HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
HARAPAN IMAN KASIH.
CERITA DARI BILIK BIARA..
RE POST....
RE POST....
Terkadang berbuat baik terhadap seseorang yang dikenal, apalagi setelah difitnah, tidaklah mudah. Tapi di dunia ini, ternyata masih ada beberapa orang yang masih bisa berbuat baik walaupun dia difitnah begitu rupa....
Alkisah ada seorang gadis yang bernama Meri. Terlepas dari usianya yang masih sangat muda, Meri hamil dan punya anak, dengan identitas ayah yang tidak diketahui. Suatu hari karena Meri tidak tahan, dia mengatakan kalau ayahnya adalah biksu dari biara di dekat rumah mereka.
Akhirnya dengan marah, keluarga ini datang ke biara dan memberikan anak yang ada di tangan Meri ke biksu itu. Ajaibnya, biksu ini hanya mengatakan, "Oh, begitu ya. BAIKLAH!" Kemudian menggendong anak itu.
Sejak hari itu, si biksu terus berusaha untuk meminta susu, atau menggunakan sedikit uang yang dia punya untuk membelikan susu bagi si anak kecil. Berita ini kemudian menyebar, pamor biksu ini semakin buruk, dan banyak orang yang mulai menyebarkan gosip dan fitnah.
Hari demi hari lewat, setahun kemudian, Meri mengaku pada orangtuanya kalau ayah dari anak yang dilahirkannya itu bukanlah si biksu. Dia merasakan siksaan batin yang sangat besar selama setahun. Dengan perasaan bersalah, mereka pun mendatangi biara ini dan melihat biksu yang sangat kurus, dengan anak yang sehat dan gemuk.
Meri kemudian minta maaf dengan perasaan yang sangat bersalah, tapi biksu itu dengan tersenyum dan dengan sopan mengatakan, "Oh, begitu ya. BAIKLAH!" Meri dan keluarganya bingung, kemudian bertanya, "Maaf, anda telah kami rugikan, tapi kenapa anda masih sebaik ini pada kami? Kenapa anda tidak membela diri anda?"
Biksu ini menjawab dengan senyum, "Sebagai seorang biksu, saya tidak seharusnya terlalu mempedulikan hal seperti itu. Nama baik, apalah artinya buat kami, para biksu? Diejek dan difitnah orang juga tidak jadi masalah. Kalau dengan menjaga anak itu aku bisa meringankan beban si gadis dan menyelamatkan satu nyawa, bukankah saya sudah berbuat baik? Lagipula, kalaupun saya berusaha untuk membenarkan diri saya, tidak banyak orang yang bisa menerima apa yang saya katakan. Karena itu untuk apa saya menyusahkan diri sendiri dan hidup dibawah perkataan orang lain?"
Mereka semua kemudian diam dan biksu ini kembali berkata di tengah keheningan biara:
"Seseorang, kalau memang percaya pada kita, dia akan percaya pada kita. Kalau dia dari awal tidak percaya pada kita, kita berusaha keras pun masih tetap meninggalkan keragu-raguan di dalam hatinya."
"Bukankah akan lebih baik kalau aku hanya diam dan tidak berusaha untuk membela diriku sendiri? Manusia itu akan selalu menghakimi kita. Saat kita berbuat baik, kita akan dibilang punya tujuan tertentu. Saat kita salah, mereka akan menambah garam pada luka. Tapi toh suatu hari setelah semuanya itu akan lewat, hasil dari perjuangan kita yang mereka lihat. Karena itu biarlah kita selalu jadi orang yang berbuat baik dan biarkan waktu yang membuktikan apakah kita benar-benar baik atau hanya bermain sandiwara."
====
Langit yang berawan belum tentu akan hujan.
Putus hubungan belum tentu adalah hal yang paling menyedihkan.
Dibenci oleh orang lain belum tentu akan berlangsung seumur hidup.
Kekecewaan belum tentu akan berakhir pada keputus asaan.
Hidup ditengah-tengah orang banyak belum tentu bahagia.
Diam, belum tentu tidak peduli.
Kegagalan tidak harus membuat seseorang menyerah.
Mujizat masih bisa terjadi.
Putus hubungan belum tentu adalah hal yang paling menyedihkan.
Dibenci oleh orang lain belum tentu akan berlangsung seumur hidup.
Kekecewaan belum tentu akan berakhir pada keputus asaan.
Hidup ditengah-tengah orang banyak belum tentu bahagia.
Diam, belum tentu tidak peduli.
Kegagalan tidak harus membuat seseorang menyerah.
Mujizat masih bisa terjadi.
Kita tidak perlu terlalu peduli apa kata orang, jangan terlalu bersedih saat hidup tidak seenak yang kita bayangkan. Jangan menyerah hanya karena anda gagal.
Difitnah, disakiti, memang sakit rasanya, tapi bukan berarti anda harus menyerah di dalam hidup.
Jangan pernah mengemis, jangan pernah mengasihani diri sendiri, karena anda layak untuk bangkit dan mendapatkan hal yang lebih baik.
Rajin-rajinlah bekerja, tetaplah berbuat baik, berkata-katalah segala sesuatu yang menginspirasi, bersyukurlah dalam segala hal.
Kalau kita selalu ingat hal-hal baik, niscaya hidup kita akan jadi lebih baik. Keadaan kita mungkin tidak berubah, miskin tidak akan langsung jadi kaya, kesedihan tidak akan langsung hilang, tapi ketika sikap kita berubah, kita juga akan melihat dunia dari sisi yang berbeda, dan kita akan melihat kalau hidup itu indah..
NB:
Seorang yang saleh mencoba untuk menjalankan perintah Tuhan untuk bermurah hati dan dia selalu menyambut pelancong yang singgah ke rumahnya.
Suatu ketika, seorang pengembara yang sudah tua melewati tempatnya.
Ia menunjukkan kemurahan hati, menyajikan makanan dan tempat istirahat.
Setelah membersihkan diri, tamu itu duduk dengan gembira dan menyantap makanan yang disajikan.
Tuan rumah yang saleh bertanya, mengapakah ia tidak berterima kasih kepada Tuhan sebelum makan.
Sang tamu menjawab bahwa ia tidak pernah melakukannya dan sudah pasti juga tak berniat melakukannya sekarang.
Tuan rumah menjadi marah mendengar jawabannya dan mengusirnya.
Seorang yang saleh mencoba untuk menjalankan perintah Tuhan untuk bermurah hati dan dia selalu menyambut pelancong yang singgah ke rumahnya.
Suatu ketika, seorang pengembara yang sudah tua melewati tempatnya.
Ia menunjukkan kemurahan hati, menyajikan makanan dan tempat istirahat.
Setelah membersihkan diri, tamu itu duduk dengan gembira dan menyantap makanan yang disajikan.
Tuan rumah yang saleh bertanya, mengapakah ia tidak berterima kasih kepada Tuhan sebelum makan.
Sang tamu menjawab bahwa ia tidak pernah melakukannya dan sudah pasti juga tak berniat melakukannya sekarang.
Tuan rumah menjadi marah mendengar jawabannya dan mengusirnya.
Malam itu, ketika ia berdoa malam, Tuhan bertanya kepadanya, mengapakah ia marah dan mengusir pergi tamunya.
“Oh Tuhan, aku tak tahan dengan perilakunya yang tidak menghargai Engkau!”.
Kata Tuhan kepadanya, “Aku telah bersabar terhadapnya selama 60 tahun, dan kau tak dapat mentolerirnya satu malam saja!”
“Oh Tuhan, aku tak tahan dengan perilakunya yang tidak menghargai Engkau!”.
Kata Tuhan kepadanya, “Aku telah bersabar terhadapnya selama 60 tahun, dan kau tak dapat mentolerirnya satu malam saja!”
-Kisah dari padang gurun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar