Ads 468x60px

Minggu, 21 Oktober 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 21 Oktober 2018
Hari Minggu Biasa XXIX
Yesaya (53:10-11)
(Mzm 33:4-5.18-19.20-22)
Ibrani (4:14-16)
Markus (10:35-45) Singkat: 10:42-45
“Servite in caritate - Layanilah dalam cinta kasih”
Inilah ajakan Yesus supaya kita bisa menjadi pribadi beriman yang terbesar dan terdahulu: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya" (Mrk 9:35).
Inilah jalan iman yang ditawarkan Yesus kepada kita hari ini, yakni belajar melayani dengan menjadi seperti anak-anak (children) dan bukan bersikap kekanak-kanakan (childish).
Adapun tiga indikasi dasar dari sikap anak-anak supaya kita bisa menjadi orang beriman yang terbesar dan terdahulu, yakni ‘TTS”, antara lain:
1. T = Tulus - dalam mengasihi:
Di tengah dunia yang penuh akal bulus, ketika banyak orang berpola “citius altius fortius – lebih cepat lebih tinggi lebih kuat”, Tuhan malahan mengajak kita mempunyai cinta kasih yang tulus, yang mengedepankan kemurnian hati tanpa banyak intrik, taktik dan aneka konflik. Ia mengharapkan cinta kasih kita adalah cinta kasih yang polos, murni dan tanpa banyak kepentingan terselubung.
2. T = Terbuka - dalam melayani:
Yesus kerap meminta para murid untuk menyambut-Nya seperti Ia menyambut seorang anak kecil, yakni dengan menempatkannya di tengah-tengah mereka. Kalau Yesus menempatkan seorang anak kecil di tengah, itu artinya Ia menjadikan anak itu sebagai pusat perhatian.
Ya, Yesus juga kerap tergambarkan sedang memeluk anak kecil. Tindakan memeluk ini diawali dengan membuka dan merentangkan tangan untuk menyambut orang yang ingin dipeluk. Tangan yang terbuka dan terentang ini sesungguhnya mengungkapkan hati yang terbuka dalam melayani.
Hal ini berarti bahwa kita juga diharapkan membuka hati dengan penuh kasih dan sukacita untuk melayani semua sesama kita, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel.
Dalam diri merekalah, Kristus hadir secara nyata untuk kita peluk, kita kasihi, dan pastinya untuk kita layani.
3. S = Sederhana - dalam mengimani:
"Simple is beautiful - Sederhana itu indah!” Inilah sikap seorang anak kecil pada umumnya. Mereka tidak mempunyai banyak pertanyaan, mudah menerima dan percaya. Bukankah Yesus sendiri datang dan terbaring sebagai anak kecil yang lemah di tempat yang sederhana? Kita bisa melihat dan mengingat Yesus kecil dengan tangan lemah terulur dan terbuka lebar. Ia memohon bantuan orang lain: Aku membutuhkan engkau. Tatapan mata bening dan uluran tangan lembutnya seolah menyapa siapa saja yang memandangnya. Begitu sederhana, bukan?
Pepatah Jawa yang berkata, “Aja Adigang, Adigung, Adiguna - Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti" kiranya tepat untuk membuat kita semakin mau sederhana dan rendah hati di hadapan Tuhan.
“Ada Wayan di kampung Bali - Jadilah pelayan bagi Sang Ilahi.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Servus servorum - Hamba segala hamba."
Inilah semangat Yesus yang juga menjadi semangat dasar kepausan dan seharusnya juga menjadi semangat hidup, "capa/cara pandang, capi/cara pikir- cahi/cara hidup" kita setiap harinya.
Adapun sebagai hambaNya yang siap melayani, ber-"servus servorum", kita diajak memiliki "KRS" yang harus diisi setiap harinya, antara lain:
A."K: Keterbukaan hati":
Seperti sebuah lirik mazmur tanggapan, kita diajak untuk memiliki hati yang terbuka pada segala rencana dan sapaan sederhana Allah, berani mengalami perjumpaan dengan Allah lewat sesama, selalu siap untuk ber-kontak, dibentuk dan dirombak oleh Allah sendiri.
B."R: Rendah hati":
Ia mengajak kita untuk menanggalkan iri dan tinggi hati tapi kenakan semangat rendah hati, bersahaja-miskin di hadapan Tuhan, menjadi "humus" yang menyuburkan, yang siap untuk "menggerakkan" dan tidak malahan "menggerahkan" hidup orang lain.
C."S: Sepenuh hati":
Yesus berkata, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia mereka akan membunuhNya tapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit.” Para murid tidak mengerti dan segan bertanya kepadaNya tentang kata-kata-Nya, tapi para murid tidak pernah segan untuk tetap mengikutiNya. Mereka ingin sepenuh hati menjadi muridNya. Kita diajak untuk tidak setengah hati tp 100% mjd muridNya.
"Cari baju di Taman Sepatan - Mari maju dalam iman dan perbuatan."
2.
Wayne Dyer, seorang penulis terkenal, mengisahkan pengalamannya yang mengesan dalam bukunya “You Will See It When You Believe It”: Dalam perjalanan pulang dari sebuah urusan bisnis, Wayne Dyer menunggu antrian taksi di bandara. Tidak lama kemudian, sebuah taksi hitam mengkilap muncul dan mendekatinya. Sangsopir pun keluar dengan berpakaian rapi, tersenyum dan menyapa ramah lalu membukakan pintu mobil baginya.Sopir itu kemudian memberi sebuah kartu identitas dan berkata, "Nama saya Wally. Sementara saya memasukkan barang bawaan ke bagasi, silakan membaca pernyataan misi saya yang tertulis di balik kartu identitas ini“. Dyer kemudian membaca kartu identitas tersebut dan di sebaliknya tertulis “Misi Wally: Mengantar pelanggan ke tempat tujuan dengan cepat, aman, murah dan nyaman.” Wayne Dyer sangat heran, terutama setelah ia melihat bagian dalam taksi yang sangat bersih dan harum.
Setelah duduk di belakang kemudi, Wally berkata, “Apakah Anda ingin kopi? Saya punya yang biasa, tanpa kafein”. Dyer menjawab “Tidak, saya ingin minuman ringan saja.” Wally berkata, “No problem. Saya punya pendingin dengan Coke biasa dan Diet Coke, air mineral, serta jus jeruk.” Dengan terkagum-kagum, Wayne Dyer berkata “Saya mau Diet Coke saja.” Setelah memberikan sebotol Diet Coke, Wally pun kembali menawarkan, “Jika Anda ingin membaca koran, saya punya The Wall Street Journal, Time, Sports Illustrated danUSA Today." Ketika taksi mulai berjalan, Wally kembali menawarkan radio mana yang ingin didengar. Danternyata masih ada lagi: Wally menanyakan apakah AC nya sudah pas atau belum. Selama perjalanan, Wayne Dyer pun penasaran. “Apakah kau selalu melayani pelanggan seperti ini, Wally?” tanya Dyer. “Baru di dua tahun terakhir ini”, jawab Wally “Sebelumnya, saya banyak mengeluh seperti kebanyakan sopir taksi. Suatu ketika secara tidak sengaja saya mendengar seorang motivator di sebuah stasiun radio yang mengatakan bahwaketika Anda bangun dan mengharap hal buruk terjadi, maka itu hampir pasti terjadi pada hari itu. Maka jangan memulai hari dengan rasa pesimis, mengeluh atau berpikiran negatif. Berhentilah mengeluh! Jangan menjadi bebek melainkan jadilah elang. Bebek hanya mengeluh dan tidak punya inisiatif, hanya mengikuti saja kemana yang lain pergi. Elang dengan gagah perkasa membubung tinggi di angkasa. Pernyataan itu memukul saya.Rasanya ia sedang membicarakan saya. Saya kemudian mengubah sikap dan bertekad memilih untuk menjadi elang. Saya mengamati taksi-taksi lain: mobilnya kotor, sopirnya tidak ramah, akibatnya pelanggan merasa tidak nyaman. Lalu saya memutuskan untuk membuat perubahan sedikit demi sedikit. Ketika pelanggan suka, saya meningkatkannya.”
“Apakah kau sudah merasakan manfaatnya” tanya Dyer. Dengan tersenyum Wally menjawab, "Di tahun pertama saya sebagai elang, penghasilan saya naik dua kali lipat. Tahun ini mungkin menjadi empat kali lipat. Anda beruntung bisa mendapatkan saya hari ini. Saya tak menunggu di pangkalan lagi. Pelanggan saya menelpon.Jika saya tak bisa menjemput mereka sendiri, saya meminta bantuan teman saya.”
Kisah Wally ini sangat inspiratif. Ia dicari dan dibutuhkan karena melayani dengan ikhlas dan penuh kegembiraan serta selalu memberi yang terbaik. Berkah Dalem.
3.
Kutipan Teks Misa.
"Kita harus merangkul/dekat dan ramah kepada semua manusia; tapi apa yang datang dari musuh tidak bisa dan tidak boleh bergabung. Anda tidak dapat menggabungkan Kristus dan Belial (pangeran kegelapan)!" (Kardinal Robert Sarah, Prefek Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata-tertib Sakramen)
Antifon Pembuka (Mzm 17:6.8)
Aku berseru kepada-Mu sebab Engkau mendengarkan daku, ya Allah. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah kata-kataku. Jagalah aku bagaikan biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.
Ego clamavi, quoniam exaudisti me, Deus: inclina aurem tuam, et exaudi verba mea: custodi me, Domine, ut pupilam oculi: sub umbra alarum tuarum protege me.
Mzm. Exaudi Domine iustitiam meam: intende deprecationem meam.
To you I call; for you will surely heed me, O God; turn your ear to me; hear my words. Guard me as the apple of your eye; in the shadow of your wings protect me.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Maharahim, kami bersyukur karena Putra-Mu telah rela menanggung kesalahan-kesalahan kami dan menderita demi keselamatan semua orang. Semoga, Ia senantiasa menjawai kami sehingga kami pun bersedia saling membantu untuk memanggul beban hidup kami masing-masing. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (53:10-11)
"Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban silih, ia akan melihat keturunannya, dan umurnya akan lanjut."
Tuhan berkehendak meremukkan hamba-Nya dengan kesakitan. Tetapi apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban penebus silih, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana karena dia. Sesudah kesusahan jiwanya, ia akan melihat terang dan menjadi puas. Sebab Tuhan berfirman: Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, mi = cis, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 33:4-5.18-19.20-22)
1. Sebab Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan, Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah Penolong kita dan perisai kita! Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (4:14-16)
"Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian."
Saudara-saudara, kita sekarang mempunyai seorang Imam Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do=a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 10:45)
Anak manusia datang untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:35-45) Singkat: 10:42-45
"Anak manusia datang untuk melayani dan untuk memberanikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang."
Sekali peristiwa Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya, "Guru, kami harap Engkau mengabulkan suatu permohonan kami!" Jawab Yesus kepada mereka, "Apa yang hendak Kuperbuat bagimu?" Mereka menjawab, "Perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, seorang di sebelah kanan-Mu dan seorang lagi di sebelah kiri-Mu." Tetapi kata Yesus kepada mereka, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Sanggupkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" Jawab mereka, "Kami sanggup." Yesus lalu berkata kepada mereka, "Memang, kamu harus meminum cawan yang harus Kuminum, dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan atau kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang yang baginya telah disediakan." Mendengar itu, kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil murid-murid-Nya lalu berkata, "Kamu tahu bahwa orang-orang yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tetapi janganlah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Sebab Anak Manusia pun datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami
Renungan
Perikop Injil yang disampaikan kepada kita hari ini mengajak kita untuk melayani. Ini adalah suatu undangan tetapi sekaligus menjadi kewajiban. Yesus mengajak dan mengundang murid-murid-Nya untuk melayani. Dan, sebagai jawaban, orang yang menerima undangan itu akan terikat untuk mewujudkan undangan tersebut dalam praktik hidup. Sikap melayani itu akan terwujud dari kerelaan para murid untuk memberi diri, menolong, berkorban, dan bahkan memberikan nyawa bagi orang lain. Pelayanan sedemikian akan menuntun para murid Yesus untuk mewujudkan misi Yesus yang datang untuk melayani. Seruan Yesus ini sejalan dengan seruan Yesaya dalam Bacaan I hari ini. Yesaya menyuarakan cita-cita Allah yang mesti dihidupi oleh hamba-Nya dengan cara mau menyerahkan diri. Hamba yang mau menyerahkan diri sebagai kurban akan mendapat ganjaran yang menggembirakan, yakni: melihat keturunan, umur lanjut, dikehendaki Tuhan dan menjadi orang yang benar bagi Tuhan. Buah dari cara hidup sedemikian, pada akhirnya akan menjadikan orang beriman sebagai orang yang besar dan terkemuka. Kebesaran itu tidak terutama dirasakan dalam hidup di dunia tetapi akan dirasakan dalam hidup di hadapan Allah. Itulah model panggilan hidup yang kita terima dari Tuhan sebagai konsekuensi dari iman yang kita terima. Maka, undangan untuk menjadi pelayan itu kiranya juga menjadi kewajiban bagi kita sebagai pengikut Yesus. Yesus adalah panutan hidup yang hadir sebagai Imam Agung, sebagaimana diserukan dalam bacaan II hari ini.
Antifon Komuni (Mzm 33:18-19)
Mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang mengharapkan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
Behold, the eyes of the Lord are on those who fear him, who hope in his merciful love, to rescue their souls from death, to keep them alive in famine.
Atau (Mrk 10:45)
Anak Manusia datang untuk memberikan nyawa-Nya memnjadi tebusan bagi banyak orang.
The Son of Man has come to give his life as a ransom for many.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar