Ads 468x60px

Jumat 21 Agustus 2015

Peringatan Wajib Santo Pius X, Paus
Rut 1:1,3-6,14b-16,22;  Mzm 146:5-10; Mat 22:34-40

"Amor vincit omnia- Cinta mengalahkan segala."
Inilah pernyataan yang kita amini ketika mengingat Yesus yang berkata: "Kasihilah Tuhan Allahmu dan Kasihilah sesamamu." Pastinya, kasih kepada Allah dan kepada sesama merupakan dua dimensi kasih yang berpola salib: "Orang yang mengatakan bahwa dirinya mengasihi Allah tapi membenci saudaranya adalah pendusta" (1 Yoh 4:20). Inilah yang diminta oleh Allah, yakni kasih yang setia (Ul 6:5; Rom 13:9-10; 1Kor 13:1-13) dengan beberapa indikasi dasar, antara lain:

1. Kasih yang menghormati.
Inilah kasih yang mengambil bagian dalam penderitaanNya (Fil 3:10), memperluas kerajaanNya (1Kor 9:23) dan hidup bagi kemuliaanNya (Mat 6:9-10,33).

2) Kasih yg sepenuh hati.
Inilah kasih yang penuh karna dibangkitkan oleh kasihNya (Yoh 3:16; Rom 8:32). Kasih ini seperti yang terungkap dalam Rom 12:1-2; 1Kor 6:20; 10:31; 2Kor 9:15; Ef 4:30; 5:1-2; Kol 3:12-17.

3) Kasih yg meliputi “5K” :
a) Kesetiaan padaNya.
b) Keimanan sebagai pengikatNya.
c) Kepasrahan kepadaNya.
d) Ketaatan kepadaNya.
e) Kerinduan akan kehadiranNya.

Jelasnya, kita diajak untuk selalu mengasihi yang Ilahi lewat mengasihi yang insani (Gal 6:10; 1Tes 3:12, Mat 5:44), karenanya kasih itu harus tampak lewat cara hidup harian kita terhadap sesama secara real - aktual dan kontekstual.

"Mba Asih pergi ke Taman Asri - Andalkanlah kasih setiap hari."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.



Jumat, 21 Agustus 2015
PW St. Pius X, Paus

Rut 1:1,3-6,14b-16,22; Mzm 146:5-10; Mat 22:34-40

“Deus Caritas Est– Allah adalah Kasih.”
Inilah inti yang mendasari sabda Yesus hari ini: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Bdk: Ulangan 6:5 dan Imamat 19:18).

Jelas Yesus hadir sebagai "hukum", yang "Hadir Untuk Keselamatan Umat Manusia". Mengacu pada bacaan injil hari ini, ketika Yesus dijatuhkan dan dijebak, ia tetap tenang bahkan menjadi "hukum" yang hidup. Ia merangkum semua aturan taurat di bawah nada dasar c, yakni "cinta". Inilah kemampuan Yesus sang Raja, yang membahasakan semua ajaran secara esensial dengan sebuah nada, yakni cinta vertikal (kepada yang ilahi) dan sekaligus cinta horinsontal (kepada yang insani): "Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" (Mat 22:40). Dengan kata lain: hukum kasih ala Yesus menjadi sangat berarti karena sebenarnya kasih adalah kegenapan hukum Taurat, bukan? (Bdk. Roma 13:9-10).

Ya, kita diajak terus mengasihi Allah dan sesama, karena sangatlah tepat yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, “dimana ada cinta disitu ada kehidupan -- "Where there is love there is life.” Yang pasti: Bukankah kasih itu adalah kasih yang dapat dirasakan oleh hati, kasih yang dapat dilihat oleh orang buta, dan kasih yang dapat didengar oleh orang tuli?
Kalau begitu, apakah kedua jenis kasih ini, vertikal/horisontal sudah juga tumbuh mekar-berkembang dalam taman bunga keluarga kita masing-masing?

"Dari Matesih ke Pantai Kuta – Kenakan kasih yang penuh sukacita.”

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.





Jumat, 21 Agustus 2015
PW St. Pius X, Paus
Rut 1:1,3-6,14b-16,22; Mzm 146:5-10; Mat 22:34-40

Giuseppe-Yosef."
Inilah nama seorang pelajar miskin di Italia yang kelak menjadi seorang Paus bernama paus Pius X, yang kita peringati hari ini. Dalam keluarga, ia biasa dipanggil "Beppi" dan ditahbiskan imam dengan nama "Don Sarto" (Italia: Don: Pater: Romo). Ia berkarya di paroki-paroki miskin selama 17 tahun dengan penuh kerendahan hati.

Adapun tiga hal baik, "3K", yang membuatnya bisa menciptakan surga di bumi, antara lain:

1.Kasih: 
Don Sarto biasa memberikan segala yang ia miliki demi membantu mereka yang membutuhkan. Ia tidak suka "menimbun" tapi selalu "menyalurkan" segala berkat yang diterimanya.

2.Korban ekaristi: 
Ia dikenang karena kasihnya yang berkobar-kobar kepada Ekaristi Kudus karena Tuhan benar-benar hadir. Itu sebabnya dalam setiap Misa, kita harus terlibat "penuh, sadar dan aktif" (Sacrosanctum Concilium no.14). Itu juga sebabnya misa mingguan dan hari raya itu hukumnya wajib (Perintah Gereja no.2), dimana satu-satunya alasan yang dapat dibenarkan untuk tidak mengikuti misa minggu adalah karena sakit. Pastinya, ia mendorong semua orang untuk menyambut Yesus sesering mungkin, bahkan tiap hari! Ia juga menetapkan ketentuan yang mengijinkan anak-anak menyambut Komuni Kudus. Katanya: "Komuni Kudus adalah jalan tersingkat dan teraman menuju Surga."

3.Kesederhanaan: 
Dengan rendah hati, ia mengajak semua orang untuk semakin mengenal dan mencintai iman Katolik. Dengan sderhana, ia mendorong para imam dan katekis untuk membantu orang banyak mengenal imannya. Ia juga memperbaharui liturgi dan merevisi Ibadat Harian Gereja. Ia wafat pada tanggal 20 Agustus 1914, dimana dalam surat wasiatnya ia menulis: "Saya dilahirkan miskin, saya hidup miskin, saya berharap mati miskin."

"Dari Sungai Gangga ke Batanghari - Ciptakanlah surga setiap hari."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar