Ads 468x60px

Kamis 30 Juli 2015


Pekan Biasa XVII
Kel 40:16-21,34-38; Mzm 84:3-6a,a,11; Mat 13:47-53

“Gratia Domini – Rahmat Tuhan.”
Inilah yang kita rasakan sekaligus kita harapkan senantiasa terjadi dalam keseharian hidup. Mengacu pada abacaan injil hari ini, adapun tiga hal yang diangkat, antara lain:


1. Perjalanan:
Bangsa Israel sebagai pilihan Tuhan mengadakan perjalanan selama puluhan Tahun dari Mesir menuju Tanah Terjanji. Hidup kita adalah juga sebuah perjalanan bukan? Kita adalah “homo viator”, peziarah yang berjalan melintasi padang gurun di dunia dan menuju tanah terjanji di surga. Yang pasti perjalanan penuh kesengsaraan menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, tahan uji menimbulkan pengharapan dan pengharapan tidaklah mengecewakan. Disinilah, kita diajak ber- “Va’ dove ti porta il cuore - pergilah kemana Hati membawa”, untuk bergerak terus menuju pada Tuhan, sang empunya “Tanah Terjanji” dalam peziarahan hidup ini (Jw: jiarah: siji sing diarah: satu yang dituju):

2. Penyertaan:
"Awan Tuhan berada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah". Konteks alam di padang pasir adalah ekstrim: ketika siang sangat panas dan ketika malam sangat dingin. Satu yang menarik adalah ketika panas di siang hari maka Tuhan hadir sebagai “awan” yang menyejukkan, dan ketika dingin di malam hari, maka Tuhan hadir sebagai “api” yang menghangatkan. Tuhan sebagai “ awan” dan “api” setia menolong mereka melewati Laut Merah, memberi mereka air yang keluar batu karang serta memberi mereka makan manna yang turun dari surga: “Deus intimo meo” - Tuhan lebih dekat padaku daripada aku dengan diriku sendiri; Deus intimo tuo”: Tuhan juga dekat dengan semua orang karena Tuhanlah pusat hidupku dan juga pusat hidup org lain. Jelasnya, Ia senantiasa hadir dalam suka duka dan pahit manis hidup kita karena kasihNya tak pernah berkesudahan (Jw: Gusti ora sare: Tuhan tak pernah tidur): ): Ah, qu’il est bon, le bon Dieu”. God is Good! Ah, betapa baiknya Allah yang baik!

3. Perutusan:
Selama hari-hari terakhir ini, Yesus ternyata menjelaskan perihal Kerajaan Surga (Sanskrit: Svarga, Jw: Swarga, Hokkian: Thian,
) sebanyak tujuh kali perumpamaan dalam sebuah bab di Injil Matius (Bdk. Mat 13): BagiNya, surga itu datang dengan sederhana dan lewat hal-hal sederhana, seperti seorang penabur benih, gandum di tengah ilalang, biji sesawi, ragi, harta terpendam, mutiara dan hari ini ditegaskan surga seperti jala/pukat berisi ikan yang baik. Hari inilah, kita diutus untuk berjuang menciptakan surga secara nyata, dengan menjadi “benih” yang berakar bertumbuh dan berbuah, menjadi “gandum” yang hidup di tengah lalang, menjadi “sesawi” yang menyejukkan karena SEderhana-SAbar dan manusiaWI, menjadi “ragi” yang mengembangkan kebaikan karena RAjin berbaGI, memiliki “harta terpendam” yang penuh HARapan dan sukaciTA, memiliki “mutiara yang berharga” karena setia “MUliakan Tuhan-TIngkatkan iman+ARAhkan ke tujuan, serta berjuang menjadi “ikan yang baik” di dalam pukat/jalanya Tuhan. Bukankah tak ada hal yang lebih membahagiakan selain, bertemu dengan Allah, lalu sesudah itu memantulkan cahaya wajahNya kepada orang lain? Ite missa est . Pergilah kamu diutus!

“Ada Angga ada Hari - Ciptakan surga setiap hari.”

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0


Tidak ada komentar:

Posting Komentar