Ads 468x60px

Rabu 12 Agustus 2015


Pekan Biasa XIX 
Ul 34:1-12; Mzm 66:1-3a,5,16-17; Mat 18:15-20

"Fraternitas - Persaudaraan"
Inilah salah satu "core values", semangat dasar yang hadir ketika saya datang pada peringatan Hari Anak Nasional di Istana Bogor kemarin. Inilah juga yang diwartakan Yesus pada hari ini. Ia datang sebagai "SAUDARA" dan mengajak kita untuk hidup ber-"saudara" ("se-udara"). Beberapa indikasi dasar yang bisa menambah-tingkatkan semangat persaudaraan kita, antara lain:

1."Memahami": 

Ia mengajak kita menjadi "conselor", penasehat yang sabar dan bijak juga terhadap orang yang sulit dipahami, yang kerap menjadi "trouble maker/batu sandungan". Jelasnya, Ia mengajak kita untuk menjadi "peace-maker" dengan tidak mudah men-cap yang lain tapi selalu belajar memahami dalam semangat "correctio fraterna", berani memberikan "nasehat/teguran" dalam semangat persaudaraan.

2."Mengimani": 
Ia mengajak kita untuk biasa berdoa dalam semangat kebersamaan: "Jika dua orang di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh BapaKu." Dengan kata lain: Ia mengajak kita untuk terbiasa untuk bersekutu dalam hidup doa. Hal baik ini tentunya bisa dimulai dengan kebiasaan berdoa bersama di keluarga, dimana ayah-ibu dan anak-anak saling bersatu dalam doa sebagai sebuah "ecclesia domestica-gereja basis", bukan?

3."Mengilhami": 
Seperti Yesus yang selalu menjadi "inspirator" banyak orang, kita juga diajak meng-"inspirasi" ("In-spiritus: di dalam Roh") banyak orang lewat karya ucapan dan doa kita yang selalu dibawa dalam nama Yesus karena diyakini oleh sabdaNya sendiri: "Dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam NamaKu, Aku ada di tengah-tengah mereka" (Mat 18:19-20).

NB: 
Saat merenungkan Injil hari ini, kita bisa mengingat pesan Paus Fransiskus dalam rangka Hari Komunikasi Sedunia ke-49 yang lalu (ditulis tanggal 23 Januari 2015), khususnya perihal pengampunan. Menurut Paus Fransiskus, pengampunan itu suatu proses komunikasi, tentang saling mendengarkan dan berbicara dengan sikap saling menghargai, bukan saling menyerang.

Lebih lanjut Paus Fransiskus menulis bahwa di tengah dunia di dunia nyata ketika orang sering kali dengan gampangnya mengumpat, menggunakan kata-kata kasar, membicarakan kejelekan orang lain, menabur pertentangan dan meracuni pergaulan sosial dengan gosip, maka keluarga menjadi acuan tentang bagaimana seharusnya memahami komunikasi sebagai rahmat. Dalam banyak situasi yang secara nyata dikekang oleh nafas kebencian dan aroma kekerasan, hanya dengan berkah daripada kutukan, dengan jalan berkunjung daripada mengusir, dengan menerima daripada mengajak ribut, maka kita akan mampu mematahkan rantai spiral kejahatan.

Hal yang sama menjadi inti Injil hari ini. Kita dipanggil untuk menjadi saksi komunikasi terbaik berdasarkan roh pengampunan daripada kebencian. Dengan bertumbuh setiap hari dalam kesadaran akan pentingnya pengampunan, kita menjadi keluarga surgawi sebagai anak-anak Bapa Surgawi dalam Kristus.

"Ada tiga warna di Danau Kelimutu - 
Jadilah orang yang bijaksana dan suka bersekutu."


Salam HIKers,Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0





Rabu, 12 Agustus 2015
Pekan Biasa XIX 
Ul 34:1-12; Mzm 66:1-3a,5,16-17; Mat 18:15-20

“Spiritus consilii – roh penasehat 
Ini adalah salah satu dari macam-macam karunia Roh Kudus: Ada spiritus sapientiae – roh kebijaksanaan, Ada spiritus intellectus—roh penalaran dsbnya. Roh nasehat sendiri berfungsi untuk mengajar dan menghibur dengan nasehat yang benar benar “BENAR”. Roh nasehat juga berfungsi memecahkan masalah, membimbing, dan menentukan apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu secara bijaksana. Roh nasehat memungkinkan orang memecahkan masalah dan memiliki arah dasar dalam situasi tertentu, seperti ada pada Mesias yang digelari pula “Penasehat Ajaib” (Yes 9:6).

Nah, bersama dengan permenungan injili hari ini, sebetulnya ada tiga macam ciri nasehat yang bijaksana, yakni:
1.NAikkan pujian, dan bukan makian.
2.SEgarkan iman, dan bukan gosipan
3.HAdirkan Tuhan, dan bukan setan.

Kita mohon rahmat-Nya agar kita bisa belajar menjadi “bona consilii-penasehat yang baik, yang tulus dan tidak penuh akal bulus, yang benar benar hidup menurut Roh dan berbuah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri (Gal 5 : 22 - 23a).

Sudahkah kita belajar menjadi penasehat yang baik, yang bisa naikkan pujian, segarkan iman dan hadirkan Tuhan?

“Mas Kelik suka cari sikat – Orang Katolik harus belajar menjadi berkat.”

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0




Rabu, 12 Agustus 2015
Pekan Biasa XIX
Ul 34:1-12; Mzm 66:1-3a,5,16-17; Mat 18:15-20

“Correctio salutis-koreksi keselamatan.”
Bacaan hari ini membicarakan tentang tanggung jawab kita untuk berani meng”koreksi” demi keselamatan jiwa sesama. Dengan “koreksi keselamatan”, kita diajak menjadi penjaga ‘saudara’, seperti yg dikatakan Tuhan kpd Yehezkiel: “Aku tetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel” (Yeh 33:7).

Ya, Tuhan menekankan kehidupan yang saling menjaga dengan nada dasar kasih. Hal ini ditampakkan dalam bacaan Injil (Mat 18:15-20), dimana kita dituntut untuk menyatakan kasih yang tulus, dengan menjadi penasehat bijak (“NASEHAT”: NAikkan pujian–SEgarkan iman–HAdirkan Tuhan) terhadap orang yang hidupnya tidak berkenan kepada Allah.
Adapun beberapa pokok perlunya “corectio salutis”, antara lain: melindungi nama Allah (Mat 6:9; Rom 2:23-24),menjaga kemurnian moral dan integritas ajaran gereja (1Kor 5:6-7; 2Yoh 1:7-11) serta berusaha untuk menyelamatkan anggota yang bersalah (1 Kor 5:5; Yak 5:19-20).

"Correctio salutis" juga menekankan semangat kebersamaan dalam iman dan persaudaraan karena diyakini bahwa Tuhan juga hadir disana. KehadiranNya pasti akan memberikan “hik”: harapan iman dan kasih kepada kita sebagai "penjaga" keselamatan sesama.

"Tukang pahat tukang pajak - Jadilah penasehat yang bijak."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0


Tidak ada komentar:

Posting Komentar