Ads 468x60px

Sabtu, 10 Juni 2017



HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
 HARAPAN IMAN KASIH
 Sabtu, 10 Juni 2017
Hari Biasa Pekan IX
Tobit (12:1.5-15.20)
 (MT Tb 13:2.6.7.8)
Markus (12:38-44)
"Intentio pura - Maksud yang murni."
Inilah salah satu ciri orang beriman, hidupnya penuh kebaikan dan bukan kejahatan, penuh ketulusan dan bukan kepalsuan. Sebaliknya para ahli Taurat yang notabene adalah tokoh agama malahan kerap ber-"intentio pura pura."
Disinilah, Yesus mengingatkan kita agar hati-hati terhadap sikap hidup palsu dan munafik (Mat 23:13-15,23,25,29) yang mengutamakan kebenaran lahiriah semata (Mat 23:25-28). Orang semacam ini tidak didiami oleh Roh Kudus dan kasih karunia-Nya (Rom 8:5-14). Lebih lanjut, Yesus secara tulus memberi perHATIan bagi wanita yang hidup sendirian yang tetap bermurah hati.
Adapun, di daerah Bait Suci yang dinamakan Pelataran untuk perempuan, terdapat peti persembahan yang berisi tiga betas peti berbentuk nafiri untuk memasukkan persembahan.
Rupanya Yesus terus mengawasi org-orang yang memberikan persembahan untuk beberapa waktu dan Ia melihat sejumlah orang kaya memberikan persembahan sebaliknya janda tersebut mempersembahkan uang seharga dua peser/satu duit (satu peser/lepton adalah kepingan mata uang terkecil senilai seperdelapan sen; Duit/kodrantēs adalah kepingan mata uang Romawi senilai seperempat sen).
Jelasnya, Yesus mengukur persembahan bukan dari jumlah yang dipersembahkan tapi dari kasih, pengabdian dan pengorbanan yang terkandung di dalamnya (Luk 21:1-4). Janda ini telah mempersembahkan jumlah yang paling kecil, tapi justru lebih berharga daripada semua persembahan lainnya, sebab dia mempersembahkan semua yang ada padanya.
"Dari Kramat Jati ke Kalisari - Jadilah orang yang murah hati setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Non multa sed multum - Bukan banyaknya tapi mutunya"
Inilah yang diwartakan Yesus ketika memuji janda miskin di Bait Allah: "Sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya tapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya!"
Ya, memberikan persembahan bisa dilakukan oleh semua orang, tak usah menunggu tua-kaya atau jaya. Tuhan melihat bukan pertama-tama berapa "kuantitas" jumlah yang dipersembahkan tetapi "kualitas" ketulusan pemberiannya dengan "dua tas" yang melengkapi, antara lain:
A. Totalitas - Keseluruhan:
Pemberian seseorang ditentukan bukan oleh jumlah yang ia berikan tetapi oleh jumlah pengorbanan yang terlibat dalam pemberian itu. Seringkali kita hanya memberi dari kekayaan kita dan hal ini tidak meminta pengorbanan. Sebaliknya, pemberian janda ini menuntut segalanya: Ia memberi sebanyak-banyaknya yang dapat diberikannya.
B. Loyalitas - Pengabdian:
Ia menilai pekerjaan/pelayanan kita tidak berdasarkan ukuran atau pengaruh atau keberhasilannya, tetapi berdasarkan kadar pengabdian, iman dan kasih yang tulus yang terlibat di dalamnya (Luk 22:24-30; Mat 20:26;Mrk 12:42)
Dari Kediri ke Kramat Jati - Berikanlah diri sepenuh hati."
2.
"Docendo discimus - Kita belajar dengan mengajar".
Bersama dengan datangnya hari baru ini, kita diajak untuk terus belajar sebagai orang beriman dengan mengajarkan iman lewat tindakan nyata.
Adapun tiga tokoh yang mengajarkan pelbagai tindakan nyata kepada kita untuk terus belajar "menolong tanpa mengharap balas budi" - "mempersembahkan segenap diri" & "merendahkan isi hati", al:
A. Rafael (Ibr: Rafa - Elohim: Allah yang menyembuhkan):
Ia menolong Tobit, Tobia & Sara dg tulus tanpa mengharapkan balas budi.
B. Janda miskin:
Tokoh yang "bersahaJA & tak berNoDA" ini mempersembahkan semua yang ada padanya, yakni seluruh nafkahnya kepada Tuhan.
C. Bunda Maria:
Figur beriman yg "MAu Rendahhati Ikut Allah" ini terbuka dibentuk oleh Allah. Ia berkenan dg rendah hati menyerahkan seluruh hidup dan isi hatinya u/melaksanakan kehendak Tuhan. Hatinya suci krn ia mau "miskin" di hadapan Tuhan: Aku ini hamba Tuhan" (Luk 1:38).
"Cari sikat di Pasar Lama - Jadilah berkat buat sesama."
Disini juga saya lampirkan catatan kritis mengenai “perpuluhan” dalam iman Katolik:
Pertama:
Hukum persepuluhan seperti yang dipraktikkan banyak (tidak semua) Gereja Kristen berarti bahwa setiap anggota jemaat yang mempunyai penghasilan, wajib memberikan sepersepuluh (10 persen) dari penghasilan bulanan/mingguan mereka kepada Gereja.
Praksis ini didasarkan pada tindakan Abraham setelah menang perang, yaitu memberikan sepersepuluh dari hasil rampasan perang itu kepada Melkisedek, Imam Agung (Kej 14:17-24). Tindakan Abraham ini dipandang sebagai kewajiban yang harus dijalankan oleh umat Israel sebagai keturunan Abraham dalam tradisi mereka (Ul 14:22-23; 26:12-15; Bil 18:20-22; Neh 10:37-38; Im 27:32-33).
Karena orang-orang Kristiani adalah keturunan Abraham (Gal 3:7), maka mereka juga wajib membayar sepersepuluh dari penghasilan mereka kepada penerus imam Melkisedek, yaitu Yesus Kristus (bdk Ibr 7:1-28).
Dalam hal ini, Kristus diwakili Gereja atau pemimpin Gereja. Praksis dalam kebanyakan Gereja Kristen ini dipandang sesuai dengan ungkapan Yesus berkaitan dengan persepuluhan (Mat 23:23), yaitu bahwa Yesus tetap menyetujui praksis persepuluhan itu.
Kedua:
Gereja Katolik tidak mempraktikkan persepuluhan, artinya umat Katolik tidak dikenakan kewajiban membayar persepuluhan kepada Gereja.
Namun demikian, dalam Konsili Trente, Gereja Katolik pernah mewajibkan umat Katolik untuk membayar persepuluhan.
Tetapi, praksis membayar persepuluhan itu lenyap pelan-pelan, yaitu sejak Revolusi Perancis pada abad ke-XVIII, meskipun peraturan itu sendiri belum pernah dicabut. Keputusan Konsili Trente itu bukanlah keputusan dogmatis, karena itu bisa saja diubah oleh pemimpin Gereja berikutnya bila dipandang kurang tepat.
Lenyapnya praksis membayar pesepuluhan dalam Gereja Katolik ini sebenarnya sangat sesuai dengan catatan sejarah Gereja bahwa praksis persepuluhan itu tidak tampak dalam Perjanjian Baru dan tidak dilakukan pada Gereja apostolis.
Ada juga catatan dari bapa-bapa Gereja bahwa praksis persepuluhan itu kurang sesuai dengan semangat Perjanjian Baru, yaitu memberi secara sukarela seperti yang dikatakan Paulus: "Hendaknya masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita" (2 Kor 9:7).
Ketiga:
Adalah sangat baik memberikan sumbangan kepada Gereja karena selama Gereja masih hidup di dunia ini, tetap akan dibutuhkan dana untuk mendukung kehidupan dan pelayanan Gereja. Demikian pula tetap dibutuhkan bantuan untuk orang-orang miskin.
Gereja mengajarkan dengan tegas bahwa membantu Gereja dan membantu orang miskin bukan bersifat manasuka tetapi suatu "kewajiban" (KHK Kan 222 # 1 dan 2; bdk Kan 1260-1266).
Namun demikian, pelaksanaan kewajiban ini tidak ditentukan dengan jumlah tertentu, misalnya sepersepuluh, tetapi diserahkan kepada kerelaan hati umat.
Keempat:
Perubahan penting yang hendak ditegaskan di balik "lenyapnya praksis persepuluhan" dalam Gereja Katolik ini ialah perubahan semangat dasar yang harus menggerakkan umat untuk memberikan sumbangan, yaitu dari semangat berdasarkan hukum (sebagai kewajiban) ke semangat cinta kasih kepada Allah dan sesama.
Janda miskin yang memberikan persembahan seluruh miliknya menjadi contoh cinta kasih yang memberikan diri tanpa batas (Luk 21:1-5). Cinta kasih ini bebas dari pamrih, yaitu memberi untuk menerima (do ut des).
Cinta kasih ini yang menggerakkan kita untuk mengakui karunia kesejahteraan yang telah dilimpahkan Tuhan kepada kita, suatu ungkapan syukur atas berkat Tuhan disertai keinginan untuk membalas kasih-Nya.
Cinta kasih inilah yang menggerakkan kita menyadari diri sebagai bagian dari Gereja, dan karena itu selalu bersedia untuk saling mendukung dalam karya pelayanan. Cinta kasih inilah yang menggerakkan kita membagikan harta milik kita kepada orang miskin (KGK 2443-2447).
Dengan ini menjadi nyata bahwa Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi untuk menggenapinya (Mat 5:17). Juga menjadi nyata bahwa semua hukum dirangkum dalam perintah cinta kasih kepada Allah dan sesama krn sbenarnya hukum punya arti yg indah, "Hadir Untuk Keselamatan Umat Manusia."
Nah, itu dari perspektif historis dan teologis kristiani yg coba dimaknai dlm Gereja Katolik, pastinya kita ingat sebuah kalimat dari St Ignatius Loyola, "Tujuan stiap manusia diciptakan adalah utk memuji & memuliakan Tuhan, dan stiap benda yg ada di muka bumi ini ada utk membantu manusia mencapai tujuan ia diciptakan itu."
3.
Kutipan Teks Misa
“Jika kamu ingin tahu, jalan mana yang harus kamu ikuti, pilihlah Kristus, karena Dia itu jalan” (St. Tomas dari Aquino)
Antifon Pembuka (Tob 13:7)
Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja yang kekal! Pandanglah apa yang dikerjakan-Nya bagimu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut.
Doa Pembuka
Allah Bapa Sumber Kebahagiaan, kebahagiaan manusia dan dunia Kauletakkan di tangan kami. Kami mohon semoga hati kami selalu tabah, agar dapat beramal baik sekuat kuasa kami untuk membangun kebahagiaan sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Rafael menyingkapkan perbuatan Allah di hadapan Tobit dan Tobia. Ia mengakui bahwa Allah mengutusnya untuk menyembuhkan Tobit dan Sara. Ia melayani Allah.
Bacaan dari Kitab Tobit (12:1.5-15.20)
 "Aku naik kepada Dia yang mengutus aku. Tetapi kalian, pujilah Tuhan."
Setelah perayaan nikah Tobia dan Sara selesai, Tobit memanggil anaknya Tobia dan berkata, “Anakku, jangan lupa memberikan upah kepada orang yang mengantar engkau. Dan ingatlah untuk menambah upahnya!” Maka Tobit berkata kepada Rafael, “Ambillah sebagai upahmu separuh dari segala sesuatu yang kaubawa waktu datang, lalu engkau boleh pergi dengan selamat.” Tetapi Rafael memanggil Tobit dan Tobia sendiri-sendiri, lalu berkata kepada mereka, “Pujilah Allah dan muliakanlah Dia di hadapan semua orang yang hidup karena segala anugerah yang telah diberikan-Nya kepadamu. Pujilah nama-Nya, dan bernyanyi-nyanyilah kepada-Nya. Wartakanlah kepada semua orang perbuatan-perbuatan Allah sebagaimana layaknya. Jangan berayal memuliakan Dia. Memang rahasia raja patut disembunyikan, tetapi perbuatan Allah pantaslah disingkapkan dan dimuliakan. Lakukanlah yang baik, niscaya malapetaka tidak akan menimpa kalian. Lebih baiklah doa yang benar dan sedekah yang jujur daripada kekayaan orang yang lalim. Sungguh, sedekah melepaskan dari maut dan menghapus setiap dosa. Orang yang memberi sedekah akan mencapai umur panjang. Sebaliknya, orang yang melakukan dosa dan kejahatan, merugikan diri sendiri. Segenap kebenaran hendak kuwartakan kepadamu dan tidak satu pun kusembunyikan terhadap kalian. Sudah kutandaskan kepadamu: Rahasia raja patut disembunyikan tetapi perbuatan Allah pantaslah disingkapkan. Maka ketahuilah, ketika engkau dan Sara berdoa, akulah yang menyampaikan ingatan akan doamu itu ke hadapan kemuliaan Tuhan. Demikian pula waktu engkau menguburkan orang-orang mati! Ketika engkau serta merta bangkit dan meninggalkan makananmu untuk pergi mengapani jenazah itu, akulah yang diutus untuk mencobai engkau. Lagi pula, aku jugalah yang diutus oleh Allah untuk menyembuhkan baik engkau sendiri maupun Sara, menantumu. Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaikat yang melayani di hadapan Allah yang mulia. Oleh sebab itu pujilah Tuhan di atas bumi dan muliakanlah Allah! Camkanlah! Aku naik kepada Dia yang telah mengutus aku. Tuliskanlah segala sesuatu yang telah terjadi atas dirimu.” Lalu Rafael naik dan tidak dapat mereka lihat.
Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.
Kidung Tanggapan
Ref. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya.
Ayat. (MT Tb 13:2.6.7.8)
1. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya, kerajaan-Nya tetap sepanjang sekalian abad. Memang Ia menyiksa, tetapi juga mengasihani, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati, tetapi menaikkan juga dari sana; tidak seorang pun luput dari tangan-Nya.
2. Jika dengan segenap hati kamu berbalik kepada-Nya, dan dengan segenap jiwa
berlaku benar di hadapan-Nya, niscaya Ia pun berbalik kepada kamu, dan wajah-Nya pun tidak disembunyikan-Nya terhadap kamu.
3. Pandanglah apa yang dikerjakan-Nya bagi kamu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut. Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja yang kekal.
4. Aku memuliakan Dia di tanah pembuanganku, kunyatakan kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada kaum berdosa. Bertobatlah, hai orang-orang berdosa, lakukanlah apa yang benar di hadapan-Nya. Siapa tahu Ia berkenan akan kamu dan menjalankan belas kasihan kepadamu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:3)
Berbahagialah yang bersemangat miskin, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.

Yesus meminta para murid untuk waspada terhadap para ahli Taurat. Yesus juga menyebut janda miskin memberi lebih banyak. Janda itu memberikan seluruh nafkahnya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:38-44)
"Janda miskin itu telah memberi lebih banyak daripada semua orang lain."
Pada suatu hari Yesus dalam pengajaran-Nya berkata, “Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat. Mereka suka berjalan-jalan dengan pakaian panjang dan suka menerima penghormatan di pasar. Mereka suka menduduki tempat-tempat terdepan dalam rumah ibadat dan tempat terhormat dalam perjamuan. Mereka mencaplok rumah janda-janda sambil mengelabui orang dengan doa panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Pada kali lain sambil duduk berhadapan dengan peti persembahan Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda miskin. Ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka Yesus memanggil para murid-Nya dan berkata kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda itu memberi dari kekurangannya: semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

“Lebih baik berjalan pincang mengikuti jalan, yakni Kristus, daripada berjalan kencang tetapi menyimpang.” (St. Tomas dari Aquino)
Antifon Komuni (Mrk 12:44)
Janda ini memberi derma dari kekurangannya. Ia memberikan seluruh nafkah yang ada padanya.
Doa Malam
Allah Bapa Mahakuasa, meski segalanya telah kami persembahkan kepada-Mu, kami masih tetap hamba yang tak berguna. Ajarilah kami menjadi abdi satu sama lain dan salib melayani dalam kedamaian dan sukacita, dalam penderitaan dan keprihatinan, agar dunia menjadi lebih baik. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar