Ads 468x60px

Senin, 15 Januari 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 15 Januari 2018
Hari Biasa Pekan II
1 Samuel (1Sam 15:16-23)
(Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
Markus (2:18-22)
"Intentio Pura - Maksud yang murni "
Inilah salah satu prinsip dasar yang diangkat pada bacaan hari ini (bukan “intentio pura-pura”), ketika Yesus berkata: “Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa, tapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
Disinilah, Yesus melambangkan diriNya sebagai pengantin pria yang membawa sukacita sejati bagi kita semua dan kita diajak bersikap murni dalam setiap gerak gerik hidup dan iman kita. Jelasnya, Ia tidak mengharapkan kita menjadi orang yang naif, yang berpuasa atau berbuat baik demi dipuji/dihormati, tapi berpuasa/berbuat baik memang karena dorongan dari dalam, suatu motivasi dan intensi yang murni.
Dengan kata lain: Ia mengajak kita menjadi orang beriman yang manusiawi, yang mencintai dunia, yang ada di tengah dunia dan tidak menjadi milik dunia dengan dua "tas" yang mendasar, antara lain:
1."Solidaritas":
Ia mengajak kita hidup dengan sikap solider dengan dunia, dalam bahasa Konsili Vatikan II: "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita dan menangislah dengan org yg menangis." Ketika musibah banjir melanda - kita ikut membantu dan berbelarasa; Sebaliknya ketika anugerah melimpah - kita juga ikut bersyukur/bersukacita.
2."Regularitas":
Ia menekankan keteraturan, dimensi iman yang normal, berjalan teratur sesuai waktunya, tidak dibuat-buat tapi tulus dan murni. Inilah iman yang tidak mencari sensasi tapi iman yang hidup dalam keseharian karena selalu ingin setia unyuk dekat dengan Tuhan, dalam setiap momentum kehidupan, entah tawa/tangis, suka/duka, pahit/manis. " Harapannya: Dua sikap dasar dengan ini, solidaritas dan regularitas membuat hidup dan iman kita semakin berkualitas, bukan?
"Cari solder di negeri Birma-Jadilah orang yang solider bagi sesama."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Merdeka!"
Itulah sepenggal kata yang keluar dari para kader ketika saya pernah diminta memberi permenungan natal bersama keluarga besar PDI Perjuangan di Jakarta.
Hari inipun, Yesus juga mengajak kita menjadi orang beriman yang merdeka, yang siap ber-"reformatio vitae", mempunyai "kantong baru" yang siap untuk diisi dengan "anggur baru."
Ya, kemerdekaan sejati diraih dengan memperbaharui hidup kita masing-masing setiap hari, sehingga hidup kita layak dan pantas untuk menjadi tempat kediaman "anggur baru", yakni pelbagai ajaran ilahi yang dibawa Yesus yang sarat dengan semangat-sukacita dan cinta.
Jelasnya, kita diajak meninggalkan dan menanggalkan hidup lama serta menggantinya dengan hidup baru lewat tiga pertanyaan reflektif yang bisa kita buat, antara lain:
Aku akan mulai berbuat apa dari sekarang?
Aku akan tetap berbuat apa mulai dari sekarang?
Aku akan berhenti berbuat apa mulai dari sekarang?
"Dari Cikarang ke Selat Malaka-
Jadilah orang beriman yang merdeka!!"
B.
“Crescit en eundo - Bertumbuh sambil berjalan.”
Itulah “kritik ideologis” Yesus bahwa hidup iman kita harus selalu bertumbuh dalam realitas. Iman yang tumbuh seperti anggur baru karena berasal dari kedekatan dengan Tuhan, bukan yang secara terpaksa melulu cuma demi mentaati aturan. Iman yang bertumbuh dari dalam hati karena yakin bahwa Tuhan yang diimaninya adalah Tuhan yang aktual, yang “gaudere cum gaudentibus et fiere cum fientibus-bergembira dengan yang bersukacita dan yang menangis dengan yang berdukacita”.
Dkl:
Kita diajak mempunya iman aktual yang tanggap jaman – bukan gagap jaman, yang terbuka, bukan tertutup dan pernah diselubungi ideologis, yang benar-benar tulus dan bukan pernah akal bulus karena sarat intrik taktik konflik dan kepentingan.
Bersama dg filosofi anggur, tercandra ada 3 ciri iman yg bertumbuh al:
"Menyegarkan kehidupan":
Anggur juga membawa kesegaran: mlancarkan dan membersihkan aliran darah. Ia bisa mengeluarkan ampas tubuh dan menggiatkan peremajaan sel tubuh dan air susu ibu.
"Menampakkan kegunaan":
St. Agnes pernah berkata "Kristus percantik jiwaku dengan perhiasan rahmat dan kebajikan". Imannya jelas berguna supaya ia tetap rendah hati walau cantik dan dikagumi. Bukankah anggur juga banyak berguna? Dalam buku saya, "Family Way" (RJK. Kanisius), dipaparkan bahwa anggur kaya akan antioksidan - kandung banyak vitamin dan mineral. Ia bisa menghentikan penyebaran sel kanker dan menjaga kesuburan pria. Ia juga bisa diolah untuk minuman dari kelas Ice-Wine sampai kolesom, jus-jely-kismis danjg bisa dimakan langsung.
"Menguatkan kerapuhan":
"St. Agnes tidak takut algojo - Dialah perawan tegar dan budiman", itulah kata-kata St. Ambrosius yang kuatkan iman kita. Bukankah anggur juga bisa menguatkan jantungdan mencegah penyempitan pembuluh (aterosklerosis)? Sudahkah hidup/iman kita juga aktual: menyegarkan, menampakkan kegunaan dan menguatkan hidup orang lain?
Indahnya, sebagai pengikut Kristus, kita masing-masing juga telah "dilapisi dengan minyak":
Ketika dilantik menjadi katekumen, kita diurapi dengan O.C (Oleum Catechumenorum);
Ketika dibaptis dan ketika menerima sakramen penguatan, kita diurapi dengan S.C (Sanctum Chrisma);
Ketika sakit, kita menerima pengurapan dan diolesi dg O.I (Oleum Infirmorum).
Dengan olesan atau urapan minyak tersebut, kita menerima anugerah Roh Kudus (bdk. Luk 4:18) yang menjadikan kita tidak keras dan kaku. Kita diubah menjadi lembut, lentur dan fleksibel sehingga selalu siap dan mudah untuk dibentuk dan diarahkan oleh bimbingan dan kehendak Tuhan.
"Jauh dekat naiknya Xenia - Jadilah berkat bagi seluruh dunia".
C
Kutipan Teks Misa.
“Hanya satu kesulitan dalam doa: Berdoa sepertinya Allah tidak ada di sana.” — St. Teresia dari Avila
Antifon Pembuka (Mzm 66:4)
Hendaklah seluruh bumi menyembah Engkau, dan bermadah serta melagukan mazmur bagi-Mu, Allah Mahaluhur.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahasetia, ajarilah kami mematuhi sabda-Mu dan melaksanakan sabda Putra-Mu, yang selalu mematuhi kehendak-Mu dan melaksanakan janji-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1Sam 15:16-23)
"Mengamalkan sabda Tuhan lebih baik daripada kurban sembelihan. Maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja."
Setelah Raja Saul melanggar perintah Tuhan, Samuel berkata kepadanya, “Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang disabdakan Tuhan kepadaku tadi malam.” Kata Saul kepadanya, “Katakanlah!” Sesudah itu berkatalah Samuel, “Engkau ini kecil pada pemandanganmu sendiri! Meskipun demikian bukankah engkau telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel? Bukankah Tuhan telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka? Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan? Mengapa engkau menjarah rayah dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan?” Lalu kata Saul kepada Samuel, “Aku memang mendengarakan suara Tuhan! Aku telah mengikuti apa yang disuruhkan Tuhan kepadaku. Aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyatlah yang mengambil dari jarahan itu: kambing domba dan lembu-lembu terbaik dari yang seharusnya ditumpas itu; maksudnya mau dipersembahkan kepada Tuhan, Allahmu, di Gilgal.” Tetapi sahut Samuel, “Apakah Tuhan itu berkenan kepada kurban bakaran dan kurban sembelihan, sama seperti Ia berkenan kepada pengamalan sabda-Nya? Sesungguhnya, mengamalkan sabda lebih baik daripada kurban sembelihan, menuruti firman lebih baik daripada lemak domba jantan. Camkanlah pendurhakaan itu sama seperti dosa bertenung dan kedegilan itu sama seperti menyembah berhala. Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?”
3. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan kuat. Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:18-22)
"Pengantin itu sedang bersama mereka."
Waktu itu murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata, “Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang sudah tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya. Demikian juga tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Melihat murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi berpuasa, sedangkan murid-murid Yesus tidak berpuasa, maka orang-orang bertanya kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?". Menanggapi pertanyaan itu Yesus menjawab: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Dari dialog ini kita semua diundang untuk memahami apa itu ‘puasa’ atau ‘matiraga’. Yesus tidak menentang puasa. Namun, Ia hendak menunjukkan bahwa kedatangan Sang Anak adalah "saat kegembiraan". Jika nanti para murid-Nya berpuasa, hal itu bukan didorong pertama-tama oleh aturan, melainkan oleh kehendak sukarela untuk menundukkan yang jasmani pada apa yang rohani. Dengan berpuasa kita diajak untuk semakin bersedia meninggalkan segala sesuatu yang melekat pada diri kita dan memberikan hidup kita secara lebih penuh dan bebas demi kebahagiaan sesama kita. Puasa itu punya nilai lebih personal dan sarana keselamatan, bukan sekedar sebuah aturan matiraga dan askese biasa. Berpuasa berarti hadir di antara orang-orang berdosa dan tersingkir, menjadi pengantara rahmat keselamatan bagi mereka.
Antifon Komuni (Mrk 2:20.22)
Tak seorang pun menyimpan anggur baru dalam kirbat lama. Anggur baru haruslah disimpan dalam kirbat baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar