Ads 468x60px

Kamis 12 Maret 2015

Yer. 7:23-28; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; Luk. 11:14-23.

“Via unitiva - Jalan Persatuan.”
Tidak mungkin kita bersikap netral dalam konflik rohani karena kuasa Kerajaan Allah dan kuasa Beelzebul adalah dua hal yang berlawanan, yang tak pernah dapat bertemu dan berdamai.
Kuasa yang menyelamatkan dan mendamaikan tak dapat berjalan seiring dengan kuasa yang menggelapkan dan membinasakan. 


Jelasnya, iman bukanlah politik karena dalam dunia politik banyak kompromi, tak ada ikatan persekutuan yang langgeng, setiap saat koalisi dapat dibuat/dibubarkan/diingkari.
Sebaliknya dlm ranah iman, kuasa Allah jelas tak dapat berkompromi dengan setan:
"Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan"
(Luk 11:23, Luk 9:50).

Sikap Yesus jelas!
Tidak ada posisi netral antara Allah dan Iblis, antara kebenaran dan kejahatan, antara kekudusan dan dosa.
Dengan kata lain: Kita diajak menjadi orang beriman “sejati”, tidak ada kepalsuan di dalamnya. Mengacu pada bacaan hari ini, karena musuh-musuh Yesus tidak mau mengakui bahwa Dia datang dari Allah, maka mereka terus sibuk ber-prasangka buruk dan mengaitkan kuasa-Nya dengan Beelzebul.

Ini merupakan terjemahan dari istilah Ibrani Baalzebul, "dewa lalat/dewa tempat tinggal," nama dari salah satu dewa orang Filistin, yang diambil alih oleh Yudaisme menjadi nama Iblis.
Iblis sendiri memang selalu menentang kedatangan Kerajaan Kristus (Luk 11:24-26; Mat 13:18-30; Why 12:12).

Disinilah, Yesus menyatakan keunggulan-Nya atas Iblis dan kemampuan-Nya untuk membebaskan orang dari Iblis karena kuasaNya sungguh datang dari kesatuannya dengan Allah. Ia mempertunjukkan kuasa ilahi dalam hal mengusir setan-setan, mengalahkan Iblis dan merampas miliknya (Luk 11:20-22) karena memang Yesuslah perwujudan kasih Allah yang esa dan kuasa.

“Cari kaktus di Laut Mati–
Ikutilah Kristus sepenuh hati."


Salam HIKers,
Tuhan
memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar