Ads 468x60px

Kamis, 15 Juni 2017


HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH.
Kamis, 15 Juni 2017
Hari Biasa Pekan X
2 Korintus (3:15-4:1.3-6)
 (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)
Matius (5:20-26)
"δικαιοσυνη – diakosune – veritas - kebenaran."
Inilah kata Yunani yang mengartikan istilah 'hidup keagamaan' dimana orang kristiani diajak hidup sebagai "orang benar."
Yesus sendiri mengharapkan bahwa "hidup keagamaan" (kebenaran) kita haruslah lebih benar daripada "hidup keagamaan" ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang kerap melupakan inti hukum Taurat. Kebenaran ala orang Farisi dan ahli Taurat hanya bersifat lahiriah dengan mentaati banyak aturan tapi tidak punya kasih yang berpola salib (vertikal kepada Tuhan dan hortisontal pada sesama).
Mereka tampaknya memuliakan Allah dengan bibir, sedangkan nyatanya hati mereka jauh daripada Dia; dari luar tampaknya benar, tetapi hatinya sama sekali tidak mengasihi Allah.
Jelasnya, motivasi mereka untuk menaati Allah tidak bersumber dari iman yang "asli": hidup dan tulus tapi iman yang "palsu": mati dan penuh akal bulus(Mat 6:1-7; Yoh 14:21).
Disinilah, Yesus mengatakan bahwa kebenaran yang dikehendakiNya adalah yang bukan sekedar tindakan lahiriah/formalitas belaka tapi harus selaras dengan hidup yang berkualitas, dimana doa-ucapan dan karya nyata kita penuh dengan “hik”, harapan iman dan kasih kepada sesama.
Di lain segi, kita diajak untuk menghidupi hukum yang sempurna, yaitu:
"hukum yang memerdekakan" (Yak 1:25),
"hukum utama" (Yak 2:8),
"hukum Kristus" (Gal 6:2) dan
"hukum Roh" (Roma 8:2)
dimana harapan keselamatan itu terpadu antara iman & perbuatan kasih kepada sesama dimana perbuatan kasih itu menjadi wujud syukur dan kesaksian sebagai orang beriman (Yak 2:17).
"Dari Matraman ke Pangkalan Jati - Jadilah orang beriman yang sejati."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Homo homini lupus - Manusia adalah serigala bagi sesamanya!"
Inilah kenyataan yang kadang terjadi di negara kita yang katanya beragama. Kita senang melihat setiap jumat: banyak mesjid penuh, setiap minggu: pelbagai gereja hiruk pikuk oleh pelbagai ritus dan kultus keagamaan.
Tapi kita juga gamang melihat di balik kemegahan perayaan keagamaan: yang suka ke gereja tapi malas kerja, yang suka berkata halus ternyata penuh akal bulus, yang suka sholat tapi suka menghojat, yang bawa kitab suci ternyata juga getol korupsi, yang suka bicara pelayanan tapi malahan penuh dengan skandal dan ke-irihati-an.
Jelaslah bahwa "sensus fidelium/citarasa iman" kerap kalah oleh "sense of markets/citarasa pasar", dimana beragama tidak menjamin orang menjadi beriman, karena beragama kadang penuh dengan "tata lahiriah" sedangkan beriman lebih pada "tata laku": cara pikir dan cara hidup.
Mengacu pada bacaan injil hari ini, Yesus berkata: "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."
Disinilah, kita diajak untuk jujur melihat dan menelanjangi seperti apa kualitas iman kita sebagai orang beragama selama ini, jangan-jangan agama hanya menjadi kosmetik belaka, karena kita sibuk dengan tampilan lahiriah dan permukaan saja.
Adapun 3 mentalitas buruk yg kadang dibuat org farisi dan ahli taurat yang juga kadang kita buat, antara lain:
A."Tomat - sekarang TObat besok kumat":
Kita menjadi pribadi yang labil, yang terus suka berkubang dalam kegelapan dosa dan tidak tegas bertobat secara total.
B."Dele - esuk DEle sore tempe lambe domble mencla mencLE":
Kita tidak bisa menjadi orang yang berkomitmen dan mudah berdusta demi kepentingan sendiri.
C."Blangkon - Bisa kotBah tidak bisa nglakoni":
Kualitas hidup kita hanya pada perkataan tapi tidak dalam kenyataan. Ini bisa terjadi ketika iman terpisah dari hidup harian, kita hanya sibuk berkata-kata baik tapi lupa untuk menjadi orang yang benar-benar baik. Bertobatlah!
"Cari baju di Pasar Semanan - Mari maju sebagai orang beriman."
2.
Providentia divina – Penyelenggaraan Ilahi”.
Bersama dengan datangnya hari baru, saya terkenang ketika saya berkarya di Paroki St Maria Fatima Sragen di Kevikepan Surakarta, kadang sehabis mempersembahkan misa harian, saya diajak menyantap seporsi soto kwali (“kwalitas ilahi - quales dives”).
Nah, tiga syarat mendasar yang diajukan Yesus supaya kita juga bisa menyadari penyelenggaraan ilahi sekaligus memiliki kualitas ilahi, al:
A.Integritas: Keutuhan
Hari ini, Yesus berkata: "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga!"
Ya, bukankah orang Farisi dan ahli Taurat (yang terkenal sebagai orang yang taat dan tertib dalam hukum Taurat), cenderung merasa diri paling benar dan suci sehingga mudah merendahkan dan memandang buruk orang lain, bahkan selalu mencari-cari kesalahan orang lain (Mat 12:10; Mrk 12:13-17)?
Pastinya, kecakapan budi tidak menjamin keutuhan hati dan kebijaksanaan diri. Ibadat dan pengetahuan suci tidak menjamin kita menjadi benar-benar suci.
Disinilah, kita diajak untuk beriman secara penuh-utuh dan menyeluruh, menyeimbangkan hidup doa dan karya, studi dan tugas mengabdi secara integral, dimana hidup doanya menjadi dasar dalam semua hidup karya, dan hidup karya menjadi buah-buah nyata dari hidup doanya.
B.Sanctitas: Kesucian
Seperti Yesus yang mengajak kita untuk selalu hidup suci dan berdamai dengan sesama sebelum berdoa kepada Tuhan, kita juga dipanggil untuk hidup suci
C.Veritas: Kebenaran
Yesus pernah mengatakan dirinya sebagai “Via Veritas Vita-Jalan Kebenaran dan Hidup”, bukan? Nah,kitapun juga diajak mewartakan kebenaran ilahi.
“Cari angsa di Pasar Baru - Kalahkan dosa dengan hati yang baru.”
3.
"Beati pauperes spiritu - Berbahagialah mereka yang rendah hati."
Bersama dengan bacaan hari ini, kita diajak untuk menjadi orang beriman yang rendah hati, yang sepenuh hati dan tidak suka mencari perhatian.
Adapun, Yesus mengangkat 3 bentuk olah rohani yang hendaknya secara khusus kita tingkatkan dan kita hayati dengan penuh kerendahan hati, yakni "PDA", Puasa Doa Amal.
Secara khusus, ketiga hal tersebut kita hayati sebagai bentuk pertobatan sebagaimana diserukan untuk dilakukan terlebih pada setiap jumat ini sebab bertobat bukan sekedar menyesal dan tidak mengulangi lagi dosa-dosa yang telah kita lakukan tetapi "ber-metanoia", berbalik kepada Tuhan dengan segenap hati" (Yl 2, 12-13).
Yang pasti, prinsip dasar yang dinyatakan pada masa prapaskah adalah ttg motivasi kita dalam ber-"PDA" secara tulus, asli dan tidak basa-basi.
Nah, apabila kita ber-“PDA” agar dipuji orang lain atau karena alasan yang meninggikan diri sendiri, kita akan kehilangan pahala/berkat Allah.
Kita malah dinilai sebagai orang "munafik" yang berkedok hendak memuliakan Allah, namun sesungguhnya mencari kemuliaan untuk diri sendiri.
Cacian/teguran ini sendiri mengenai semua orang "saleh gadungan" yang semata mencari-cari pujian. Dalam hal ini, Yesus khususnya teringat akan golongan orang Farisi (Mat 15:7; 22:18; 23:13-15) yg sarat dengan akal bulus dan selalu menganggap diri paling suci.
Bagaimana dengan kita?
"Buah pepaya di Kalibata - Mari bercahaya dg tindakan cinta yg nyata."
Tuhan,
bila aku tersenyum bahagia biarlah namaMu yang kusebut
bila aku menangis meratap biarlah hatiMu yang kucari
bila aku memandang ke surga biarlah wajahMu yang kulihat.
*****
Tuhan,
jiwaku milikMu
cintaku untukMu
usahaku berkatMu
kematianku undanganMu
*****
Tuhan,
aku bahagia
karena Engkau memberi aku hidup
karena Engkau memberi aku harapan
karena Engkau memberi aku kematian
agar dapat bersatu denganMu di surga
*****
Tuhan,
saat kupandang jemari tanganku yang tidak lagi selincah dulu,
aku menyadari kematian semakin mendekat karena roda hidup berputar
Tuhan, jangan redupkan pelitaku
karena aku masih ingin hidup memperbaiki diri membersihkan dosa agar aku menjadi putih melebihi salju dan setelah itu panggillah aku menghadapMu
*****
Tuhan, seharusnya aku memandang kematian dengan bahagia tapi kecintaan pada dunia membuat aku takut untuk melepaskannya
Tuhan, peganglah tanganku ini saat aku bimbang dan saat aku mati kelak.
 ******
4.
Kutipan Teks Misa:
“Kita ini limpah dengan kata-kata tetapi kosong dalam perbuatan” (St. Antonius dari Padua)
Antifon Pembuka (Mzm 85:13)
Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan.
Doa Pagi
Allah Bapa Maha Pengasih, kami mohon curahilah kami Roh Kudus, agar dapat melihat siapakah Engkau sebenarnya. Semoga cahaya-Mu menyinari hidup kami, dan semoga cinta kasih dan kebebasan semakin berkembang dengan suburnya di tengah-tengah kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Paulus mewartakan bahwa Roh Allah itu memerdekakan manusia. Kemuliaan Kristus adalah gambaran Allah sendiri dan Yesus Kristus adalah Tuhan yang menerangi hati.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (3:15-4:1.3-6)
 "Allah membuat terang-Nya bercahaya dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah."
Saudara-saudara, memang benar, setiap kali orang-orang Israel membaca kitab Musa ada selubung yang menutup hati mereka, sampai pada hari ini. Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan dengan muka yang tidak terselubung kita semua mencerminkan kemuliaan Allah. Dan karena kemuliaan itu datang dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Jika Injil yang kami wartakan masih tetap tertutup maka hanya tertutup untuk mereka yang akan binasa, yaitu orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang tidak lain adalah gambaran Allah sendiri. Sebab yang kami wartakan bukan diri kami sendiri! Yang kami wartakan adalah Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan kami sendiri sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah bersabda, “Dari dalam gelap akan terbit terang!” Dialah juga yang membuat terang-Nya bercahaya dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepada kalian, sabda Tuhan, yaitu supaya kalian saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kalian. Alleluya.
Yesus menghendaki hidup keagamaan para murid lebih benar. Siapa yang marah terhadap saudara harus dihukum. Harus segera berdamai dengan saudara dan lawan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)
"Barangsiapa marah terhadap saudaranya harus dihukum."
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada saudaranya: ‘Kafir!’ harus dihadapkan ke mahkamah agama, dan siapa yang berkata: ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Antifon Komuni (Yoh 6:64b, 69b)
Sabda-Mu adalah roh dan kehidupan, ya Tuhan. Engkaulah yang memiliki sabda kehidupan kekal.

Doa Malam
Tuhan, buatlah aku mencintai-Mu lewat saudara-saudara yang ada di sekitar hidupku. Dengan mencintai mereka yang tampak dan hadir di hadapanku, Engkau memperkenankan aku untuk semakin mencintai-Mu dan memancarkan kasih-Mu bagi sesama. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar