Ads 468x60px

Senin 12 Oktober 2015

Pekan Biasa XXVIII
Rom 1:1-7; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Luk. 11:29-32

"TANDA- Kata Angka dan Nada”.
Inilah salah satu judul buku yang saya buat ketika masih bertugas di Gereja Tangerang (Kanisius, 2008). Dunia kita juga marak semarak dengan tanda dan Yesus-pun datang sebagai “TANDA”.
Anehnya, para pemuka agama selalu menolak dan menyangsikan Yesus padahal mereka tentu telah mendengar, jika tidak sempat melihat, berbagai tanda yg dibuat Yesus: pengajaran, kesembuhan, pengusiran setan+kebangkitan orang mati.
Sebenarnya yang menjadi masalah bukanlah kurangnya tanda, melainkan keangkuhan diri karena adanya ketertutupan hati dan budi. Adapun satu-satunya tanda yang diberikan bagi mereka adalah tanda Nabi Yunus, yang telah dilemparkan ke dalam laut yang bergelora (Yunus 1:2,3).

Pastinya, pemberitaan Yunus menghasilkan pertobatan penduduk Kota Niniwe (Yun. 3:5-9; 4:11). Dengan kata lain: Bila orang Niniwe saja percaya pada pemberitaan Yunus, dan ratu dari Selatan mencari hikmat dari Salomo, mengapa begitu sulit untuk percaya pada Yesus yang lebih besar dari Salomo maupun Yunus?

Disinilah, kita harus meminta agar Allah "membuka mata kita" saat kita datang pada-Nya, supaya kita dapat melihat karyaNya bagi kita (Maz. 119:18, Ibr. 4:12-13). Allah sendiri telah menyediakan cukup banyak tanda yang dapat menjadi dasar iman: Ada kesaksian dari alam dan suara hati (Roma 1:20; 2:14-15), sejarah kehidupan Kristus (Ibr 1:1-4), dan pekerjaan Roh Kudus (1 Yoh 3:24; 4:13).
Kita mohon rahmat iman sehingga tak perlu lagi kita sibuk menjadi “pencari tanda”, tapi malahan bisa menjadi ”penanda” yakni membuat Allah hadir lewat karya, ucapan dan doa kita kepada sesama.

"Ada kardus di Kalisari - Jadilah kudus setiap hari."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.



NB:
Apakah tanda Yunus itu? Salib yang adalah batu sandungan. Jadi, bukanlah pembantah pengetahuan-lah yang akan diselamatkan, namun mereka yang percaya akan pengajaran sejati. Karena memang salib Kristus adalah batu sandungan bagi mereka yang memperdebatkan pengetahuan, tetapi keselamatan bagi mereka yang percaya.

Paulus bersaksi demikian: "Tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan, yang untuk orang-orang Yahudi merupakan batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah" (1 Kor. 1:23-24).

Mengapa orang Yahudi mencari tanda dan orang Yunani mencari hikmat? Sebab, Allah menunjukkan suatu tanda yang berupa batu sandungan salib pada mereka. Mereka yang ingin mengenal Anak Allah tetapi tidak melalui iman, melainkan melalui tanda akan terjebak pada ketidakpercayaan mereka sendiri dan jatuh pada batu sandungan kematian. Bukanlah pertanyaan kecil bahwa orang Yahudi melihat kematian Kristus dan berpikir bahwa Dia hanyalah seorang manusia, bahkan orang Kristiani - seperti yang diakui mereka namun sama sekali bukan - karena kematian-Nya enggan mengakui-Nya sebagai yang tunggal, yang disalibkan, keluhuran yang tidak tertandingi." (kutipan dari INCOMPLETE WORK ON MATTHEW, HOMILY 30, the Greek fathers).


INFO :

1.KRK - Kebangunan Rohani Katolik 
"MOM - Mary Our Mother"
Selasa, 13 Oktober 2015 (Peringatan Maria Fatima)
18.30 - selesai.
@ Gereja St Yosef Palembang, Sumatera Selatan,


2.Konggres Kerahiman Ilahi se - ASIA (AACOM - Asian Apostolic Congress On Mercy).
"Jesus Christ the Mercy of GOD": The Way to Reconciliation."
Rabu - Jumat, 14 - 16 Oktober 2015.
@ Santika Dyandra Hotel - Convention Medan, Sumatera Utara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar