Ads 468x60px

Jumat 11 Maret 2016

Pekan Prapaskah IV 
Keb. 2:1a,12-22; Mzm. 34:17-18,19-20,21,23; Yoh. 7:1-2,10,25-30
Yer 11:18-20; Mzm 7:2-3.9b-10.11-12; Yoh 7:40-53.


"Veni vidi vici - Aku datang aku lihat aku menang."
Inilah salah satu motto yang kerap kali kita dengar dalam banyak musim olimpiade antar bangsa. Inilah juga yang bisa dimaknai dari arti nama Nikodemus (Yun: “nikos: pemenang" dan “demos: rakyat/bangsa").

Kitapun diajak menjadi "bangsa pemenang" di tengah banyak "pecundang" dengan tiga sikap dasar Nikodemus yang punya "NIat dan KOmitmen DEmi Membela YesUS", antara lain:

1."Kerinduan hati": 
Hati Nikodemus ingin sekali bertemu dengan Yesus. Diantara 6000 orang Farisi dan 70 Sanhedrin yang lainnya, Nikodemus yang adalah seorang Farisi dan pemimpin agama Yahudi (Sanhedrin) justru menjadi tertarik untuk mengenal Yesus lebih dalam. Ia datang untuk mencari dan berbincang dengan Yesus di wkt malam hari.

2."Kerendahan hati": 
Nikodemus mau diajar dan dibentuk Yesus. Walaupun Nikodemus adalah seorang tokoh agama terpandang, ia tak segan menyapa Yesus sebagai “Rabi (Guru). Ia mau belajar dari “Si Tukang Kayu”. Inilah sikap rendah hati, yang selalu terbuka dan mau terus blajar dari yang lain.

3."Perubahan hati": 
Setelah berjumpa dengan Yesus, Nikodemus semakin rindu untuk belajar kepada Yesus. Hidupnya juga menjadi berubah dan berbuah sebagai orang beriman. Ia jadi berapi untuk membela Yesus di depan umum (Yoh 7:45-52). Bahkan, ia setia pada akhir kematian Yesus (Yoh 19:38-40). Ia juga yang membawa campuran minyak mur dan gaharu (Yoh 19:39) untuk membubuhi mayat Yesus. Karena perubahan hatinya, ada pernyataan terkenal Yesus kepada Nikodemus yang baik untuk kita ingat: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa tapi beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16).

"Dari Penang ke Tarsus - Mari menang dlm nama Tuhan Yesus."

NB:

1."Via positiva - Jalan positif".
Itulah yang diharapkan pada hari ini bahwa kita selalu bisa berpikir positif bahkan terhadap pengalaman buruk dan musuh kita sekalipun karena tepatlah apa yang dikatakan oleh filsuf Prancis, Rene Descartes, "cogito ergo sum - aku berpikir maka aku ada."

Dengan kata lain: Bukankah pikiran menentukan kualitas tindakan dan hidup kita?
Masalahnya, kita sering mudah berpikir buruk-berperasaan negatif dan menghakimi orang. Itulah yang juga terjadi pada diri orang-orang Yahudi yang mudah curiga dan mudah menghakimi tanpa melihat konteks utuhnya: asyik bicara "TENTANG" tapi tidak pernah bicara "DENGAN".

Baiklah kita sekarang belajar juga dari figur Nikodemus (Yun: "pemenang") dengan 3 sikap dasarnya seperti yang saya tulis dalam buku "TANDA" (Kanisius), al:

A."NI"at: 
Dia datang malam hari untuk mencari dan menjumpai Yesus (Yoh 3). Sudahkah kita juga selalu punya "goodwill", niat baik dalam kata-kata dan pikiran kita?

B."KO"mitmen: 
Nikodemus adalalah orang yang bersama Yusuf Arimatea menurunkan jenazah Yesus dan meminyakinya dengan banyak minyak wangi (Yoh 19). Ia setia mengikuti Tuhan. Sudahkah kita juga berkomitmen dalam gulat geliat iman kita?

C."DEmi Membela YesUS": 
Hari ini, Nikodemus membela Yesus di depan teman-temannya, para farisi yang suka menghakimi Yesus (Yoh 7). Ya, memang jelas bahwa Yesus tidak perlu dibela, tapi bukankah Yesus adalah "Sang Kebenaran-Kebaikan+Keadilan". Jada setiap kali kita membela hidup dan pikiran "yang benar-yang baik dan yang adil", kita juga membela Yesus sendiri yang hadir disitu?

"Berenang di kali - Jadilah pemenang buat yang Ilahi". 

Tuhan memberkati dan Bunda merestui. 

Fiat Lux!


2. "Libera nos a malo- Bebaskanlah kami dari yang jahat."
Inilah salah satu harapan iman dalam doa Bapa Kami. Adapun kesaksian Yesus telah menimbulkan perpecahan: Ada yang menganggapnya sebagai nabi dan mesias. Tapi ada juga yang menolak dan berniat untuk menangkapNya. Yesus sendiri bersaksi tentang kehadiran Roh Kudus di dalam hidup orang beriman.

Dalam Yesaya 11:1-5, 10; 42:1-4; 61:1, kedatangan Mesias memang berkaitan dengan kedatangan Roh Kudus. Di samping itu, menurut Yoel 2:28-29, kedatangan Mesias juga berkaitan dengan pencurahan Roh Kudus.

Yesus pada awal pelayanan-Nya juga mengutip Yesaya 61:1 dalam khotbah-Nya (Lukas 4:18).

Ketika membicarakan kedatangan Mesias dalam surat Roma 15:12, Paulus juga mengutip Yesaya 11:10.

Rasul Petrus pada hari Pentakosta mengutip Yoel 2:28-29. Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, terlihat bahwa Allah yang memberikan Roh. Namun dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus yang memberikan Roh. Dengan kata lain: Ini menunjuk satu hal, yakni ke-Allahan Yesus, karena hanya Allah yang dapat mencurahkan Roh Allah.

Kesaksian inilah yang kita imani sehingga wajarlah kita terus meminta perlindungan dariNya supaya dibebaskan dari segala yang jahat, bukan?

"Makan bakut di warung jamu-
Jangan takut karna Tuhan selalu besertamu."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh


Tidak ada komentar:

Posting Komentar