“24 JAM UNTUK TUHAN”
Pekan Prapaskah III
Jumat Pertama
Hos 14:2-10; Mzm 81:6c-8a.86b-9.10-11b.14.17; Mrk 12:28b-34
Pekan Prapaskah III
Jumat Pertama
Hos 14:2-10; Mzm 81:6c-8a.86b-9.10-11b.14.17; Mrk 12:28b-34
“Si vis amari, ama - Jika ingin
dicintai, cintailah!”
Itulah kutipan dari karya Publilius
Syrus yang juga saya tulis pada buku “Carpe Diem” (RJK, Kanisius) dan merupakan
pesan pokok hari ini yang merupakan hari Jumat Pertama dan permulaan salah satu
penanda utama Tahun Kerahiman, yakni: "momen 24 jam untuk Tuhan."
Ya, Yesus sang KASIH menegaskan bahwa
esensi semua hukum terbagi menjadi dua matra besar, yakni relasi dengan
Allah/dimensi vertikal serta relasi dengan sesama/dimensi horisontal:
“Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati-jiwa-akal budi dan kekuatan"
serta “Kasihilah sesamamu seperti dirimu”.
Adapun 3 ciri dasarnya, antara lain:
1. "Caritas adalah dasarnya":
Kasih untuk Tuhan dan kasih untuk sesama berarti “ngasih”, mau memberi karena kasih juga bisa berarti “Ketika Allah Selalu Ingin Hadir”? Ya karena percaya bahwa Allah telah mengasihi kita, maka juga diajak untuk selalu menghadirkan Allah dengan hidup ber-nada dasar C, "Cintakasih".
Kasih untuk Tuhan dan kasih untuk sesama berarti “ngasih”, mau memberi karena kasih juga bisa berarti “Ketika Allah Selalu Ingin Hadir”? Ya karena percaya bahwa Allah telah mengasihi kita, maka juga diajak untuk selalu menghadirkan Allah dengan hidup ber-nada dasar C, "Cintakasih".
Yang pasti, bisa saja kita memberi tanpa
mencintai tapi mustahil kita mencintai tanpa memberi bukan?
2. "Totalitas adalah
semangatnya":
Kasih itu harus segenap hati (pusat rasa), segenap jiwa (pusat kehendak), segenap akal budi (pusat pemikiran) dan segenap kekuatan (pusat tindakan). Kasih adalah kasih yang utuh menggumpal bukan yang abal-abal, kasih yang tulus bukan yang penuh akal bulus, kasih yang sepenuh hati bukan yang setengah hati, kasih yang asli bukan yang basa-basi karena kasih itu bisa dirasakan hati-diresapkan jiwa-dipikirkan akal budi dan diwartakan dalam tindakan nyata lewat karya yang murah hati, ucapan yang memberkati dan doa yang semakin sepenuh hati.
Kasih itu harus segenap hati (pusat rasa), segenap jiwa (pusat kehendak), segenap akal budi (pusat pemikiran) dan segenap kekuatan (pusat tindakan). Kasih adalah kasih yang utuh menggumpal bukan yang abal-abal, kasih yang tulus bukan yang penuh akal bulus, kasih yang sepenuh hati bukan yang setengah hati, kasih yang asli bukan yang basa-basi karena kasih itu bisa dirasakan hati-diresapkan jiwa-dipikirkan akal budi dan diwartakan dalam tindakan nyata lewat karya yang murah hati, ucapan yang memberkati dan doa yang semakin sepenuh hati.
3. "Vitalitas adalah buahnya":
"Dimana ada kasih disitu ada kehidupan - where there is love there is life". Ya, kasih itu jelas menghidupkan. Ia tegas memberi kehangatan laksana matahari setelah hujan. Ia membuat kita “vital” (hidup) karena hidup tanpa kasih ibarat pohon tanpa bunga. Dengan tindakan kasih, hidup kita semakin bernilai, “losta masta - bikin hidup lebih hidup”, menjadi "giver" dan bukan "taker".
"Dimana ada kasih disitu ada kehidupan - where there is love there is life". Ya, kasih itu jelas menghidupkan. Ia tegas memberi kehangatan laksana matahari setelah hujan. Ia membuat kita “vital” (hidup) karena hidup tanpa kasih ibarat pohon tanpa bunga. Dengan tindakan kasih, hidup kita semakin bernilai, “losta masta - bikin hidup lebih hidup”, menjadi "giver" dan bukan "taker".
Yang pasti, dialog kasih Yesus dan ahli
Taurat hari ini memperlihatkan bahwa mereka akrab dan tahu banyak tentang isi
kitab suci dan hukum agama. Tapi, ada hal yang lebih penting daripada sekedar
tahu yaitu pelaksanaannya. Mari kita laksanakan kasih itu. Human change by
acting on it!
“Cari pita di balik dipan - Wartakanlah
cinta dalam kehidupan.”
NB:
1."Deus caritas est - Allah adalah kasih!”
Inilah ensiklik kepausan dari Paus
Emeritus Benediktis XVI yang kembali mengggema di hati ketika Yesus bersabda:
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu" (Markus 12:30).
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu" (Markus 12:30).
Hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan
rupanya merangkum seluruh diri kita. Dengan kata lain: kasih mengandaikan
totalitas, sebuah sikap yang utuh penuh-menyeluruh dan tidak mudah luruh.
Tentu saja hal ini tidak mudah untuk
dilakukan, karena dalam kenyataannya kasih kepada Tuhan mungkin menjadi nomer
ke-sekian dalam hidup kita, bukan?
Arus modernitas: materi dan teknologi menyebabkan kita lebih menyembah dan mencintai hal-hal indrawi daripada Tuhan yang ilahi.
Arus modernitas: materi dan teknologi menyebabkan kita lebih menyembah dan mencintai hal-hal indrawi daripada Tuhan yang ilahi.
Lebih lanjut, kasih yang penuh dan utuh
itu ternyata tidak hanya berpola vertikal tapi mesti berpola "salib"
(vertikal+horisontal).
Artinya?
Kasih kepada sesama merupakan wujud nyata dari kasih kita kepada Allah dalam hidup kita: “Dan hukum yang kedua ialah: 'Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri'" (Markus 12:30-31).
Kasih kepada sesama merupakan wujud nyata dari kasih kita kepada Allah dalam hidup kita: “Dan hukum yang kedua ialah: 'Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri'" (Markus 12:30-31).
Itu berarti kita tidak bisa mengasihi
Tuhan (yang tidak kelihatan), jika tidak mengasihi saudara/orang-orang di
sekitar (yang kelihatan). Sepanjang hidupnya, Yesus menampakkan kasihNya kepada
Allah dengan pelbagai tindakan kasihNya yang nyata terhadap sesama, bukan?
Akhirnya, jadikanlah kasih sebagai
jantung dalam hidup kita. Jantung yang dapat membuat hidup kita lebih hidup.
Kasih ilahi dan kasih insani akan membuat hidup kita menjadi lebih damai,
karena dengan menghadirkan dan membagikan kasih, tidak ada lagi pintu yang
terbuka bagi masuknya dendam dan kebencian karena kasih sejatinya adalah jalan
masuk untuk hidup bersama Allah, "sebab Allah adalah kasih" (Yoh 4,
8.16).
"Ada selasih ada di Pasar Turi -
Andalkan kasih setiap hari."
2.“Amor vincit omnia – Cinta mengalahkan segalanya.”
Itu sebabnya Yesus mewartakan bahwa kita
mesti memiliki "KTP" antara lain:
1.K: Karitas:
Perintah utama adl “karitas" (kasih): "Kasihilah Tuhan Allahmu dan sesamamu. Inilah kasih yg berpola salib, vertikal dan horisontal.
Perintah utama adl “karitas" (kasih): "Kasihilah Tuhan Allahmu dan sesamamu. Inilah kasih yg berpola salib, vertikal dan horisontal.
2.T: Totalitas:
Kasih itu mesti total, dg segenap hati-segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan.
Kasih itu mesti total, dg segenap hati-segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan.
3.P: Prioritas:
Kita diajak mengutamakan Tuhan 100 % krn inilah landasan dan ringkasan dari keseluruhan hukum dan perintah Allah.
Kita diajak mengutamakan Tuhan 100 % krn inilah landasan dan ringkasan dari keseluruhan hukum dan perintah Allah.
Adapun pertanyaan mengenai hukum
terutama ini diajukan oleh seorang ahli Taurat, dimana jawaban Yesus tdk
mengacu kpd tradisi para ahli Taurat tp kepada hukum tertulis (Ul 6:4,5).
Hukum yang kedua juga dikutip dari
Imamat 19:18, dimana terdapat landasan dan ringkasan dari kewajiban manusia
terhadap sesamanya yg melandasi ajaran ttg seluruh Hukum Taurat dan kitab para
Nabi (Mat. 22:40).
Pastinya, kedua hukum utama yg mengajak
kita memiliki "KTP" ini ada untuk saling melengkapi karena hukum itu
meringkas hukum yang tertulis pada dua loh batu yang diterima Musa.
Hukum itu menyatakan kewajiban manusia kepada Allah dan tanggung jawab kepada sesama.
Dengan sabda ini, Yesus mengajarkan kepada
kita supaya saling mengasihi seperti Dia mengasihi.
Jelasnya, Allah adalah kasih dan segala
yang dilakukan-Nya mengalir dari kasih-Nya kepada kita semua. Allah telah lebih
dahulu mengasihi kita. Kita pun mengasihi-Nya sebagai jawaban atas rahmat dan
kebaikan yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita.
"Dari Goa Maria Sriningsih ke
Kaliori - Andalkanlah kasih setiap hari."
3.SKI – Sekolah Kerahiman Ilahi
A.Holy Feast/Misa Kudus Jumat Pertama: “MERCY’S WAY”
@ Assembly Hall Gedung Parkir Plaza Bapindo Lt. 10
Forkat - SCBD - Jumat, 4 Maret 12.00
@ Assembly Hall Gedung Parkir Plaza Bapindo Lt. 10
Forkat - SCBD - Jumat, 4 Maret 12.00
B.Sarasehan “Mercy’s Way”: Mother Model Messenger
@ Grj Andreas Kedoya Jkt Barat
Sabtu, 5 Maret 09.00-11.45
@ Grj Andreas Kedoya Jkt Barat
Sabtu, 5 Maret 09.00-11.45
C.Sarasehan ”MOM – Mary Our Mother”
(Maria Bunda Kerahiman Ilahi)
@ Grj Theresia Menteng Jkt Pusat
Sabtu, 5 Maret 13.00-15.00
(Maria Bunda Kerahiman Ilahi)
@ Grj Theresia Menteng Jkt Pusat
Sabtu, 5 Maret 13.00-15.00
D. Holy Feast/Misa Kudus: “Cinta Doa
Ekaristi”
@ Rock Hall - Gedung FX - Senayan Jkt Selatan
Imago Dei
Sabtu, 5 Maret 16.00
@ Rock Hall - Gedung FX - Senayan Jkt Selatan
Imago Dei
Sabtu, 5 Maret 16.00
Datanglah dan kamu akan melihatNYA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar