HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
MERTON'S WAY
1.
“The beginning of love is the will to let those we love be perfectly themselves, the resolution not to twist them to fit our own image.
If in loving them we do not love what they are, but only their potential likeness to ourselves, then we do not love them: we only love the reflection of ourselves we find in them”
- Thomas Merton, No Man Is an Island
Permulaan cinta adalah kesediaan untuk membiarkan mereka yang kita cintai menjadi dirinya sendiri, tidak berusaha mengubah mereka untuk menjadi seperti yang kita bayangkan.
Jika dalam mencintai mereka, kita tidak mencintai mereka apa adanya, namun hanya persamaannya dengan kita, maka kita tidak mencintai mereka, kita hanya mencintai bayangan diri kita sendiri yang kita temukan dalam diri mereka.
- Thomas Merton, No Man Is an Island
----------------
2.
“The beginning of love is the will to let those we love be perfectly themselves, the resolution not to twist them to fit our own image.”
― Thomas Merton, The Way of Chuang Tzu
Permulaan cinta adalah kesediaan untuk membiarkan mereka yang kita cintai untuk menjadi dirinya sendiri, tidak berusaha mengubah mereka menjadi seperti yang kita bayangkan.
― Thomas Merton, The Way of Chuang Tzu
===============
3.
“Art enables us to find ourselves and lose ourselves at the same time.”
― Thomas Merton, No Man Is an Island
Seni memungkinkan kita untuk menemukan dan kehilangan diri sendiri pada saat yang bersamaan.
― Thomas Merton, No Man Is an Island
==========
4.
“My Lord God, I have no idea where I am going.
I do not see the road ahead of me.
I cannot know for certain where it will end.
Nor do I really know myself,
and the fact that I think that I am following your will
does not mean that I am actually doing so.
But I believe that the desire to please you does in fact please you.
And I hope I have that desire in all that I am doing.
I hope that I will never do anything apart from that desire.
And I know that if I do this you will lead me by the right road
though I may know nothing about it.
Therefore will I trust you always
though I may seem to be lost and in the shadow of death.
I will not fear, for you are ever with me,
and you will never leave me to face my perils alone.”
― Thomas Merton, Thoughts in Solitude
Tuhan Allahku, aku tidak tahu kemana aku pergi.
Aku tidak dapat melihat jalan di depanku
Aku tak tahu kepastian arah menuju.
Aku juga tidak terlalu mengenal diriku sendiri,
dan jika kusangka aku mengikuti keinginan-Mu,
mungkin bukan berarti itulah yang terjadi.
Tapi aku percaya bahwa hasrat untuk menyenangkan-Mu saja
sudah menyenangkan Engkau.
Dan kuharap kumiliki hasrat itu dalam segala hal yang kulakukan.
Kuharap aku tidak pernah melakukan apapun terlepas dari hasrat itu.
Dan aku tahu, jika aku melakukannya,
Engkau akan membimbingku pada jalan yang benar
walaupun aku tidak mengetahuinya.
Karenanya, aku percaya kepada-Mu selalu
walaupun kadang aku seperti tersesat dan ada dalam bayangan kematian.
Aku tidak akan takut, karena Engkau menyertaiku,
dan tidak akan meninggalkan aku menghadapi mara bahaya ku sendirian.
― Thomas Merton, Thoughts in Solitude
-----------
5.
“Love is our true destiny.
We do not find the meaning of life by ourselves alone –
we find it with another.”
― Thomas Merton, Love and Living
Cinta adalah takdir kita yang sejati.
Kita tidak menemukan arti kehidupan sendirian, kita menemukannya bersama orang lain.
― Thomas Merton, Love and Living
-------------------
6.
“You do not need to know precisely what is happening, or exactly where it is all going. What you need is to recognize the possibilities and challenges offered by the present moment, and to embrace them with courage, faith and hope.”
― Thomas Merton
Kita tidak perlu tahu persis apa yang terjadi, atau tepat ke arah mana menuju.
Yang kita butuhkan adalah mengenali kemungkinan dan tantangan yang ditawarkan di saat ini, untuk menyambutnya dengan keberanian, iman, dan harapan.
-----------------
7.
“If you want to identify me, ask me not where I live, or what I like to eat, or how I comb my hair, but ask me what I am living for, in detail, ask me what I think is keeping me from living fully for the thing I want to live for.”
― Thomas Merton
Jika kamu ingin mengenalku, jangan bertanya dimana aku tinggal,
atau apa makanan yang kusukai, atau bagaimana aku menyisir rambutku,
tapi tanyalah apa tujuan hidupku, secara rinci,
tanya apa yang kupikir menghalangiku untuk menjalani secara utuh hidup yang kuinginkan.
---------------
8.
“To be grateful is to recognize the Love of God in everything He has given us - and He has given us everything.
Every breath we draw is a gift of His love, every moment of existence is a grace, for it brings with it immense graces from Him.
Gratitude therefore takes nothing for granted, is never unresponsive, is constantly awakening to new wonder and to praise of the goodness of God. For the grateful person knows that God is good, not by hearsay but by experience. And that is what makes all the difference.”
― Thomas Merton
“Bersyukur” adalah menyadari kasih Tuhan di dalam segala yang telah Ia berikan, dan Ia telah memberikan segalanya.
Tiap tarikan nafas kita adalah pemberian kasih-Nya,
setiap saat kehidupan adalah rahmat, yang membawa serta rahmat besar dari-Nya.
Rasa syukur adalah menyadari rahmat itu, tidak menganggap rahmat itu "sudah seharusnya", tidak "tak menanggapi"nya, tetapi terus tersadar akan keajaiban baru dan memuji kebaikan Tuhan itu.
Orang yang bersyukur tahu bahwa Tuhan itu baik, bukan dengan dari mendengar kata orang tetapi dari mengalami.
Dan itulah yang membuat perbedaan.
-Thomas Merton
==============
9.
“Our job is to love others without stopping to inquire whether or not they are worthy. That is not our business and, in fact, it is nobody's business. What we are asked to do is to love, and this love itself will render both ourselves and our neighbors worthy.”
― Thomas Merton
Tugas kita adalah mengasihi orang lain tanpa berhenti untuk mempertanyakan apakah mereka itu pantas dikasihi atau tidak. Itu bukan urusan kita, bahkan, bukan urusan siapapun.
Yang diminta untuk kita lakukan adalah mengasihi, dan kasih itu sendiri yang akan melayakkan masing-masing diri kita sendiri dan orang lain itu.
============
10.
“The more you try to avoid suffering, the more you suffer, because smaller and more insignificant things begin to torture you, in proportion to your fear of being hurt. The one who does most to avoid suffering is, in the end, the one who suffers most.”
― Thomas Merton, The Seven Storey Mountain
Semakin engkau menghindari penderitaan, semakin engkau akan menderita, karna hal – hal yang remeh akan mulai menyiksamu, sebagai ganti dari ketakutanmu untuk terluka .
Orang yang paling menghindari untuk menderita, pada akhirnya, adalah orang yang paling menderita.
=============
11.
“Do not depend on the hope of results. You may have to face the fact that your work will be apparently worthless and even achieve no result at all, if not perhaps results opposite to what you expect. As you get used to this idea, you start more and more to concentrate not on the results, but on the value, the rightness, the truth of the work itself. You gradually struggle less and less for an idea and more and more for specific people. In the end, it is the reality of personal relationship that saves everything.”
― Thomas Merton
Jangan berharap pada hasil.
Kau mungkin akan harus menerima kenyataan bahwa pekerjaanmu adalah sia-sia dan bahkan tidak menghasilkan apapun, atau hasilnya bertentangan dengan harapanmu.
Kalau kau terbiasa dengan pemikiran seperti ini, kau akan mulai tidak memusatkan perhatian pada “hasilnya”, tapi kepada “nilai”, kepada kebenaran akan pekerjaan itu sendiri.
Secara bertahap kau akan semakin berkurang berjuang untuk “ide” dan lebih kepada orang tertentu. Pada akhirnya, hubungan pribadilah yang akan menyelamatkan segalanya.
===============
12.
“Instead of hating the people you think are war-makers, hate the appetites and disorder in your own soul, which are the causes of war. If you love peace, then hate injustice, hate tyranny, hate greed - but hate these things in yourself, not in another.”
― Thomas Merton, New Seeds of Contemplation
Daripada membenci orang yang kita anggap pembuat masalah, bencilah hasrat membenci dan kekacauan dalam jiwamu sendiri, yang adalah membuat masalah.
Kalau kau cinta damai, bencilah ketidak adilan, bencilah tirani, bencilah ketamakan, tapi yang ada di dalam dirimu sendiri, bukan yang ada pada diri orang lain.
================
13.
“Finally I am coming to the conclusion that my highest ambition is to be what I already am. That I will never fulfill my obligation to surpass myself unless I first accept myself, and if I accept myself fully in the right way, I will already have surpassed myself.”
― Thomas Merton
Akhirnya aku sampai pada kesimpulan bahwa ambisi tertinggiku adalah menjadi apa yang “aku sudah menjadi”.
Bahwa aku tidak akan pernah memenuhi kewajibanku untuk melampaui diri sendiri sebelum aku menerima diriku sendiri, dan jika aku menerima diriku sendiri dengan benar, aku sudah melampaui diriku sendiri.
===============
14.
“If a man is to live, he must be all alive, body, soul, mind, heart, spirit.”
― Thomas Merton, Thoughts in Solitude
Jika seorang hidup, hendaklah ia hidup keseluruhan badan, jiwa, pikiran, perasaan, roh.
==============
15.
“Our idea of God tells us more about ourselves than about Him.”
― Thomas Merton
Pemikiran kita tentang Tuhan mengungkapkan lebih banyak diri kita daripada Dia.
==============
16.
“Anxiety is the mark of spiritual insecurity.”
― Thomas Merton
Kegelisahan adalah tanda “ketidakmantapan spiritual.
===============
17.
“Only the man who has had to face despair is really convinced that he needs mercy. Those who do not want mercy never seek it. It is better to find God on the threshold of despair than to risk our lives in a complacency that has never felt the need of forgiveness. A life that is without problems may literally be more hopeless than one that always verges on despair.”
― Thomas Merton, No Man Is an Island
Hanya mereka yang pernah mengalami keputusasaan yang bisa benar benar mengakui bahwa ia memerlukan belas kasihan.
Adalah lebih baik menemukan Tuhan dalam keputusasaan daripada hidup dalam kepuasan yang tidak pernah merasa membutuhkan pengampunan.
Hidup yang tanpa masalah sesungguhnya lebih sia sia daripada hidup yang berada di pinggir keputusasaan.
================
18.
“A man knows when he has found his vocation when he stops thinking about how to live and begins to live.”
― Thomas Merton
Orang mengetahui telah menemukan panggilannya ketika ia berhenti berpikir bagaimana cara hidup dan memulai hidup.
==============
19.
“To allow oneself to be carried away by a multitude of conflicting concerns, to surrender to too many demands, to commit oneself to too many projects, to want to help everyone in everything, is to succumb to the violence of our times.”
― Thomas Merton
Membiarkan diri terbawa bermacam-macam masalah dan konflik,
melayani terlalu banyak tuntutan,mengerjakan terlalu banyak hal,
ingin menolong semua orang dalam segala sesuatu,
adalah “mengalah” pada “kekerasan terhadap waktu” kita.
================
20.
“Life is this simple: we are living in a world that is absolutely transparent and the divine is shining through it all the time. This is not just a nice story or a fable, it is true. ”
― Thomas Merton
Hidup itu sederhana : kita tinggal di dunia yang terbuka seluruhnya dan keilahian menyinarinya setiap saat. Ini bukanlah hanya kisah dongeng, tapi kenyataan.
=============
21.
“Peace demands the most heroic labor and the most difficult sacrifice. It demands greater heroism than war. It demands greater fidelity to the truth and a much more perfect purity of conscience.”
― Thomas Merton
Perdamaian menuntut tindakan paling heroik dan pengorbanan yang tersulit.
Menuntut kepahlawanan yang lebih daripada perang. Menuntut kesetiaan kepada kebenaran dan kemurnian nurani yang sempurna.
=============
22.
“Keeping a journal has taught me that there is not so much new in your life as you sometimes think. When you re-read your journal youfind out that your latest discovery is something you already found out five years ago. Still, it is true that one penetrates deeper and deeper into the same ideas and the same experiences.”
― Thomas Merton, The Sign of Jonas
Menulis jurnal telah mengajariku bahwa tidak banyak hal – hal baru yang terjadi dalam hidup seperti yang kadang kita kira. Ketika membaca ulang jurnal, kau menyadari bahwa penemuan terbarumu adalah sesuatu yang sudah kau temukan lima tahun lalu. Adalah benar bahwa orang semakin mendalami lebih dan lebih terhadap pemikiran yang sama dan pengalaman yang sama.
===============
23.
“Souls are like athletes, that need opponents worthy of them, if they are to be tried and extended and pushed to the full use of their powers, and rewarded according to their capacity.”
― Thomas Merton, The Seven Storey Mountain
Jiwa itu seperti atlet, yang memerlukan lawan yang sepadan dengannya, jika ia dilatih dan diperluas dan didorong untuk menggunakan kekuatannya sepenuhnya, dan dihargai sesuai kecakapannya.
===========
24.
“If you write for God you will reach many men and bring them joy. If you write for men--you may make some money and you may give someone a little joy and you may make a noise in the world, for a little while. If you write for yourself, you can read what you yourself have written and after ten minutes you will be so disgusted that you will wish that you were dead.”
― Thomas Merton, Seeds of Contemplation
Kalau kau menulis untuk Tuhan kau akan menjangkau banyak orang dan memberi mereka sukacita. Kalau kau menulis untuk manusia, kau mungkin bisa mendapat uang dan memberi sukacita pada seorang dan kau mungkin akan membuat suara di dunia, untuk sesaat.
Kalau kau menulis untuk diri sendiri, kau dapat membaca apa yang kau tulis sendiri dan sepuluh menit kemudian kau akan jijik dan berharap mati.
==========
25.
“The man who fears to be alone will never be anything but lonely, no matter how much he may surround himself with people. But the man who learns, in solitude and recollection, to be at peace with his own loneliness, and to prefer its reality to the illusion of merely natural companionship, comes to know the invisible companionship of God. Such a one is alone with God in all places, and he alone truly enjoys the companionship of other men, because he loves them in God in Whom their presence is not tiresome, and because of Whom his own love for them can never know satiety.”
― Thomas Merton, No Man Is an Island
Orang yang takut kesendirian akan selalu kesepian/ dalam kesendirian, tidak peduli berapa banyak ia membuat dirinya dikelilingi orang-orang.
Tetapi orang yang telah belajar dalam “solitude dan rekoleksi”, untuk berdamai dengan kesendiriannya dan memilih kenyataan itu daripada pertemanan yang ilusi, dapat menyadari persahabatan dengan Tuhan yang tak terlihat.
Orang demikian, sendirian bersama Tuhan di segala tempat, dan dia menikmati kehadiran orang lain, karena ia mencintai Tuhan yang hadir dalam diri mereka yang tidak pernah membosankan, dan karena Dia, cintanya kepada mereka tidak pernah menjadi jemu.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Pada jaman para pertapa Padang Gurun di awal perkembangan gereja, hiduplah seorang pertapa (heremits) bernama Josephus, seorang pertapa suci yang hidup di gubug kecil di padang gurun Mesir. Bersamanya hidup juga para pertapa lain di gubug2 terpisah yang agak berjauhan.
Suatu hari Josephus menerima kunjungan seorang turis yang tertarik belajar tentang kesucian hidup di padang gurun. Dalam kunjungannya, tak lupa sang turis memberi oleh2 untuk Josephus sekantong buah anggur yang segar. Sang turis mendengar kisah2 tentang kesederhanaan hidup dan saling berbagi penuh kasih di antara para heremit. Sang turis bertanya kepada Josephus: “Apakah benar para pertapa di sini hidup saling mengasihi dan saling memperhatikan satu sama lain tanpa batas?”
“Benar” jawab Josephus dengan rendah hati tanpa bermaksud pamer. Sang turis tidak langsung percaya dan kembali bertanya: “Apa buktinya?” Josephus tidak menjawab, tapi segera mengambil sekantong anggur segar yang diterimanya dari si turis, lalu pergi menuju pondok terdekat yang dihuni pertapa lainnya. Ia memberikan sekantong anggur itu kepada teman pertapa lainnya.
Pertapa lain yang menerima sekantong anggur segar menerima dengan penuh syukur, lalu teringat pelajaran dari Kitab Suci yang dibacanya,”Kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri…” teringat akan sahabat pertapa lainnya, ia keluar dari gubugnya dan memberikan sekantong anggur itu kepada pertapa lainnya. Demikian terjadi hal yang sama dalam beberapa hari.
Pada hari ketiga, sang turis terkejut dan terkagum2 ketika Josephus mendapat kunjungan dari pertapa lain yang mengantarkan sekantong anggur yang sama yang diberikannya kepada Josephus pada hari pertama, anggurnya tak berkurang satu pun!
Kasih itu harus dibagikan! Setiap kebaikan yang kita terima bukanlah sekedar pemberian cuma-cuma. Jika engkau menerima kebaikan dari seseorang, Tuhan ingin mengajarkan bahwa berbagi kasih itu indah. Selalu ada cara bagi Tuhan untuk mengajarkan kepada kita bahwa kita bukan satu2nya orang yang layak menerima kebaikan dari sesama.
Tentu engkau punya hak sepenuhnya untuk menikmati sendiri pemberian kasih dari orang lain. Tetapi jika kebaikan itu engkau simpan sendiri dan enggan meneruskan kebaikan yang sama kepada orang lain, engkau telah menutup jalan Tuhan untuk memberikan kebaikan kepada orang di sekitarmu.
Jika engkau percaya Tuhan itu Maha Kaya akan kasihNya, engkau akan tahu bahwa Ia tak pernah berhutang kebaikan dari kita. Jika kita membagikan kebaikan kepada orang lain, dengan cara yang berbeda kita akan menerima seratus kali lipat kebaikan dari Tuhan. Berbagi kasih tidak akan pernah membuatmu jatuh miskin. Hanya orang yang pelit berbagi yang bisa jatuh miskin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar