukan yang penuh dengan akal bulus. 

d. Mengurapi kaki Yesus dengan minyak wangi: 
Bukankah orang Yahudi biasanya mengurapi kepala orang? Bukankah kaki adalah bagian yang paling bawah,paling kotor dan paling tidak mendapat perHATIan? Disinilah, karena Allah telah banyak mencintai dan memberkati kita dengan rendah hati, maka bagikanlah kasih Allah dengan perbuatan nyata yang berlandaskan semangat kerendahan hati sehingga keharuman dan wangi kasih Allah semakin tersebar-nyebar bagi semua orang dimanapun kita berada dan menjadi ada.. 

Yang pasti, lewat ketiga bacaan hari ini, tampaklah bahwa keselamatan manusia bukan sekedar pelaksanaan akan hukum tetapi lebih tentang kasih kepada Allah (karena Allah telah lebih dahulu mengasihi). Kita melakukan hal-hal baik bukan "supaya" dikasihi Allah, tetapi "karena" telah dikasihi oleh Allah dalam Yesus Kristus, bukan?

“Pisau belati ada di Pasar Kramat Jati – Jadilah orang yang rendah hati dan selalu murah hati.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar