Ads 468x60px

Letter to Woman, Paus Yohanes Paulus II



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
JP II:
Letter to Woman & Mother
Surat untuk para Wanita & Bunda
1.
Terima kasih, para wanita yang menjadi ibu!
Kau telah menaungi manusia di dalam dirimu dalam pengalaman unik akan sukacita sekaligus derita.
Pengalaman ini membuatmu menjadi senyum Allah untuk bayi yang baru lahir, menjadi pembimbing bagi langkah pertama anakmu, membantu mereka bertumbuh, dan menjadi jangkar bagi sang anak dalam langkah perjalanan hidupnya.
2. Terima kasih, para wanita yang menjadi istri!
Kau yang secara total menggabungkan masa depanmu dengan suamimu, dalam hubungan saling memberi, dalam saling melayani di dalam hidup dan cinta.
3. Terima kasih, para wanita yang adalah anak-anak perempuan dan saudara perempuan!
Di dalam jantung keluarga, dan di dalam masyarakat, kau memberi kekayaan akan sensitifitas, intuisi, kemurahan hati, dan kesetiaanmu.
4. Terima kasih, para wanita yang bekerja!
Kau yang hadir dan aktif dalam segala area kehidupan sosial, ekonomi, kultural, seni, dan politik.
Dengan cara ini kau membuat kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan sebuah budaya yang menyatukan perbedaan dan perasaan, menjadi contoh hidup yang terbuka terhadap hal- hal baru, untuk menciptakan struktur ekonomi dan politik yang lebih manusiawi.
5. Terima kasih, para wanita yang menjalani hidup suci!
Mengikuti teladan dari wanita paling hebat, Bunda dari Yesus Kristus, Sang Sabda Inkarnasi, kau membuka dirimu kepada kepatuhan dan kesetiaan kepada hadiah cinta kasih Allah.
Kau membantu Gereja dan seluruh umat manusia untuk mengalami hubungan "pasangan" kepada Allah, yang dengan menakjubkan mengungkapkan suatu hubungan yang Allah inginkan tercipta dengan ciptaanNya.
6. Terima kasih, semua wanita, dengan secara sederhana, menjadi seorang wanita!
Lewat pandangan unikmu, kalian telah memperkaya pengertian dunia dan membantu hubungan antar manusia menjadi lebih jujur dan autentik.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:
A.
FAMILY WAY (RJK. KANISIUS).
Seperti yang saya tulis dalam buku "FAMILY WAY" (RJK. KANISIUS), baiklah juga kita melihat ranah Kitab Suci. Ternyata, ada pelbagai macam kisah yang melukiskan peranan para wanita yang luar biasa. Sudahkah kita juga membaca riwayat hidup mereka dalam Kitab Suci?
1. Anna Yang berdoa di kenisah seumur hidupnya. Luk 2:37.
2. Deborah Hakim sekaligus imam dan panglima perang. Hakim-Hakim 4; 5.
3. Dorcas, Ibu yang bijak, sigap membantu para rasul. Kisah 9:36
4. Elisabeth, sepupu Maria Percaya bahwa Tuhan pasti menolong. Orang pertama yang terpesona dengan ‘Salam Maria’. Luk 1:6,41-45
5. Esther Setia pada iman Ester. 4:15-17.
6. Hannah, Ibu Samuel yang tabah dan mendidik anak dengan penuh kasih. 1 Sam. 1:9-18,24-28.
7. Janda dari Zarephath Menampung Elia selama masa kelaparan, sementara wanita-wanita Israel tidak mau membantu. 1 Raja 17:8-24.
8. Julia Berikrar. Roma. 16:15
9. Lydia, Yang mengorbankan seluruh hartanya, demi iman. Kisah 16:14
10. Maria dan Marta Dua wanita yang dekat dengan Yesus, Marta yang rajin bekerja, Maria yang rajin mendengarkan Yesus. Luk 21:2-4.,
11. Maria Magdalena Wanita pendosa yang bertobat, saksi Paskah. Mark 14:3-9; Luk 10:42; Yoh 11:5
12. Maria, ibu Yesus Dinyatakan Yesus sebagai ibu seluruh manusia dalam pesan wasiat pada rasul Yohanes. Maria juga adalah yang terdepan dan pertama melakukan komitmen: ‘fiat voluntas tua’, (=jadilah kehendakMu’) . Luk 1:26-38
13. Naomi Wanita yang penuh iman dan kasih. Ruth 1; 2; 3:1. Ruth 1:4,14-22
14. Phebe Wanita yang membantu Rasul Paulus tanpa pamrih. Roma 16:1,2,
15. Priscilla, Wanita yang hebat, selalu rela berkorban. Kisah 18:26
16. Rachel, Isteri Yakub, yang cantik, tabah, sabar, lembut, pekerja keras.
17. Rebecca Wanita yang gagah-berani.
18. Shunammite, Menolong sesama pada waktu kesusahan. 2 Raja 4:8-38.
19. Vashti, Wanita yang tidak tunduk pada kekerasan. Ester 1:11,12.
20. Wanita Kanaan Yang tidak menyerah meminta kesembuhan anaknya pada Yesus, kendati ditolak Yesus.
B.
PRIA & WANITA.
Beberapa kutipan yang saya tulis dalam buku "FAMILY WAY", seputar relasi pria dan wanita dalam alkitab:
Allah menciptakan manusia, lelaki dan wanita, menurut citranya, sama dengan Dia, dan diberi kuasa untuk menguasai segala isi bumi . Kej 1: 26-27
Tidak ada Yahudi bukan juga Yunani, tak ada budak atau orang bebas, juga tidak ada laki dan perempuan, karena semuanya adalah satu di dalam Yesus Kristus. Gal 3:28.
Tetapi, sebagaimana beda peranan antara Bapa dan Yesus, ada beda peranan antara lelaki dan wanita. Letak perbedaan menyangkut ketaatan (submission) di satu pihak dan tanggung-jawab di lain pihak, antara sifat keibuan dan kebapaan. Kristus adalah kepala dari setiap lelaki, dan lelaki adalah kepala dari wanita, dan Allah adalah kepala dari Kristus. 1 Kor 11:3.
Para isteri taatilah suamimu. Efesus 5:22
Seperti jemaat harus taat pada Kristus, demikian isteri harus taat pada suami dalam segala hal. Efesus 5:24
Hai, suami, cintailah isterimu, sebagaimana Kristus mencintai dan telah memberikan diri seluruhnya bagi umatNya . Efesus 5: 27
Allah memberkati mereka (Adam dan Hawa) dan berkata, “Jadilah berbuah dan berkembangbiaklah …” dan kuasailah bumi. Kej 1:28
Tidaklah baik bagi lelaki hidup sendirian. Aku akan menciptakan seorang pembantu yang cocok (sesuai, matched, suitable) bagi dia. Kej 2:18.
Dan Allah membentuk wanita dari tulang rusuk lelaki, dan membawanya pada lelaki itu. Kej 2:21.
Kemudian lelaki itu berkata, “Ini adalah tulang dari tulangku, daging dari dagingku. Ia akan disebut Wanita. Karena ia diambil dari lelaki. (Kej 2:23). Karena itulah lelaki harus meninggalkan ayah dan ibunya, dan tinggal bersama isterinya, dan mereka akan menjadi satu daging. Kej 2:24.
Lelaki diciptakan terlebih dahulu daripada perempuan. Berdasar urutan ini, lelaki memang harus bertanggung-jawab dalam posisi memimpin wanita. Laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laku. Laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki . 1 Kor 11: 8-9
Wanita tanpa banyak bicara menerima instruksi dengan ketaatan penuh (1 Tit 2:11). Aku tak izinkan wanita mengajari atau memainkan otoritas atas lelaki, dan ia harus diam. Karena Adam yang pertama diciptakan, barulah kemudian Hawa. 1 Tit:12-13
Lelaki tidak harus menutupi kepalanya karena ia adalah citra dan kemuliaan Allah; tetapi wanita adalah kemuliaan lelaki.Tiap perempuan yang berdoa dengan kepala yang tidak bertudung menghina kepalanya. 1 Kor 11: 5
Ini (wanita) adalah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku; ia akan disebut wanita, karena ia diambil dari lelaki. Kej 2:23
C.
HERSTORY (RJK. KANISIUS)
Kata perempuan mempunyai akar katanya, ‘empu’, arti idealnya yakni seorang guru kehidupan.
Tapi realnya, banyak peempuan sungguh mengalami diskriminasi dalam pelbagai ranah kehidupan, bukan?
Banyak orang mengidentikkan kaum per’empu’an dengan stereotif 3 m (macak/dandan, masak, manak/melahirkan), 3 ur (dapur, sumur dan kasur), 4 wa (wadah, wadi, waduk, wadon) serta 5 ah, yaitu: tunggu omah, olah-olah, momong bocah, asah-asah, mlumah (jaga rumah, masak, asuh anak, menyuci, melayani suami).
Kalau begitu adanya, bagaimana dengan pepatah lama, surga ada di bawah telapak kaki ibu? Belum lagi adanya pelbagai ”KDRT” dan aneka pelecehan seksual, yang kerap korbannya adalah perempuan.
Di lain matra, konon sebetulnya ada perbedaan mencolok antara kekuasan lelaki dan perempuan. Kekuasaan pria itu condong power over, sifatnya merusak-menindas, sedangkan kekuasaan perempuan itu power to, membagi dan konstruktif.
Idealnya, seorang perempuan mempunyai tempat dalam masyarakat dan juga Gereja tentunya. Hal ini terjadi bukan melulu karena keperempuannya yang demikian khas, tapi karena kepribadiannya sebagai seorang manusia dan warga masyarakat serta Gereja, dan yang lebih penting lagi karena nilai dari tugas-tugas bermanfaat yang berhasil diselesaikannya, begitulah ujaran seorang tokoh feminis Rusia, Aleksandra Mikhailovna.
Dalam bahasa Romo Mangun ”Si Burung Manyar”, esensi perempuan juga sebetulnya ada pada rahim serta cita rasanya menghadapi suami, anak-anak dan kehidupannya. Kerahiman perempuan adalah salah satu lambang religiositas, karena rahim itu mengemban dan menumbuhkan benih kehidupan. Jelas, bahwa kaum perempuan adalah roh pengemban kehidupan.
Maka, kalau dulu, ada sebuah slogan khas Perancis, Cherchez la femme: carilah perempuan! Di mana, perempuan dicari untuk menjadi (dijadikan) biang keladi-semacam victim: kambing hitam bagi setiap konflik dalam masyarakat patriarkal.
Tapi kini, kita diajak lagi untuk bersama-sama berkata, Cherchez la femme ! Kita mencari perempuan bukan lagi sebagai problem maker, tapi karena para perempuan itu sungguh bisa menjadi problem solver.
De facto, sepanjang sejarah dunia, banyak sekali bermunculan tokoh-tokoh perempuan yang terselip sebagai “her-story” diantara mainstream “his-story” para tokoh laki-laki . Pribadi-pribadi luar biasa yang sesungguhnya lebih daripada seorang Kendedes, Srikandi atau Dewi Shinta pada masanya. Kiranya semuanya sesuai rencana Allah sendiri, karena dengan kharisma dan talenta masing-masing mereka tampil pada saat Gereja dan dunia membutuhkannya.
Di lain matra, kaum feminis sering mengkritik sejarah dominan, yang terfokus pada peranan laki-laki, sehingga pantas disebut his-story. Sebagai anti-tesisnya, mereka ajukan sejarah dari kacamata perempuan, yang mereka sebut her-story (Al-Hibri 1982; Umar 2002: 115):
“Saatnya akan datang, dan nyatanya sudah datang, dimana panggilan kaum perempuan akan diakui kepenuhannya; saat dimana kaum perempuan di dalam dunia ini memperoleh pengaruh, hasil dan kuasa yang tak pernah dicapainya hingga saat ini."
"Itulah sebabnya pada saat ini dimana bangsa manusia tengah mengalami transformasi yang begitu mendalam, kaum perempuan, penuh dengan semangat Injil, dapat berbuat banyak untuk menolong manusia agar tidak jatuh”
(Pesan Konsili Vatikan II, kepada kaum perempuan, 8 Desember 1965; Mulieris Dignitatem, 1).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar