SENSUS HISTORICUS:
"Kita Bhinneka, Kita Indonesia".
INTERMEZZO:
Ir. Soekarno & JFK.
Siapa yang tidak kenal hubungan mesra diantara Soekarno yang Islam dan Kennedy yang Katolik. Tidak hanya hubungan pribadi melainkan juga hubungan diplomasi antara Indonesia dan Amerika Serikat pada waktu itu.
“Kennedy adalah presiden Amerika yang sangat mengerti saya”, kata Bung Karno.
Kennedy tidak cuma sekedar mengundang Bung Karno ke Amerika untuk plesiran. Tapi juga ada tindak lanjut nyata di balik undangan diplomatik itu.
Kennedy paham Indonesia butuh perangkat perang untuk merebut Irian Barat, di antaranya armada tempur. Karena itu, diajaknya Bung Karno mengunjungi pabrik pesawat Lockheed di Burbank, California. Disana, Bung Karno dbantu dalam pembelian 10 pesawat hercules tipe B, terdiri dari 8 kargo dan 2 tanker.
Hasilnya?
Hercules dari Amerika, menjadi cikal bakal lahirnya armada Hercules bagi AURI (armada yang kelak ikut bertempur merebut Irian Barat).
Bung Karno konon juga bisa membuat Amerika menghentikan embargo dan menyuntik dana ke Indonesia, juga beras 37.000 ton dan ratusan persenjataan perangkat perang. Kebutuhan itu semua memang sesuai dengan kondisi Indonesia saat itu.
Sayang hubungan mesra Bung Karno dengan Amerika berakhir setelah JFK terbunuh tahun 1963 dan Bung Karno alias Putra Sang Fajar itu akhirnya juga ikut terbenam pada persis dua tahun berikutnya.
NB:
A.
TERBUNUHNYA JFK
(Dua Tahun Sebelum Soekarno dikudeta)
JFK tak pernah menyangka, Jumat 22 November 1963 pukul 12.30 waktu Dallas, Texas akan menjadi saat terakhirnya.
Dari mobil kap terbuka yang membawanya, Presiden Amerika Serikat itu sibuk melambaikan tangannya, tersenyum lebar ke arah warga yang berkerumun menyambutnya. Sesekali ia mengelap keringat yang mengucur di dahi.
Lalu terjadilah tragedi itu. Tiga peluru -- ada yang bilang 4 -- menerjang tenggorokan dan kepala Kennedy. Yang pertama mengenai bagian tenggorokan. Kemudian, dua tembakan menyusul. Mengenai bagian kepala. Memecahkannya. Jackie lalu memanjat bagian belakang mobil untuk mengumpulkan pecahan tengkorak suaminya itu.
Warga yang berkumpul di sekitar mobil kap terbuka yang membawa rombongan VVIP langsung tiarap dan berteriak saat mendengar suara tembakan. Lainnya berlari mengejar kendaraan Kennedy, mencari tahu apa yang terjadi.
Seorang agen dinas rahasia AS (Secret Service), Clint Hill yang bertugas melindungi Sang Ibu Negara menceritakan saat-saat mengerikan setelah insiden pembunuhan terjadi.
Saat ia bergerak ke arah Jackie Kennedy, ia melihat reaksi perempuan itu. "Matanya dipenuhi teror," ungkap dia, seperti dimuat Daily Mail. "Ia berusaha menggapai sesuatu. Berusaha meraih bagian tubuh presiden yang tercecer." Presiden Kennedy yang bersimbah darah dilarikan ke Parkland Hospital. Di mana para dokter berusaha sekuat tenaga menyelamatkannya di sebuah kamar operasi unit gawat darurat (UGD). Namun, terlambat.
Hari itu John F Kennedy dinyatakan meninggal dunia. AS, juga dunia, geger. Wakil Presiden Lyndon B. Johnson langsung dilantik sebagai presiden.
Konon, semua kejadian itu ada hubungannya dengan konspirasi jahat seputar kudeta terhadap Soekarno.
B.
Sejarah masuknya Pesawat Hercules ke Indonesia.
Indonesia tercatat sebagai negara pertama di luar Amerika Serikat yang mengoperasikan Hercules C-130.
Keberadaan Hercules di Indonesia bermula dari kunjungan Presiden Soekarno kepada koleganya, Presiden Amerika Serikat John F Kennedy pada akhir 1959.
Kennedy berterima kasih atas kesediaan Indonesia melepas Pope, pilot CIA berstatus sipil yang memperkuat AUREV-Permesta, yang ditembak jatuh Kapten Udara Penerbang Ignatius Dewanto dalam pertempuran udara.
Kennedy menawarkan "pengganti" Pope kepada Soekarno. Berdasarkan "keperluan" dari Panglima AU, Laksamana Madya Udara Suryadarma, AURI memerlukan pengganti pesawat transportasi de Havilland Canada DHC-4 Caribou.
Pilihan kemudian jatuh kepada Hercules C-130B, dalam kunjungan Soekarno ke pabriknya, Lockheed (belum bergabung dengan Martin).
Akhirnya, 10 unit C-130B bisa diterbangkan dengan proses melalui feri ke Tanah Air. Yang membanggakan, penerbangan-penerbangan itu dilakukan langsung oleh pilot dan awak AURI. Saat itu, delapan C-130B kargo dan dua C-130B tanker bisa dibawa ke Pelabuhan Udara Kemayoran, Jakarta.
"Itu menunjukkan bangsa Indonesia disegani dan memiliki posisi tawar yang kuat di mata Amerika Serikat," kata Mersekal Pertama TNI Teguh David.
Pendaratan pertama C-130B Hercules ke Tanah Air dilakukan Mayor Udara Penerbang S Tjokroadiredjo, Letnan Muda Udara II A Cargua, Sersan Mayor Udara S Wijono, dan Kapten Udara Navigator The Hing Ho.
Selain itu, ada juga Sersan Mayor Udara M Smith, Kapten Udara Penerbang Pribadi, Letnan Muda Udara II Alex Telelepta, Sersan Mayor Udara Ali Nursjamsu, Letnan Muda Udara I Basjir, Letnan Muda Udara I Sukarno, Letnan Muda Udara I Arifin Sarodja, dan Kapten Muda Udara Sasmito Notokusumo.
Itulah pertama kalinya terjadi penerbangan feri terjauh untuk semua jenis pesawat terbang. C-130B AURI terbang sejauh 13.000 mil laut melintasi tiga samudra dari pabrikan ke negara operatornya. Itu juga merupakan penerbangan internasional pertama yang 100 persen diawaki personel aktif AURI dan belum pernah terjadi pada militer lain di dunia saat itu.
Fakta pada penerbangan 18 Maret 1960 itu menjadikan Indonesia sebagai operator terbanyak Hercules C-130 di belahan selatan dunia pada kemudian hari.
Saat itu, 10 unit C-130B dimasukkan ke dalam Skuadron Udara Angkut Berat AURI, mendampingi Skuadron Udara 2 berintikan C-47 Dakota/Skytrain. C-130B saat itu menjadi pesawat multiengine perdana di Tanah Air yang berteknologi turboprop, suatu lompatan teknologi penting dan besar yang ternyata bisa cepat dikuasai putra-putra bangsa.
Hal ini dipuji secara khusus oleh Menteri Keamanan Nasional Jenderal AH Nasution dan beberapa petinggi Lockheed. Disebabkan jumlahnya yang cukup banyak, pada 19 Februari 1962, didirikanlah Skuadron Udara 31 angkut berat, diikuti Skuadron Udara 32 pada 29 Desember 1965. Yang unik, C-130B saat itu kemudian berdampingan dengan Antonov An-12 buatan Uni Soviet di Skuadron Udara 31.
Fakta saat itu, kedua skuadron udara itu (31 dan 32) berpangkalan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Kemudian, Skuadon Udara 32 dipindahkan ke Pangkalan Udara Utama 32 Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur, pada 1976.
Skuadron Udara 32 sempat dinonaktifkan sejalan penonaktifan Antonov An-12 pada 11 Mei 1965, kemudian diaktifkan lagi pada 11 Juli 1981, yang keseluruhannya berisikan C-130B.
Saat itu, pembagian kekuatan udara di antara kedua skuadron udara adalah enam C-130HS (nomor registrasi A-1317, A-1318, A-1319, A-1320, dan A-1324 plus C-130H/A-1323) untuk Skuadron Udara 31.
Skuadron Udara 32 mendapat dua C-130B (A-1301 dan A-1313), dua C-130H (A-1315 dan A-1316), dan dua C-130KC (tanker udara, A-1309 dan A-1310).
Sebetulnya, masih ada beberapa varian Hercules C-130 yang dioperasikan TNI AU (kemudian), yaitu satu versi sipil Hercules C-130, L-100-30, yang lalu dikonversi ke militer (A-1314) dan C-130HS (A-1341) yang didedikasikan pada Skuadron Udara 17 VIP.
A-1314 dan A-1341 dinomori di luar kelaziman karena jika dijumlah, baik angka 1314 maupun 1341 akan menghasilkan angka 9. Ini sesuai dengan pemberian langsung dari Menhankam/Panglima ABRI (saat itu) Jenderal TNI M Yusuf.
Fakta menunjukkan, Skuadron Udara 17 VIP merupakan satu-satunya skuadron udara militer di dunia yang mengoperasikan C-130 dan variannya sebagai pesawat terbang VIP kenegaraan resmi.
Skuadron Udara 5 pernah mendapat satu C-130MPH bernomor registrasi A-1322 sebagai pesawat intai maritim yang dijejali sensor elektronika penjejak.
Fakta berikutnya adalah tambahan 12 unit C-130H yang dibeli pada dasawarsa '80-an, yaitu tiga C-130H (A-1315, A-1316, dan A-1323), satu unit C-130MPH (A-1322), tujuh unit C-130HS (A-1317, A-1318, A-1319, A-1320, A-1321, A-1324, dan A-1341), dan satu unit L-100-30 (A-1314).
Fakta lain, penambahan pesawat terbang ini terjadi pada 1995, yaitu dua L-100-30, yang merupakan hibah dari PT Merpati Nusantara Airlines (A-1325 dan A-1326), dan tiga unit L-100-30 dari PT Pelita Air Service (A-1327, A-1328, dan A-1329).
Sampai saat ini, TNI AU mengoperasikan hingga 28 unit Hercules C-130 dari berbagai varian, katanya terbanyak di belahan selatan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar