Ads 468x60px

Minggu 26 Juli 2015

  

Hari Minggu Biasa XVII B
2 Raj 4:42-44; Ef. 4:1-6; Yoh 6:1-15.

"Donato cum caritate - Aku berbagi dengan cintakasih."
Kisah mukjizat penggandaan lima roti dan dua ikan menunjukkan dinamika kasih yang mau dibagikan, seperti yang saya tulis dalam buku "HERSTORY" (Kanisius), hari ini kita dipanggil menjadi pribadi ekaristis yang siap untuk mengalami "4 DI-mensi", yakni: "DIpilih-DIberkati-DIpecah-DIbagi bagi". 

Adapun tiga rumus iman "3B", supaya kita sebagai pribadi ekaristis bisa belajar berbagi dengan penuh cintakasih, antara lain: 

1. "Berawal dari apa yang sudah ada":
Bukankah kita sudah punya "5 roti dan 2 ikan"? Ada 5 jari tangan di kiri juga di kanan. Ada 5 jari kaki di kanan juga di kiri. Ada juga 5 indera kita bukan? Ada 2 tangan, 2 kaki, 2 mata, 2 telinga, 2 lubang hidung dll. Jangan tunggu tapi mulailah dari "2 tangan" dan "5 jari" kita. Sederhana bukan? Kasih yang mau dibagikan diawali dengan kerelaan hati untuk rela mempersembahkan milik yang kita sudah punyai kepada Tuhan.

2. "Bagikanlah sepenuh cinta":
Roti dan ikan ini dibagikan untuk 5000 orang laki-laki. Inilah simbol bahwa cinta yang dibagikan itu seharusnya terbuka bagi banyak org: tidak bersekat dan berjarak, melintasi batas sosio-historis, agama-budaya, suku dan latarbelakang karena jelaslah bahwa cintakasih adalah sesuatu yang universal dan bebas dari aneka kepentingan/"hidden agenda". 

3. "Biarkanlah Tuhan yang akan menyempurnakannya":
5 roti dan 2 ikan untuk 5000 orang adalah sesuatu yang mustahil, tapi dalam Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil: "Impossible" menjadi I'm possible". Ya, dalam segala niat dan karya baik, Tuhan tidak tinggal diam, Tuhan pasti yang akan selalu menyelenggarakannya, Deus providebit. Tugas kita hanyalah terus menabur kasih tanpa jemu kepada semuanya dan biarkanlah "invisible hand" - tangan Tuhan yang menyempurnakannya.

"Mas Sugi pergi ke Pulau Bidadari - Mari kita terus berbagi setiap hari." 

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.




P A N I S
Minggu, 26 Juli 2015

Minggu Biasa XVII
2 Raj 4:42-44; Ef 4:1-6; Yoh 6:1-15


“Panis Angelicus - Roti para malaikat.”

Itulah judul sebuah lagu berbahasa latin yang kadang dipakai dalam perayaan ekaristi.
Lirik lengkapnya:
“Panis Angelicus fit panis hominum.
Dat Panis caelicus figuris terminum.
O res mirabilis.
Manducat Dominum pauper servus et humilis”

Roti malaikat menjadi roti manusia.
Roti surgawi mendapat bentuk terbatas.
Oh begitu mengagumkan. 

 
Hamba yang miskin dan hina makan Tuannya.
Memang, ada begitu banyak roti yang kita kenal di mall atau resto: Ada roti tawar sampai roti tart, dari Bread Talk di Singapura, Bread In, J Co, Dunkin Donuts di Amerika, Holland Bakery sampai roti Unyil di Bogor. Tapi "roti para malaikat" ini istimewa: “Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Maka dari itulah, saya mengartikan "roti" ini sebagai: “Rahmat Oleh Tuhan, yaitu Iman”.

Yesus dalam mukjizat penggandaan roti ini kadang disebutkan “naik ke atas gunung” dan “duduk” di situ dengan murid-murid-Nya. “Naik ke atas gunung” mengingatkan kita akan figur Musa yang naik ke atas gunung untuk menerima ‘Dekalog – 10 Perintah Allah’. Gunung sendiri adalah tempat favorit para nabi, terutama Musa. Sedangkan kata “duduk” menjelaskan suatu kebiasaan bahwa para rabi biasanya duduk dulu, baru kemudian mengajar. Selain itu menggambarkan Yesus sebagai hakim, raja, dan imam. Mukjizat ini sendiri adalah satu-satunya mukjizat yang terdapat dalam keempat Injil: dalam Markus disebut dua kali, 6:31-44 dan 8:1-10; dalam Matius disebut dua kali juga, 14:13-21 dan 15:32-38; dalam Lukas disebut satu kali, 9:10-17; dalam Yohanes disebut satu kali di Yoh 6:1-15.
Mengapa juga ditampilkan roti dan ikan? Inilah sebuah kombinasi karya antara Allah dan manusia. Roti adalah makanan olahan (budaya dan karya manusia), sedangkan ikan adalah makanan alamiah (karya Allah). Di dalam ekaristilah, terkait dua hasil karya, ilahi dan insani. Keduanya menjadi tersatukan di tangan seorang pribadi bernama Yesus, dengan tiga keutamaan iman, antara lain:

1. Bersyukur:
Secara sederhana, iman dalam kacamata Magisterium (kuasa/wewenang mengajar yang sah), berarti gratia, semacam karunia cuma-cuma dari Allah (grace-gratia-gratis). Lewat roti ekaristi inilah (hosti: kurban), kita dipilih dan diberkati untuk mendapatkan rahmatNya. Bukankah ditampakkan dalam kisah ini, Yesus yang berkenan mengambil – memberkati - memecahkan dan memberikan roti pada kita. Demikian juga, para pastor melakukan hal demikian dalam Ekaristi, (Yun: eucharisteo, bersyukur), bukan?

2. Berbagi:
Dengan memberi, bukan dengan menerima, kita bisa menjadi kaya, bukan? Dalam mata iman, kita diajak menjadi roti bagi yang lain dengan siap “dipecah” dan “dibagi bagi”. Seperti Yesus yang tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, kita juga diajak untuk rela berbagi “5 roti” dan “2 ikan” yang ada pada kita dengan doa, kata dan tindakan nyata kita . Tidak cukup kita memiliki Yesus, kita harus juga membagi berkat itu kepada sesama yang berkekurangan, karena tak seorang pun sia-sia di dunia ini, ketika ia meringankan beban kehidupan bagi orang lain. 

3. Bertanggung jawab:
“Kamu harus memberi mereka makan." Inilah perintah Yesus pada para murid. Ia ingin agar para murid-Nya peka dan ikut bertanggung jawab dengan segala “kekurangan” di sekitarnya. Bukankah segala hal dan usaha baik yang dipersembahkan kepada-Nya, diterima-Nya, diberkati, dilipatgandakan. Hasilnya? Lima roti dan dua ikan itu mengenyangkan 500 orang, bahkan sisa 12 bakul: ”Mulailah dari apa yang ada, bagikanlah sepenuh cinta dan biarkanlah Tuhan yang akan menyempurnakannya.” 

“Pak Margi di Taman Asri – Mari berbagi setiap hari.”

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.




Ego sum Panis Vitam - Akulah roti hidup."
Dipilih
Diberkati
Dipecah
Dibagi bagi

Minggu, 26 Juli 2015

Minggu Biasa XVII
2 Raj 4:42-44; Ef 4:1-6; Yoh 6:1-15

"Ego sum Panis Vitam - Akulah roti hidup." Inilah salah satu identitas Yesus (Yoh 6:35), yang berbicara banyak soal keagungan sakramen ekaristi yang juga menjadi pesan pokok pada bacaan injil hari ini. 

Adapun hari ini, Ia membuat mukjizat ke-4 yakni penggandaan roti yang juga menjadi cikal bakal pemaknaan sakramen ekaristi. Inilah satu-satunya mukjizat yang terdapat dalam ke-4 injil. Dlm injil, Yesus disebutkan "naik ke atas gunung" dan "duduk" disitu. Gunung adalah tempat favorit para nabi terutama Musa dan kata "duduk" menjelaskan Yesus yang hadir sebagai "nabi-imam dan raja." 

Ada tiga sikap yang bisa kita petik supaya mukjizat ilahi juga terjadi dalam peristiwa insani, antara lain: 

1."Sukarela":
Mukjizat terjadi karena ada seorang anak kecil yang sukarela memberikan "5 roti dan 2 ikan" kepada Yesus. Bukankah kita juga sudah punya "5 roti" (5 indra, 5 jari tangan, 5 jari kaki dll) dan "2 ikan" (2 tangan+2 kaki dll). Roti dan ikan sendiri adalah kombinasi antara karya insani (roti/olahan mns) dan karya ilahi (ikan/olahan alam) yang disatukan secara sukarela. Sudah "sukarela"-kah atau masih "sukar rela"-kah kita? 

2."Sukacita":
Ia mengambil roti dan mengucap syukur. Adapun bahasa Yunani untuk bersyukur adalah "eucharisteo, yang menjadi akar dari kata "ekaristi". Dengan kata lain: Kita diajak mempunyai hati dan hidup yang selalu bersukacita karena Tuhan berkenan menjadi daging "in carne", bersatu dengan kita. 

3."Sungguh sungguh":
Kita diajak belajar untuk sungguh-sungguh menjadikan mukjizat penggandaan roti ini terjadi lagi secara nyata di hidup kita. Karena, bukankah roti yang diambil dan disyukuri itu juga dibagikan kepada yang lain? Dengan kata lain: Kita diajak untuk sepenuh hati "bersolider", menjadi roti yang juga siap dibagi-bagi secara sungguh kepada sesama. Ya, lewat "roti para malaikat" yang sudah dibagikan pada "altar" ekaristi, kita juga diutus untuk sungguh menjadi "roti" yang siap untuk dipersatukan dan diteguhkan dan diutus di "pasar" kehidupan, menjadi gereja yang menerangkan/informing, mencerahkan/enlightening dan memerdekakan/liberating. 

"Banyak bakat jadi penari - jadilah berkat setiap hari." 

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.




"Panis Angelicus - Roti para malaikat."
Minggu, 26 Juli 2015
 
Minggu Biasa XVII
2 Raj 4:42-44; Ef 4:1-6; Yoh 6:1-15

"Panis Angelicus - Roti para malaikat."
Inilah salah satu judul lagu yang kerap teringat ketika saya mengenangkan mukjizat "5 roti dan 2 ikan" di pinggir danau Galilea. Yesus sendiri hadir sebagai "roti hidup" yang rela "dipilih diberkati dipecah dan dibagi-bagi".

Inilah ciri orang beriman yang ekaristis dan inilah juga salah satu panggilan iman kita untuk meng-"horisontal"-kan kerajaanNya di tengah dunia yang kelaparan dan membutuhkan banyak makanan.Dalam bacaan hari ini, Andreas-lah yang membawa seorang anak kecil bermodal 5 roti dan 2 ikan kepada Yesus.

Selain menjadi "makanan" untuk yang lain, kitapun diajak juga untuk bisa menjadi "jembatan", mengantar semakin banyak orang mendekat dan mempersembahkan hidupnya kepada Yesus. Nah, tercandra 3 rumusan iman yang juga bisa kita buat sehingga mukjizat "5 roti dan 2 ikan" bisa terulang lagi di jaman sekarang ini, antara lain:

1."A"-"Awali dari apa yg ada":
Kita punya 5 roti (5 jari tangan kanan dan kiri, 5 jari kaki kiri+kanan, 5 indra) dan 2 ikan (2 mata, 2 telinga, 2 tangan+2 kaki). Kita awali semua karya baik tanpa harus menanti tua/kaya/sempurna, bukan?

2."B"-"Bagikan sepenuh hati":
Roti dan ikan itu dibagi untuk 5 ribu orang. Inilah kiasan jumlah orang yang banyak jumlahnya. Dengan kata lain: Kita hrs belajar rela untuk membagikan "roti-ikan" (harta-talenta-sukacita) kepada smakin banyak orang, tidak pilih kasih tapi penuh dengan belas kasih.

3."C"-"Cinta Tuhan yang akan menyempurnakannya":
Yesus memberkati sehingga yang sedikit menjadi berlimpah, yang kurang menjadi lebih dan yg tdk mungkin/impossible menjadi mungkin/i'm possible. Inilah rahmat yang berlimpah untuk hidup kita krn penyertaan Tuhan pasti membuat indah semua pada waktuNya.

"Dari Brastagi ke Bali-
Mari berbagi dan saling berpeduli."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar