Ads 468x60px

Selasa 10 Februari 2015

Kej 1:20-2:4a; Mzm 8;Mrk 7:1-13.

“Philosophia - Pecinta kebijaksanaan.”
Inilah yang diwartakan Yesus ketika menegur sikap orang Yahudi, yang menyamakan ajaran tradisi manusia dengan ajaran Tuhan; dan dengan demikian malahan tidak menangkap esensi/prinsip dasar ajaran Tuhan yang penuh kasih.

Adapun ‘tradisi’ yang dibicarakan di sini bukanlah tradisi suci para rasul, yang justru bersumber dari ajaran Yesus dan Gereja Perdana, melainkan tradisi manusia yang berasal dari ajaran adat istiadat nenek moyang bangsa Yahudi (tradisi rabinis) yang mengambil kebiasaan kuno pada zaman itu.

Jelasnya, orang Farisi dan para ahli Taurat menjadi tidak bijaksana karena bermental tradisionalis dan legalis (Mat 5:27-28; 6:1-7; Yoh 1:13; 3:3-6; Mat 5:20; Yes 1:11; Am 4:4-5).
Tercandra, bahwa orang legalis seperti itu kerap memuliakan Allah dengan bibir, sedangkan hati mereka jauh dari Allah; dari luar mereka tampaknya benar, tetapi hatinya sama sekali tidak mengasihi Allah.

Ya, Yesus jelas mengecam ketidaktulusan dan kemunafikan kaum Farisi seperti ini.
Perkataan dalam kitab nabi Yesaya (Yes 19:13), yang mengecam ketidaktulusan orang-orang sejamannya di dalam menyembah Tuhan, menjadi relevan untuk dihubungkan dengan sikap kaum Farisi yang menentang Yesus ini. 

Dalam semangat mereka untuk mempertahankan tradisi-tradisi yang berasal dari pendangan- pandangan para guru/rabbi mereka di zaman dahulu, mereka malah mengabaikan kewajiban-kewajiban yang lebih mendasar dari hukum Tuhan.

Bagaimana dengan kita?

"Dari Cisantana ke Pasar Koja -
Jadilah bijaksana dan bersahaja."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar