Ads 468x60px

St. Bernard dari Clairvaux 1


HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Suatu perjalanan kembali ke Allah:
"Saint Bernard, Un itine'raire de retour, a Dieu"
BAGIAN I
RIWAYAT HIDUP SANTO BERNADUS
1.
MASA MUDANYA.
Santo Bernardus dilahirkan pada tahun 1090 dari keluarga bangsawan di puri Fontaines-les-Dijon.
Ayahnya bernama Tescelin le Saur dan termasuk salah seorang tokoh feodal dari Chatillonsur-Seine. Ibunya bernama Aleth, puteri Bernard de Montbard.
Dewasa inipun orang masih dapat mengunjungi karmar tempat Aleth dilahirkan di bekas puri feodal yang terletak di kota tersebut. Bernardus adalah anak nomor tiga dari tujuh bersaudara yang terdiri dari enam putera dan seorang puteri.
Tatkala tiba waktunya untuk belajar, orang tuanya mempercayakan Bernardus kepada para guru sekolah kapitel gereja Saint-Vorles di Chatillon-sur-Seine.
Seperti semua sekolah Kristen di dunia barat dewasa itu, di situpun diberikan pelajaran tentang agama dan seni-seni liberal, khususnya paramasastra dan kesusasteraan Latin menurut tradisi sekolah-sekolah Romawi di masa kekaisaran timur dan menurut semangat para bapa Gereja, terutama Santo Ambrosius, Santo Hieronimus dan Santo Augustinus.
Kalau mutu guru dapat diukur oleh hasil muridnya, guru-guru Santo Bernardus sungguh bermutu, sebab Santo Bernardus berhasil mempelajari gaya.bahasa Latin yang jelas, brilyant dan tegas. Berkat gaya bahasanya itu ia menjadi seorang penulis prosa paling menarik dan paling asli dalam abad pertengahan.
Sebagai anak sekolah, Bernardus rajin belajar dan penuh semangat. Tetapi ia sangat penakut. Rupanya sifat ini tetap dimilikinya sepanjang hidup. Hatinya yang pendiam kadang-kadang harus menimbun tekanan-tekanan yang lalu terpaksa harus meletus secara mendadak untuk menghilangkan ketegangannya.
Semenjak masa mudanya Bernardus mempunyai kesalehan besar, terutama terhadap Santa Perawan Maria yang arcanya dihormati dalam sebuah panti doa di Saint-Vorles, di mana sampai sekarang para peziarah masih dapat berdoa seperti Bernardus dulu.

2.
RAHIB SISTERSIENSIS.
Pada tahun 1112 pemuda Bernardus membuat keputusan untuk meninggalkan dunia dan masuk menjadi rahib di biara Citeaux. Tetapi ia tidak masuk seorang diri saja.
Pada waktu itu sudah tampak bahwa ia mempunyai daya luar biasa untuk menarik jiwa. Daya ini tetap merupakan salah satu ciri keistimewaannya dalam bidang religius.
Tatkala masuk biara, ia membawa serta rombongan kaum keluarga dan handai taulannya. Mereka semua masuk di biara, Citeaux sesudah mengadakan persiapan selama sekitar enam bulan di Chatillon-sur-Seine.
Semua saudaranya menggabungkan diri dengannya, kecuali Nivardus yang masih muda dan masih harus menunggu sampai usia enambelas tahun sebelum turut masuk biara juga. Tidak seorangpun meragukan kewibawaan pemuda Bernardus. Sebentar saja menjadi jelas bahwa ia dipandang oleh rekan-rekannya sebagai pemimpin mereka.
Pilihan Bernardus untuk masuk biara Citeaux sungguh penuh arti. Biara ini merupakan suatu tempat pembaharuan monastik yang keras.
Di situ para rahib berusaha keras untuk kembali pada pelaksanaan peraturan Santo Benediktus setertib-tertibnya. Hal ini sangat panting bagi orang yang ingin memahami pengajaran rohani Santo Bernardus secara mendalam.
Semenjak tahun 1112 sampai ajalnya di Clairvaux pada tahun 1153, seluruh hidup rohani Santo Bernardus dan seluruh pengajarannya berada dalam kerangka kehidupan Sistersiensis, artinya dalam kerangka kehidupian Benediktin yang dipimpin oleh "Regula monasteriorum" (Peraturan biara-biara).
Tentu saja, di zaman sekarang tulisan-tulisan Santo Bernardus..tidak hanya ditujukan kepada para rahib Sistersiensis atau Benediktin, bahkan juga tidak hanya kepada para rahib pada umumnya.
Dalam status hidup yang manapun juga, semua pembaca bisa merenungkannya dengan berbuah, meskipun barangkali hanya untuk belajar rendah hati dengan menyadari kepapaannya sendiri yang oleh Santo Bernardus dianggap sebagai langkah pertama dalam perjalanan kembali ke Allah.
Meskipun begitu tidak dapat disangkal bahwa pertama-tama spiritualitas Sistersiensis dialamatkan secara langsung kepada rahib-rahib yang menghayati kehidupan Sistersiensis atau kehidupan lain yang menyerupai kehidupan monastik.
Santo Bernardus tidak pernah mempunyai minat terhadap orang-orang yang berada di dunia kecuali untuk menarik mereka dari dunia. Oleh sebab itu ia tidak akan setuju sama sekali kalau pikirannya ditafsirkan secara "duniawi”.
Bagi orang yang mau menerima pengajarannya dengan semua tuntutannya tanpa menyalahi cita-citanya, mengingkari dunia merupakan tugas utama.
Bahkan bagi yang berada di biara-pun, spiritualitas Sistersiensis menyajikan puncak yang curam. Hanya sedikit jumlah orang yang mencapai puncak kontemplasi yang memahkotainya. Mau mendakinya di luar biara sama dengan memulai suatu usaha yang sulit sekali dan membiarkan diri dilawan oleh segala kemungkinan sukses.
Pengajaran Santo Bernardus mempunyai ciri yang pada hakikatnya bersifat monastik. Hal ini mudah dilihat.dalam traktatnya “Hal tangga tangga kerendahan hati".
Keduabelas tangga adalah sama dengan tangga-tangga yang diberikan oleh Santo Benediktus "bukannya, untuk dihitung melainkan untuk dinaiki”.
Tetapi dalam kenyataannya theologi mistik Santo Bernardus mempunyai pengaruh besar sekali dalam spiritualitas Kristen di luar tembok biara-biara Sistersiensis.
Hal ini disebabkan karena Santo Bernardus tidak hanya bersumber pada Peraturan Santo Benediktus, melainkan juga pada para bapa Gereja, Santo Paulus, Santo Yakobus dan Injil Santo Yohanes. Jadi spiritualitas Santo Bernardus bersifat universal karena mengambil inspirasi pada prinsip-prinsip universil. Tetapi serentak spiritualitasnya juga bersifat sangat pribadi karena cara mengolahnya memang sangat pribadi.
Ciri paling khas dalam spiritualitas Santo Bernardus ialah keseimbangannya yang sempurna dalam menggunakan metode-metode yang sangat berlainan dan dalam memadukan bakat-bakat yang hanya bisa berpadu jika dimiliki dalam tingkat yang paling sempurna.
Santo Bernardus memiliki kemahiran luar biasa dalam memberikan tafsiran allegoris kepada kitab suci. Tetapi dalam tulisan-tulisannya metode allegoris ini- dilengkapinya dengan analisa psikologis yang sangat mendalam dan sangat halus. Ia dijiwai oleh kasih yang berkobar-kobar, namun ia tidak dapat mengasihi selain dalam cahaya. Ia memang penuh entusiasme.
Namun dalam persatuannya dengan Allah, ia tidak melemparkan diri sekaligus dalam Allah, melainkan pada setiap saat ia menuntut mengetahui titik tolak, tempat berpijak dan sasaran perjalanannya.
Tiap langkah yang paling beranipun diperhitungkan dan dipertimbangkannya. Tiap gerakan hatinya dilihat sebelumnya, dikehendakinya secara sadar dan diarahkannya dengan daya pikir yang tetap jernih tanpa ampun bahkan sampai dalam petualangannya yang paling berani dalam kehidupan rahmat.
Dalam mengadakan analisa, ia sangat ketat dan tepat. Bahkan ia tidak gentar menghadapi kerumitan. Tetapi ia tidak pernah membiarkan diri terbawa-bawa olehnya.
Dalam luapan hatinya yang paling mesrapun ia sebagai guru kasih tetap berpegang pada arti yang jelas. Ia tidak mempunyai bakat sedikitpun untuk bicara tanpa mengatakan sesuatupun. Kalau tiba waktunya untuk menghadapi pengalaman yang tidak bisa diungkapkan dengan kata, ia membiarkan para pembacanya dikuasai oleh pengalaman yang tak terperikan itu, dan ia diam.
Santo Bernardus memang seorang genius. Ia memiliki kemampuan untuk merangkul kedua titik ekstrim serentak dan sekaligus mengisi seluruh ruang di antara keduanya.
Disinilah letak kekhususannya. Di dalam kristianisme ada tokoh-tokoh yang coraknya bermacam-macam. Kepribadian tokoh-tokoh yang paling menonjol tampak kurang lebih saling bertentangan di dalam pangkuan iman yang sama dan kasih yang sama.
Ada tokoh yang lebih manis dan halus, ada yang lebih kuat dan tegas. Misalnya saja jika kita ambil tokoh-tokoh dari abad pertengahan orang dengan mudah dapat membedakan Santo Fransiskus dari Asisi dan Santo Bonaventura atau Santo Dominikus dan Santo Thomas dari Aquino.
Tetapi kita sulit mempertentangkan Santo Bernardus dengan mereka. Santo Bernardus mendahului mereka dan menyatukan mereka semua. Santo Bernardus memang ekstatis seperti Santo Fransiskus, tetapi ia juga tokoh yang mampu bertindak dan memimpin seperti Santo Dominikus.
Sehubungan dengan pengajarannya, di dalam traktatnya "Hal mengasihi Allah” dan di dalam kotbah-kotbahnya tentang Madah Agung, ia menyatukan urapan Santo Bonaventura yang halus dan bersemangat dengan kecerdasan Santo Thomas Aquino yang serba tepat dan mantap.
3. ABAS CLAIRVAUX.
Sebelum Bernardus masuk di biara Citeaux pembaharuan yang diadakan di situ berkembang agak seret.
Tetapi semenjak masuknya Bernardus di situ pada tahun 1112 Citeaux mengalami perkembangan yang pesat sekali. Pada tahuh 1115 Bernardus sendiri diberi tugas mendirikan biara Clairvaux dan menjadi abasnya yang pertama.
Sebelum itu, Citeaux sudah mendirikan dua biara lain, yaitu la-Ferté sur-Grosne di Saône-et-Loire pada tahun 1113 dan Pontigny di Yonne pada tahun 1114. Jadi Clairvaux adalah anak ketiga yang didirikan oleh Citeaux.
Tetapi sebentar kemudian, Clairvaux di bawah pimpinan Santo Bernardus akan menjadi biara yang paling gilang-gemilang.
Pada waktu itu Bernardus belum menjadi imam. Tahun itu juga, ia mendapatkan tahbisan imam dari William de Champeaux, uskup Chalôns-sur-Marne yang segera menjalin tali persahabatan erat dengannya.
Semenjak permulaan biara Clairvaux di tandai oleh askesis luar biasa yang diilhami oleh askesis para bapa padang gurun. Bernardus sendiri memberikan contoh dalam hal ini. Tetapi ia juga termasuk salah satu kurban pertama yang mengalami akibatnya, sampai ia harus dibebaskan dari tugas pimpinan biara selama satu tahun supaya kesehatannya dapat pulih kembali.
Sekembalinya di biara, Bernardus dikejutkan oleh adanya beberapa anggota yang terlalu keras askesisnya, sehingga ia sendiri harus mengendalikan semangat mereka. Ada anggota-anggota tertentu yang menolak mengambil makanan tertentu hanya karena tampaknya makanan itu enak. Bernardus menerangkan kepada mereka bahwa makanan enak merupakan rahmat Allah. Kita harus mau menerima rahmat itu seperti rahmat-rahmat lainnya.
Meskipun sudah dijinakkan oleh kebijaksanaan, namun kehidupan di Clairvaux tetap termasuk kehidupan yang paling keras, terutama pada tahun-tahun pertama.
Di tempat manapun juga yang dijiwai semangat Santo Bernardus menonjollah kemiskinannya, bukan hanya dalam hal pakaian dan makanan, melainkan juga dalam hal bangunan, gereja dan bahkan dalam hal ibadat. Baik daya khayal maupun panca indera harus banyak berpantang di dalam gereja-gereja biara-biara Sistersiensis yang tidak dihias sama sekali di mana para rahib merayakan liturgi dengan menggunakan pakaian liturgi yang sering kali hanya dari kain biasa.
Sehubungan dengan ini orang sering bicara tentang suatu "puritanisme Sistersiensis”. Istilah ini dapat diterima, asal orang ingat bahwa Santo Bernardus hanya menuntut kekerasan mutlak itu kepada para rahib yang secara bebas terikat oleh aturan biara yang paling ketat dan sudah sangat maju dalam perjalanan kehidupan rohani. Tetapi ia tidak pernah menyingkirkan gambar-gambar, jendela kaca berwarna dan tiang terhias dari dalam gereja yang dipakai oleh umat, sebab devosi umat yang penuh perasaan dapat ditolong oleh gambar-gambar seperti itu.
Namun kalau menyangkut para rahib, Santo Bernardus sangat tegas dalam hal ini. Bagi para rahib karya seni seperti itu dapat mengalihkan perhatian dan merugikan kemurnian rohani kontemplasi mereka.
Oleh sebab itu gereja biara biara Sistersiensis berbentuk polos namun bagus dengan jendela-jendela yang sederhana dan lugu. Oleh sebab itu pula ada pertentangan sengit antara para rahib Citeaux dan para rahib Cluny, yang pertama mau meneladan kemiskinan Kristus, sedangkan yang kedua mau mempertahankan "kemewahan demi Allah".
Clairvaux memancarkan sinar yang gilang gemilang. Dari segala penjuru datanglah calon-calon baru berbondong-bondong. Bahkan ayah Santo Bernardus sendiri, tuan Tescelin, menggabungkan diri di situ di bawah pimpinan rohani puteranya sampai meninggal dunia.
Pada tahun 1118, dua belas orang rahib Clairvaux mendirikan biara Troisfontaines. Tahun berikutnya, 1119, lahirlah anak kedua Clairvaux, yaitu biara Fontenay, dekat Montbard.
Dewasa inipun, pengunjung yang dalam perjalanan dari Paris ke Dijon mau membelok sedikit dapat menemukan di situ suasana biara Sistersiensis kuno.
Biara ketiga yang didirikan oleh Clairvaux ialah Foigny, dekat Vervins. Biara ini didirikan dalam tahun 1121.
Sebentar kemudian, pengaruh Santo Bernardus melampaui batas biara-biara ordonya. la mempunyai pengaruh di kalangan para rahib Cluny dengan perantaraan Petrus Venerabilis, di Saint-Denis dengan perantaraan Suger.
Di Reims, di Dijon, di manapun ia memainkan peranan karena “gonggongannya” (demikianlah kata yang dipakainya sendiri) melawan pengenduran disiplin. la memang mempunyai kewibawaan yang diakui umum karena kesuciannya terkenal.
Demikianpun penyembuhan-penyembuhan mengagumkan yang sering terjadi berkat kehadirannya mengukuhkan kepastian bahwa ia sungguh tokoh yang dilimpahi anugerah-anugerah istimewa oleh Allah.
4. WASIT DUNIA KRISTEN.
Mulai tahun 1128, tokoh kontemplatif agung ini tidak tanggung-tanggung menentukan sikapnya dalam hal urusan-urusan umum.
Ia memperjuangkan supaya ordo militer diakui oleh konsili Troyes, dan ia memaksakan pada ordo tersebut disiplin ketat yang tadinya sudah diikuti oleh para rahib militer, menurut cita-cita yang disarankannya kepada mereka dalam tulisannya yang berjudul “Pujian bagi ketentaraan baru".
Dalam tahun 1129, ia bahkan tidak takut berkonflik dengan raja Louis le Gros untuk membela hak-hak gerejani Etinne de Senlis, uskup Paris, yang mau membaharui klerus dan kapitel katedralnya.
Pengaruhnya menjadi lebih luas lagi tatkala ia mengakhiri skisma yang disebabkan oleh adanya dua buah pemilihan paus pada tanggal 14 Februari 1130.
Pada kesempatan itu, Santo Bernardus menjamin kemenangan Paus Innocentius II melawan Anakletus saingannya.
Ia juga masih memainkan peranan besar dalam Gereja berkat kotbah-kotbahnya di Vezelay dan Spire (1146) dalam rangka persiapan perang salib kedua (1147).
Menjelang akhir hidupnya (1153) ia masih turun tangan dengan sukses di Metz untuk memulihkan kembali kerukunan antara para penduduk kota Metz dengan pangeran de Lorraine.
Masih banyak contoh-contoh lain yang dapat diutarakan sebagai bukti aktivitas yang sering dianggap bersifat politik.
Tetapi perlu diperhatikan bahwa sebenarnya aktivitas Santo Bernardus selalu bersifat religius. Ia tidak pernah turun tangan dalam masalah-masalah umum, kecuali kalau kepentingan disiplin gerejani atau Gereja sendiri terancam.
Aktivitas Santo Bernardus memang luar biasa. Sulit digambarkan bagaimana semuanya itu mungkin, terutama kalau kita ingat bahwa badannya lemah sekali, padahal ia harus mengunjungi dan mengawasi biara banyak sekali yang didirikan olen pengaruhnya.
Di samping itu, ia masih sempat menulis karya-karya yang kadang-kadang disusun secara rapi. Belum lagi peperangan doktriner yang diadakannya tiap kali ia merasa bahwa kemurnian dogma berada dalam bahaya oleh karena ajaran-ajaran para theolog yang menurut pandangannya terlalu berani seperti misalnya Abelardus dan Gilbertus di la Porrée.
Tatkala Santo Bernardus tutup usia pada tahun 1153, pembaharuan Sistersiensis sudah diwakili oleh biara-biara yang berjumlah sekitar tiga ratus lima puluh buah.
Di antaranya ada sekurang-kurangnya seratus enam puluh buah biara yang mendapat kehormatan menjadi anak Clairvaux. Biara-biara ini tersebar di Perancis, Inggris, Italia, Belgia, Spanyol, Portugal, Swedia, Denmark dan Polonia.
Kalau kita mau mencari rahasia kegiatan dan pengaruh yang demikian luar biasa itu, kita harus mencarinya. di dalam kehidupan rohani Santo Bernardus. Adapun jalan paling tepat untuk mendekati kehidupan rohani tersebut ialah tulisan-tulisan rohani yang diwariskannya kepada kita.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar