Ads 468x60px

Sabtu 08 November 2014

Pekan Biasa XXXI
Filipi 4: 10-19; Lukas 16: 9-15

"Pecunia non olet- Uang itu tidak berbau."
Inilah salah satu ucapan Kaisar Vespasianus yang membuat pajak kota Roma dimana diyakini bahwa uang itu netral. Ia tidak bersifat baik atau jahat karna tergantung siapa pemakainya. Disinilah, kita diajak untuk memakai "mamon" (uang/ harta milik) sebagai cara untuk memuliakan Allah dan mengangkat sesama manusia. 


"Mamon" sendiri berasal dari kata Aram yang berarti: uang/laba. Uang itu dikatakan sebagai "mamon tidak sah", tidak hanya dikarenakan diperoleh dengan jalan tidak jujur tapi juga karena landasan dasar bahwa uang itu bukan milik mutlak manusia, melainkan pinjaman dari Allah, guna aneka kepentingan abadi dan harus digunakan hanya untuk tujuan itu. Jelasnya, Tuhan menyatakan secara tidak langsung bahwa "uang" dapat dipergunakan sebagai sarana untuk menolong orang lain, dan rasa berterima kasih orang-orang yang tertolong itu akan memastikan suatu sambutan yang baik di dalam keabadian:

“Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur."
Ya, "uang" dapat menjadi berkat, juga bisa menjadi kutuk, tergantung bagaimana menggunakannya: menjadikannya pemuas keinginan pribadi atau sebagai sumber untuk melayani sesama. Seharusnyalah kita bijak dalam memaksimalkan penggunaan "uang", yang sudah dipercayakan pada kita.

Ingatlah bahwa uang tidak dapat dibawa mati. Uang hanya bernilai selama kita hidup saja, maka jangan gunakan uang hanya untuk diri sendiri, gunakanlah juga untuk keselamatan orang lain, karna tepatlah kata Cicero dalam 'De Legibus', "salus populi suprema lex-keselamatan manusia (adalah) hukum tertinggi."

"Dari Surabaya ke Istana Kana -Jadilah orang yang kaya dan bijaksana."


Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux! @RmJostKokoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar