Ads 468x60px

Selasa 28 Juli 2015

Pekan Biasa XVII
Kel 33:7-11,34:5b-9,28; Mzm 103:6-13; Mat 13:36-43

"Lumen Fidei - Terang Iman”.
Inilah ensiklik pertama Paus Fransiskus bertema “IMAN” yang melengkapi dua tema dari ensiklik sebelumnya dari Paus Benediktus XVI, yakni tema “KASIH” dalam “Deus Caritas Est” dan tema “HARAPAN” dalam “Spe Salvi”. Adapun ensiklik tentang iman yang sejatinya dikeluarkan bertepatan dengan Tahun Iman ini yang lalu ini mengajak kita untuk semakin beriman dalam kehidupan harian karena iman bukanlah sesuatu yang terpisah dari realitas.
Mengacu pada bacaan injil hari ini, adapun tiga sikap dasar supaya kita semakin memiliki terang iman, al:


1.Berhati-hati: 
Tuhan menabur benih “gandum” yang baik di ladang dunia. Sebaliknya, setan juga menabur benih “lalang” yang jahat di ladang dunia kita. Yang pasti, “lalang” ini akan tetap tumbuh bersama dengan “gandum” di tengah hidup harian kita, walaupun keduanya akan berakhir di tempat yang berbeda. Disinilah, kita diajak berhati-hati dalam berkata dan bertindak sehingga kita senantiasa peka untuk membersihkan lalang dalam ladang hati kita sendiri.

2.Berjuang: 
Perhatikan bahwa kedua tanaman ini, “lalang” dan “gandum” tumbuh di tempat yang sama dan kelihatannya cukup sulit untuk dipilah. Di saat gandum mulai berbulir, lalang pun mulai kelihatan juga. Keduanya jelas mempunyai karakteristik berbeda, tapi tumbuhnya berbarengan di tempat yang sama. Bahkan dalam bahasa Inggrisnya gandum dan ilalang ini pun hampir sama namanya: “Wheat” dan “Weeds”. Jelasnya, kita diajak untuk rajin berjuang menumbuhsuburkan “gandum kebaikan” sekaligus mematikan “lalang keburukan” dalam diri kita. Ya, kita dipanggil untuk menjadi “gandum yang baik”, yang setia mencintai kebenaran, memperjuangkan kebenaran dan mewartakan kebenaran.

3.Berharap: 
Tuhan bukan hanya maha baik tapi sekaligus juga maha adil. Ia tidak buta. Ia melihat perjuangan iman kita dan menghargai setiap gulat geliat perjuangan kita. 
Perumpamaan ini juga mengajarkan kepada kita kesabaran Allah yang tidak menghakimi sebelum saatnya tiba. 

Ya, inilah harapan kita, bahwa ada hidup setelah mati, ada surga setelah dunia: “Pada waktu itu, orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka.” Ya, ketika “waktu menuai” yakni akhir zaman tiba, maka “lalang” dikumpulkan untuk dibakar (masuk ke neraka) sedangkan “gandum” itu dikumpulkan untuk dimasukkan ke lumbung (masuk ke surga).

“Jangan lelah jangan mudah dahaga – Selalu carilah dahulu Kerajaan Surga”.


Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0





Selasa 28 Juli 2015
Pekan Biasa XVII
Kel 33:7-11,34:5b-9,28; Mzm 103:6-13; Mat 13:36-43


“Veritas aeterna - Kebenaran sejati."
Inilah salah satu hal yang bisa dimaknai lewat perumpamaan gandum dan lalang pada bacaan hari ini. Penabur gandum adalah Allah yang datang sebagai Kebenaran Sejati sedangkan penabur lalang adalah Setan yang datang sebagai ketidakbenaran sejati. Yang menarik, gandum dan lalang ini sejatinya tumbuh di tempat yang sama dan sulit untuk dipilah. Inilah perumpamaan tentang orang baik dan orang jahat yang sejatinya dibiarkan hidup berdampingan, yang mempunyai karakteristik berbeda tapi tumbuh bersama di tempat yang sama (Inggris: Gandum+Lalang=Wheat+Weeds). Adapun, 3 poin dasarnya, antara lain:

1."Kebaikan/bonum": Tuhan menabur benih “gandum” yang baik di ladang dunia. Gandum adalah lambang manusia yang berhati baik dan menjadi berkat bagi yang lainnya. Ia melambangkan orang yang mendengar dan melakukan firmanNya.

2."Kejahatan/malum": Setan menabur benih “lalang” yang jahat di ladang dunia. Lalang adalah lambang orang berhati jahat yang kerap menjadi batu sandungan. Yang pasti, “lalang” ini tumbuh bersama dengan “gandum”, tapi akan berakhir di tempat yang berbeda.

3."Keadilan/iustitium": Inilah semangat “fairness” Tuhan: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.” Mereka dibiarkan tumbuh bersama dan ketika “waktu menuai” tiba, maka “lalang” akan dibakar (neraka) tapi “gandum” akan dimasukkan ke lumbung (surga). Jelas terlihat bahwa di surga itu tidak sama dengan di bumi: Kalau di bumi, ada orang baik dan jahat, maka di surga yang ada hanyalah orang baik. Orang baik mendapat ganjaran di surga, orang jahat mendapat hukuman di neraka: "Mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang hidup dan mati." Bagaimana dengan kita?

“Bang Maman cari sikat - Akhir zaman semakin mendekat.”

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0


Tidak ada komentar:

Posting Komentar