Ads 468x60px

Senin, 20 Agustus 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 20 Agustus 2018
Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja
Yehezkiel (24:15-24)
(MT Ul 32:18-19.20.21)
Matius (19:16-22)
“Deo gratias – Syukur kepada Allah”.
Inilah sapaan khas orang Katolik yang kerap diucapkan oleh banyak imam dan umat beriman ketika mensyukuri rahmat Allah dalam keseharian, yang dalam budaya Jawa kerap diinkulturasikan menjadi “Berkah Dalem.”
Mengacu pada bacaan hari ini, sewajarnya kita bersyukur karena banyak dicintai dan diperkenankan menjadi muridNya yang bersemangat “magis”.
Magis itu menyangkut keseluruhan ciri hidup sebagai murid Kristus yang menjadi pontifex atau jembatan antara manusia dan Tuhan untuk mencari, menemukan dan menjalani kehidupan semata bagi kemuliaan Allah yang lebih besar, bagi pelayanan kepada sesama yang makin purna, bagi usaha-usaha yang lebih nyata dan sarana-sarana pewartaan Kerajaan Allah yang lebih efektif sekaligus lebih afektif.
Adapun tiga semangat syukur seorang murid Kristus yang penuh semangat “magis”, al:
1. Meninggalkan kelekatan.
“Pergilah, juallah segala milikmu!” Itulah pesan Yesus yang mengajak kita bersikap lepas bebas dan tidak tercekam oleh kelekatan tidak teratur pada harta dunia.
Dalam bahasa Ignatius Loyola:
“Ambillah Tuhan, dan terimalah seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan segenap kehendakku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah yang memberikan, padaMu Tuhan kukembalikan. Semuanya milikMu, pergunakanlah sekehendakMu. Berilah aku cinta dan rahmatMu, cukup itu bagiku” (LR no. 234).
Jelasnya, sifat dan karakter, sikap dan parameter yang cenderung mediocritas (yang setengah-setengah) tidak nampak dalam laku hidup Yesus dan para muridNya.
2. Mencintai orang kecil
“Berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga.” Seperti Yesus yang setia mencintai orang kecil, kitapun diajak untuk berani setulus hati mencintai yang kecil dan tersingkir karena jelaslah mereka yang empunya Kerajaan Surga.
3. Mendatangi Tuhan.
Yesus mengajak kita untuk setia datang dan mengikutiNya dalam hidup doa dan karya nyata kita. Di hadirat Allah inilah, kita belajar “melepaskan kasut”: tidak ada gengsi, friksi, ambisi serta emosi, tidak ada status dan kebohongan.
Dengan usaha mendatangi Tuhan, kita diajak untuk mengingat sekaligus mendalami lagi tujuan hidup yang sempurna, yakni memuliakan dan memuji, mengabdi Tuhan serta menyelamatkan jiwanya sendiri.
Dalam bahasa Ignatius Loyola:
“Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati, serta mengabdi Allah Tuhan kita dan dengan itu menyelamatkan jiwanya. Ciptaan lain diatas permukaan bumi diciptakan bagi manusia untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan. Karena itu manusia harus mempergunakannya sejauh itu menolong untuk mencapai tujuan tadi; dan harus melepaskan diri dari barang-barang tersebut sejauh itu merintangi dirinya. Oleh karena itu kita perlu mengambil sikap lepas bebas terhadap segala ciptaan tersebut, sejauh pilihan merdeka ada pada kita dan tak ada larangan.”
“Cari bantal bareng bang Farhan - Mari total ikuti Tuhan.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Totalitas - Kepenuhan!"
Inilah semangat iman yang diwartakanNya pada hari ini untuk mencapai kesempurnaan dan kehidupan kekal.
Pertanyaan anak muda pada Yesus: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal" mengajak kita menjadi muridNya yang memiliki 3 fase iman, antara lain:
1."Tegak mendekati Tuhan":
Ia berinisiatif mendatangi Yesus dengan penuh semangat. Hidupnya akrab dan dekat dengan Tuhan karena tahu dan merindukan kehidupan kekal.
2."Tergerak melakukan kebaikan":
Karena kerinduannya itulah, orang muda ini tergerak untuk selalu berbuat baik dalam hidupnya. Ia mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
3. Bergerak dalam kerendahan hati yang mendalam":
Yesus mengajak kita melangkah lebih dalam, tidak hanya menjadi orang "baik" tapi berani menjadi org yang "sempurna", yang lepas bebas: "pergilah-juallah semua milikmu dan berikanlah itu kepada orang miskin."
Ia mengajak kita untuk berani menghampakan/mengosongkan diri, menjadi rendah hati di hadapan Allah dan sesama, karena sebenarnya kehidupan kekal bukan soal prestasi karena banyak berbuat baik tapi karena semangat dasar yang total dan terarah hanya kepada yang ilahi. Tepatlah kata orang latin: "Qui vult dare parva non debet magna rogare -Orang yang hanya memberikan sedikit tidak pantas meminta banyak, bukan?
Ia mengajak kita berani berangkat dari kehampaan diri menuju keselamatan abadi: dari "emptiness menuju wholeness."
"Dari Tangerang ke Sungai Sambas-Jadilah orang yang lepas bebas."
B.
Kutipan Teks Misa
“Cinta itu membahagiakan!” (St. Bernardus)
Antifon Pembuka (Lih. Sir 44:13.14)
Kebijaksanaan orang suci diwartakan para bangsa. Kemuliaan dikabarkan umat dan namanya hidup terus turun-menurun.
Pengantar
Bernardus lahir di dekat Dijon, Perancis, pada tahun 1090. Ia adalah seorang abas dan pendiri kedua Ordo Sistersian. Pengaruhnya besar terhadap paus, uskup dan raja pada masanya. Ia berkeliling Eropa dalam usaha mencegah perpecahan dalam Gereja Katolik dan menciptakan kerukunan serta damai. Ia banyak menulis di bidang teologi dan spiritualitas. Bernardus meninggal pada 20 Agustus 1153 dan dinyatakan kudus (santo) pada 18 Januari 1174 di Roma oleh Paus Aleksander III. Berkat buku-buku teologi dan spiritualitas yang ditulisnya, ia diberi gelar sebagai Pujangga Gereja. Peringatannya dirayakan setiap tanggal 20 Agustus.
Doa Pembuka
Allah Bapa, Cahaya Kebenaran, Santo Bernardus Abas sudah Kaunyalakan dengan cinta kasih akan rumah-Mu, hingga bercahaya gilang-gemilang dalam Gereja-Mu. Semoga berkat doanya kami digelorakan dengan semangat yang sama dan selalu hidup sebagai putra cahaya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan-bacaan dan mazmur tanggapan dari hari biasa atau dari Rumus Umum Pujangga Gereja atau Para Kudus (Biarawan), misalnya: Sir 15:1-6, Mzm 119:9.10.11.12.13.14; R: 12b; Yoh 17:20-26
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (24:15-24)
"Yehezkiel hendaknya menjadi lambang bagimu; hendaklah kalian melakukan seperti yang dilakukannya."
Tuhan berfirman kepadaku, "Hai anak manusia, lihat, Aku hendak mengambil dari padamu dia yang sangat kaucintai seperti yang kena tulah, tetapi janganlah meratap ataupun menangis dan janganlah mengeluarkan air mata. Diam-diam saja mengeluh, jangan mengadakan ratapan kematian; lilitkanlah destarmu dan pakailah kasutmu, jangan tutupi mukamu dan jangan makan roti perkabungan." Pada paginya aku berbicara kepada bangsa itu dan pada malamnya isteriku mati. Pada pagi berikutnya aku melakukan seperti diperintahkan kepadaku. Maka bangsa itu berkata kepadaku: "Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada kami, apa artinya ini bagi kami, bahwa engkau melakukan demikian?" Lalu kujawab mereka: "Firman TUHAN sudah datang kepadaku: Katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sesungguh-sungguhnya Aku akan menajiskan tempat kudus-Ku, kekuasaanmu yang kaubanggakan, kenikmatan bagi matamu dan bagi jiwamu; dan anak-anakmu lelaki dan perempuan yang kamu tinggalkan akan mati rebah oleh pedang. Kamu akan melakukan seperti yang kulakukan: Mukamu tidak akan kamu tutupi dan roti perkabungan tidak akan kamu makan, kepalamu pakai destar dan kakimu pakai kasut; dan kamu tidak akan meratap atau menangis. Tetapi kamu akan hancur lebur dalam hukumanmu, dan kamu akan mengeluh seorang kepada yang lain. Demikianlah Yehezkiel menjadi lambang bagimu; tepat seperti yang dilakukannya kamu akan lakukan. Kalau itu sudah terjadi maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan ALLAH.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Kidung Tanggapan
Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau.
Ayat. (MT Ul 32:18-19.20.21)
1. Hai umat, engkau telah melupakan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau. Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, sebab Ia sakit hati karena anak-anaknya lelaki dan perempuan.
2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka. Sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."
Bait Pengantar Injil do=bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 5:3)
Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:16-22)
"Jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin."
Pada suatu hari ada seorang datang kepada Yesus dan berkata, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?” Yesus menjawab, “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik! Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada Yesus, “Perintah yang mana?” Kata Yesus, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” lalu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku.” Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya
U. Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Perjanjian Baru, khususnya Injil Matius dan Lukas tidak mengutuk kekayaan. Injil mengingatkan bahaya dari kekayaan dan sekaligus menegaskan makna dari semangat kemiskinan.
Yesus tidak mengucilkan orang kaya karena mereka pun dipanggil ke dalam Kerajaan Allah. Hanya saja, orang kaya memiliki kecenderungan untuk mencukupi dirinya sendiri sambil melupakan bahwa mereka hidup berdampingan dengan orang miskin. Karena sibuk dengan mengurusi harta kekayaan maka "sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Mat 19:23).
Melaksanakan Sepuluh Perintah Allah pun belumlah cukup. Orang miskin mengingatkan, "Engkau kaya karena saya miskin." Maka celakalah orang kaya yang tidak memiliki semangat kemiskinan, semangat berbagi dengan sesama.
Di tengah masyarakat dewasa ini yang cenderung materialistis, konsumeristis, dan hedonis hendaknya kita dalam keheningan merenungkan peringatan dari Surat Yakobus 5:1-6: "Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangis dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu. Kekayaanmu sudah busuk dan pakaianmu telah dimakan ngengat. Emas dan Perakmu sudah berkarat dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu. Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi., kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. Kamu telah menghukum bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu."
Marilah kita merenungkan peringatan Santo Yohanes Chrysostomus: "Tidak berbagi kekayaan dengan kaum papa adalah mencuri dari mereka dan mengambil mata pencaharian mereka. Bukan harta benda kita sendiri yang kita genggam, melainkan milik mereka."
Antifon Komuni (1Kor 1:23-24)
Kami memaklumkan Kristus yang tersalib. Kristus, kuasa dan kebijaksanaan Allah.
C.
SENSUS HISTORICUS.
Bernardus adalah rahib trappist, abbas, pujangga gereja serta pendiri kedua Ordo Sistersien / OCSO (1090-1153). Santo Bernardus dilambangkan dengan sangkar lebah (‘Doctor mellifluus’).
1.
RIWAYAT HIDUP SANTO BERNARDUS.
Pada suatu hari, seorang putera bangsawan bersama 30 orang rekannya mengetuk pintu biara Citeaux (Perancis) di tengah hutan lebat. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1112. Mereka mendatangi biara yang setengah kosong dan sangat primitif itu untuk mencari hidup pertapaan yang paling keras.
Bernardus, nama pemimpin muda mereka, baru berusia 21 tahun. Ia membawa serta tiga saudara sekandung serta pamannya. Sebenarnya sangat lemah kesehatannya, tetapi ia pandai dan semangatnya menyala-nyala. Ia mencari Kerajaan Allah dengan banyak berdoa di tengah malam, berpuasa dan matiraga serta bekerja keras membanting tulang baik di ladang maupun di hutan.
Bernardus dari Clairvaux sendiri lahir pada tahun 1090, dekat Dijon, Perancis. Putera dari Tescelin Sorrel dan Aleth Montbard ini digelari Pujangga Gereja dan dikenal juga sebagai Bapa Gereja Terakhir.
Ia dan keenam saudara-saudaranya memperoleh pendidikan yang baik.Ketika umur 17 tahun ibunya meninggal dan hanya kakaknya yang bernama Humbeline yang dapat menghiburnya. Ya, sepeninggal ibunya, Bernardus menjalani satu gaya hidup tak beraturan selama beberapa tahun. Tetapi ia kemudian membaharui cara hidupnya dan bersama beberapa orang temannya masuk biara pertapaan Citeaux yang dipimpin oleh Santo Stefanus Harding.
Keputusannya untuk memasuki hidup membiara ini ditentang keras oleh ayah dan kedua kakaknya. Meskipun demikian Bernardus tetap teguh pada pendiriannya.
Kepada ayah dan saudara-saudara dan iparnya, ia menjelaskan hasrat hatinya dengan segala alasan yang mendorong dia mengambil keputusan itu. Konon, penjelasan dan kesaksian Bernardus berhasil meyakinkan ayah dan saudara-saudaranya, dan beberapa orang temannya, hingga mereka pun ikut bersamanya memasuki biara pertapaan itu.
Di bawah bimbingan Abbas Santo Stefanus, Bernardus mempelajari Kitab Suci dan giat menulis banyak buku. Kemahirannya dalam bahasa Latin sangat membantu dia di dalam menerangkan dengan jitu makna Sabda Allah bagi hidup manusia.
Ya, baru beberapa tahun di biara, Bernardus sudah dipercaya mendirikan biara baru di Clairvaux, ‘Lembah Cerah’, yang pada waktu itu masih hutan belukar. Bersama 12 orang rekannya, Bernardus berangkat ke sebuah lembah yang disebut Clairvaux.
Para rahib yang tidak banyak berbicara ini dengan cucuran keringat bekerja siang malam, karena persediaan makan mereka tidak cukup. Mereka tidak mempunyai rumah, padahal desa-desa jauh dari tempat tinggal mereka yang lenggang dan sepi itu. Disanalah ia mendirikan pertapaan yang lazim disebut Pertapaan Clairvaux. Di bawah kepemimpinannya, biara ini berkembang pesat dan sangat masyur di seluruh Eropa.
Ada sekitar 70 buah biara baru didirikan selama masa hidupnya. Di mana-mana di seluruh Eropa terdapat banyak biarawan asuhan Bernardus, sehingga Bernardus disebut juga sebagai pendiri kedua Ordo Sistersian (OCSO) setelah Santo Stefanus Harding.
Bernardus sendiri dikenal luas sebagai seorang pewarta, pembawa damai dan penegak kebenara. Ia dengan gigih membela hak Paus Innosensius II (1130-1143) melawan rongrongan Paus tandingan Anakletus pada 1130, menentang pandangan-pandangan salah dari Petrus Abelard III (1145-1153) bekas asuhannya di pertapaan Claivaux.
Bernardus juga diutus ke Jerman dan Prancis untuk berkhotbah menentang ajaran sesat Albigensia. Khotbah-khotbahnya sangat berpengaruh dan tulisan-tulisannya mengilhami mistisisme Abad Pertengahan.
Ketenaran pribadi Bernardus memang bergema di mana-mana. Oleh karena itu, kendati kesehatannya lemah dan sifatnya rendah hati, namun ia ditarik untuk mengemban tugas-tugas di luar biara. Ketika gereja membutuhkan pasukan sukarela untuk mempertahankan Tanah Suci, ia menjelajahi Perancis dan Jerman untuk meyakinkan para bangsawan akan kewajiban mereka mempertahankan makam Kristus di Yerusalem.
Tetapi karya Bernardus yang masih dikagumi hingga kini ialah buku-buku yang ia tulis mengenai pengalaman-pengalaman rohani dan lagu-lagu pujian dengan syair-syairnya yang indah. Bernardus meninggal di Clairvaux.
Ia meninggal dunia pada tahun 1153; dinyatakan ‘kudus’ pada tahun 1174 dan diakui sebagai Pujangga Gereja, bahkan Bapa Gereja terakhir pada tahun 1830 oleh Paus Pius VIII.
Pesan terakhirnya:
"Kita bukan anak malam dan kegelapan! Hiduplah sebagai anak cahaya".
Kata mutiara Santo Bernardus yang terkenal adalah:
"Ia yang tidak memiliki rasa kasih sayang terhadap temannya sendiri telah kehilangan rasa takut akan Tuhan."
2.
MADAH IBADAT BACAAN
Ya Kristus surya abadi
Engkau sudi menerangi
Budi serta hati kami
Dengan cahaya sejati
Engkau mengutus pujangga
Yang suci dan bijaksana
Untuk mengajar dunia
Agar sungguh bahagia
Smoga kami didoakan
Supaya menempuh jalan
Yang menuju kebenaran
Dan menjamin kehidupan
Kabulkanlah doa kami
Ya Allah Bapa surgawi
Bersama Putera dan RohMu
Sekarang serta selalu
Amin
MADAH IBADAT PAGI
Guru abadi Kristus Tuhan kami
Satu-satunya guru bijaksana
Yang menyampaikan sabda kehidupan
Kepada insan
Dengarkan kami Gembala sejati
S’moga Gereja Kauberi cahaya
Supaya rela menyiarkan warta
Kabar gembira
Kauberi kami pujangga teruji
Yang menerangi budi serta hati
Supaya kami lebih menyelami
Kasih ilahi
Semoga ia yang kini berpesta
Menghantar kami ke hidup yg suci
Hingga akhirnya kami bahagia
Di alam baka
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Yesus penebus ilahi
Kami mohon Kaudampingi
Dalam usaha mengabdi
Kepada sesama kami
Sudilah Engkau berkarya
Melalui suka duka
Yang harus kami alami
Dalam kehidupan ini
Sampaikanlah doa ini
Ya Yesus junjungan kami
Kepada Bapa surgawi
Dalam kuasa Roh suci
Amin
DOA
Allah, cahaya kebenaran, santo Bernardus abas sudah Kaunyalakan dengan cinta akan rumahMu, hingga bercahaya gilang gemilang dalam GerejaMu. Semoga berkat doanya kami digelorakan dengan semangat yang sama dan selalu hidup sebagai putera cahaya. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
SKI - JALAN KERAHIMAN
Belas kasihan adalah dasar dari kehidupan Gereja.
Semua kegiatan pastoral gereja hendaklah diwarnai kasih sayang yang diungkapkan kepada umat beriman.
Setiap kotbah dan kesaksian Gereja kepada dunia hendaklah selalu dilengkapi dengan belas kasihan.
3.
St. Bernard of Clairvaux, (1091-1153), is the Saint of the Day.
Bernard was born in Burgundy. The grace of his person and the vigor of his intellect filled his parents with the highest hopes, and the world lay bright and smiling before him when he renounced it forever and joined the monks at Citeaux.
Bernard's holy example attracted so many novices that other monasteries were erected, and the Saint was appointed abbot of that of Clairvaux.
He led his brothers forward, by the sweetness of his correction and the mildness of his rule, to wonderful perfection.
His retirement from the world was continually invaded: the poor and the weak sought his protection; bishops, kings, and popes applied to him for advice.
Bernard died in 1153. His most precious writings have earned for him the titles of the last of the Fathers and a Doctor of the Church.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar