Ads 468x60px

Minggu 2 Agustus 2015


Minggu Biasa XVIII
Kel 16:2-4,12-15; Mzm 78:3,4bc,23-24,25,54; Ef 4:17,20-24; Yoh 6:24-35

"Jezu ufam Tobie-Yesus Engkaulah Andalanku.”
Inilah tulisan yang terpampang di lukisan Kerahiman Ilahi di ruang doa bagian dalam di Gereja St Bellarminus Cililitan. Inilah keyakinan iman bahwa Yesus sungguh kita andalkan: “Sesungguhnya jika kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tdk mempunyai hidup di dalam dirimu.” Bukankah makanan dan minuman itu sesuatu yg penting buat hidup manusia? Keadaan tanpa makanan+minuman membuat kt lemah, ringkih, mudah sakit bahkan masuk dalam kematian.

Disinilah Yesus hadir.
Ia tidak menghendaki kita lemah, ringkih bahkan jatuh dalam dosa karena “kelaparan”.
Ia tidak membiarkan kita berjuang sendiri dg segala yg kita hadapi tapi Ia memberikan DiriNya untuk kita. Inilah yg kita kenangkan dan andalkan dalam Ekaristi, yang adalah sakramen kehidupan, puncak dan sumber seluruh liturgi Gereja.

Artinya, seluruh hidup, kita arahkan kepada Ekaristi. Kita bawa seluruh pergulatan "pasar" kita ke "altar" Sakramen Ekaristi. Dari "altar perjamuan" itulah mengalir rahmat yg kita butuhkan di "pasar kehidupan". Jelasnya, kita menerima hidup dengan percaya kepada Kristus dan mengambil bagian dalam misteri penebusanNya di kayu salib (Rom 3:24-25; 1Yoh 1:7).

Kita tetap memiliki hidup selama kita tetap bersekutu dengan Kristus dan Sabda-Nya:
"Perkataan yg Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup" karena Yesus adalah Firman yang Hidup (Yoh 1:1-5), "Roti Hidup" (Yoh 6:35), dimana hidup kita diselamatkan ketika kita bersatu denganNya: mendengar, menerima dan melaksanakan FirmanNya (Yoh 1:12; Kis 2:41).

"Cari baju di markas Kopassus-
Mari maju bersama Yesus."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0





Minggu Biasa XVIII
Kel 16:2-4,12-15; Mzm 78:3,4bc,23-24,25,54; Ef 4:17,20-24; Yoh 6:24-35

"Hostia-Korban."
Inilah arti dasar dari roti kudus yang kita santap setiap kita merayakan sakramen ekaristi. Adapun lewat ekaristi, hidup kita sendiri “ditarik/dipanggil” kepada hidup Yesus sang Roti Hidup. Dengan kata lain: Kita diajak untuk datang kepada Yesus dan menjadi sahabat-sahabat Yesus alias anak-anak Allah, yaitu orang yang senantiasa hidup: berpikir positif bersikap sportif dan bertindak produktif sesuai dengan kehendak Allah dalam hidup sehari-hari: lwt kata dan tindakannya, lewat doa dan karya nyatanya.

Sebagai org beriman, hidup kita tidak hanya terdiri dari tubuh jasmani saja tp juga jiwa dan roh. Sebagaimana tubuh kita butuh makanan, jiwa dan roh kita pun juga membutuhkan "makanan" supaya beroleh kekuatan dan bisa "bikin hidup lebih hidup".

Oleh karena itu, Yesus menjadikan diri-Nya sendiri sebagai santapan bagi jiwa dan roh kita. Setiap hari, santapan itu disediakan secara istimewa melalui Ekaristi.

Sebaliknya, ada juga orang-orang yg tidak mau “ditarik/dipanggil” malahan cuek dan mudah bersunggut-sunggut terhadap “tarikan” Allah seperti yang ditampakkan oleh bangsa Yahudi dan nenek moyang mereka di padang gurun.

Nah, sebagai orang yg telah “ditarik/dipanggil” sebagai muridNya, kitapun diajak untuk hidup penuh syukur dan tidak mudah bersungut sungut.

Dengan penuh sukacita, kita ditarik/dipanggil menjadi roti hidup yang siap berkorban: “dipecah dan dibagi-bagi” demi sesama dan semesta.

Roti hidup sendiri merupakan kiasan atas tubuh-Nya yg Ia korbankan untuk memberi kehidupan kekal. Itulah harga yg harus dibayar agar kita dpt masuk ke dalam Kerajaan Surga. Begitu mahalnya hingga Ia harus mengorbankan diri-Nya sendiri. Ini memperlihatkan kepada kita realitas terdalam kasih Allah, yg menjawab kenyataan gelap manusia dengan jalan pengorbanan hidup.

“Dari Tuban ke Jalan Sudirman-
Mau berkorban itu salah satu tanda orang beriman.”

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0





Minggu 2 Agustus 2015
Minggu Biasa XVIII

Kel 16:2-4,12-15; Mzm 78:3,4bc,23-24,25,54; Ef 4:17,20-24; Yoh 6:24-35


"Venite-Datanglah!"
Pernyataan "Aku adalah roti hidup" yang mengundang kita untuk datang kepadaNya adalah nubuat pertama dari 7 nubuat "Aku adalah" dalam Injil Yohanes (Bdk: “Bulan Bintang Matahari”, Kanisius, RJK). Pernyataan ini memberitahukan kita bahwa Kristus adalah makanan yang memelihara jiwa (Yoh 6:53).

Adapun 6 pernyataan lainnya adalah:
"terang dunia" (Yoh 8:12),
"pintu" (Yoh 10:9),
"gembala baik" (Yoh 10:11,14),
"kebangkitan dan hidup" (Yoh 11:25),
"jalan-kebenaran-hidup" (Yoh 14:6)
dan "pokok anggur yg benar" (Yoh 15:1,5).

Indahnya, Yesus sebagai "roti hidup" berjanji akan menerima semua orang yang datang kepada-Nya.Mereka yang datang kepada Yesus datang sebagai jawaban terhadap kasih karunia yang diberikan Allah dengan beberapa inti permenungan iman, antara lain:

1) Bukan kehendak Allah bahwa seorang beriman jatuh dari kasih karunia (Gal 5:4) dan dengan demikian terpisah dari Allah; juga bukan kehendak-Nya jikalau ada orang binasa (2 Pet 3:9) atau gagal datang kepada kebenaran dan diselamatkan (1Tim 2:4).

2) Akan tetapi, ada perbedaan besar di antara kehendak Allah yang sempurna dengan kehendak-Nya yang mengizinkan.
Dia tidak meniadakan tanggung jawab manusia untuk bertobat dan percaya sekalipun itu berarti kehendak-Nya yang sempurna tidak tercapai (Luk 19:41).

3) Keinginan Allah bahwa orang beriman akan dibangkitkan pada akhir zaman tidak membebaskan mereka dari tanggung jawab untuk menaati dan mendengarkan suara-Nya serta mengikuti-Nya (Yoh 10:27; 14:21).

Pastinya, “Semua orang yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu ia tidak akan Kubuang”.

Yesus mau mewujudkan kehendak Bapa di dalam hidupNya dengan menerima dan menebus semua orang yang datang kepadaNya. Misi Yesus adalah menyelamatkan semua orang. Bagaimana dengan kita?


"Makan bubur di Taman Sari-
Mari menabur kasih setiap hari."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0




Minggu 2 Agustus 2015
Minggu Biasa XVIII

Kel 16:2-4,12-15; Mzm 78:3,4bc,23-24,25,54; Ef 4:17,20-24; Yoh 6:24-35

"Ego sum panis vitam - Akulah roti hidup".
Inilah salah satu dari 7 nubuat Yesus dalam Injil Yohanes (Yoh 6-Yoh 15). Yesus jelas hadir sebagai "roti" yang mengenyangkan dan menghidupkan. Ia rela dipecah dan dibagi-bagi demi sesama dan semesta. Ia menjadi makanan, bukan skedar makanan jasmani tapi makanan rohani yang mengenyangkan jiwa kita.

Ia sendiri dilahirkan di Betlehem yang dalam bahasa Ibrani berarti "rumah roti" (Bêṯ léḥem / Bêṯ lāḥem) dan dalam bahasa Arab berarti "rumah daging" ( بيت لحم, Bayt Laḥm).Kemudian, Ia dibaringkan di palungan, tempat makanan bagi ternak.Selama hidup, Ia juga "mengenyangkan" banyak orang dengan doa dan karyaNya.

Bahkan, sebelum wafat-Nya, Ia meninggalkan kenangan ekaristis, dimana dalam rupa roti dan anggur, Ia memberikan tubuh dan darah-Nya.

Dengan kata lain: HidupNya selalu bekerja bukan hanya untuk makanan dan minuman yang dapat binasa tp utk menjadi "makanan yg hidup", yang mewujudkan pekerjaan-pekerjaan Allah.

Disinilah, Yesus juga mengajak kita untuk datang dan percaya juga kepadaNya: “Semua orang yg diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu ia tidak akan Kubuang”.

Jelasnya, Yesus mau mewujudkan kehendak Bapa di dalam hidupNya dengan menjadi "makanan" bagi yang lain.
Bagaimana dg kita?

"Ada ragi di atas kuali-
Mari berbagi dan berpeduli".

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0


Tidak ada komentar:

Posting Komentar