Kamis, 21 Juni 2018
HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Kamis, 21 Juni 2018
Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga, Biarawan
Sirakh (48:1-14)
(Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7; R:9a)
Matius (6:7-15)
“Domine, doce nos orare - Tuhan, ajarlah kami berdoa…” (Luk 11:1).
Itulah permintaan para murid kepada Yesus. Bukankah kebanyakan dari kita diajari berdoa oleh orang-orang di sekitar kita?
Hari ini Yesus juga mengajarkan sebuah doa kepada kita, yakni doa “Bapa Kami.” Bisa jadi, doa Bapa Kami (Bhs Latin:Pater Noster, bhs Yunani: Πάτερ ἡμῶν) adalah doa yang paling terkenal dalam sejarah agama Kristiani.
Doa ini sendiri diambil dari kitab Injil Matius (6:9-13), yang muncul sebagai bagian dari Khotbah di Bukit. Meski Yesus kemungkinan besar mengajarkan doa ini dalam bahasa Aram, teks-teks awal kemungkinan besar terdapat dalam bahasa Yunani karena pengaruh Helenisme.
Di lain matra, karena bahasa Latin merupakan bahasa yang resmi dipakai dalam agama Kristen Barat, maka versi dalam bahasa Latin atau Pater Noster, merupakan sebuah terjemahan penting dari doa dalam bahasa Yunani ini.
Seperti yang saya tulis dalam buku “3Bulan 5Bintang 7Matahari” (RJK, Kanisius), doa Bapa Kami ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian yang pertama untuk memuji: memuliakan nama Tuhan (6:9-10) sedangkan bagian yang kedua, memohon: untuk kebutuhan bagi kita yang berdoa (6:11-13).
Secara lebih mendalam, sebenarnya doa Bapa Kami ini mengandung tujuh permohonan, yakni: “dimuliakanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga, berilah kami rejeki pada hari ini, ampunilah kesalahan kami-seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami, janganlah masukkan kami ke dalam percobaan, dan bebaskanlah kami dari yang jahat.”
Berangkat dari dua bagian doa Bapa Kami yang mengandung tujuh permohonan sekaligus tujuh semangat, adapun tiga permenungan yang bisa diangkat, antara lain:
1.Doa itu memiliki karakter sederhana:
"Dalam doamu, janganlah kamu bertele-tele, seperti kebiasaan orang tidak mengenal Allah." Rupanya, pada jaman Yesus pun, ada kenyataan bahwa orang suka bertele-tele dalam berdoa.
Anehnya, di jaman ini pun, kita tidak sulit menemukan contoh doa bertele-tele itu. Dalam kesempatan doa pribadi, doa keluarga, doa bersama, selalu ada saja yang berdoa bertele-tele: entah isinya, caranya, kata-katanya, nadanya, waktunya bertele-tele.
Cara Yesus membuka doa yang paling terkenal di dalam sejarah ini juga berkarakter sederhana untuk memahami tujuan doa yang sesungguhnya. Kita dibawa ke dalam hubungan yang akrab, hangat dan bersahabat sebagai anak-anakNya: Allah yang jauh menjadi Allah yang dekat, bahkan yang bisa kita sapa sebagai “Bapa”. Begitu sederhana tapi tetap kaya makna, bukan?
2. Doa itu memiliki pola salib, kayu palang.
Artinya tidak hanya “aku dan Tuhan” (vertikal), tetapi juga “aku dan sesama” (horisontal) juga. Ya, pelbagai doa apa pun, betapapun bagusnya kata dan indahnya nuansa, jika tidak bermuara dalam relasi dengan sesama, menjadi hambar dan mungkin malah kehilangan nilainya. Tak ada gunanya kita berdoa "ampunilah aku Tuhan" tapi kita tak mau mengampuni orang lain. Atau 'berilah kami rejeki", sementara kita sendiri tidak pernah mau memberi. Karena itu Matius menuliskan sebuah pesan Yesus: "jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu akan mengampuni kamu juga. Jika tidak, Bapamu juga tidak akan mengampunimu juga.”
Jadi, doa mesti bermuara ke dalam hidup kita, mesti diwujudkan dalam hidup bersama orang lain. Sebaliknya, akan menjadi penuh makna, jika diangkat dari hidup nyata. "Jangan minta, jika tidak pernah rela memberi!" Doa akan mengangkat pengalaman hidup nyata dan sebaliknya, kita akan hidup lebih kaya makna dari inspirasi doa-doa kita.
3.Doa itu bisa berarti “Dikuatkan Oleh Allah.”
Bukankah pada kenyataannya, kita kerap merasa lemah: lemah iman, lemah semangat, lemah harapan dan lain sebagainya?
Walaupun kadang saya berkata, “Baik jika tanganmu kau lipat untuk berdoa, tetapi lebih baik lagi jika tanganmu kau buka untuk memberi,” bagi saya sebuah doa tetap mendapatkan aktualitasnya karena doa sendiri adalah napas kehidupan umat beriman. Tanpa napas, kita tak mungkin terus hidup bukan? Maka semua usaha, pekerjaan, rencana dan perjuangan tanpa disertai doa, tidak memiliki jiwa yang benar benar kuat.
Akhirnya, jelas bahwa doa Bapa Kami adalah contoh mengenai bagaimana kita patut berdoa. Apakah salah kalau kita menghapalkan Doa Bapa Kami? Tentu tidak! Apakah salah kalau kita mengulangi Doa Bapa Kami sebagai doa kita? Tidak, jika kita sungguh-sungguh dan dengan segenap hati.
Dkl: Betapapun indahnya suatu doa, yang tidak boleh terlupakan adalah bagaimana kita meresapkannya, sehingga kata-kata yang diucapkan bukan hanya sekedar hafalan (dimensi informasi/pengetahuan iman belaka), tetapi sungguh-sungguh keluar dari hati dan menjadi milik kita sendiri (dimensi internalisasi/pengendapan nilai-nilai). Labora et ora – Bekerja dan berdoalah!
“Cari goa di Gunung Pati – Mari berdoa sepenuh hati.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Homo est animal loquens - Manusia adalah makluk yang berkomunikasi."
Inilah salah satu keyakinan saya bahwasannya tindakan kita yang paling dasar adalah komunikasi ("comunicare: berbagi), dengan sesama dan semesta. Secara sederhana, doa sendiri bukan melulu soal meminta-minta kepada Allah tapi juga adalah sebuah tindakan komunikasi kita dengan-Nya, yang penuh dengan rasa dan nuansa: syukur-pujian-ratapan-permohonan dll.
Hari ini, Yesus sendiri mengajarkan doa - berdoa lewat "Doa Bapa Kami", dimana salah satu penekananNya: “Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata, doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta padaNya!"
Adapun "P3K" dalam doa "Bapa Kami", antara lain:
A."Persahabatan":
Yesus mengajak kita menyapa Allah sebagai Bapa. Allah hadir sebagai sahabat yang dekat dengan kita. Kita juga diajak bersahabat dengan semua anak-anak Bapa yang sama, itu sebabnya dikatakan "Bapa KAMI", bukan "Bapa saya/Bapa kamu/Bapa mereka".
B."Pujian":
Kita diajak selalu memujiNya: "dimuliakanlah namaMu-datanglah kerajaanMu-jadilah
kehendakMu.
C."Permohonan":
Sebagai orang beriman, kita juga diajak untuk berani berharap lewat doa dan permohonan: "berilah kami rejeki - janganlah masukkan ke dalam cobaan-bebaskan kami dari yang jahat."
D."Kedamaian":
Ada sebuah bagian penting yang kadang sulit kita lakukan: "ampunilah kesalahan kami seperti kami mengampuni yang bersalah kepada kami." Kita diajak mau mengampuni sesama kalau mau diampuni Allah. Disini ada sebuah usaha untuk memperjuangkan kedamaian yang sejati dengan sesama dan sang khalik.
Bukankah doa sendiri membuat kita lebih "sensual" (sense: rasa), lebih peka merasakan hati dan berbelarasa dengan sesama. Dan inilah awal sebuah hidup yang penuh dengan nada dasar "D", damai, yang selalu siap ber "RIP", "Race In Peace - Berpacu dalam damai."
"Ada goa di Tamansari - Mari berdoa setiap hari."
2.
“Orate - Berdoalah!"
Inilah salah satu ajakan orang beriman dalam keseharian hidupnya karena bukankah doa adalah "ruah", semacam nafas dalam kehidupan kita.
Mengacu pada bacaan hari ini, baiklah kita juga mengingat pesan Yesus: "Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah."
Dalam KBBI, "bertele-tele" berarti bercakap-cakap tidak jelas ujung pangkalnya, melantur, berlarut-larut. Persis inilah yang dimaksudkan Yesus agar kita berdoa secara dewasa, tidak kekanak-kanakan, yakni berlarut-larut/ngelantur dengan banyak kata, karena sebenarnya lebih baik kita mempunyai hati tanpa kata-kata daripada mempunyai kata-kata tanpa hati, bukan?
Disinilah kita diajak belajar berdoa dengan tiga sikap dasar yang jauh dari sikap "kemunafikan rohani", antara:
A."Sederhana":
Tuhan mencintai kesederhanaan, karena doa pada intinya adalah sebuah relasi dan komunikasi sederhana antara yang insani dengan yang ilahi, tidak selalu berbentuk permohonan tapi juga bisa rasa syukur/curhatan, kerap tidak usah dengan banyak untaian kata tapi hanya duduk dan diam bersamaNya .
B."Setia":
Kita diajak selalu mengingatNya dalam setiap saat hidup kita, entah kita bersuka/sedang berduka, sehat/sakit, bahagia/kecewa karena Tuhan kita adalah Tuhan yang juga setia mendengarkan keluh kesah doa dan hidup kita.
C."Sepenuh hati":
Kita diajak berdoa dengan sepenuh hati, bukan dengan banyaknya kata tapi dengan mendalamnya cinta yang kita berikan kepadaNya, bukan karena mau pamer/dipuji orang tapi karena semata hanya untuk memuji nama Tuhan. Disinilah doa yang sepenuh hati juga "berpola salib", karena doa yang baik membuat kita dekat dengan Tuhan juga sekaligus dekat dan hidup lebih baik dalam hubungan dengan sesama karena jelaslah bahwa doa yang sepenuh hati tidak terlepas dari kehidupan harian.
"Tas Dowa beli di Pasar Kenari - Mari berdoa setiap hari."
3.
"Omnis enim qui petit accipit, et qui quaerit invenit, et pulsanti aperietur - Setiap orang yg meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."
Inilah sebuah harapan iman karena doa Bapa Kami adalah doa yang penuh harapan (Pater Noster, Πάτερ ἡμῶν), sebagai bagian dari Khotbah di Bukit.
Indahnya, doa ini mengajak kita memiliki “P4” iman, antara lain:
A.Persahabatan:
Doa dimulai dengan kata “Bapa”.
Kita dibawa ke dalam hubungan yang akrab, hangat dan bersahabat. Allah yang jauh menjadi Allah yang dekat, bahkan “Bapa”- “Abba”. (Mrk 14:36, Rom 8:15; Gal 4:6).
Perkataan “Bapa kami” di sini juga mengingatkan kita tentang pentingnya dimensi persahabatan dengan sesama, karena Yesus mengangkat semua orang menjadi saudaraNya.
B.Pujian:
“Dikuduskanlah namaMu- Datanglah kerajaanMu-Jadilah kehendakMu."
Inilah pujian yang merupakan campuran dari iman, harapan dan cinta kasih, dalam satu faal yang mempersatukan hati kita yang bersyukur kepada Allah.
C.Permohonan:
“Berilah kami rezeki-janganlah masukkan kami dalam pencobaan-bebaskanlah kami dari yang jahat.”
Allah mengasihi-memperdulikan kita.dan mendengarkan aneka ria harapan.
Melalui Yesus, kita dapat menghampiri -menyembah dan membawa permohonan kita kepada-Nya (Mat 6:25-34).
D.Pengampunan:
“Ampunilah kami akan segala kesalahan kami, sama seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami,” mengingatkan kita untuk berdamai dengan Tuhan sekaligus dengan sesama.
Pastinya, penutup dari doa Bapa Kami adalah sebuah kata: “AMIN” (Bhs Arab: yukminu' يؤمن). Kata “Amin” ini lekat dengan kata ‘iman’ (bahasa Arab:الإيمان) dan 'aaman' (أمن).
Diharapkan setiap orang yang mendoakan Bapa Kami juga melakukan apa yang didoakannya dengan penuh "iman", sehingga hidupnya "aman". Amin?
"Ada goa di Kalisari - Mari berdoa setiap hari."
4.
“Ora et labora – Berdoa dan bekerja.”
Selain berkarya, Yesus juga mengajar kita untuk berdoa kepada Allah sebagai Bapa.
Adapun beberapa permohonan dalam doa “Bapa Kami” itu: ada yang terkait dengan kekudusan ilahi; ada juga yang terkait dengan kebutuhan insani.
Singkatnya, doa ini berpola salib, vertikal dan horisontal dg bbrp nilai dasar, al:
A.Persahabatan:
Sebagai Bapa, Allah hangat-dekat dan mengasihi kita.
Kita dapat datang kepadaNya setiap saat dengan membawa persoalan kita kepadaNya (Mat 6:25-34).
B.Penyerahan:
Adalah hal yang penting bahwa Allah sendiri dihormati, dimuliakan dan ditinggikan (Maz 34:4) sembari menantikan datangnya Kerajaan Allah di langit dan bumi baru (Wahy 21:1; 2 Pet 3:10-12; Why 20:11; 22:20). Buahnya? Kita menyerahkan diri kpd kehendakNya melalui penyertaan Roh Kudus dlm hati kita (Rom 8:4-14) sehingga "kerajaan+kebenaran-Nya" datang di tengah dunia (Mat 6:33).
C.Pengharapan
Doa juga seharusnya berisi permohonan real tentang kebutuhan sehari-hari (Fil 4:19; Luk 11:3). Kita juga berharap agar kita dibebaskan dari kuasa jahat (Luk 11:26; Luk 18:1; Luk 22:31; Yoh 17:15; 2Kor 2:11).
D.Pengampunan
Kita diajak memohon ampun sekaligus juga memberikan ampunan (Mat 6:14-15; Ibr 9:14; 1Yoh 1:9).
Apabila kita tidak mengampuni orang, Allah tidak akan mengampuni dan doa kita tdk ada gunanya. Inilah prinsip penting dlm doa berdoa (Mat 18:35; Mrk 11:26; Luk 11:4).
Pastinya ada beberapa hal yang mendasari ke-4 nilai dalam doa “Bapa Kami” di atas, yakni:
a. Carilah dahulu Kerajaan Allah (Mat 6:33)
b. Sadarilah kebaikan dan kasih Allah (Mat 6:8; Mat 7:11; Yoh 15:16; 16:23,26; Kol 1:9-12).
c. Berdoalah sesuai dg kehendak Allah (Mrk 11:24; Yoh 21:22; 1Yoh 5:14)
d. Peliharalah persekutuan dg Kristus (Yoh 15:7) dan penyertaan Roh Kudus sebagai Penasehat/Penolong (Luk 11:13;Yoh 14:16-18).
"Si Johan kena paku - Tuhan itu andalanku."
5.
Doa Bapa Kami dengan Uraian,
St. Fransiskus dari Asisi
BAPA KAMI yang mahamulia,
Pencipta dan Penebus kami,
Juruselamat dan Penghiburan kami.
YANG ADA DI SURGA
di antara para malaikat dan para kudus,
yang menerangi mereka agar mengenal Engkau,
sebab Engkau, Tuhan, adalah terang;
yang membakar nyala kasih mereka kepada-Mu,
sebab Engkau, Tuhan, adalah kasih;
yang tinggal di antara mereka
dan memenuhi mereka dengan sukacita,
sebab Engkau, Tuhan,adalah yang mahatinggi,
kebaikan kekal, dan segala kebajikan bersumber daripada-Mu.
DIMULIAKANLAH NAMA-MU.
Kiranya kami bertumbuh dalam pengenalan akan Dikau lebih dan lebih baik lagi
dan dengan demikian menghargai besarnya kemurahan-Mu,
luasnya janji-janji-Mu,
keagungan kemahakuasaan-Mu,
dan kedalaman keadilan-Mu.
DATANGLAH KERAJAANMU,
agar Engkau meraja dalam diri kami dengan rahmat-Mu,
dan menghantar kami ke dalam kerajaan-Mu,
di mana kami boleh memandang Engkau dari muka ke muka,
mengasihi-Mu dengan sempurna,
dan bahagia bersama-Mu,
menikmati kehadiran-Mu selamanya.
JADILAH KEHENDAKMU DI ATAS BUMI SEPERTI DI DALAM SURGA,
agar kami mengasihi Engkau
segenap hati,
dengan senantiasa merindukan Engkau;
segenap jiwa,
dengan senantiasa merenungkan Engkau;
segenap akal budi,
dengan sebulat hati menemukan kemuliaan-Mu dalam segala sesuatu;
dan segenap kekuatan,
jiwa dan raga,
dengan melayani Engkau saja dengan penuh cinta.
Semoga kami mengasihi sesama seperti kami mengasihi diri kami sendiri,
dan mendorong semua orang agar mengasihi Engkau,
dengan ikut ambil bagian
dalam sukacita dan dukacita kami bagi sesama,
tanpa memandang rendah siapapun juga.
BERILAH KAMI REJEKI PADA HARI INI,
Putra-Mu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus,
agar kami senantiasa mengenang serta menghargai
betapa Ia telah mengasihi kami,
dengan segala sesuatu yang Ia katakan, lakukan dan derita bagi kami.
DAN AMPUNILAH KESALAHAN KAMI,
dengan belas kasihan-Mu yang tak terhingga,
demi jasa-jasa sengsara Putra-Mu,
dengan perantaraan Maria,
dan bantuan doa semua orang kudus.
SEPERTI KAMI PUN MENGAMPUNI YANG BERSALAH KEPADA KAMI,
dan jika kami belum mengampuni dengan sempurna,
Tuhan, bantulah kami untuk mengampuni dengan sempurna,
agar, demi kasih kepada-Mu,
kami sungguh mengampuni musuh-musuh kami,
dan dengan tulus hati mendoakan mereka kepada-Mu,
tidak membalas kejahatan dengan kejahatan,
melainkan berusaha melayani Engkau dalam diri setiap orang.
DAN JANGANLAH MASUKKAN KAMI KE DALAM PENCOBAAN,
entah terselubung, entah nyata,
tiba-tiba ataupun terus-menerus.
TETAPI BEBASKANLAH KAMI DARI YANG JAHAT,
dulu, sekarang dan selamanya,
Amin.
6.
Doa Bapa Kami Ekaristik,
St. Petrus Yulianus Eymard
BAPA KAMI YANG ADA DI SURGA
di surga Ekaristi,
kepada Engkau yang duduk di atas tahta rahmat dan kasih,
sembah sujud, dan hormat, dan kuasa dan kemuliaan
untuk selama-lamanya!
DIMULIAKANLAH NAMA-MU.
terutama dalam diri kami, melalui teladan semangat
kerendahan hati-Mu, ketaatan-Mu dan cinta kasih-Mu.
Semoga kami dengan segala kerendahan hati dan kerinduan kami
menjadikan Engkau semakin dikenal, dikasihi, dan dipuja segenap umat manusia
dalam Ekaristi Kudus
DATANGLAH KERAJAANMU,
Kerajaan Ekaristi-Mu.
Merajalah Engkau atas diri kami untuk selamanya
demi bertambahnya kemuliaan-Mu
melalui kuasa kasih-Mu
dan kejayaan kebajikan-Mu
dan rahmat panggilan Ekaristi
dalam keadaanku sebagai seorang awam.
Anugerahkanlah kepada kami rahmat dan perutusan kasih-Mu yang kudus
agar kami mampu dengan gemilang memperluas
kerajaan Ekaristi-Mu di mana saja
dan menyadari kerinduan yang Engkau nyatakan:
“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi
dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!”
Oh! kiranya kami boleh menjadi sarana yang mengobarkan api surgawi ini!
JADILAH KEHENDAKMU DI ATAS BUMI SEPERTI DI DALAM SURGA,
anugerahkanlah kepada kami karunia untuk menemukan segala sukacita
dalam menginginkan Engkau saja,
dalam merindukan Engkau saja,
dalam memikirkan Engkau saja.
Berilah agar dengan senantiasa menyangkal diri
dalam segala hal,
kami boleh menemukan terang dan hidup
dalam mentaati Kehendak-Mu yang indah, mengagumkan dan sempurna.
Aku menghendaki apa yang Engkau kehendaki.
Aku menghendakinya sebab Engkau menghendakinya.
Aku menghendaki sebagaimana Engkau menghendakinya.
Aku menghendakinya selama Engkau menghendakinya.
Murnikanlah segala pikiran dan hasrat kami
jika mereka tidak murni
dari Engkau, untuk Engkau dan dalam Engkau.
BERILAH KAMI REJEKI PADA HARI INI,
Engkau Tuhan Ekaristi kami
dan Engkau Sendiri yang akan menjadi makanan dan pakaian kami,
harta dan kemuliaan kami,
penyembuh segala sakit kami,
serta perlindungan kami dalam melawan segala yang jahat.
Engkau akan menjadi segala-galanya bagi kami.
DAN AMPUNILAH KESALAHAN KAMI,
ampunilah aku ya Yesus,
aku sungguh menyesal atas dosa-dosaku
yang tak tersembunyi dari hadapan-Mu.
SEPERTI KAMI PUN MENGAMPUNI YANG BERSALAH KEPADA KAMI,
Kepada siapa saja yang bersalah kepada kami dalam hal apapun,
dengan segenap hati kami mengampuni mereka
dan bagi mereka kami mengharapkan karunia kasih-Mu.
DAN JANGANLAH MASUKKAN KAMI KE DALAM PENCOBAAN,
TETAPI BEBASKANLAH KAMI DARI YANG JAHAT,
Bebaskanlah kami, ya Yesus, dari iblis kesombongan,
ketidakmurnian, perselisihan dan kepuasan diri.
Bebaskanlah kami dari segala kekhawatiran dan kegelisahan hidup
agar dengan hati bersih dan pikiran jernih
kami boleh menikmati hidup kami dengan sukacita
dan mempersembahkan diri kami seutuhnya dan segala milik kami sepenuhnya
demi melayani Tuhan Ekaristi kami. AMIN.
Dalam Engkau, O Tuhan Yesus, aku berharap;
jangan biarkan aku merana selamanya.
Hanya Engkau yang mahabaik.
Hanya Engkau yang mahakuasa.
Hanya Engkau yang kekal abadi.
Hanya bagi-Mu segala hormat dan kemuliaan,
puji syukur dan kasih
untuk selama-lamanya.
7.
"Your heavenly Father knows what you need"
Gospel Reading:
Matthew 6:7-15
And in praying do not heap up empty phrases as the Gentiles do; for they think that they will be heard for their many words. Do not be like them, for your Father knows what you need before you ask him. Pray then like this: Our Father who art in heaven, Hallowed be thy name. Thy kingdom come. Thy will be done, On earth as it is in heaven. Give us this day our daily bread; And forgive us our debts, As we also have forgiven our debtors; And lead us not into temptation, But deliver us from evil. For if you forgive men their trespasses, your heavenly Father also will forgive you; but if you do not forgive men their trespasses, neither will your Father forgive your trespasses.
Meditation
Do you believe that God's word has power to change and transform your life today? Isaiah says that God's word is like the rain and melting snow which makes the barren ground spring to life and become abundantly fertile (Isaiah 55:10-11).
God's word has power to penetrate our dry barren hearts and make them springs of new life. If we let God's word take root in our heart it will transform us into the likeness of God himself and empower us to walk in his way of love and holiness.
God wants his word to guide and shape the way we think, act, and pray. Ambrose (339-397 AD), an early church father and bishop of Milan, wrote that the reason we should devote time for reading Scripture is to hear Christ speak to us. "Are you not occupied with Christ? Why do you not talk with him? By reading the Scriptures, we listen to Christ."
We can approach God confidently because he is waiting with arms wide open to receive his prodigal sons and daughters. That is why Jesus gave his disciples the perfect prayer that dares to call God, Our Father.
This prayer teaches us how to ask God for the things we really need, the things that matter not only for the present but for eternity as well. We can approach God our Father with confidence and boldness because the Lord Jesus has opened the way to heaven for us through his death and resurrection.
When we ask God for help, he fortunately does not give us what we deserve. Instead, God responds with grace, mercy, and loving-kindness. He is good and forgiving towards us, and he expects us to treat our neighbor the same.
God has poured his love into our hearts through the gift of the Holy Spirit who has been given to us (Romans 5:5). And that love is like a refining fire - it purifies and burns away all prejudice, hatred, resentment, vengeance, and bitterness until there is nothing left but goodness and forgiveness towards those who cause us grief or harm.
Consider what John Cassian (360-435 AD), an early church father who lived for several years with the monks in Bethlehem and Egypt before founding a monastery in southern Gaul, wrote about the Lord's Prayer and the necessity of forgiving one another from the heart:
"The mercy of God is beyond description. While he is offering us a model prayer he is teaching us a way of life whereby we can be pleasing in his sight. But that is not all. In this same prayer he gives us an easy method for attracting an indulgent and merciful judgment on our lives. He gives us the possibility of ourselves mitigating the sentence hanging over us and of compelling him to pardon us. What else could he do in the face of our generosity when we ask him to forgive us as we have forgiven our neighbor? If we are faithful in this prayer, each of us will ask forgiveness for our own failings after we have forgiven the sins of those who have sinned against us, not only those who have sinned against our Master. There is, in fact, in some of us a very bad habit. We treat our sins against God, however appalling, with gentle indulgence - but when by contrast it is a matter of sins against us ourselves, albeit very tiny ones, we exact reparation with ruthless severity. Anyone who has not forgiven from the bottom of the heart the brother or sister who has done him wrong will only obtain from this prayer his own condemnation, rather than any mercy."
Do you treat others as you think they deserve to be treated, or do you treat them as the Lord has treated you - with mercy, steadfast love, and kindness?
"Father in heaven, you have given me a mind to know you, a will to serve you, and a heart to love you. Give me today the grace and strength to embrace your holy will and fill my heart and mind with your truth and love that all my intentions and actions may be pleasing to you. Help me to be kind and forgiving towards my neighbor as you have been towards me."
Daily Quote from the Early Church Fathers
"Pardon, that you may be pardoned. In doing this, nothing is required of the body. It is the will that acts. You will experience no physical pain - you will have nothing less in your home. Now in truth, my brothers and sisters, you see what an evil it is that those who have been commanded to love even their enemy do not pardon a penitent brother or sister." (Bishop of Hippo, 354-430 A.D., quote from Sermon 210,10)
8.
Kutipan Teks Misa:
“Dengan meninggalkan komuni dan terpisah dari Tubuh Kristus, orang menjauh dari keselamatan.” (St. Siprianus)
Dengan mata iman aku sudah melihat Yesus di altar dan aku menyembah-Nya; yang aku belum punya hanyalah melihat Yesus di surga ---- St Dominikus Savio
Antifon Pembuka (Mzm 23:4.3)
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, akan mendaki gunung Allah dan menghadap kemuliaan-Nya.
Doa Pembuka
Ya Allah, dalam diri Santo Aloysius Engkau menyatukan hidup suci dengan semangat tapa. Kami takkan mampu menyamai kesuciannya. Maka semoga berkat jasa dan doanya kami sekurang-kurangnya meneladan semangat tapanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persekutuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Nabi elia dan Elisa adalah dua nabi besar. Dengan berpegang pada Sabda Tuhan, keduanya dengan gagah berani menghadapi raja-raja atau bangsa yang keras hati. Mukjizat-mukjizat mereka membuat takjub banyak orang.
Bacaan dari Kitab Putera Sirakh (48:1-14)
"Elia terangkat dalam badai, dan Elisa dipenuhi dengan rohnya."
Dahulu kala tampillah Nabi Elia, bagaikan api; sabdanya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Orang mati kaubangkitkan dari alam arwah dan dari dunia orang mati dengan sabda Yang Mahatinggi. Raja-raja kauturunkan sampai jatuh binasa, dan orang-orang tersohor kaujatuhkan dari tempat tidurnya. Teguran kaudengar di Gunung Sinai, dan di Gunung Horeb keputusan untuk balas dendam. Engkau mengurapi raja-raja untuk menimpakan balasan, dan nabi-nabi kauurapi menjadi penggantimu. Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda-kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, dan mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat dikau, dan yang meninggal dalam kasih, sebab kami pun pasti akan hidup. Elia ditutupi dengan olak angin, tetapi Elisa dipenuhi dengan rohnya. Selama hidup Elisa tidak gentar terhadap seorang penguasa, dan tidak seorang pun menaklukkannya. Tidak ada sesuatu pun yang terlalu ajaib baginya, bahkan di kubur pun jenazahnya masih bernubuat. Sepanjang hidupnya ia membuat mukjizat, dan malah ketika meninggal pekerjaannya menakjubkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7; R:9a)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan di sekeliling-Nya. Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar.
3. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
4. Akan mendapat malulah semua orang yang beribadah kepada patung, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala dewata sujud menyembah Allah.
Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, “Abba, ya Bapa”.
Allah yang kita sembah bukanlah Allah yang senang dengan hal yang bertele-tele. Allah tidak melihat banyaknya kata-kata dalam doa, melainkan ketulusan dan kesungguhan hati dalam berdoa.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)
"Berdoalah kalian demikianlah."
Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah kalian demikian, ‘Bapa kami, yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.’ Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Berdoa adalah soal perjumpaan antara hati manusia dan hati Allah. Allah yang meraja dengan segala kuasa-Nya seperti gambaran kisah Nabi Elia dan Nabi Elisa. Kuasa Allah benar-benar nyata, di bumi seperti di surga. Kuasa itu pun nyata di dalam sesama Aloysius Gonzaga merasakan kerinduan besar untuk melayani Tuhan lewat pelayanan pada sesama yang sakit. Di saat itulah hatinya berjumpa dengan hati Allah. Meskipun tertular penyakit, dia tetap melayani dan berjuang demi kemuliaan Allah. Sanggupkah kita memiliki semangat seperti itu?
Antifon Komuni (Mzm 78:24-25)
Roti surgawi diberikan kepada manusia. Roti malaikat menjadi santapan mereka.
Doa Malam
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, indahkanlah kelemahan-kelemahanku dan bantulah aku dengan rahmat-Mu untuk dapat memperbaiki kekuranganku. Semoga segala kesalahan dan dosaku Engkau ampuni sehingga aku beroleh kedamaian dan sukacita-Mu dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
Pope Francis:
Dignitas personae non ex eius civitate vel condicione migrantis seu perfugae pendet. Vitam servare illius, qui bellum ac miseriam fugit, opus est humanitatis.
A person's dignity does not depend on them being a citizen, a migrant, or a refugee. Saving the life of someone fleeing war and poverty is an act of humanity.
Martabat seseorang tidak bergantung entah mereka sebagai warga negara, migran, atau pengungsi. Menyelamatkan nyawa seseorang yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan adalah tindakan kemanusiaan.
======
Tanggal 20 Juni kemarin adalah Hari Pengungsi Sedunia. Marilah kita mengingat semua orang yang telah meninggalkan tanah kelahiran mereka dan menempuh perjalanan yang sulit untuk mencapai tempat yang mereka harapkan akan lebih baik demj masa depan mereka dan keluarga mereka. Mari kita berdoa juga bagi mereka yang telah kehilangan hidup mereka dalam perjalanan penuh harapan.
9.
Madah Ibadat Harian.
Kamis, 21 Juni 2018
PW St. Aloysius Gonzaga.
O Maria tersuci! O ibuku.
Ke dalam perlindungan istimewamu, ke dalam belas kasihmu; hari ini dan setiap hari, dan di saat kematianku, aku serahkan jiwa dan ragaku. Kepadamu aku percayakan kesusahan dan deritaku, hidupku dan saat akhirku, supaya dengan perantaraan sucimu, segala niatku, segala perbuatanku dapat tertuju dan dikuasai oleh kehendakmu dan kehendak Putramu. Amin.
- St. Aloisius Gonzaga, S.J
Orang dilahirkan untuk berkarya, ia harus menjadi sesuatu. Bekerja, pada tiap tindakannya, membangunkan dari tidur, yaitu akar segala kesalahan. Siapa yang tak melakukan apa-apa, tak mengetahui apa-apa.
Bangun! Bekerja! Jika kau memiliki ilmu, keluarkan. Bergulatlah dengan alam. Bertindaklah!
- St. Aloisius Gonzaga
====
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah umat-Mu
Kemuliaan...
Alleluya.
MADAH IBADAT BACAAN
Ya Tritunggal mahamulya
Yang mengatur segalanya
Siang untuk kerja giat
Malam untuk istirahat
Waktu pagi waktu senja
Siang malam selamanya
Kami mohon perlindungan
Dari kemurahan Tuhan
Kami umatMu bersatu
Sujud menghadap padaMu
Memanjatkan permohonan
Teriring madah pujian
Ya Bapa yang baik hati
Luluskanlah doa kami
Berkat jasa Yesus Kristus
Yang mencurahkan Roh kudus Amin
MADAH IBADAT PAGI
Ya Yesus Tuhan Engkau menghendaki
Agar panggilan untuk hidup bakti
Diperjuangkan serta diikuti
Umat beriman
Panggilan suci Kautanam di hati
Untuk mengabdi dan menyangkal diri
Tekun mencari setya mengikuti
Putra ilahi
Ditinggalkannya milik harta benda
Agar dibina cinta yang sempurna
Hati sluruhnya dipersembahkannya
Kepada Bapa
Dimulyakanlah Bapa mahamurah
Bersama Putra penebus dunia
Roh kudus pula penghibur Gereja
Slama-lamanya
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Tuhan Allah mahaluhur
Hari dan malam Kauatur
Terang gelap bergiliran
Silih ganti berurutan
Senja hari yang mendekat
Melambangkan akhir hayat
Yang bagi umat beriman
Membuka keabadian
Kabulkanlah doa kami
Ya Allah Bapa surgawi
Bersama Putra dan RohMu
Sekarang serta selalu
Amin
DOA
Allah, pemberi rahmat surgawi, dalam diri santo Aloysius Engkau sudah menyatukan hidup suci dengan semangat tapa.
Kami tak mampu menyamai kesuciannya. Maka semoga berkat jasa dan doanya kami sekurang-kurangnya meniru semangat tapanya.
Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
SKI - JALAN KERAHIMAN
Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Ef 4.32
=====
DOA ST. ALOYSIUS GONZAGA:
A.
Ya Bapa, semoga kaum muda yang dikasihi Kristus terus berjuang untuk mencapai kesempurnaan hidup dan juga bersikap murah hati untuk melayani orang-orang yang menderita.
Bantulah kaum muda kami untuk dapat melawan godaan dan kepalsuan dunia.
Tunjukkanlah kepada kaum muda kami agar menggunakan masa muda mereka guna mencapai yang terbaik dalam hidup mereka dan bantulah juga mereka untuk dapat membantu orang lain demi kemuliaan Allah yang lebih besar. Amin.
B.
Santa Maria, Ratu junjunganku, aku menyerahkan diriku kepada perlindunganMu yang suci dan pemeliharaan khususmu
serta pangkuan belas kasihmu, hari ini dan setiap hari serta pada saat aku mati.
Aku serahkan jiwa ragaku kepadamu. Aku percayakan kepadamu harapan dan hiburanku, kesedihan dan kesengsaraanku, seuruh hidup dan akhir hayatku.
Melalui perantaraanmu yang paing suci dan melalui jasa-jasamu, semoga segala tindakanku diarahkan sesuai dengan arah kehendakmu dan kehendak Puteramu. Amin.
===
"Gonzaga's Day"
PW S. Aloysius Gonzaga, Biarawan (21 Juni)
"Ad Maiorem Dei Gloriam - Demi semakin besarnya kemuliaan Tuhan.”
Itulah motto dan mars SMA Kolese Gonzaga Jakarta yang kerap saya dengar ketika menjadi frater moderator di Gonzaga pada tahun 2002-2003.
Adapun motto ini berangkat dari semboyan para Jesuit yang mengedepankan semua “harta” semata bagi kemuliaan Tuhan.
Bersama dengan teladan St Aloysius (Luigi) Gonzaga, seorang frater Jesuit yang kita kenangkan hari ini, adapun “kaki” iman yang bisa diterapkan dalam hidup harian dan pekerjaan supaya “harta” kita (entah secara materil/spiritual) bisa lebih memuliakan nama Tuhan yakni "KAKI": "Komunikatif - Afektif - Kreatif - Integratif":
A."K" = Komunikatif:
Gonzaga selalu berupaya terbuka menjalin komunikasi insani dengan sesamanya, terlebih yang kecil dan tersingkir. Ia tidak tertutup dan lekat-pekat pada kemapanan dan kekayaan dunia. Hatinya lepas bebas.
Hal ini didasari karena ia juga terbuka dan menjalin komunikasi yang intensif dengan Yang Ilahi. Ia sendiri mempunyai empat devosi khusus: devosi kepada Sakramen Maha Kudus, devosi kepada Sengsara Kristus, devosi kepada para Malaikat dan yang pasti juga devosi kepada Bunda Maria. Itu sebabnya, ia digambarkan sebagai seorang frater muda berjubah dengan memegang rosario yang menunjukkan sikap devotifnya yang komunikatif dengan “Yang Kudus.”
B."A" = Afektif:
Gonzaga yang adalah pelindung kemurnian kaum muda kerap juga dilambangkan dengan seseorang yang memegang bunga lili (bakung). Bukankah ini melambangkan rasa perasaan yang terbuka dan tulus? Inilah sebuah perasaan yang suci dan murni, tidak ada udang di balik batu. Ia berbuat baik bukan karena untuk dipuja-puji atau supaya menjadi “selebritis”, tapi karena memang hatinya penuh dengan sikap yang berbelarasa pada sesama.
Jelasnya, ia bukan orang yang sekedar efektif, tapi sekaligus juga orang yang punya “hati”, semacam kasih “afektif” karena semua tindakannya didasari dengan hati yang tulus dan tidak penuh akal bulus.
Adapun motto yang membimbingnya ke seminari: “Saya ibarat sepotong besi yang telah bengkok. Saya ingin agar Tuhan yang meluruskannya kembali”. Ketulusan afeksinya berdasarkan pada semangat kesadaran diri dan kerendahan hati yang terus terolah, bukan?
C."K" = Kreatif:
Gonzaga sebagai putra tertua Marchese (bangsawan) dari Castiglione tentunya mempunyai banyak pemahaman dan pengalaman untuk mencari ruang kreatif dalam menemukan Tuhan. Sejak kecil, ia biasa berdoa dengan mendaraskan mazmur-mazmur secara kreatif.
Sebuah kisah:
Pada tahun 1591, ketika terjadi wabah pes dan kelaparan di Italia, maka ia secara kreatif mengumpulkan dana dengan “mengemis” di Roma bagi daerah-daerah yang terkena wabah. Ia juga dengan pelbagai cara kreatif bekerja langsung merawat orang-orang sakit, mengangkut orang-orang yang hampir mati di jalan raya, membawanya ke rumah sakit, memandikan mereka dan memberi mereka makan serta mempersiapkan mereka untuk penerimaan sakramen-sakramen. Bukankah Tuhan bisa juga ditemukan lewat hal-hal kreatif yang kita kerjakan secara nyata bagi kemuliaan Tuhan dan keselamatan jiwa?
D."I" = Integratif:
Gonzaga juga dilukiskan dengan gambaran seorang laki-laki muda yang mengenakan jubah hitam dengan superpli putih dan memegang salib.
Ini menunjukkan kesetiaan dan pengorbanannya sepanjang hidup secara utuh penuh dan menyeluruh. Ia tinggalkan “harta”, keluarga, kekayaan dan kebangsawanannya demi Allah.
Ia tidak mencari harta dunia, tapi sungguh berjuang untuk mencari dan menemukan harta surgawi. Matanya terang mencari keabadian dan bukan kesementaraan. Hidupnya sibuk pada perkara-perkara “yang diatas”, bukan yang remeh-temeh seperti yang kerap kita jumpai ketika orang saling licik dan penuh intrik berebut harta, tahta dan kuasa.
“Naik Tangga cari indomie - Aloysius Gonzaga doakanlah kami.”
10.
HUT MR JOKO(WIN).
21 Juni 2018
JOKO WAY:
"TALK LESS - DO MORE"
Biarlah TJAHAJA wajahMU menyinari kami ya TUHAN......
JOKOWI
JOdohnya KOta yang lebih manusiaWI..
JO dohnya rakyat
KO mitmennya sampai akhir hayat
WI bawanya merakyat
Seorang pemimpin dilahirkan kembali tiap kali dia bekerja untuk rakyat. Terutama jika ia berasal dari mereka. Selamat lahir kembali, Pak Jkw.
=====
PASTORES DABO VOBIS.
AKU memberikan para gembala kepada kalian..
GEM bira dalam karya
BA wa dalam doa
LA yani dalam cinta
Juni dan Juli 2018 ini adalah "Musim Tahbisan" di wilayah KAS:
Ada 2 rahib dari Trappist/OCSO ditahbiskan di Pertapaan St Maria Rawaseneng, Temanggung.
Ada 11 frater diosesan KAS dan 1 frater dari tarekat SX (Xaverian) ditahbiskan di Seminari Tinggi St Paulus Kentungan, Yogyakarta.
Ada 4 frater Jesuit ditahbiskan di Gereja St Antonius KotaBaru, Yogyakarta.
Siapa menyusul?
===
Paus Fransiskus:
Maria eadem est quam suam Ecclesiam vult Deus: Mater amabilis, humilis, pauper rerum amorisque dives.
Mary is exactly what God wants His Church to be: a loving and humble Mother, poor in possessions but rich in love.
Maria persis seperti yang Allah inginkan dari Gereja-Nya : seorang Ibu yang pengasih dan rendah hati, miskin dalam harta tetapi kaya akan kasih.
A.
Kamis, 28 Juni di Gereja Pertapaan St. Maria Rawaseneng, Temanggung.
Akan menerima tahbisan imam dari tangan Monsinyur Robertus Rubiyatmoko (Uskup Agung Semarang hari Kamis, 28 Juni 2018, jam 10.00 di Gereja Pertapaan St. Maria Rawaseneng, Temanggung, 2 Frater Diakon dari Ordo OCSO :
1. Diakon Daniel Naruh, OCSO dari Paroki Pringsewu, Lampung
2. Diakon Yuliu Darwanto, OCSO dari Paroki Grogol, Jakarta
B.
Jumat, 29 Juni di Kapel Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, Yogyakarta.
Akan menerima tahbisan imam dari tangan Monsinyur Robertus Rubiyatmoko (Uskup Agung Semarang hari Jumat, 29 Juni di Kapel Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, Yogyakarta , 11 Frater Diakon Diosesan Keuskupan Agung Semarang dan 1 Frater Diakon Ordo Serikat Xaverian (SX)
1. Diakon Petrus Dwi Purnomo Adi dari Paroki Wonogiri
2. Diakon Sbestianus Prasetya Aditama Nagara dari Paroki Klaten
3. Diakon Lukas Ivan Sanjaya dari Paroki Bantul
4. Diakon Antonius Invarien Alpha Andriyanto dari Paroki Sukoharjo
5. Diakon Andreas Khrisna Gunawan dari Paroki Kalasan
6. Diakon Yohanes Sigit Heriyanto dari Paroki Ganjuran
7. Diakon Thomas Ari Wibowo dari dari Paroki Klepu
8. Diakon Antonius Hendri Atmoko dari Paroki Sukoharjo
9. Diakon Paulus Tri Ardhianto dari Paroki Wates
10. Diakon Gerardus Djoko Surawidjaja dari Paroki Kebondalem
11. Diakon Oktavianus Eka Novi Setyanta dari Paroki Klepu
12. Diakon Robertus Kardi, SX dari Paroki Ruteng
C.
Rabu, 25 Juli di Gereja St Antonius Kotabaru, Yogyakarta.
Akan menerima tahbisan imam dari tangan Monsinyur Robertus Rubiyatmoko (Uskup Agung Semarang hari Rabu, 25 Juli 2018, jam 09.00 di Gereja St Antonius Kotabaru, Yogyakarta, empat frater diakon dari tarekat Jesuit, yakni: Fr. Angga, Fr. Win, Fr. Melky, Fr. Anggun
====
RINGKASAN WEJANGAN
PAUS FRANSISKUS
DALAM AUDIENSI UMUM
20 Juni 2018 :
"TENTANG DASA FIRMAN" (BAGIAN 2)
Saudara-saudari terkasih : Dalam katekese kita tentang perintah Allah, kita telah melihat bahwa Yesus, Sabda Allah yang menjelma, datang bukan untuk meniadakan tetapi untuk menggenapi Hukum Taurat.
Perintah Allah adalah bagian dari dialog yang bersifat perjanjian yang sedang berlangsung dengan umat-Nya; memang, dalam bahasa Ibrani, sepuluh perintah Allah disebut dasa "firman" Allah.
Sebagai “firman”, dasa firman tersebut bukan begitu banyak perintah untuk dipatuhi tetapi sebuah undangan untuk membentuk hidup kita dalam hubungan yang penuh kasih dengan Bapa, melalui Putra dan dalam Roh Kudus.
Allah bukanlah - seperti Sang Pencoba yang telah kita akui - seorang penguasa yang menuntut ketaatan buta, tetapi seorang Bapa yang peduli terhadap kesejahteraan anak-anak-Nya. Berkat karunia Roh Kudus, kita dapat dengan bebas menerima dan mematuhi hukum Allah sebagai jalan menuju penggenapan manusia yang sesungguhnya.
Dalam kehidupan kita sebagai orang kristiani, kita dipanggil untuk melintas dari Hukum tertulis menuju kebebasan Roh. Dalam semua perkataan dan perbuatan kita, semoga kita menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap hukum Kristus bukan hanya legalisme belaka, tetapi tanggapan kasih penuh bakti bagi Allah dan kepercayaan yang meyakinkan dalam rencana-Nya yang sedang menyelamatkan bagi dunia kita.
Saya menyambut para peziarah dan para pengunjung berbahasa Inggris yang ambil bagian dalam Audiensi hari ini, terutama mereka yang berasal dari Inggris, Swedia, Swiss, Ghana, India, Indonesia, Malaysia, dan Amerika Serikat.
Atas kalian semua, dan keluarga-keluarga kalian, saya memohonkan sukacita dan damai Tuhan kita Yesus Kristus. Tuhan memberkati kalian!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar