Ads 468x60px

Rabu 11 Maret 2015

Pekan Prapaskah III
Ul 4:1.6-9
; Mzm 147; Mat 5:17-19.

“Ecce Sacerdos Magnus - Pandanglah Imam Agung.”
Secara sederhana, ada 5 pokok wejangan Yesus sebagai Imam Agung dalam Kotbah di Bukit, antara lain:

1. Semangat yang harus menjiwai anggota Kerajaan Allah. (Mat 5:3-48).
2. Semangat untuk "menggenapi" hukum/adat-istiadat leluhur. (Mat 6:1-18).
3. Sikap terhadap harta benda (Mat 6:19-34).
4. Perihal hubungan dengan sesama (Mat 7:1-12).
Yang pasti, Yesus sang Imam Agung ini datang ke duniabukan untuk membatalkan Hukum Taurat tapi untuk menggenapinya menurut hakekat yang terdalam, yaitu untuk mengasihi Allah dan sesama. 

Ia menegaskan bahwa Perjanjian Lama adalah firman Allah yang kekal. Maka, siapapun yang melalaikan/melanggar satu perintah saja dari firman Tuhan itu, ia telah melanggar seluruh firman Tuhan. Lebih lanjut, Yesus sang Imam Agung menegur para imam, ahli Taurat dan orang Farisi sebagai orang yang tidak sejati hidupnya.

Nah, bagaimana mungkin orang yang kesehariannya bergaul dengan firman dan hukum Tuhan ternyata di mata Yesus tidaklah sejati dan bukanlah pewaris Kerajaan Surga? Bisa jadi, ketaatan orang Farisi hanya bersifat lahiriah karena tidak didasarkan atas kasih kepada Allah dan sesama tapi demi cinta diri dan kesombongan rohani. Dengan kata lain: Yesus ingin agar kita memberlakukan firman dan hukum Tuhan dengan sungguh mulai dari dalam hati bukan hanya sekadar ucapan/tingkah laku lahiriah karena sejatinya, hukum Taurat dan firmanNya diberikan Tuhan supaya kita hidup lebih bermutu.

Indahnya: hidup, ajaran dan karya penebusan Kristus adalah penggenapan hukum Taurat.
Hanya Kristus-lah yang dapat membebaskan kita untuk hidup benar di hadapan hukum Allah dan dalam hubungan yang benar dengan sesama karena Ia menghayati hukum Tuhan
sepenuhnya dari hati yang tulus dan kudus.

"Cari kardus di Lebak Bulus-
Jadilah kudus dan tulus."

Salam HIKers,
Tuhan
memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh


Tidak ada komentar:

Posting Komentar