Sharing Karl-Edmund Prier, SJ.
Way of "KADO":
KA sihilah musuh-musuhmu
dan ber
DO alah bagi mereka yang menganiaya kamu..."
Jesus
Mat 5:44
Fiat Lux
Be the Light !!!
======
REPOST:
Konon dari Rm Prier.
Teman-teman yang baik,
Hampir 2 minggu sudah lewat sejak saya hampir menjadi arwah. Namun nampaknya ada malaikat pelindung yang ikut campur tangan.
Betul, saya sebenarnya bisa lari keluar gereja seperti kebanyakan orang yang mengikuti misa tgl 11 Februari di gereja stasi St. Lidwina Bedog. Namun suara hati saya berkata: Jangan pergi. “Gembala yang baik tidak boleh lari bila serigala datang” (hm). Saya tetap berdiri di altar untuk membelokkan perhatian si pelaku dari umat kepada saya. Sesudah memukul domba “serigala” memang datang untuk memukul gembala. Melalui gang tengah gereja dengan pedang panjang yang diangkat tinggi dia berteriak “Allahu akbar”. Namun di muka altar ia berhenti sebentar, seakan-akan masih berpikir kok orang ini tidak takut? bagaimana saya bisa membuat dia takut? Pada saat itu saya merasa seperti Daud yang menghadap Goliat (hm). Anehnya tanpa takut sama sekali. Kemudian si Goliat datang ke belakang altar dimana saya berdiri, 2 kali aku dipukul di punggung, pukulan ketiga di kepala. Saya hanya perputar ke kanan, tetap berdiri di situ, tidak jatuh. Banyak darah mengalir dari kepala saya, maka saya pergi tanpa diikuti oleh dia. Ketua stasi Bedog mendekati saya dan berkata: kita pergi ke rumah sakit.
Sesudah itu si Goliat memenggal kepala patung Bunda Maria dan Hati Kudus Yesus, merusak mimbar dll. Beberapa orang dari umat berusaha untuk melawan dia dengan tongkat, dengan melempar kursi dll. namun tidak berhasil juga. Polisi yang segera tiba juga dilawan dan dilukai denga pedang, sampai akhirnya suatu peluru dalam kaki menghentikan aksi babi-buta itu.
Di UGD Panti Rapih saya dan tiga bapak lain yang berluka berat segera berbalut dan discan kepala. Dr. Wiryawan, ahli bedah berkata pada saya: ini harus dioperasi; tetapi untung selaput otak dan otak sendiri masih utuh. Operasi langsung terjadi juga tanpa kesulitan. Sebagai oleh-oleh / relikui saya mendapat pecahan tengkorak yang diambil dokter dari dalam kepala saya.
Ada tiga hal menarik yang terjadi sesudah itu:
Pertama, kunjungan Sri Sultan hari Minggu tgl 11.2. di ICU Panti Rapih. “Saya minta maaf pada Romo”. Baru kemarin saya diberi tahu oleh teman saya serumah, Rm. InNugroho SJ, bahwa kalimat ini tidak pernah terdengar sebelumnya dari mulut Sang Raja Yogya.
Kedua, hari Senin tgl 12.2. di Bedog umat Katolik mulai membersihkan gereja; namun anehnya segera didampingi oleh umat Islam sebagai tanda solidaritas. Bersama-sama gereja dicat baru hingga sekarang nampak lebih segar. Bahkan seorang haji pada hari Senin langsung menyumbangkan patung Bunda Maria dan Hati Kudus Yesus baru. Seorang lain lagi menyumbangkan CCTV / alat alarm yang juga langsung dipasang di gereja. Semuanya ini terjadi tanpa panitia dan rencana RAB dsb. Hebat. Suatu tanda kuat, bahwa masyarakat Yogyakarta berusaha keras untuk memperbaiki image sebagai kota nyaman yang akhir-akhir ini agak luntur.
Ketiga, hari Senin tgl 19.2. di gereja Bedog dirayakan ibadat syukur: gereja diberkati kembali oleh Bp. Uskup Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko. Para kurban pun hadir, masih dengan balut-balut, namun dengan rasa syukur di hati. Yang hadir bukan saja umat Bedog, tetapi dari seluruh kota Yogyakarta, katanya 1400 orang. Tentu kompleks gereja dijaga ketat juga oleh polisi. Dalam homili saya dipersilahkan untuk sharing. Saya tegaskan dua hal: Pertama, “Jangan takut! Kita mengalami bantuan luarbiasa pada saat dimana diperlukan”. Kedua, “Saya maafkan Sulyono dengan ikhlas. Karena saya juga tiap hari berdoa dalam Bapa Kami …seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami.”
Sekarang saya menikmati masa pemulihan. Rasanya tidak sakit tetapi masih lemas, karena Hb (darah) masih rendah. Balutnya sudah dilepas, tinggal menunggu rambutnya tumbuh kembali. – Terima kasih atas segala doa dan perhatian yang sangat saya hargai. Maaf bahwa komunikasi sejak tgl 11 Februari agak macet, melalui surat umum ini saya ingin membalas segala email, SMS, WA yang saya terima dari Anda.
Salam dalam Kristus
Karl-Edmund Prier, SJ.
====
MEMBENCILAH HINGGA KAMU LELAH MEMBENCI
Joey, Pria kulit putih Amerika masuk ke sebuah restoran di London. Begitu masuk, ia melihat seorang pria Afrika dengan santai duduk sambil membaca koran di sudut restoran.
"Pelayan!" teriaknya. " Saya traktir semua orang di restoran ini, kecuali orang kulit hitam Afrika di sana!" ucapnya dengan lantang sambil menunjuk pria Afrika itu.
Pelayan mulai melayani untuk semua orang yang ada di restoran, kecuali si pria Afrika.
Pria Afrika tersebut hanya menatap Joey dan berkata, " Terima kasih! " Ucapnya sambil mengangguk.
" Wah ngeledek nih orang, " Pikirnya.
Joey menuju bar: " Bartender! Minuman gratis untuk semua disini, kecuali orang Afrika yang duduk di pojok sana! "
Sekali lagi, bukannya marah, si Afrika hanya tersenyum sambil mengangguk ia berkata, " Terima kasih ."
Joey, si Amerika semakin bingung dibuatnya, ia memanggil si pelayan:
" Apa dia itu sudah gila? " Sambil menunjuk pria hitam itu
" Tidak, ia tidak gila " Pelayan itu tersenyum, "dia adalah Pemilik restoran ini."
Joey terkejut mendengar penjelasan si pelayan dan merasa sangat malu. Saking malunya, ia langsung pergi keluar dan menyebrang jalan. Sebuah mobil yang kencang tiba-tiba menabraknya langsung kabur. Tak ada yang peduli, pria Amerika itu terkapar di jalanan dan hanya menjadi tontonan warga.
Dengan sigap pria kulit hitam keluar restoran, menyalakan mobilnya dan membawa si Amerika ke rumah sakit terdekat.
Setelah siuman, Joey bersusah payah, mencoba bangkit dari tempat tidur dan ingin meminta maaf. Namun belum sempat terucap dari mulutnya, si Afrika langsung berkata, "Sudahlah, aku sudah memaafkanmu sejak awal."
Setelah dinyatakan sembuh dan boleh pulang, Joey kaget melihat di bawah tagihan itu tertulis 'Lunas'.
"Siapa yang membayar ini semua?"
"Teman yang menemani bapak selama dirawat di rumah sakit ini," jawab pihak rumah sakit.
Joey bergegas menuju restoran pria kulit hitam. Ia langsung ke sudut restoran mencari pria kulit hitam itu biasa berada, namun, orang yang dicarinya tidak ada disana.
"Dimana pria kulit hitam pemilik restoran ini?"
Belum sempat si pelayan menjawab, muncul seorang pria kulit hitam berpakaian rapi dari belakang menimpali, " Saya pemilik restoran ini, ada apa ya pak? "
" Bukan anda yang saya maksud, saya mencari pria tua kulit hitam yang beberapa hari lalu duduk di pojokan itu,"
"Itu ayah saya, dia sudah meninggal 5 hari lalu dan sekarang saya adalah pemilik restoran ini," jawab pria muda itu.
" Sebelum meninggal dia menitipkan ini jika ada orang kulit putih yang mencarinya," ucapnya sambil menyodorkan kertas.
Dipenuhi rasa sedih bercampur penasaran, ia membaca isi kertas itu.
" Setiap orang berhak Membenci atau Menyukai, bahkan orang yang paling baik sekalipun tetap saja ada yang membencinya. Membencilah hingga kamu benar-benar lelah Membenci,"
KEBENCIAN menimbulkan pertengkaran, tetapi KASIH menutupi segala Pelanggaran.
Siapa menyembunyikan Kebencian, Dusta bibirnya; Siapa mengumpat adalah orang bebal.
Karena itu buanglah segala Kejahatan, Segala tipu muslihat dan Segala macam Kemunafikan, Kedengkian dan Fitnah
Jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni.
Membenci Kejahatan; Benci kepada Kesombongan, Kecongkakan, Tingkah laku yang jahat, dan Mulut penuh tipu muslihat adalah Pertanggungan jawaban kita kelak di Pengadilan yang Maha adil
Dimana ada KASIH terjadi PERSATUAN, dimana ada KEBENCIAN terjadi PERPECAHAN
Tetapi KASIH selalu MENYEJUKAN HATI
Semoga Tuhan selalu bersama kita, dan menghilangkan sifat buruk dihati kita..
yaitu... " KEBENCIAN "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar