Ads 468x60px

Selasa 15 Oktober 2013

“Caritas Christi Urget Nos!”
 PW. St Theresia Avilla
Rm 1:16-25; Luk 11:37:41

“Caritas Christi Urget Nos - Kasih Kristuslah yang mendorong kami.” Bersama dengan peringatan St Teresa dari Avila yang juga dikenal dengan nama “Teresa dari Yesus” atau “Teresa Besar”, Tuhan mengajak kita untuk lebih memiliki kasih yang sejati, yang lebih memperhatikan esensi daripada sekedar eksebisi, bukan apa yang sekedar nampak di permukaan tapi apa yang ada di kedalaman: "Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu" (Luk 11:41)

Adapun tiga hal yang dianjurkan St Teresa dari Avila agar kita lebih memiliki kasih yang lebih sejati, al:

1. Kemiskinan: 
St Teresa dari Avila mengajak kita untuk total menyerahkan diri kepadaNya, bersemangat miskin di hadapan Tuhan: “Aku bukan milikku lagi, Aku telah menyerahkan diri. Aku menyerahkan diri kepada Allah, maka kini CintaNya menjadi milikku dan aku menjadi milikNya. Jelasnya, kepenuhan hidup itu dicapai dengan "kekosongan diri": “melupakan” diri dan “memberikan” diri sepenuhnya. Bukankah “orang baik finish terakhir”, kata dunia, tapi “yang terakhir inilah akan menjadi yang pertama,” jawab Yesus!

2. Kesunyian 
St Teresa dari Avila melepaskan diri dari hasrat berhubungan dengan orang lain secara tetap, dan diapun lebih memilih untuk hidup menyendiri. Ia juga pernah jatuh sakit dan koma untuk 4 hari lamanya disusul dengan kelumpuhan selama 3 tahun. Dalam penderitaannya ini, hatinya malahan semakin mantap dalam mencintai keheningan. Ia meyakini bahwa untuk mencapai sesuatu yang baik sangat bergunalah untuk mengalami ‘gelap’, dan dengan demikian memperoleh pengalaman." Dia pernah menyatakan bahwa selama sakit, dia naik dari tingkat terendah, yakni dari “ingatan" ke "devosi keheningan" yang merupakan salah satu persatuan yang sempurna dengan Allah: “Stop leaving and you will arrive. Stop searching and you will see. Stop running and you will be found”.

3. Kerohanian
Di hadapan lukisan Yesus, St Teresa dari Avila mengalami kekayaan iman "berkat air mata." Ia merasakan suatu kesedihan Tuhan yang mendalam. Dalam visionnya, ia menuliskan bahwa ada malaikat (seraphim) yang menusukkan tombak emas ke jantungnya. Ingatan akan kejadian ini mendorongnya untuk semakin mengikuti penderitaan Yesus, tercatat sebagai mottonya: "Bapa, biarkan aku menderita atau biarkan aku mati." Baginya, orang yang selalu berdoa tidak selalu memikirkan doa yang dilakukannya melainkan memikirkan Allah yang menjadi tujuan doanya karena doa tidak lain dan tidak bukan berarti sebuah persahabatan dengan Allah. 

Selain tiga hal mendasar di atas, St Teresa dari Avila juga menulis sajak doa yang selalu dibawanya: “Janganlah khawatir tentang apa pun, segalanya akan berlalu. Janganlah takut akan apa pun, Tuhan tidak berubah. Kesabaran akan menang atas segala. Barangsiapa percaya akan Allah, tak akan kekurangan. Tuhan saja cukup.” 

“Ada mata yang berseri seri - Hiduplah dengan penuh cinta setiap hari.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux

Tidak ada komentar:

Posting Komentar