“Caritas Christi Urget Nos!”
PW. St Theresia Avilla
Rm 1:16-25; Luk 11:37:41
“Caritas Christi Urget Nos - Kasih Kristuslah yang mendorong kami.”
Bersama dengan peringatan St Teresa dari Avila yang juga dikenal dengan nama
“Teresa dari Yesus” atau “Teresa Besar”, Tuhan mengajak kita untuk lebih
memiliki kasih yang sejati, yang lebih memperhatikan esensi daripada sekedar
eksebisi, bukan apa yang sekedar nampak di permukaan tapi apa yang ada di
kedalaman: "Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan
sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu" (Luk 11:41)
Adapun tiga hal yang dianjurkan St Teresa dari Avila agar kita lebih
memiliki kasih yang lebih sejati, al:
1. Kemiskinan:
St Teresa dari Avila mengajak kita untuk total menyerahkan diri
kepadaNya, bersemangat miskin di hadapan Tuhan: “Aku bukan milikku lagi, Aku
telah menyerahkan diri. Aku menyerahkan diri kepada Allah, maka kini CintaNya
menjadi milikku dan aku menjadi milikNya. Jelasnya, kepenuhan hidup itu dicapai
dengan "kekosongan diri": “melupakan” diri dan “memberikan” diri
sepenuhnya. Bukankah “orang baik finish terakhir”, kata dunia, tapi “yang
terakhir inilah akan menjadi yang pertama,” jawab Yesus!
2. Kesunyian
St Teresa dari Avila melepaskan diri dari hasrat berhubungan dengan
orang lain secara tetap, dan diapun lebih memilih untuk hidup menyendiri. Ia
juga pernah jatuh sakit dan koma untuk 4 hari lamanya disusul dengan kelumpuhan
selama 3 tahun. Dalam penderitaannya ini, hatinya malahan semakin mantap dalam
mencintai keheningan. Ia meyakini bahwa untuk mencapai sesuatu yang baik sangat
bergunalah untuk mengalami ‘gelap’, dan dengan demikian memperoleh
pengalaman." Dia pernah menyatakan bahwa selama sakit, dia naik dari
tingkat terendah, yakni dari “ingatan" ke "devosi keheningan"
yang merupakan salah satu persatuan yang sempurna dengan Allah: “Stop leaving
and you will arrive. Stop searching and you will see. Stop running and you will
be found”.
3. Kerohanian
Di hadapan lukisan Yesus, St Teresa dari Avila mengalami kekayaan iman
"berkat air mata." Ia merasakan suatu kesedihan Tuhan yang mendalam.
Dalam visionnya, ia menuliskan bahwa ada malaikat (seraphim) yang menusukkan
tombak emas ke jantungnya. Ingatan akan kejadian ini mendorongnya untuk semakin
mengikuti penderitaan Yesus, tercatat sebagai mottonya: "Bapa, biarkan aku
menderita atau biarkan aku mati." Baginya, orang yang selalu berdoa tidak
selalu memikirkan doa yang dilakukannya melainkan memikirkan Allah yang menjadi
tujuan doanya karena doa tidak lain dan tidak bukan berarti sebuah persahabatan
dengan Allah.
Selain tiga hal mendasar di atas, St Teresa dari Avila juga menulis
sajak doa yang selalu dibawanya: “Janganlah khawatir tentang apa pun, segalanya
akan berlalu. Janganlah takut akan apa pun, Tuhan tidak berubah. Kesabaran akan
menang atas segala. Barangsiapa percaya akan Allah, tak akan kekurangan. Tuhan
saja cukup.”
“Ada mata yang berseri seri - Hiduplah dengan penuh cinta setiap hari.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar