Ads 468x60px

Kamis, 11 Juli 2013

“Crux Sacra Sit Mihi Lux!”
Pw. St. Benediktus Abas
Kej 44:18-21.23b-29; 45:1-5; Mat 10:7-15

“Crux Sacra Sit Mihi Lux - Semoga salib suci ini menjadi penerangku! Inilah kalimat pada salib St Benediktus (C.S.P.B - Crux Sancti Patris Benedicti - "Salib Bapa Suci Benediktus").
yang kita peringati hari ini. St. Benediktus sendiri mempunyai medali atau salib yang dipercaya oleh sebagian orang sebagai medali pengusir setan/kutukan sihir 

Adapun pada sekeliling lingkaran salibnya, kita mendapati huruf-huruf “V.R.S.N.S.M.V - S.M.Q.L.I.V.B” yang merupakan semangat iman yang tegas untuk melawan setan, sebuah kode iman yang merupakan singkatan dari: 

1.Vade Retro Satana - "Enyahlah setan!
2.Nunquam Suade Mihi Vana - Jangan menggodaku dengan kesombonganmu!
3.Sunt Mala Quae Libas - Apa yang kau tawarkan padaku adalah kejahatan.
4.Ipse Venena Bibas - Minumlah sendiri racunmu!

Inilah sebuah spirit iman yang diberikan St Benediktus untuk mengaktualisasikan pesan Yesus hari ini: “Pergilah dan wartakanlah, Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan." 

Yesus mengajak kita semua juga untuk pergi dan mewartakan Kerajaan Allah dengan empat ciri dasarnya, al:

1.Kesembuhan bagi “yang sakit”: 
Kita diajak untuk menjadi “healer”, dimulai dengan mau menyembuhkan diri sendiri karena
Tepatlah kata orang, ”memahami orang lain adalah kearifan, memahami diri sendiri adalah pencerahan.” Tentunya setelah sembuh, kita juga bisa menyembuhkan orang lain dari sakit hati dan pelbagai luka lainnya dengan obat dasarnya, yakni: belaskasihan dan pengampunan karena dalam stiap keindahan slalu ada mata yg memandang, dlm stiap kebenaran slalu ada telinga yg mendengar, tapi dlm stiap kasih slalu ada hati yg akan menerima.

2.Kehidupan bagi “yang mati”:
Kita diajak untuk menjadi “energizer”, pembangkit semangat dan sukacita bagi yang lainnya. Ini bisa dimulai kalau kita juga mau “bangun”, bangkit dari “kubangan” dan “kuburan” dosa kita sendiri dengan resep “3M -mengenal, mengalami dan mencintai Kristus dengan gembira” setiap harinya sehingga kita bisa mencapai apa yang disebut dalam bahasa Konfederasi Benediktin: “Pax in ora et labora - kedamaian dalam berdoa dan berkarya".

3.Kekudusan bagi “yang najis”:
Kita diajak untuk menjadi “frater”, saudara yang memberikan teladan kekudusan secara tulus. Hal ini bisa dibuat dengan bersikap terbuka dan fair pada keanekaragaman dan dengan tidak mudah “menajiskan” orang lain dengan kebiasaan bergosip atau bergunjing yang membuat penderitanya dikucilkan dan disingkirkan. Yang pasti, jangan pernah takut pada kesempurnaan karena Anda tidak akan pernah bisa mencapainya bukan?

4.Kemenangan bagi ”yang tertawan”
Kita diajak untuk berani dan mampu menjadi “leader”, pemimpin iman yang tegas mengusir setan dan jelas mengalahkan godaan yang kadang mentertawankan sekaligus mentertawakan hidup dan iman kita, karena iman dan akal, hati dan budi, roh jahat dan roh baik kerap selalu bersanding sekaligus bertanding. Dengan kemenangan atas setan inilah, kita bisa mengalami kemerdekaan sejati sebagai anak anak Allah dan dengan itulah kita bisa menghadirkan Kerajaan Allah secara real dan aktual setiap harinya. Seperti api memurnikan emas, Allah kerap memurnikan iman kita lewat situasi yang sulit bukan? Do our best, and let God do the rest!

"Bang Sixtus bertemu Nyonya - Tempatkan Kristus di atas segalanya”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar