Ads 468x60px

Sabtu 20 Juli 2013

"Qui credit, habeat vitam aeternam."
Kel 12:37-42; Mat 12:14-21

"Qui credit, habeat vitam aeternam-barangsiapa percaya ia beroleh hidup yang kekal." Inilah sebuah keyakinan iman kita kepada Yesus sang batu penjuru. Adapun Yesus pada awalnya menjadi “batu sandungan” bagi orang-orang Farisi, para ahli Taurat maupun para imam karena sabda dan karya Yesus bertentangan dengan mereka. Ini juga terjadi karena faktor kedegilan, ketidakpercayaan dan kecemburuan yang disebabkan popularitas dan kualitas Yesus jauh mengatasi orang-orang Farisi, para ahli Taurat maupun para imam.

Mengacu pada injil hari ini, adapun tiga matra dasar supaya kita benar benar percaya padaNya, al:

1. Proklamasi: 
”Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan”. 
Inilah “proklamasi”, semacam pernyataan diri Allah tentang Yesus yang datang ke dunia. Allah menyatakan Yesus sebagai “yang terpilih, terkasih dan terberkati”. Allah sendiri yang memberikan otoritas dan prioritas kepada Yesus, dan menjadikan Dia sebagai “Veritas – Kebenaran” bagi bangsa-bangsa. Sejak dibaptis, kita juga menjadi umatNya yang sudah “terpilih, terkasih dan terberkati”. Kita juga dijadikan “veritas-veritas kecil” bagi segala bangsa untuk lebih mengenal, melihat dan mengalami Tuhan. Dkl: Kita harus menuju kepadaNya, memandangNya, mencari segala-galanya dalam Dia, sebab semuanya dapat kita temukan dalam Dia. 

2. Inisiasi:
”Aku akan menaruh rohKu ke atasNya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa”. 
Inilah sebuah “inisiasi”(Bhs Lat, initium, inire: masuk ke/permulaan), semacam konfirmasi dari sebuah ritus awal yang menyatakan bahwa Allah benar benar memberikan RohNya kepada Yesus untuk memulai karya penyelamatan kepada segala bangsa: “Ad maiorem natus sum - Aku dilahirkan untuk hal-hal yang lebih luhur”. Dengan Roh Allah yang hidup inilah, Yesus menjadi berkat bagi banyak orang: segarkan yang lelah, tenangkan yang resah, lipurkan yang sendu dan hidupkan yang layu. Yah, Tuhan tahu yang terbaik. Apa yang dikerjakan selalu baik karena kita jelas berasal dari kasih Allah, dibentuk oleh kasih Allah dan terarah menuju kasih Allah

3. Inspirasi: 
Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya”. 
Ia menjadi pembawa obor pencerahan. Ia mewartakan harapan iman dan kasih bagi orang-orang yang tertindas dan tak berpengharapan. HatiNya jelas berpihak pada yang terkulai dan terpudar. Inspirasi hidupNya adalah kesederhanaan yang terarah pada satu tujuan yakni mencari Tuhan dalam segala, dan menemukan segala hal di dalam Tuhan: Voyes comme’est simple, il suffit d’aimer lihatlah bagaimana sederhananya semua yang kau lakukan untuk mencintai!

“Bang Jaya masuk Kopasus – Aku percaya pada Yesus!”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar