HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 22 Agustus 2018
Peringatan Wajib SP. Maria, Ratu
Yehezkiel (34:1-11)
(Mzm 23:1-a.3b-4.5-6; R:1)
Matius (20:1-16a)
"Iustitia Dei - Keadilan Ilahi."
Inilah salah satu pesan injil hari ini yang bercerita tentang tuan rumah yang membayar semua pekerjanya dengan 1 dinnar, meski ada yang bekerja 12 jam, 9 jam, 6 jam, 3 jam dan 1 jam.
Bisa jadi, kita juga bertanya seperti pekerja yang bekerja 12 jam: "katanya Allah itu ADIL, di mana letak keadilanNya?
Ada dua hal yang bisa kita angkat, antara lain:
1. Kunci untuk memahami teks ini terletak pada UPAH 1 DINAR sehari.
Bahkan secara eksplisit dalam kisah telah terjadi konsensus/kesepakatan antara tuan rumah & pekerja yang mulai bekerja jam 6 pagi.
Dalam budaya masyarakat Israel pada waktu itu, UPAH/GAJI 1 Dinar sehari adalah upah standar yang layak bagi seorang pekerja di ladang/kebun, dimana ia bisa memberi makan untuk dirinya serta istri serta anak-anaknya.
Dengan kata lain:
Dengan 1 dinar, satu keluarga akan bisa hidup & tidak mati kelaparan. Indahnya, tuan rumah melihat ada para pekerja yang sudah sampai jam 3 dan jam 5 sore belum juga mendapatkan 1 dinar sebagai rejekinya hari itu. Berarti ada 1 keluarga yang akan kelaparan dan terancam hidupnya.
Inilah alasan tuan rumah memperkerjakan mereka dan mengupahnya 1 dinar juga. Dan, inilah cerminan Allah yang selalu aktif dan berinisiatif menjamin dan menopang kehidupan setiap orang.
2. Bagi orang Israel, bekerja itu sekaligus adalah suatu hukuman karena dosa.
Ingat hukuman untuk ADAM dan HAWA dimana mereka akan berpeluh & bekerja mengolah tanah.
Yesus mengubah perspektif ini dengan menggunakan kata PEKERJA DI KEBUN ANGGUR.
Anggur untuk orang Israel adalah simbol "SLJJ":
S PIRIT / Semangat
L OVE / Cinta
J OY / Sukacita
J USTICE / Keadilan
Pekerjaan yang melelahkan & membuat stress sekalipun tidak dipandang sebagai hukuman tapi tantangan supaya kita bisa mencecap dan menemukan "SLJJ" setiap harinya:
S PIRIT / Semangat
L OVE / Cinta
J OY / Sukacita
J USTICE / Keadilan
Bagaimana dengan hidup kita sendiri?
"Dari Koja ke Kalimati - Mari bekerja sepenuh hati.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“Misericordia Vultus – Wajah Kerahiman Ilahi.”
Injil hari ini menyampaikan kepada kita tentang kemurahan hati dan belas kasih Allah. Itu digambarkan dalam perumpamaan Yesus tentang para penganggur yang diberi pekerjaan dan upah sepantasnya.
Adapun beberapa sifat dasar sang “Wajah Kerahiman Ilahi”, antara lain:
1.Rendah hati:
Ia selalu mau "turun", blusukan. Ia keluar rumah dan berjalan ke banyak tempat, dari pagi s/d sore (jam 9, 12, 15, 17). Dengan sukacita, Ia menyapa dan mencari orang yang menganggur dan diajaknya ikut bekerja.
2.Murah hati:
Ia selalu memberikan "gaji" kepada semua orang secara adil dan sukarela, bahkan yang bekerja sebentarpun tetap ia berikan "gaji" yang sama. Ini menandakan kemurahan hatiNya yang penuh dan utuh.
3.Hati-hati:
Kebaikannya ternyata menimbulkan rasa iri hati dan pergunjingan para pekerja yang lebih dulu bekerja bersamanya: "Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?"
Benarlah kata St Vianney, “Iri hati adalah sampar masyarakat yang tak mengecualikan siapa pun".
Di lain segi, sebenarnya sudah banyak "gaji", berupa harta - talenta - sukacita yang kita cecap dan terima dalam hidup kita. Sepanjang waktu Allah mencari dan memberkati kita tapi kadang kita sibuk untuk selalu merasa tidak cukup dan membandingkan dengan yang lain sehingga lupa mensyukuri setiap rahmat yang sudah banyak kita terima.
Hal buruk ini jelasnya bisa terjadi pada siapa saja, seperti teguran ilahi Allah pada para gembala palsu: "Celakalah gembala-gembala, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman."
Disinilah kita diajak hidup dengan sepenuh hati, bukan dengan iri hati karena sebenarnya Tuhan sudah banyak memberkati hidup kita dengan segala kerendahan dan kemurahan hati.
"Dari Kramat Jati ke Gunung Sahari-Jadilah murah hati setiap hari."
B.
"Deus vult - Tuhan menghendaki!"
Inilah semboyan para ksatria perang salib dimana Allah menghendaki kita semua "selamat": ikut bekerja & mendapat upah.
Upah/imbalan itu digambarkan sebagai: "bersama-sama dengan Kristus, memandang kemuliaanNya dan kemuliaan Allah dan dimuliakan dengan Kristus" (Yoh. 12:26; Mzm. 17:15; Mat. 5:8; Yoh. 17:24; Rm. 8:17, 18; Kol. 3:4).
Adapun, Ia menyiapkan imbalan/upah itu menurut kesenanganNya, bukan karena jasa baik kita melainkan oleh anugerahNya semata (Rm. 2:7; Rm. 4:4, 5; Mat. 20:14; Ibr. 11:16; Yoh. 14:2; Kol. 3:24). Dan karenanya, kita diajak untuk selalu bekerja keras-cerdas & iklas di kebun anggur Kristus sampai mati (II Yoh. 8; Flp. 3:14; II Kor. 4:16-18; Why. 2:10).
Indahnya, perumpamaan tentang pekerja di kebun anggur pada bacaan hari ini mengajarkan bahwa perihal memasuki Kerajaan Allah adalah soal hak istimewa, bukan soal jasa.
Disinilah, Yesus menegaskan 3 sikap dasar yang dikehendakiNya karena sejatinya hidup kita semata adalah rahmatNya:
1. "Janganlah tinggi hati",
merasa diri lebih unggul karena memiliki kedudukan/tugas yang seakan lebih hebat/dashyat.
2. "Janganlah setengah hati",
untuk turut merasakan kerahiman Allah yang ingin menawarkan kasih karuniaNya kepada orang kecil, "yang tidak laku" di mata dunia dengan sepenuh hati.
3. "Janganlah iri hati",
terhadap berkat rohani yang diterima oleh orang lain. Secara sederhana, Tuan di dalam bacaan tersebut melambangkan Allah yang rahim, yang berinisiatif memanggil semua orang, termasuk yang "tidak laku" di mata dunia.
Dengan kata lain:
Pengampunan & keselamatan adalah karunia yg diberikan Allah, hak prerogatif Allah yang mengajar kita untuk bekerja dengan rendah hati-murah hati & hati hati sehingga kita layak juga menjadi pekerja kebun anggurNya yang menghadirkan sukacita gairah & cinta setiap hari.
"Dari Tangerang ke Pangkalan Jati - Jadilah orang yang benar-benar murah hati!"
C.
Kutipan Teks Misa
“Maria adalah seorang Ratu yang begitu manis, lemah-lembut dan begitu sedia menolong kita dalam kemalangan-kemalangan kita.” (St. Alfonsus Maria de Liguori)
Antifon Pembuka (Mzm 44:10)
Permaisuri berdiri di sisi Baginda, pakaiannya beraneka warna dan selubungnya berkilau laksana emas.
Doa Pembuka
Ya Allah, dalam diri Putra-Mu kami selalu mengalami betapa besar cinta-Mu kepada kami. Kami mohon, jiwailah kami dengan roh cinta kasih-Mu agar kami dapat mencintai Engkau dan sesama secara nyata, baik dalam pikiran, perkataan maupun tindakan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan-bacaan dan mazmur tanggapan dari hari biasa atau dari Rumus Umum Pujangga Gereja atau Para Kudus (Biarawan), misalnya: Sir 15:1-6, Mzm 119:9.10.11.12.13.14; R: 12b; Yoh 17:20-26
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (34:1-11)
"Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka sehingga seterusnya tidak lagi menjadi mangsanya."
Tuhan bersabda kepadaku, "Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya. Oleh sebab itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, sesungguhnya oleh karena domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak ada, oleh sebab gembala-gembala-Ku tidak memperhatikan domba-domba-Ku, melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-domba-Ku tidak digembalakannya-- oleh karena itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya. Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4 PS 646/ 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat (Mzm 23:1-a.3b-4.5-6; R:1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji pikiran dan segala maksud hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:1-16a)
"Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"
Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Dalam masyarakat kita, gaji atau upah ditentukan oleh banyak faktor: kompetensi atau kemampuan, ketrampilan, pendidikan, lama kerja, prestasi dan seterusnya. Seorang yang sudah lama bekerja di suatu tempat dan apalagi berprestasi tentulah gajinya akan lumayan banyak. Bagi PNS ataupun orang yang bekerja di pendidikan, ada yang namanya golongan dan pangkat, dan itu semua ditentukan banyak faktor, antara lain: pendidikan, lama kerja, dan konduite. Itulah yang dalam masyarakat dianggap adil dan wajar.
Injil hari ini mengacaukan gambaran soal keadilan. Bagaimana mungkin upah untuk orang yang bekerja satu hari penuh disamakan dengan mereka yang bekerja separuh hari atau yang bahkan cuma bekerja selama satu jam saja. Barangkali saja kalau itu terjadi dalam sebuah perusahaan dalam masyarakat kita, maka pemilik perusahaan itu akan ditegur oleh yang berwajib dan bahkan dipersoalkan sampai ke pengadilan. Apalagi sekarang zamannya orang yang dengan mudah mengunggah berita-berita begitu di media sosial dan hal itu akan menghebohkan dunia.
Pertanyaannya jelas: mengapa tuan pemilik anggur memberi upah yang sama untuk semua pekerjanya tanpa pandang bulu lama jam kerja mereka. Yang pasti pemilik anggur sudah berkata dan membuat kesepakatan dengan para pekerja itu tentang upah atau satu dinar itu. Itulah sebabnya, pemilik kebun anggur berkata: "Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau." Ya memang, karena mereka telah membuat kesepakatan itu. Tetapi tetap aneh bukan?
Di sini kita berhadapan dengan misteri kebaikan, kemurahan dan kerahiman Allah. Yah seperti itulah hati Allah. Kebaikan dan kerahiman Allah melampaui ukuran dan cara pandang manusiawi termasuk soal keadilan. Kita tinggal mengingat, bagaimana penjahat yang bertobat pada Injil Lukas (23:40-43), yang barangkali seumur hidup selalu berbuat dosa, tetapi karena pertobatan dan imannya kepada Yesus yang tersalib, ia langsung diselamatkan, sebab Yesus berkata bahwa ia akan ada bersama-sama dengan Tuhan Yesus di dalam Firdaus. Seluruh dosanya sepanjang hidup langsung diampuni tanpa pakai syarat oleh Tuhan karena imannya kepada Yesus.
Marilah kita bersujud di hadapan salib Tuhan agar semakin dapat masuk ke dalam misteri belas kasih-Nya.
Antifon Komuni (Mat 19:24)
Lebih mudah seekor unta untuk masuk melalui lubang jarum. Daripada seorang kaya masuk ke dalam kerajaan surga.
atau (Luk 1:45)
Berbahagialah engkau yang telah percaya, bahwa sungguh akan terlaksana apa yang sudah disampaikan Tuhan kepadamu.
Doa Malam
Tuhan Yesus, Engkau berkata, “Banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.” Karena itu ya Tuhan, berilah aku rahmat untuk tekun dalam iman akan Engkau, Tuhan dan Juruselamatku, untuk selama-lamanya. Amin.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 22 Agustus 2018
Peringatan Wajib SP. Maria, Ratu
Yehezkiel (34:1-11)
(Mzm 23:1-a.3b-4.5-6; R:1)
Matius (20:1-16a)
"Iustitia Dei - Keadilan Ilahi."
Inilah salah satu pesan injil hari ini yang bercerita tentang tuan rumah yang membayar semua pekerjanya dengan 1 dinnar, meski ada yang bekerja 12 jam, 9 jam, 6 jam, 3 jam dan 1 jam.
Bisa jadi, kita juga bertanya seperti pekerja yang bekerja 12 jam: "katanya Allah itu ADIL, di mana letak keadilanNya?
Ada dua hal yang bisa kita angkat, antara lain:
1. Kunci untuk memahami teks ini terletak pada UPAH 1 DINAR sehari.
Bahkan secara eksplisit dalam kisah telah terjadi konsensus/kesepakatan antara tuan rumah & pekerja yang mulai bekerja jam 6 pagi.
Dalam budaya masyarakat Israel pada waktu itu, UPAH/GAJI 1 Dinar sehari adalah upah standar yang layak bagi seorang pekerja di ladang/kebun, dimana ia bisa memberi makan untuk dirinya serta istri serta anak-anaknya.
Dengan kata lain:
Dengan 1 dinar, satu keluarga akan bisa hidup & tidak mati kelaparan. Indahnya, tuan rumah melihat ada para pekerja yang sudah sampai jam 3 dan jam 5 sore belum juga mendapatkan 1 dinar sebagai rejekinya hari itu. Berarti ada 1 keluarga yang akan kelaparan dan terancam hidupnya.
Inilah alasan tuan rumah memperkerjakan mereka dan mengupahnya 1 dinar juga. Dan, inilah cerminan Allah yang selalu aktif dan berinisiatif menjamin dan menopang kehidupan setiap orang.
2. Bagi orang Israel, bekerja itu sekaligus adalah suatu hukuman karena dosa.
Ingat hukuman untuk ADAM dan HAWA dimana mereka akan berpeluh & bekerja mengolah tanah.
Yesus mengubah perspektif ini dengan menggunakan kata PEKERJA DI KEBUN ANGGUR.
Anggur untuk orang Israel adalah simbol "SLJJ":
S PIRIT / Semangat
L OVE / Cinta
J OY / Sukacita
J USTICE / Keadilan
Pekerjaan yang melelahkan & membuat stress sekalipun tidak dipandang sebagai hukuman tapi tantangan supaya kita bisa mencecap dan menemukan "SLJJ" setiap harinya:
S PIRIT / Semangat
L OVE / Cinta
J OY / Sukacita
J USTICE / Keadilan
Bagaimana dengan hidup kita sendiri?
"Dari Koja ke Kalimati - Mari bekerja sepenuh hati.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“Misericordia Vultus – Wajah Kerahiman Ilahi.”
Injil hari ini menyampaikan kepada kita tentang kemurahan hati dan belas kasih Allah. Itu digambarkan dalam perumpamaan Yesus tentang para penganggur yang diberi pekerjaan dan upah sepantasnya.
Adapun beberapa sifat dasar sang “Wajah Kerahiman Ilahi”, antara lain:
1.Rendah hati:
Ia selalu mau "turun", blusukan. Ia keluar rumah dan berjalan ke banyak tempat, dari pagi s/d sore (jam 9, 12, 15, 17). Dengan sukacita, Ia menyapa dan mencari orang yang menganggur dan diajaknya ikut bekerja.
2.Murah hati:
Ia selalu memberikan "gaji" kepada semua orang secara adil dan sukarela, bahkan yang bekerja sebentarpun tetap ia berikan "gaji" yang sama. Ini menandakan kemurahan hatiNya yang penuh dan utuh.
3.Hati-hati:
Kebaikannya ternyata menimbulkan rasa iri hati dan pergunjingan para pekerja yang lebih dulu bekerja bersamanya: "Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?"
Benarlah kata St Vianney, “Iri hati adalah sampar masyarakat yang tak mengecualikan siapa pun".
Di lain segi, sebenarnya sudah banyak "gaji", berupa harta - talenta - sukacita yang kita cecap dan terima dalam hidup kita. Sepanjang waktu Allah mencari dan memberkati kita tapi kadang kita sibuk untuk selalu merasa tidak cukup dan membandingkan dengan yang lain sehingga lupa mensyukuri setiap rahmat yang sudah banyak kita terima.
Hal buruk ini jelasnya bisa terjadi pada siapa saja, seperti teguran ilahi Allah pada para gembala palsu: "Celakalah gembala-gembala, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman."
Disinilah kita diajak hidup dengan sepenuh hati, bukan dengan iri hati karena sebenarnya Tuhan sudah banyak memberkati hidup kita dengan segala kerendahan dan kemurahan hati.
"Dari Kramat Jati ke Gunung Sahari-Jadilah murah hati setiap hari."
B.
"Deus vult - Tuhan menghendaki!"
Inilah semboyan para ksatria perang salib dimana Allah menghendaki kita semua "selamat": ikut bekerja & mendapat upah.
Upah/imbalan itu digambarkan sebagai: "bersama-sama dengan Kristus, memandang kemuliaanNya dan kemuliaan Allah dan dimuliakan dengan Kristus" (Yoh. 12:26; Mzm. 17:15; Mat. 5:8; Yoh. 17:24; Rm. 8:17, 18; Kol. 3:4).
Adapun, Ia menyiapkan imbalan/upah itu menurut kesenanganNya, bukan karena jasa baik kita melainkan oleh anugerahNya semata (Rm. 2:7; Rm. 4:4, 5; Mat. 20:14; Ibr. 11:16; Yoh. 14:2; Kol. 3:24). Dan karenanya, kita diajak untuk selalu bekerja keras-cerdas & iklas di kebun anggur Kristus sampai mati (II Yoh. 8; Flp. 3:14; II Kor. 4:16-18; Why. 2:10).
Indahnya, perumpamaan tentang pekerja di kebun anggur pada bacaan hari ini mengajarkan bahwa perihal memasuki Kerajaan Allah adalah soal hak istimewa, bukan soal jasa.
Disinilah, Yesus menegaskan 3 sikap dasar yang dikehendakiNya karena sejatinya hidup kita semata adalah rahmatNya:
1. "Janganlah tinggi hati",
merasa diri lebih unggul karena memiliki kedudukan/tugas yang seakan lebih hebat/dashyat.
2. "Janganlah setengah hati",
untuk turut merasakan kerahiman Allah yang ingin menawarkan kasih karuniaNya kepada orang kecil, "yang tidak laku" di mata dunia dengan sepenuh hati.
3. "Janganlah iri hati",
terhadap berkat rohani yang diterima oleh orang lain. Secara sederhana, Tuan di dalam bacaan tersebut melambangkan Allah yang rahim, yang berinisiatif memanggil semua orang, termasuk yang "tidak laku" di mata dunia.
Dengan kata lain:
Pengampunan & keselamatan adalah karunia yg diberikan Allah, hak prerogatif Allah yang mengajar kita untuk bekerja dengan rendah hati-murah hati & hati hati sehingga kita layak juga menjadi pekerja kebun anggurNya yang menghadirkan sukacita gairah & cinta setiap hari.
"Dari Tangerang ke Pangkalan Jati - Jadilah orang yang benar-benar murah hati!"
C.
Kutipan Teks Misa
“Maria adalah seorang Ratu yang begitu manis, lemah-lembut dan begitu sedia menolong kita dalam kemalangan-kemalangan kita.” (St. Alfonsus Maria de Liguori)
Antifon Pembuka (Mzm 44:10)
Permaisuri berdiri di sisi Baginda, pakaiannya beraneka warna dan selubungnya berkilau laksana emas.
Doa Pembuka
Ya Allah, dalam diri Putra-Mu kami selalu mengalami betapa besar cinta-Mu kepada kami. Kami mohon, jiwailah kami dengan roh cinta kasih-Mu agar kami dapat mencintai Engkau dan sesama secara nyata, baik dalam pikiran, perkataan maupun tindakan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan-bacaan dan mazmur tanggapan dari hari biasa atau dari Rumus Umum Pujangga Gereja atau Para Kudus (Biarawan), misalnya: Sir 15:1-6, Mzm 119:9.10.11.12.13.14; R: 12b; Yoh 17:20-26
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (34:1-11)
"Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka sehingga seterusnya tidak lagi menjadi mangsanya."
Tuhan bersabda kepadaku, "Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya. Oleh sebab itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, sesungguhnya oleh karena domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak ada, oleh sebab gembala-gembala-Ku tidak memperhatikan domba-domba-Ku, melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-domba-Ku tidak digembalakannya-- oleh karena itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya. Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4 PS 646/ 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat (Mzm 23:1-a.3b-4.5-6; R:1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji pikiran dan segala maksud hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:1-16a)
"Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"
Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Dalam masyarakat kita, gaji atau upah ditentukan oleh banyak faktor: kompetensi atau kemampuan, ketrampilan, pendidikan, lama kerja, prestasi dan seterusnya. Seorang yang sudah lama bekerja di suatu tempat dan apalagi berprestasi tentulah gajinya akan lumayan banyak. Bagi PNS ataupun orang yang bekerja di pendidikan, ada yang namanya golongan dan pangkat, dan itu semua ditentukan banyak faktor, antara lain: pendidikan, lama kerja, dan konduite. Itulah yang dalam masyarakat dianggap adil dan wajar.
Injil hari ini mengacaukan gambaran soal keadilan. Bagaimana mungkin upah untuk orang yang bekerja satu hari penuh disamakan dengan mereka yang bekerja separuh hari atau yang bahkan cuma bekerja selama satu jam saja. Barangkali saja kalau itu terjadi dalam sebuah perusahaan dalam masyarakat kita, maka pemilik perusahaan itu akan ditegur oleh yang berwajib dan bahkan dipersoalkan sampai ke pengadilan. Apalagi sekarang zamannya orang yang dengan mudah mengunggah berita-berita begitu di media sosial dan hal itu akan menghebohkan dunia.
Pertanyaannya jelas: mengapa tuan pemilik anggur memberi upah yang sama untuk semua pekerjanya tanpa pandang bulu lama jam kerja mereka. Yang pasti pemilik anggur sudah berkata dan membuat kesepakatan dengan para pekerja itu tentang upah atau satu dinar itu. Itulah sebabnya, pemilik kebun anggur berkata: "Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau." Ya memang, karena mereka telah membuat kesepakatan itu. Tetapi tetap aneh bukan?
Di sini kita berhadapan dengan misteri kebaikan, kemurahan dan kerahiman Allah. Yah seperti itulah hati Allah. Kebaikan dan kerahiman Allah melampaui ukuran dan cara pandang manusiawi termasuk soal keadilan. Kita tinggal mengingat, bagaimana penjahat yang bertobat pada Injil Lukas (23:40-43), yang barangkali seumur hidup selalu berbuat dosa, tetapi karena pertobatan dan imannya kepada Yesus yang tersalib, ia langsung diselamatkan, sebab Yesus berkata bahwa ia akan ada bersama-sama dengan Tuhan Yesus di dalam Firdaus. Seluruh dosanya sepanjang hidup langsung diampuni tanpa pakai syarat oleh Tuhan karena imannya kepada Yesus.
Marilah kita bersujud di hadapan salib Tuhan agar semakin dapat masuk ke dalam misteri belas kasih-Nya.
Antifon Komuni (Mat 19:24)
Lebih mudah seekor unta untuk masuk melalui lubang jarum. Daripada seorang kaya masuk ke dalam kerajaan surga.
atau (Luk 1:45)
Berbahagialah engkau yang telah percaya, bahwa sungguh akan terlaksana apa yang sudah disampaikan Tuhan kepadamu.
Doa Malam
Tuhan Yesus, Engkau berkata, “Banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.” Karena itu ya Tuhan, berilah aku rahmat untuk tekun dalam iman akan Engkau, Tuhan dan Juruselamatku, untuk selama-lamanya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar