Ads 468x60px

Jumat, 12 Januari 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 12 Januari 2018
Hari Biasa Pekan I
1 Samuel (8:4-7.10-22a)
(Mzm 89:16-19)
Markus (2:1-12)
"Deus meus est omnia - Tuhanku dan semuanya."
Itulah salah satu semangat iman yang saya tulis dalam buku "HERSTORY" (RJK, Kanisius).
Jelasnya, Tuhan selalu datang bagi kita dan bagi semua orang. Ia sembuhkan orang lumpuh yang digotong kepadaNya. Ia juga menyembuhkan banyak orang yang "lumpuh rohani", yang kadang suka berpikir buruk tentang sesamanya.
Adapun trilogi iman yang ditampilkan, antara lain:
1."Berharap":
Banyak orang, terlebih yang sakit, yang datang pada Yesus. Mereka mempunyai harapan untuk sembuh. Harapan itu juga berarti impian, impian juga berarti pekerjaan, karena harapan mesti diusahakan dan diperjuangkan, bukan? "Dum spiro spero - aku selalu berharap selagi masih bernafas".
2."Beriman":
Empat orang sehat menggotong orang lumpuh untuk dekat dan berjumpa dengan Yesus. Mereka adalah figur orang beriman yang menyadarkan kita bahwa iman tidak cukup diungkap/dirayakan dengan "celebration" saja tapi harus diwartakan dan dibagikan secara nyata dengan "action", sehingga orang lain bisa dekat dan berjumpa dengan Tuhan. Iman mereka adalah tindakan nyata, bukan cuma dengan "mulut" tapi dengan "tangan dan kaki" yang mau dibagikan dan mau menjadi berkat bagi banyak orang lain.
3."Berbelaskasihan":
Yesus selalu memberi kasih secara nyata bagi orang lain. Ia adalah sang Raja Kerahiman Ilahi. Hari ini, Ia kasih pengampunan dan penyembuhan bagi yang lumpuh secara jasmani sekaligus bagi orang farisi yang lumpuh secara rohani, yang enggan berpikir positif dan mudah kasak-kusuk dibelakang mencurigai-Nya dan bahkan mencap buruk diriNya sebagai penghojat Allah.
Dengan belaskasihan, hatiNya yang menjadi “misericordia vultus – wajah kerahiman”, menjadi sangat peka pada orang lain. Dia bisa mengenal hati dan kelumpuhan kita masing-masing yang terdalam. Dia mengerti dan Dia peduli pada kita.
Sudahkah kita juga belajar mengerti dan peduli, belajar berbagi dan berbelaskasihan pada sesama?
"Dari Sulawesi ke Kalimantan - Mari bersaksi hancurkan kejahatan."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:
A.
“Dives in Misericordia - Kaya dalam Kerahiman.
Inilah nama dari ensiklik yang ditulis oleh Paus Yohanes Paulus II yang banyak berbicara tentang kemurahan hati Tuhan.
Dalam Injil hari ini, Yesus jelas menampakkan kemurahan hatiNya terhadap orang lumpuh: “Percayalah hai anakKu, dosamu sudah diampuni.” Mengacu pada injil sinoptik yang lain (Mrk. 2:1-12; Luk. 5:17-26), hal ini terjadi di kota-Nya sendiri yaitu Kapernaum (Mrk. 2:1; Mat. 4:13).
Adapun tiga sikap kerahiman ilahi yang bisa kita petik dari tiga tokoh utama hari ini, al:
Orang banyak: Berbelarasa.
Mereka membawa orang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya kepada Yesus, dengan cara diturunkan dari atap karena padatnya kerumunan banyak orang.
Jelaslah bahwa hati mereka penuh dengan belarasa sehingga mereka bisa mengantar orang lain terlebih yang sakit dan menderita untuk bisa menjumpai Yesus secara pribadi: “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.” (Mat 5:7)
Yesus: Berbelaskasihan.
Ia mengasihi dan mengampuni orang, terlebih yang sakit dan tersingkirkan. Ketika Yesus melihat orang lumpuh dan empat orang lain yang mengantarnya, hatiNya tergerak oleh belaskasihan dan Ia berkata: ”Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”
Belas kasih sendiri adalah kasih yang berusaha meringankan penderitaan sesama. Belas kasih adalah kasih yang hidup, yang dicurahkan atas sesama guna menyembuhkan, melegakan, menghibur, mengampuni dan menghapus rasa sakit. Itulah kasih yang Tuhan tawarkan kepada kita dan itulah kasih yang Ia kehendaki kita tawarkan kepada sesama.
Orang Lumpuh: Beriman.
Orang lumpuh menjadi sembuh dan bertumbuh penuh karena imannya. Hal ini tampak jelas ketika Yesus mengatakan: ”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Orang lumpuh itu segera mentaati perintah Yesus: Ia “bangun” (ajakan untuk bangkit dari kubangan dosa), “angkat tempat tidurnya” (ajakan untuk mengangkat kelekatan, kelemahan dan ketergantungannya untuk kemudian diserahkan ke Tuhan) dan “pulang ke rumah” (ajakan untuk kembali ke keluarganya, sebuah basis hidup beriman). Inilah inti iman: kepercayaan penuh kepada Yesus!
Sebaliknya, beberapa orang ahli Taurat malahan berkata dan berpikir buruk tentang Yesus dalam hatinya: ”Ia menghujat Allah.” Jelasnya, hati mereka “lumpuh”, tidak tergerak oleh belas kasihan, sehingga Yesus menegur mereka: ”Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu”. Dalam bahasa nabi Yesaya: “Bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku. ” (Yes 29:13)
Dari Tarsus mencari duku – Yesus Engkaulah andalanku!”
B.
"Fides - Iman!"
Iman yang menjadi dasar tindakan (Ibr 11:1), adalah alasan utama sehingga Yesus menyembuhkan si lumpuh (Mrk 2:5). Adapun penyembuhan itu menimbulkan kontroversi sebab Yesus pertama-tama memberi pengampunan dosa, sesuatu yang oleh para ahli Taurat dianggap sebagai penghojatan kepada Allah. Bagi Yesus, pengampunan perlu agar hubungan si lumpuh dengan Allah dipulihkan.
Ada 3 perintah iman ilahi yang juga bisa kita kenangkan, antara lain:
Bangunlah:
Kita diajak untuk bangun dari kubangan dosa, bukan menjasi orang yang tidur/bermalas-malasan tapi menjadi orang yang harapannya-imannya dan kasihnya hidup sehingga juga bisa mengantar orang kepada Tuhan.
Angkatlah tempat tidurmu:
Kita diajak untuk mengangkat smua beban hidup kita bersama penyelenggaraan Allah, tidak asyik berdiam diri tapi terus memaknai hidup sebagai sebuah perjalanan dengan suka dan duka, dengan membawa salib hidup kita secara ringan karena yakin bahwa Allah selalu menyertai kita.
Pulanglah ke rumahmu:
Yesus mengembalikan seluruh nilai dan martabat kita yang "lumpuh" menjadi "sembuh", sebagai citra Allah. Sebenarnya, banyak orang yang menjadi lumpuh karena terjerat berbagai ikatan duniawi, yang terjadi bukan hanya akibat dosa personal tapi juga oleh trend sosial.
Nah, bila ada dosa sosial, maka juga sebenarnya ada iman sosial. Indahnya, dari iman sosial itu akan muncul doa dan gerakan sosial dan itu bisa kita mulai terlebih dulu dari "rumah" masing masing, yakni keluarga kita sendiri dengan setiap gulat-geliat hidupnya.
"Mbak Asih menjadi Nyonya - Hukum Kasih mengalahkan segalanya".
C.
January 12th:
Quote from the early church fathers:
Reverse your relation with sickness,
by Peter Chrysologus (400-450 AD)
"Take up your bed. Carry the very mat that once carried you. Change places, so that what was the proof of your sickness may now give testimony to your soundness. Your bed of pain becomes the sign of healing, its very weight the measure of the strength that has been restored to you." (excerpt from HOMILY 50.6)
=====
Kutipan Teks Misa:
Taat [ob-audire] dalam iman berarti menaklukkan diri dengan sukarela kepada Sabda yang didengar, karena kebenarannya sudah dijamin oleh Allah, yang adalah kebenaran itu sendiri. Sebagai contoh ketaatan ini Kitab Suci menempatkan Abraham di depan kita. Perawan Maria melaksanakannya atas cara yang paling sempurna. (Katekismus Gereja Katolik, 144)
Antifon Pembuka (Mzm 91:13-14)
Aku hendak menyanyikan kasih setia-Mu selamanya, ya Tuhan. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya. Kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bangkitkanlah kami berkat sabda-Mu yang kuasa, dan arahkanlah perhatian kami kepada kebajikan dan kedamaian berkat Yesus Mesias. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (8:4-7.10-22a)
"Kalian akan berteriak karena rajamu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kalian."
Sekali peristiwa berkumpullah semua tua-tua Israel. Mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya, “Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau. Maka angkatlah sekarang seorang raja untuk memerintah kami, seperti halnya dengan segala bangsa lain.” Waktu mereka berkata: “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami”’ Samuel menjadi kesal hati. Maka berdoalah Samuel kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel, “Dengarkanlah perkataan bangsa itu!” Segala hal yang mereka katakan kepadamu, turutilah! Sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak! Maksud mereka: jangan Aku menjadi raja atas mereka.” Samuel menyampaikan segala sabda Tuhan kepada bangsa itu, yang meminta seorang raja kepadanya. Kata Samuel, “Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu: Anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya pada kereta dan pada kuda, dan mereka harus berlari di depan keretanya. Ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh. Mereka harus membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; mereka harus membuat senjata-senjata dan perkakas keretanya. Anak-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan. Selanjutnya dari ladangmu, dari kebun anggur dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling baik, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawainya; dari gandum dan hasil kebun anggurmu akan diambilnya sepersepuluh, untuk diberikannya kepada pegawai-pegawai istana dan kepada pegawai-pegawainya yang lain. Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya. Dari kambing dombamu akan diambilnya sepersepuluh dan kamu sendiri akan menjadi budaknya. Pada waktu itu kamu akan berteriak karena raja yang kamu inginkan itu, tetapi Tuhan tidak akan menjawab kamu.” Tetapi bangsa itu tidak mau mendengarkan perkataan Samuel. Mereka bersikeras, “Tidak, kami harus punya raja. Biar kami pun sama seperti segala bangsa lain! Raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang!” Samuel mendengarkan segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepada Samuel, “Turutilah permintaan mereka, dan angkatlah seorang raja bagi mereka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:16-19)
1. Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya Tuhan, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu; karena nama-Mu mereka bersorak-sorai sepanjang hari, dan karena keadilan-Mu mereka bermegah-megah.
2. Sebab Engkaulah semarak kekuatan mereka, dan karena Engkau berkenan, tanduk kami ditinggikan. Sebab milik Tuhanlah perisai kita, milik Yang Kudus Israellah raja kita.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi agung telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:1-12)
"Di dunia ini Anak Manusia memiliki kuasa pengampunan dosa."
Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Yesus memberitakan sabda kepada mereka, beberapa orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya ke hadapan Yesus karena orang banyak itu. Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus. Sesudah atap terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Melihat iman mereka, berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ duduk juga beberapa ahli Taurat. Mereka berpikir dalam hati, “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” Tetapi Yesus langsung tahu dalam hati-Nya bahwa mereka berpikir demikian; maka Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh itu ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan ‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah’? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” – lalu berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu - : “Kepadamu Kukatakan: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya, dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu. Mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, “Yang seperti ini belum pernah kita lihat!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Iri hati karena merasa dirinya berada dalam ancaman tersingkir atau kurang diperhatikan memang dapat menimbulkan pikiran jelek kepada sesamanya.
Ada orang berbuat baik demi keselamatan sesama atau kebaikan umum dikomentari sebagai ‘cari perhatian’, ‘kurang pekerjaan’, ‘melanggar aturan/kesepakatan’, dst.. padahal komentar tersebut dilontarkan karena dirinya minder atau merasa terancam posisinya.
Itulah kiranya yang dialami oleh ahli Taurat yang berpikir dalam hatinya “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah” terhadap karya penyelamatan/kebaikan yang dikerjakan oleh Yesus.
Katekismus Gereja Katolik, No. 2539 mengajarkan, "Iri hati adalah satu dosa pokok. Ia berarti bahwa orang kecewa karena yang lain mendapat untung, dan menghendaki secara tidak terbatas, untuk memiliki sendiri hartanya atas cara yang tidak adil. Siapa yang menginginkan yang jahat bagi sesamanya, melakukan dosa berat.Santo Agustinus melihat di dalam iri hati "dosa setani" (catech. 4:8). "Dari iri hati muncullah kedengkiah, fitnah, hujah, kegirangan akan kesengsaraan sesama, dan menyesalkan keberuntungannya".
Tujuan kita hidup dalam iman kepada Yesus adalah untuk masuk Kerajaan Surga. Oleh sebab itu, segala bentuk hidup, sikap, perbuatan dan hati semestinya berorientasi ke arah tujuan tersebut. Hati adalah pusat kekayaan spiritual manusia yang harus terus diolah.
Antifon Komuni (Mrk 2:12)
Mereka semua takjub, lalu memuliakan Allah, katanya, "Yang seperti ini belum pernah kita lihat."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar