Ads 468x60px

Kamis, 26 Februari 2015



Pekan I Prapaskah
Est. 4:10a,10c-12,17-19;
Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8; Mat. 7:7-12.

"Orate - Berdoalah!!"
Inilah salah satu ajaran iman dalam gereja kita. Adapun perintah doa yang berpola “MCK”- “Minta-Cari-Ketok” ini sendiri adalah bentuk kata kerja yang mengandung arti iman dengan 3 pilar dasar: “pkk”, perjuangan-kesinambungan dan ketekunan.

Yang pasti: Apakah yang membuat permohonan doa kita dijawab? Kesungguhan kita berdoa atau kebaikan Allah? Dua duanya!

Kita berdoa dengan penuh kesungguhan bukan karena Allah perlu "dipaksa" oleh rantangan/rentetan doa kita, tetapi karena kita percaya Allah baik adanya.
Ya, kesungguhan dan ketekunan berjalan seiring dengan keyakinan bahwa doa kita disambut olehNya.

Melalui ketiga kata kerja “MCK”, ada tiga hal pokok yg bisa kita buat, al:

1.Berharap:
Posisi pendoa ada dalam posisi orang yang berkebutuhan sedangkan Tuhan dalam posisi penjawab.
Dalam posisi demikian, yang menentukan bukan pendoa tetapi sang penjawab doa, bukan? Disinilah kita butuh sikap yang terus ber-pengharapan.

2.Bertekun:
Ketiga kata kerja “MCK” menekankan ketekunan yang lahir dari keyakinan bahwa Allah baik adanya dan pasti akan menjawab doa-doa kita sesuai dengan sifat kerahimanNya yang tanpa batas.

3.Berbuah:
Keyakinan akan kebaikan Allah bukan saja berdampak pada kehidupan doa kita, tetapi juga berdampak pada sikap sosial kita.
Seperti Bapa Surgawi memberikan yang terbaik untuk kita, kita juga mau berbuah, memberikan yang terbaik untuk sesama kita.
Yang pasti, "oratio sit pura-berdoa itu harusnya murni", karena doa berarti menundukkan diri kepada kehendak Allah. Jangan menjadikan doa sebagai alat untuk mengatur atau memaksa Tuhan. Yakinlah bahwa Allah baik dan akan memberi yang terbaik bagi kita.

"Tas Dowa ada di Yogya-
Rajin berdoa membuat hidup lebih bercahaya."

Salam HIKers,
Tuhan
memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar