Ads 468x60px

Selasa, 25 April 2017






HIK – HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN, IMAN, KASIH.
Selasa, 25 April 2017
Pesta St Markus, Penulis Injil
Petrus (5:5b-14)
(Mzm 89:2-3.6-7.16-17)
Markus (16:15-20)
“Ite et donate – Pergi dan Bagikanlah”.
Gereja pada hari ini mengenangkan salah satu penulis Injil yakni St Markus (Lat: Mārcus, Yun: Μᾶρκος; Koptik: Μαρκοϲ; Ibr: מרקוס). Ia adalah seorang Yahudi dari suku Lewi yang terlahir di Gyréne, satu dari lima kota barat di Libya, di sebuah desa kecil bernama Aberyatolos dan besar di Yerusalem. Ibunya adalah salah satu "Maria" yang mengikuti Kristus dan ayahnya adalah Artistopolos, sepupu istri Santo Petrus Rasul.
Adapun tiga semangat dasarnya yang penuh Harapan Iman dan Kasih, al:
1.Bersemangat:
Lambang Markus sebagai penulis injil adalah singa bersayap, yang menggambarkan keadaan siaga serta semangat penuh keyakinan/optimisme yang terus menyala. Markus yang adalah keponakan Barnabas dan dipermandikan oleh Petrus berkarya dengan semangat. Ia antusias menemani para rasul dari Yerusalem ke Antiokia, Siprus, Roma dan Alexandria (Mesir).
Hidupnya bersemangat, walau kadang juga pernah “gagal”, ketika ia kembali lagi ke Yerusalem karena “tidak tahan” menemani Paulus-Barnabas di Siprus. Ia pernah jatuh tapi bangkit lagi.
2.Bersahabat:
St. Markus bukan termasuk bilangan dua belas Rasul Yesus tapi dia bersahabat dengan para rasul. Dia adalah teman perjalanan St. Paulus dan Barnabas dalam karya Pewartaan Injil ke Antiokia (Kis12:25) dan Siprus (Kis13:4-5). Dia juga seorang murid serta asisten St. Petrus. Bahkan St. Petrus memperlakukannya seperti "anak sendiri": “Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari Markus, anakku” (1 Ptr 5:13).
Selain itu, rumah Markus biasanya digunakan sebagai pertemuan para sahabatnya. Ketika Petrus dipenjarakan, banyak sekali orang Kristen berkumpul di rumahnya dan berdoa bagi keselamatan Petrus. Dkl: Ia mengenal-mencintai dan semakin bersahabat dengan Yesus melalui pewartaan dan perjumpaan iman dengan para Rasul yang adalah para sahabatnya.
3.Bermanfaat:
Markus (nama Romawi ) yang berarti “palu”, ternyata memiliki nama lain, yaitu "Yohanes" yang adalah nama Yahudi dan berarti "Kebaikan Allah/Allah yang menganugerahi" (Kis 13:5, 13). Seperti “palu” yang bermanfaat bagi tukang bangunan, ia juga bermanfaat bagi Gereja: Ia mahir berbahasa Yunani, Latin dan Ibrani. Dia juga belajar hukum, kitab suci dan sejarah para nabi.
Dengan kekayaan pengetahuan itulah, ia melayani Barnabas-Paulus di Antikohia dan Siprus. Di Roma, ia menjadi pembantu dan juru bicara Petrus. Menurut Eusebius dari Kaisarea, pada tahun ke-2 Kaisar Claudius, Markus mendampingi Petrus sebagai penterjemah. Ia mencatat segala sesuatu yang diingatnya tentang ucapan Petrus kepada orang banyak.
Ia juga berangkat ke Aleksandria dan mendirikan gereja Aleksandria, yang sekarang menjadi gereja Koptik Ortodoks. Dia menjadi uskup pertama di Aleksandria dan dihormati sebagai pendiri kristianitas di Afrika dan penulis injil Markus.
Jelas, hidupnya benar-benar bermanfaat, bahkan Paulus mengakui Markus (yang dulu telah ditolaknya dan di cap ‘orang yang gagal’) sebagai rekan yang sangat berharga: "Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku” (2 Tim 4:11).
Bersama teladan St Markus yang “bersemangat-bersahabat dan bermanfaat, kita sebenarnya juga diutus untuk selalu bersaksi: pergi dan membagikan warta Injil (Yun: "euangalion"= kabar baik, "KAsih-saBAR dan Bahagia Ikut Kristus”, buku “TANDA”, Kanisius) tentunya dengan hati yang bersemangat, hidup yang bersahabat dan karya yang bermanfaat bagi kemuliaan Tuhan dan keselamatan jiwa-jiwa.
"Ada tikus suka makan bakmie - Santo Markus doakanlah kami”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!
NB:
1.
Pesta St Markus.
"Pax tibi Marce, evangelista meus. Hic requiescet corpus tuum-
Damai padamu, Markus, penginjilKu. Di sini berbaring tubuhmu".
St Markus Penginjil yang adalah pelindung kota Venesia juga adalah pelindung dari notaris, penulis, pekerja kaca, pelukis kaca dan pembuat kacamata.
Ia lahir di luar Palestina dari keluarga kaya dan wafat pd tahun 68 sebagai Martir di kota Alexandria, Mesir.
Pd 24 April tubuhnya ditarik di sepanjang jalan ke Alexandria dengan tali diikat dilehernya lalu dibuang ke penjara.
Keesokan harinya ia dianiaya dengan keji dan meninggal. Tubuhnya yg dibakar berhasil diselamatkan oleh umat beriman.
Relikwi St Markus berhasil dibawa dari Alexandria ke Venesia pd tahun 828 oleh dua legenda pedagang Venesia: Rustico dari Torcello dan Buono dari Malamocco.
Relikwi disambut dg sukacita di Venesia dan menarik para peziarah dari seluruh Eropa.
Sebuah Basilika kemudian dibangun th 832 tp mengalami kebakaran th 976 yg menyebabkan rakyat marah dan melawan Duke Candiano IV yg saat itu memimpin Venesia.
Tubuh St Markus pun hilang tak diketemukan.
Tahun 1063 berhasil dibangun kembali Basilika dan dipersembahkan u/St Markus tanggal 25 Apr1094.
Proses konsakrasinya didahului dg tiga hari masa tobat dan puasa dan doa untuk memohon mukjizat diketemukannya tubuh Orang Kudus itu.
Setelah Misa pemberkatan Basilika oleh Uskup, terjadilah mukjizat itu dengan terbelahnya batu marmer yg melapisi sebuah pilar di sebelah kanan basilika di samping altar kotbah (ambo), dan tampaklah sebuah peti kaca yang menyimpan relikwi St Markus dan segeralah tercium wangi harum di seluruh Basilika.
Adapun simbol St Markus adalah sebuah patung singa yg mengangkat pedang dan satu kakinya menginjak sebuah buku bertuliskan:
"Pax tibi Marce, evangelista meus.
Hic requiescet corpus tuum."
2.
“Ite missa est - Pergilah kamu diutus!”
Itulah kata-kata di akhir misa yang juga saya tulis dalam buku “HERSTORY” (RJK, Kanisius).
Ya, bersama teladann St Markus, kita diutus untuk bermisi sebagai “duda” : “duta damai”, tergerak - bergerak dan berarak dari altar perjamuan ke pasar kehidupan.
Jelasnya, kita diutus ber-misi sebagai “model”/teladan iman umat Allah, “mediator”/perantara kuasa Allah dan “messenger/pembawa pesan Allah”.
Dalam bahasa Dom Helder Camara yang saya tulis dalam buku “XXI - Interupsi” (RJK, Kanisius), bermisi sebagai duta damaiNya berarti: mau meninggalkan, pergi dan keluar dari diri sendiri, memecah dinding egoisme, yang memenjarakan kita, dalam ke”AKU”an. Misi berarti berhenti berkisar pada diri sendiri. Misi selalu berarti meninggalkan, tapi tidak selalu mengadakan perjalanan. Di atas semua itu, misi berarti membuka diri dan hati bagi Tuhan dan bagi yang lain, sebagai saudara dan saudari, menemukan dan menjumpai mereka dalam Tuhan.
Adapun 3 semangat dasar sebuah karya misi ilahi, al:
A."Societas: Kebersamaan".
Ia memanggil 12 murid dan mengutus mereka berdua-dua. Iman kita tidak hanya berdimensi personal tapi juga sosial (socius: sahabat, sosial:bersahabat). Gereja sebagai “Umat Allah” diajak berjalan bersama sebagai sahabat seperjalanan, sebagai suatu gerakan komunio, “societas perfecta” menuju surga abadi.
B. "Simplicitas: Kesederhanaan".
Mereka dilarang membawa banyak bekal, kecuali tongkat-sehelai baju dan alas kaki, supaya lebih fokus pada tugas perutusan dan bersemangat “lepas bebas” - tidak terbebani dengan kelekatan tak teratur pada berbagai bekal jasman dan materi. Bukankah Yesus yang ber-“kenosis”- yang mengosongkan diri juga sekaligus datang sebagai “yang sederhana”: terbaring di palungan dan terpaku di penyaliban?
C. "Totalitas: Kepenuhan",
Inilah sikap berserah secara utuh, penuh dan menyeluruh. Mereka diajak untuk cuma bersandar pada Tuhan, terlebih mereka telah diberi “bekal ilahi”, kuasa untuk mengusir roh jahat dan menyembuhkan orang sakit. Nilai dasar yang ditawarkan adalah “Deus providebit - Tuhan yang menyelenggarakan”, semacam kepercayaan akan “providential divina - penyelenggaraan ilahi”, bahwa Tuhan akan selalu ikut berkarya dalam suka duka hidup dan gulat geliat karya kita.
“Ikan louhan cari makan - Ikut Tuhan semuanya akan dicukupkan".
3.
"Ite inflammate omnia - Pergilah kobarkan API bagi dunia!"
Inilah seruan Ignatius kepada Xaverius yang diyakini kesadaran magis bahwa Yesus mengajak kita "pergi & diutus" dari altar ke pasar, dengan 3 sikap dasar yang diberikanNya, antara lain:
A. Otoritas.
Inilah kenangan iman bahwa Yesus pernah memberikan tenaga & kuasa ilahi serta mengutus ke12 muridNya untuk mewakili Dia dalam kata & tindakan. Ke12 murid itu kini menjadi orang yang berkuasa untuk mengusir setan & menyembuhkan penyakit. Mereka bukan bangsawan tapi dipakai Allah secara menawan untuk mewartakan KerajaanNya. Adapun perintah yang diberikan kepada ke12 orang itu, menurut ayat paralelnya di kitab Matius adalah pergi kepada "domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Mat 10:6). Tapi setelah kebangkitanNya, Yesus mengubah jangkauannya kepada segala bangsa, "sampai akhir zaman" (Mat 28:18-20; Mrk 16:15-20).
B. Prioritas.
Misi utama Yesus adalah untuk memberitakan Kerajaan Allah dengan perintah untuk menyembuhkan orang sakit & mengusir setan (Mat 9:35-38; 10:7-8; Mrk 3:14-15; 6:7-13; Mrk 16:15,17; Luk 9:2,6; 10:1,9; bdk Luk 4:17-19). Dengan kata lain: Kita diajak menomorsatukan kehendak Allah dimana pemberitaan Injil juga harus disertai dengan penyembuhan & pembebasan secara real-aktual & kontekstual.
C. Totalitas.
Yesus berpesan supaya para murid tidak membawa apa-apa dalam perjalanan, termasuk bekal (Yun: pēra). Bekal yang dimaksud adalah dompet yang dibawa seorang pengemis, dengan kata lain: Yesus melarang mereka mengemis sebagaimana kadang dilakukan penganut agama lainnya. Jelasnya, mereka tidak diperkenankan mengandalkan penampilan luar tapi harus sepenuh hati mengandalkan pemeliharaan Allah & kebaikan orang lain sehingga selalu terfokus pada tujuan utama tugas perutusan yaitu memberitakan Injil kerajaan Allah.
"Ada galah ada kaktus - Pergilah kamu semua diutus!"
4.
"Fiat voluntas Tua - Jadilah kehendakMu."
Inilah kalimat terakhir yang saya tulis dalam buku pertama saya tentang Maria di tahun 2008 ("BBM", RJK, Kanisius) yang mengajak kita untuk tidak takut karena bukan kehendakku tapi KehendakNya saja yang berkuasa. Dan, ketika diutus datang ke dunia, Yesus jelas berkehendak untuk membinasakan perbuatan Iblis (Mr 1:27; 1Yoh 3:8) dan membebaskan mereka yang ditindas oleh Iblis (Luk 4:18).
Kitapun juga diutus untuk menjadikan kehendakNya nyata dalam hidup semua orang. Itu sebabnya, Yesus memberikan "kuasa" kepada kita untuk mengalahkan kejahatan dengan beberapa modal, antara lain:
A."Keberdayaan".
Ia memberikan daya/kuasa untuk mengusir setan. (Mrk 3:14-15; Mat 10:1)
Dan, setelah mengutus 72 murid, Ia memberikan kepada mereka "daya dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh". (Luk 10:1,17-19; Mat 10:1-8; Mr 6:7,13)
B."Keberagaman"
Para murid itu bukan saja diutus untuk memberitakan Injil. (Mrk 3:14; Mat 10:7), supaya mereka bertobat dan percaya kepada Injil (Mrk 1:14), tapi juga untuk mewartakan aneka ragam keselamatan ilahi, al melawan Iblis, mengusir roh jahat dan menyembuhkan segala penyakit (Mat 10:1,7-8). Adapun penyembuhan dengan jalan mengoleskan minyak (Yak 5:14) sebagai lambang dari kehadiran dan kuasa Roh Kudus (Za 4:3-6)
C."Kebersamaan".
"Ia memanggil ke12 murid itu dan mengutus mereka berdua-dua."
Jelaslah bahwa perutusan kita itu bukan berpola "single fighter dan popularitas" tapi ada dalam suasana "keterbukaan dan komunitas" yakni kebersamaan untuk bekerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik.
Ya, kita tidak dipanggil sendiri tapi diajak untuk berjalan bersama di belakang Yesus, mengikutiNya dengan semangat rendah hati sekaligus murah hati.
"Dari Brastagi ke Korintus - Mari pergi kita diutus!"
5.
Madah Ibadat Bacaan-Pagi-Siang
(Selasa 25 April 2017)
PESTA ST. MARKUS
Ya Allah bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan..
Alleluya..
MADAH BACAAN
Allah mahkota mulia
Bagi pahlawan yang jaya
Kami memuji martirMu
Sambil mohon doa restu
Ia menumpahkan darah
Rela mati dengan tabah
Tetap teguh dalam iman
Tanpa dapat digoncangkan
Berkat doa pahlawanMu
Ya Allah yang mahatahu
Ampunilah dosa kami
Meski ynag besar sekali
Dipuji dimulyakanlah
Allah Bapa mahamurah
Bersama Putra dan RohNya
Sepanjang segala masa
Amin
MADAH PAGI
Ya martir pahlawan suci
Jejak Kristus kau ikuti
Musuh sudah kau kalahkan
Kini engkau dimulyakan
S’moga doamu yang sakti
Menghapuskan dosa kami
Menyingkirkan kejahatan
Yang merusak kesatuan
Terlepas sudah tubuhmu
Dari ikatan belenggu
Lepaskan belenggu kami
Agar dapat hidup suci
Dipujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dan Roh penghibur ilahi
Selalu tak kunjung henti
Amin
MADAH SIANG
Yesus penebus ilahi
Kami mohon Kaudampingi
Dalam usaha mengabdi
Kepada sesama kami
Sudilah Engkau berkarya
Melalui suka duka
Yang harus kami alami
Dalam kehidupan ini
Sampaikanlah doa ini
Ya Yesus junjungan kami
Kepada Bapa surgawi
Dalam kuasa Roh suci
Amin
BACAAN PILIHAN
Segala kesempurnaan dalam hidup ini biasanya masih mengandung hal-hal yg tidak sempurna; dan segala pandangan kita kebanyakan tentu masih berkabut.
Mengenal diri sendiri dengan kerendahan hati adalah jalan lebih aman menuju Allah daripada pemeriksaan mendalam dan teliti berdasarkan ilmu pengetahuan.
Sudah barang tentu kita tidak boleh mencela ilmu atau pengetahuan yg sederhana mengenai hal apa pun juga yg pada hakikatnya adalah baik dan diatur oleh Tuhan, tetapi tidaklah dapat diingkari, bahwa suara hati yang baik dan hidup bertakwa adalah lebih baik daripada semuanya ini.
“….Dan kelak, di saat begitu banyak jalan - pergilah kemana HATI membawamu."
(Va’ dove ti porta il cuore)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar