Ads 468x60px

Mercy's Way, Jalan Kerahiman Ilahi


In Memoriam: "24 Jam untuk Tuhan."
Prolog
Apa yang diminta secara khusus oleh Paus Fransiskus dalam rangka masa prapaskah Tahun Yubileum Kerahiman Ilahi?
Beliau minta supaya diadakan 24 Jam bagi Tuhan. Pada kesempatan itu, umat wajib diberi kesempatan untuk menerima sakramen rekonsiliasi, berdoa secara intensif, dan merevisi hidup rohaninya sendiri. Lewat sakramen rekonsiliasi, manusia dapat menyentuh langsung Allah yang Maharahim serta memperoleh kedamaian hati.
(RJK, Buku “SKI” – “Sekolah Kerahiman Ilahi”).
A.TEKS:
Bulla Misericordiae Vultus Paus Fransiskus (Buku “SKI” – “Sekolah Kerahiman Ilahi”, RJK).
Point 17 :
Masa Prapaskah dalam Tahun Yubileum ini hendaknya dihayati dengan lebih sungguh-sungguh sebagai masa istimewa untuk merayakan dan mengalami belas kasihan Allah.
Betapa banyak ayat Alkitab yang sangat cocok untuk direnungkan selama pekan-pekan Prapaskah guna membantu kita menemukan kembali wajah Bapa yang murah hati! Kita dapat mengulangi kata-kata Nabi Mikha dan menjadikannya kata-kata kita sendiri: Ya Tuhan, Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran; yang tidak terus bertahan dalam murka, melainkan berkenan menunjukkan belas kasihan. Ya Tuhan, Engkau akan kembali menyayangi umat-Mu. Engkau akan menghapus kesalahan-kesalahan kami dan mencampakkan segala dosa kami ke dalam tubir-tubir laut. (bdk. Mikh. 7:18-19}
Kutipan-kutipan dari kitab Nabi Yesaya juga dapat direnungkan secara konkret selama masa doa, masa puasa, dan masa meningkatkan karya amal ini. “Bukankah ini puasa yang Kukehendaki, yakni: supaya engkau meretas belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk; supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk; supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan Tuhan menjadi barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil Tuhan dan Ia akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari serta memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan (Yes. 58:6-11).
Gagasan “24 Jam untuk Tuhan,” yang harus dirayakan pada masa Prapaskah, hendaknya dilaksanakan di setiap keuskupan. Begitu banyak orang, termasuk kaum muda, sedang kembali ke Sakramen Rekonsiliasi; lewat pengalaman rekonsiliasi ini, mereka menemukan kembali jalan pulang kepada Tuhan, menghayati saat doa yang sungguh khusyuk,dan menemukan makna dari kehidupan mereka.
Marilah kita menempatkan Sakramen Rekonsiliasi pada pusat kehidupan kita sehingga sakramen ini akan memampukan manusia menyentuh keagungan belas kasihan Allah dengan tangan mereka sendiri. Bagi setiap petobat, sakramen ini akan menjadi sumber damai batin yang sejati.
Saya tidak akan pernah merasa lelah mendesak agar para bapa pengakuan menjadi tanda autentik dari belas kasihan Bapa. Kita tidak secara otomatis menjadi bapa pengakuan yang baik. Kita menjadi bapa pengakuan yang baik apabila, di atas semuanya, kita membiarkan diri kita sendiri menjadi petobat guna mendapatkan belas kasihan Allah.
Hendaklah kita tidak pernah lupa bahwa menjadi bapa pengakuan berarti ambil bagian dalam perutusan Yesus untuk menjadi tanda nyata dari kasih ilahi yang tak hentimemberi pengampunan dan keselamatan. Kita para imam telah menerima karunia Roh Kudus untuk mengampuni dosa, dan kita bertanggungjawab untuk ini. Tak seorang pun dari kita mempunyai kuasa atas sakramen ini; sebaliknya, lewat sakramen ini kitasungguh menjadi hamba-hamba setia dari belas kasihan Allah.
Setiap bapa pengakuan harus menerima orang beriman seperti bapa dalam perumpamaan tentang anak yang hilang: seorang bapa yang lari menyongsong anaknya meskipun anak itu sudah memboroskan semua harta warisannya. Para bapa pengakuan dipanggil untuk merangkul anak yang menyesali kesalahannya lalupulang ke rumah, dan ia harus mengungkapkan suka cita karena sudah mendapatkan anak itu kembali.
Marilah kita tidak pernah lelah menjangkau anak lain yang berdiri di luar, yang tidak mampu menikmati suka cita, guna menjelaskan kepadanya bahwa hukuman yang ia anggap kejam dan tidak adil itu tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan belas kasihan bapa yang tak berbatas.
Hendaknya para bapa pengakuan tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada gunanya tetapi, seperti bapa dalam perumpamaan itu, hendaknya ia dengan arif menyala percakapan yang sudah disiapkan oleh anak yang hilang itu. Dengan demikian, para bapa pengakuan akan belajar mendengarkan ratapan minta pertolongan dan belas kasihan yang mengalir dari hati setiap petobat.
Pendek kata, para bapa pengakuan dipanggil untuk menjadi tanda belas kasihan kapan saja, di mana saja, dan dalam situasi apa saja.

B.KONTEKS
Paus Fransiskus menghimbau diadakannya “HARI DOA”: rekoleksi, refleksi dan rekonsiliasi selama dua hari itu.
Paus juga meminta agar gereja-gereja membuka pintunya selama 24 jam untuk setiap umat yang mau datang kepada Kerahiman Ilahi.
Pada dua hari itu, kita diberi kesempatan untuk mengaku dosa, untuk berdoa di hadapan Allah sekaligus ber-rekonsiliasi dengan Tuhan, sesama dan semesta.
Paus menambahkan, ini adalah kesempatan untuk berdoa bersama-sama dengan seluruh Gereja, seluruh dunia. Tak tahukah kamu betapa kuat dan dahsyatnya kekuatan doa bersama dan serentak ini?
Tentang Sakramen Tobat, Paus Fransiskus mengatakan bahwa:
“Mengaku dosa bukanlah memasuki sebuah ruang penghakiman/pengadilan yang mengerikan; gunung kerahiman Allah begitu besar, kita saja yang malas untuk datang memohon kerahiman Tuhan; janganlah takut untuk mengaku dosa. Manusia bisa saja jatuh dalam dosa, pergilah, menyesal, bertobat, kita diampuni, kita lalu bangkit lagi. Saya sendiri setiap 15 hari mengaku dosa, sebab saya juga seorang pendosa.”
Ya, dalam rangka Yubileum “Tahun Kerahiman Ilahi” (Kerahiman Allah yang Memerdekakan, Paus meminta supaya semua Gereja terbuka 24 jam bagi umat Katolik yang entah mau berdoa, bermeditasi, ber adorasi, ber-rekonsiliasi dll.

C.PRAKTEK:
Pelbagai tempat, pelbagai Gereja tentunya dapat memilih cara dan bentuknya sendiri, sesuai dengan situasi dan keadaan khusus mereka. Yang bisa dibuat selain mengaku dosa pastinya, adalah sebuah “gerakan iman” berpola “ABCD”, yakni:
A: Adorasi
B: Baca kitab suci
C: Cintai ekaristi
D: Doa doa devosi
Beberapa inisiatif lain yang bisa dilakukan untuk mengisi “24 jam”, misalnya: renungan khusus tentang kerahiman ilahi, refleksi tentang sakramen pengampunan, tersedianya buku/bacaan rohani, doa jalan salib, penampilan vocal group atau paduan suara/kor lagu-lagu tobat/kerahiman, menonton film/video tentang kain Kafan, doa meditatif dengan lagu-lagu Taize, doa Brevir bersama umat pada pagi, siang, sore dan malam (Laudes - Hora Media – Vesperae – Completorium), dll.
Bisa juga dihadirkan pelbagai katekese tentang kerahiman Tuhan, kerahiman dalam keluarga, membangun budaya kerahiman dalam hidup bersama; katekese tentang sakramen rekonsiliasi.

Epilog
“Jadilah rasul-rasul Kerahiman Ilahi
di bawah bimbingan keibuan penuh kasih sayang dari Santa Perawan Maria”
Ite missa est - Pergilah kamu diutus!” Dalam nama Yesus, Raja Kerahiman Ilahi dan Maria Bunda Kerahiman Ilahi serta teladan hidup Rasul Kerahiman Ilahi, St Faustina dan Paus Kerahiman Ilahi, St Yohanes Paulus II, kita juga diajak untuk berani pergi mewartakan kerahiman ilahi lewat KUD, karya ucapan dan doa kita setiap harinya: “`Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu…. Terimalah Roh Kudus.' (Yoh 20:21-22).

“Wartakanlah bahwa kerahiman adalah sifat Allah yang utama. Segala karya tangan-Ku dimahkotai dengan belas kasih (301)….”
“Wartakanlah ke segenap penjuru dunia kerahiman-Ku yang tak terselami (1142)….”
“Jiwa-jiwa yang mewartakan kemuliaan kerahiman-Ku akan Aku lindungi sepanjang hidup mereka bagaikan seorang ibunda yang lembut hati menjaga bayinya, dan di saat ajal, Aku tak akan menjadi hakim bagi mereka, melainkan Juruselamat yang penuh Belas Kasih (1075)….”
“Wartakanlah dengan segala daya upayamu Devosi kepada Kerahiman Ilahi. Aku Sendiri yang akan menyempurnakan kekuranganmu. Katakanlah kepada segenap umat manusia yang sakit untuk datang merapat pada Hati-Ku yang berbelas kasih, Aku akan memenuhinya dengan damai sejahtera (1074).”
“Katakanlah kepada para imam-Ku bahwa para pendosa yang keras hati akan bertobat karena mendengarkan perkataan mereka saat para imam-Ku itu berbicara mengenai kerahiman-Ku yang tak terselami, mengenai cinta kasih dalam Hati-Ku bagi mereka. Kepada para imam yang mewartakan serta mengagungkan kerahiman-Ku, Aku akan menganugerahkan kuasa yang menakjubkan; Aku akan mengurapi perkataan mereka dan menyentuh hati orang-orang kepada siapa mereka berbicara (1521).”
Salam HIKers,
Tuhan berkati & Bunda merestui

NB:
1. “MKI” – “Misionaris Kerahiman Ilahi.”
Pernyataan Paus Fransiskus tentang “MKI” – “Misionaris Kerahiman Ilahi”(Bulla Misericordiae Vultus Paus Fransiskus, Bdk: Buku “SKI” – “Sekolah Kerahiman Ilahi”, RJK).
Point 18 :
Selama Masa Prapaskah dalam Tahun Suci, saya bermaksud mengutus misionaris -misionaris kerahiman.
Mereka akan menjadi tanda perhatian bundawi Gereja terhadap umat Allah, dengan cara membantu mereka agar mampu memasuki kekayaan luar biasa dari misteri kerahiman yang begitu fundamental bagi iman kita.
Sejumlah imam akan saya beri wewenang untuk mengampuni bahkan dosa-dosa yang selama ini wewenang pengampunannya dikhususkan untuk Takhta Suci.
Dengan demikian cakupan mandat mereka sebagai bapa pengakuan akan menjadi lebih jelas.
Di atas semuanya, mereka akan menjadi tanda yang sangat jelas dari kesediaan Bapa untuk menyambut orang-orang yang mencari pengampunan.
Mereka akan menjadi misionaris kerahiman karena mereka akan menjadi fasilitator demi terjadinya perjumpaan yang sungguh-sungguh manusiawi, yang menjadi sumber pembebasan; mereka juga mengemban tanggungjawab besar untuk mengatasi hambatan-hambatan pertobatan dan untuk mengembalikan hidup baru yang bersumber pada pembaptisan.
Dalam perutusan ini, mereka akan dipandu oleh kata-kata Rasul Paulus, “Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan hati-Nya atas mereka” (Rom. 11:32).
Sungguh, setiap orang, tanpa kecuali, dipanggil untuk menikmati belas kasihan. Semoga para misionaris kerahiman ini menghayati panggilannya dengan penuh keyakinan bahwa mereka dapat menatap Yesus, “Imam Agung yang menaruh belas kasihan dan setia melayani Allah” (Ibr. 2:17).
Saya minta kepada saudara-saudara saya, para uskup, untuk mengundang dan menyambut para misionaris kerahiman ini sehingga mereka, di atas semuanya, dapat menjadi khotbah yang meyakinkan mengenai belas kasihan.
Hendaknya setiap keuskupan mengatur “perutusan mereka kepada umat” sedemikian rupa sehingga para misionaris kerahiman ini dapat menjadi bentara suka cita dan pengampunan.
Saya minta para uskup merayakan Sakramen Rekonsiliasi bersama umat mereka sehingga masa rahmat yang digelar oleh Tahun Yubileum ini memungkinkan banyak putra-putri Allah sekali lagi menempuh perjalanan kembali ke rumah Bapa.
Hendaklah para imam, khususnya selama Masa Prapaskah, gigih memanggil kembali kaum beriman “ke takhta rahmat, sehingga kita boleh menerima belas kasihan dan mendapatkan rahmat” (Ibr. 4:16).
Ya, Paus Fransiskus telah menetapkan Tahun Kerahiman sebagai Tahun Kudus untuk Pengampunan. Bapa suci umat Katolik itu bahkan membentuk misionaris khusus yang boleh mendengarkan
pengakuan dosa berat. Dia mengutus lebih dari 1.000 imam dari misionaris pengampunan ke seluruh dunia.
Selama ini, dalam aturan gereja Katolik, hanya para petinggi gereja atau paus sendiri yang boleh mendengarkan pengakuan dosa berat. Namun, kini para imam yang disebar ke seluruh dunia itu juga boleh mendengarkan pengakuan dosa berat: ’’Terkait tahun perayaan khusus Vatikan, para imam berjuluk super-confessors itu punya hak dan wewenang untuk mendengarkan pengakuan dosa berat dari umat,’’ terang Vatikan dalam pernyataan tertulisnya.
2. Beberapa Acara dan Tema Utama Tahun Kerahiman yang lalu:
• 8 Desember 2015: pembukaan pintu suci di Basilika Santo Petrus
• 13 Desember 2015: pembukaan pintu suci di Basilika Agung Santo Yohanes Lateran, Basilika Santo Paulus di Luar Tembok, dan banyak katedral lainnya di seluruh dunia
• 1 Januari 2016: pembukaan pintu suci di Basilika Santa Maria Maggiore
• 19-21 Januari 2016: Yubileum bagi para peziarah
• 2 Februari 2016: Yubileum bagi hidup bakti (biarawan/ti), penutupan "Tahun Hidup Bakti"
• 22 Februari 2016: Yubileum bagi Kuria Roma
• 4-5 Maret 2016: liturgi penitensial dan panggilan untuk "24 Jam bagi Tuhan"
• 20 Maret 2016: Minggu Palma
• 3 April 2016: Yubileum bagi semua orang yang menemukan diri mereka dalam spiritualitas belas kasihan
• 24 April 2016: Yubileum bagi yang baru menerima Penguatan yang berusia 13-16 tahun (untuk orang-orang muda yang lebih tua didedikasikan Hari Kaum Muda Sedunia pada bulan Juli)
• 27-29 Mei 2016: Yubileum bagi para diakon
• 3 Juni 2016: Yubileum bagi para imam
• 12 Juni 2016: Yubileum bagi orang-orang sakit dan orang-orang yang membantu mereka
• 26-31 Juli 2016: Yubileum bagi orang-orang muda dan Hari Orang Muda Sedunia 2016 di Kraków, Polandia
• 4 September 2016: Yubileum bagi para relawan
• 25 September 2016: Yubileum bagi para katekis
• 8-9 Oktober 2016: Yubileum Maria
• 6 November 2016: Yubileum bagi para tahanan, beberapa tahanan akan menghadiri perayaan di Basilika Santo Petrus[4]
• 13 November 2016: penutupan pintu-pintu suci selain di Basilika Santo Petrus
• 20 November 2016: penutupan pintu suci di Basilika Santo Petrus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar