Yes 58:9b-14; Mzm 86:1-2.3-4.5-6; Luk 5:27-32.
"Ecclesia est peccatorum - Gereja identik dengan kaum pendosa!" Inilah salah satu status twitter saya yang didasari keyakinan bahwa Gereja yang ada di tengah gulat-geliat dunia ini bukanlah melulu museum orang kudus tapi sekaligus rumah sakit buat para pendosa, bukan? Hal ini juga terinspirasi ketika saya bertemu dengan Bo Sanchez, seorang aktivis Katolik dari Filipina yang mencoba untuk selalu merangkul banyak "pendosa" yang tidak tersapa oleh Gereja, yang disebutnya sebagai "unchurch people".
Adapun hari ini, orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut ketika melihat Yesus dan para muridNya makan dan minum bersama-sama dengan "unchurch", yakni pemungut cukai dan orang berdosa. Hari inilah, Yesus yang mencintai para pendosa memberi "tiga PER" atau semacam penegasan dasar, antara lain:
1."Per-jumpaan": Tidak seperti orang farisi dan ahli kitab yang "legalis"dan "elitis", yang sibuk menjaga jarak dengan mudah men-cap buruk orang lain, sebaliknya Yesus menjadi orang yang benar-benar suci dan berani "blusukan", berjumpa secara terbuka dengan semua orang lain tanpa banyak praduga dan curiga.
2."Per-HATIan": Yesus mengatakan: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib tapi orang sakit. Ia menegaskan bahwa kedatanganNya bukan untuk memanggil orang benar tapi orang berdosa. Ia jelas memiliki perHATIan pada para pendosa, keterlibatan dan keberpihakannya jelas yakni untuk mendatangkan keselamatan bagi para pendosa, yang kerap dicap buruk oleh dunia sekitarnya.
3."Per-tobatan": Kedatangan dan perjumpaanNya mengajak semua orang untuk bertobat, ber-"metanoia", berbalik dan lahir baru menjadi orang yang benar-benar baik karena diyakinkan sebagai pendosa yang dikasihi.
"Buah maja buah nangka-Jadilah Gereja yang selalu terbuka."
Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
PIN HIK: 752D878C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar