Ads 468x60px

Sabtu 6 Juli 2013

“In vino veritas.” 
Kej. 27:1-5,15-29; Mat. 9:14-17.

“In vino veritas - Di dalam anggur adalah kebenaran.” Inilah salah satu pepatah Latin yang menyiratkan betapa dekatnya anggur dengan kehidupan harian mereka. Yesus sendiri datang sebagai “pokok anggur yang baru”. 

Bicara soal anggur, ia termasuk buah dalam keluarga Vitaceae, yang bisa diolah untuk membuat juice, jelly, minuman anggur, minyak biji anggur dan kismis, atau juga bisa dimakan langsung. Kita perlu ingat bahwa anggur sebetulnya adalah tanaman tertua yang dibudidayakan manusia. Adalah sebuah penelitian historis: Pada mummi di Mesir (yang telah berusia lebih dari 3000 tahun), ditemukan biji-biji anggur yang diduga merupakan bekal kematian. Adapun, anggur adalah buah meja di lingkungan Kekaisaran Yunani dan Mesir Kuno, jelasnya buah anggur ini telah dikonsumsi sejak zaman pra sejarah dengan beberapa warnanya, yaitu: merah, ungu, hijau dan kuning. 

Ibarat anggur yang mempunyai aneka keutamaan, adapun dua keutamaan Yesus yang tampak pada bacaan hari ini yang juga pernah saya tulis dalam buku "XXX - Family Way" (Kanisius), al:

1.Menyegarkan: 
Buah anggur kaya antioksidan dan mengandung pelbagai vitamin serta memiliki serat dan kadar air yang tinggi. Ia juga memiliki kandungan mineral besi, fosfor, kalsium, serta kalium. Jelasnya, buah anggur itu menyegarkan. Ia melancarkan aliran darah dan obat bagi para penderita liver, ginjal dan sistem pencernaan. Yesus juga hadir untuk menyegarkan iman kita. Ketika semua yang lain sedang berpuasa sesuai tradisi keagamaan yang berlaku, para murid Yesus justru makan. Kenyataan itu dikisahkan dalam perikop Injil hari ini. Para murid Yohanes datang kepada Yesus dan mempersoalkan kenyataan tersebut. Mereka berkata kepada Yesus: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak? Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu ada bersama mereka? (Mat. 9:14-15). Ia menginkan ketulusan hati dalam menjalankan ritual iman. Bukankah setiap pemikiran dan tindakan yang baik harus diawali dengan hati yang baik pula? Ia mengajak kita beriman secara segar, sesuai dengan konteks aktual karena didasari hati yang merdeka sebagai anak anak Allah: "..Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya" (Mat 9:17)

2.Menyembuhkan: 
Biji anggur dapat menghentikan penyebaran dari sel-sel kanker karena memiliki kandungan seng dan mangan. Seng dan mangan inilah yang berguna juga untuk mengatasi peradangan prostat, mengerem laju penuaan, mencegah penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis) termasuk mencegah stroke dan serangan jantung. Selain itu, biji anggur dapat merangsang pembentukan jaringan kolagen yang menggantikan kulit tua atau rusak. Biji anggur menjanjikan kemampuan lebih baik dalam meredam penuaan dan menggiatkan peremajaan sel-sel tubuh manusia. Jelasnya, ia hadir dan menyembuhkan. Itulah juga yang dibuat oleh Yesus. Ia menyembuhkan kedegilan dan kepicikan iman kita. Ia hadir bagaikan ‘anggur baru’ dengan ‘kantong anggur yang baru’ (Mat. 9:17). Ia mengajak kita juga untuk “sembuh”: sungguh-sungguh mau hidup secara baru bersama Dia dan dalam Dia.

“Daun waru di Taman Asri - Mari lahir baru setiap hari.” 
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar