Ads 468x60px

Selasa 15 September 2015

Peringatan Wajib Maria Bunda Dukacita
1 Kor 12:31-13:13; atau Ibr. 5: 7-9; Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, 20; Yoh. 19:25-27

"Mater Dolorosa - Bunda Dukacita"
Inilah salah satu gelar Maria yang dikenangkan pada hari ini setelah pesta Salib Suci.
Pada awalnya, peringatan ini bergelar “Santa Perawan Maria Bunda Berbelas Kasih” (Our Lady of Compassion) dengan menekankan besarnya kasih Maria ("compassion": "cum" et "patior", menderita bersama).

Selanjutnya, gelar ini sejatinya diberikan kepada Maria dengan menitik-beratkan pada 7 dukacitanya, antara lain:

- Nubuat Simeon,
- Pengungsian ke Mesir,
- Yesus hilang & diketemukan di Bait Allah,
- Maria berjumpa dengan Yesus dalam perjalananNya ke Kalvari,
- Maria berdiri di kaki salib,
- Maria memangku jenasah Yesus, dan
- Yesus dimakamkan.

Dari 7 dukacita Maria inilah, hatinya kerap dilukiskan terbuka dengan tujuh pedang menembusinya. Disinilah, kita diajak punya pedang iman berpola "3K", antara lain:

1.Keberanian.
Maria berdiri dengan berani & setia di kaki salibNya (Yoh 19:26-27). Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium, menulis:
"Maria sesuai dengan rencana Allah berdiri di dekatNya. Disitulah ia menanggung penderitaan yang dahsyat bersama dengan Putranya yang tunggal. Dengan hati keibuannya ia menggabungkan diri dengan korbanNya yang penuh kasih menyetujui persembahan korban yang dilahirkannya.” (#58).

2.Kasih.
Ketika Yesus hilang di bait Allah, ia terus mencariNya dengan penuh kasih juga ketika orang banyak kekurangan anggur di Kana, ia berkata padaNya: "Mereka kehabisan anggur!" Tepatlah St. Bernardus menulis, “Ia wafat secara jasmani oleh karena kasih yang jauh lebih besar daripada yang dapat dipahami manusia."

3.Kepasrahan.
Mengacu pada Fiat-nya:
"Aku ini HAMBA Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu", kita diajak untuk berpasrah dengan semangat dasar Maria, "MAu Rendahhati Ikut Allah."

"Dari Samaria ke Sukabumi- Bunda Maria doakanlah kami"

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.




NB:
Stabat Mater Dolorosa.
Dekat Salib,
berdiri Bunda yang berduka berurai airmata,
dekat dengan Yesus, akhirnya.
Walau sukacita jiwa telah sirna,
didera derita, dirundung duka,
masih pula sebilah pedang menembusinya.
Oh betapa pilu dan pedih.
Adakah itu Bunda yang terberkati,
dari seorang Putra yang tunggal!
Wahai ratapan bisu yang tak kunjung henti,
wahai mata pudar, yang tak pernah lagi bersinar
dari Putra menawan yang penuh sengsara!
Bunda Kristus yang terkasih memandang,
dalam sengsaranya yang sungguh dahsyat,
Siapakah yang lahir dari seorang perempuan yang tidak akan menangis?
Bunda Kristus yang terkasih merenungkan,
piala sengsara yang harus direguknya,
adakah yang tak hendak berbagi sengsara dengannya?
Oleh sebab dosa-dosa bangsa-Nya sendiri,
ia melihat-Nya tergantung dalam kehinaan
hingga Ia menyerahkan RohNya;
dihancur-binasakan, dinistakan, dikutuk, dihujat;
ia memandang Putranya yang lemah lembut,
sekujur tubuh-Nya terkoyak payah berlumuran darah akibat penderaan.
Wahai, engkau Bunda sumber belas kasih.
Sentuhlah rohku dari atas sana,
jadikan hatiku serupa hatimu.
Buatlah aku merasa seperti engkau merasa;
buatlah jiwaku bernyala-nyala dan lebur
dalam kasih Kristus, Tuhan-ku.
Bunda Tersuci, tembusilah hatiku.
Dalam hatiku, biarlah setiap luka memulihkan Juruselamat-ku yang tersalib.
Perkenankanlah aku berbagi bersamamu sengsara-Nya;
Ia, yang dihukum mati demi dosa-dosaku,
Ia, yang wafat disiksa demi aku.
Perkenankanlah airmataku berbaur dengan airmatamu,
meratapi Dia yang meratapi aku,
setiap hari sepanjang masa hidupku.
Dekat salib aku tinggal bersamamu,
di sana menangis dan berdoa bersamamu,
hanya itu yang kuminta daripadamu.
Perawan dari segala perawan yang terberkati,
sudi dengarkanlah permohonanku yang sangat;
perkenankanlah aku turut serta dalam dukacita ilahimu.
Perkenankanlah aku hingga akhir hayatku,
dalam tubuhku menanggung wafat
Putramu yang meregang nyawa.
Luka dengan segenap bilur-bilur-Nya,
benamkanlah jiwaku hingga larut sepenuhnya
dalam Darah-Nya.
Dekatlah aku, ya Santa Perawan,
kalau-kalau aku terbakar dan mati dalam kobaran api
pada murka hari penghakiman-Nya.
Kristus, sebab itu, apabila Engkau memanggilku kelak,
BundaMu adalah perlindunganku,
Salib-Mu adalah kemenanganku.
Walau tubuhku lebur dalam debu,
kiranya jiwaku boleh memuliakan kebajikan-Mu;
aman bersama-Mu di surga.
Amin.
-----------------------------------

Stabat mater dolorosa
juxta Crucem lacrimosa,
dum pendebat Filius.
Cuius animam gementem,
contristatam et dolentem
pertransivit gladius.
O quam tristis et afflicta
fuit illa benedicta,
mater Unigeniti!
Quae moerebat et dolebat,
pia Mater, dum videbat
nati poenas inclyti.
Quis est homo qui non fleret,
matrem Christi si videret
in tanto supplicio?
Quis non posset contristari
Christi Matrem contemplari
dolentem cum Filio?
Pro peccatis suae gentis
vidit Iesum in tormentis,
et flagellis subditum.
Vidit suum dulcem Natum
moriendo desolatum,
dum emisit spiritum.
Eia, Mater, fons amoris
me sentire vim doloris
fac, ut tecum lugeam.
Fac, ut ardeat cor meum
in amando Christum Deum
ut sibi complaceam.
Sancta Mater, istud agas,
crucifixi fige plagas
cordi meo valide.
Tui Nati vulnerati,
tam dignati pro me pati,
poenas mecum divide.
Fac me tecum pie flere,
crucifixo condolere,
donec ego vixero.
Juxta Crucem tecum stare,
et me tibi sociare
in planctu desidero.
Virgo virginum praeclara,
mihi iam non sis amara,
fac me tecum plangere.
Fac, ut portem Christi mortem,
passionis fac consortem,
et plagas recolere.
Fac me plagis vulnerari,
fac me Cruce inebriari,
et cruore Filii.
Flammis ne urar succensus,
per te, Virgo, sim defensus
in die iudicii.
Christe, cum sit hinc exire,
da per Matrem me venire
ad palmam victoriae.
Quando corpus morietur,
fac, ut animae donetur
paradisi gloria.
Amen.
--------------------------------------
At the Cross her station keeping,
stood the mournful Mother weeping,
close to her Son to the last.
Through her heart, His sorrow sharing,
all His bitter anguish bearing,
now at length the sword has passed.
O how sad and sore distressed
was that Mother, highly blest,
of the sole-begotten One.
Christ above in torment hangs,
she beneath beholds the pangs
of her dying glorious Son.
Is there one who would not weep,
whelmed in miseries so deep,
Christ's dear Mother to behold?
Can the human heart refrain
from partaking in her pain,
in that Mother's pain untold?
For the sins of His own nation,
She saw Jesus wracked with torment,
All with scourges rent:
She beheld her tender Child,
Saw Him hang in desolation,
Till His spirit forth He sent.
O thou Mother! fount of love!
Touch my spirit from above,
make my heart with thine accord:
Make me feel as thou hast felt;
make my soul to glow and melt
with the love of Christ my Lord.
Holy Mother! pierce me through,
in my heart each wound renew
of my Savior crucified:
Let me share with thee His pain,
who for all my sins was slain,
who for me in torments died.
Let me mingle tears with thee,
mourning Him who mourned for me,
all the days that I may live:
By the Cross with thee to stay,
there with thee to weep and pray,
is all I ask of thee to give.
Virgin of all virgins blest!,
Listen to my fond request:
let me share thy grief divine;
Let me, to my latest breath,
in my body bear the death
of that dying Son of thine.
Wounded with His every wound,
steep my soul till it hath swooned,
in His very Blood away;
Be to me, O Virgin, nigh,
lest in flames I burn and die,
in His awful Judgment Day.
Christ, when Thou shalt call me hence,
by Thy Mother my defense,
by Thy Cross my victory;
While my body here decays,
may my soul Thy goodness praise,
Safe in Paradise with Thee.
Amen.


Salam HIKers, 
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 752D878C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar