HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 03 Oktober 2018
Hari Biasa Pekan XXVI
Ayub (9:1-12.14-16)
(Mzm 88:10bc-11.12-13.14-15)
Lukas (9:57-62)
"Homo Studentes - Makhluk Pembelajar".
Dalam kacamata biblis, kedua belas rasul/para murid Yesus (Simon Petrus dkk) dalam Alkitab berbahasa Inggris, disebut sebagai “disciples”, bukan “students”. Mengapa? Kata ‘disciple’ sendiri berarti “murid yang belajar” (learner). Dan kata “disciple” ini dekat-lekat dengan kata “disiplin” (discipulus).
Dkl: Allah kerap ingin mendisiplinkan kita. Dia melakukan ini dengan menangani keinginan-keinginan daging kita. Dia melakukannya karena kita adalah anak-anakNya. (lbr 12:5-6: “Dan sudah Iupakah kamu akan nasehat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: “Hai anakku, Janganlah anggap enteng didikan Tuhan dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak”).
Mengacu pada bacaan injil hari ini, ada dua indikasi bahwa seorang beriman itu memiliki “kudis-kurang disiplin”, yakni: kurang berkomitmen serta suka menunda-nunda.
1.Orang yang kurang berkomitmen.
Luk 9:61-62 : Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Bila kita amati situasi di atas kita ketemukan bahwa masalah orang ini ialah godaan (“Saya akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi....”). Ketika itu Yesus nampak keras terhadap orang tersebut, tapi perlu kita ketahui bahwa Yesus mengenal hati manusia. Dia mengetahui pikiran di balik kata-kata.
Dengan jelas, hati orang itu bingung karena hal-hal di sekelilingnya, bukan hanya keluarganya. Dia belum sepenuhnya berkata “tidak’ kepada dunia, tetapi masih terus setengah hati dan melihat ke belakang. Dia belum berkata “tidak” kepada hal-hal yang menghalangi jalan untuk melayani Allah.
Ingatlah, bukankah pembajak yang mengagumi benda tetangganya di sawah sebelah tidak akan membajak dengan lurus? Kita tidak akan tetap berada di jalan yang sempit dan lurus, kalau mata kita selalu melihat ke kiri dan ke kanan, bukan? Cepat atau lambat akan tiba saatnya bahwa kita akan menyimpang.
Nah, sebagaimana membajak menuntut perhatian yang tak terbagi dari sang pembajak, demikian juga mengikut Yesus menuntut perhatian yang tak terbagi dari sang murid. Sekali kita memulai tugas kita, kita harus berkomitmen menyelesaikannya.
Komitmen sendiri berarti segera meninggalkan apa yang sedang mereka kerjakan dan mengikuti Yesus. Adalah mungkin bahwa meskipun mereka yakin akan tuntutan Yesus, tetapi mereka tidak bersedia meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus. Seandainya mereka tidak bersedia, mereka tidak menjadi murid-muridNya. Untuk menjadi murid-murid Yesus kita harus memiliki komitmen seperti para rasul. Menolak memberikan semuanya kepada Yesus berarti ada sesuatu yang lain yang kita ikuti yang kita anggap lebih penting daripada Yesus (Luk 14: 26-27).
Dkl: pekerjaan, keluarga, ambisi kita dan bahkan hidup kita sendiri harus menjadi nomor dua setelah komitmen kita kepada Yesus. Ini tidak berarti bahwa kita melalaikan keluarga kita atau melakukan pekerjaan seenaknya sendiri. Yang dimaksudkan ialah bahwa Yesus harus didahulukan.
2. Orang yang suka menunda-nunda.
Luk 9:59-60: “Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."
Orang ini mempunyai problem dalam menentukan skala prioritas. Secara sepintas, nampaknya Yesus agak keras terhadap orang ini. Dalam tradisi Yahudi mengubur bapak itu tanggung jawab anak laki-laki tertua, dan mungkin saja, si murid itu anak lelaki tertua.
Pertanyaannya: Apakah bapaknya sudah mati? Pasti belum. Bapak orang ini mungkin bahkan tidak sakit, mungkin hanya karena tua dan lemah dan anak ini tidak mau melalaikan kewajibannya. Dia merasa dia tidak dapat meninggalkan bapaknya sampai dia meninggal dan tugasnya selesai.
Lalu apa masalahnya? Dia menaruh kekuatiran di hadapan Allah yang menyebabkan dia menunda-nunda dan tidak langsung sigap-bergegas mengikuti Yesus. Contoh sebaliknya, yang paling jelas tentang hal ini adalah panggilan Yesus kepada para muridNya. Kitab Suci berkata, “mereka segera meninggalkan jala mereka dan mengikut Dia”. (Mat 4: 20).
Bagaimana dengan kita?
"Cari bantal di Kramat Jati - Mari total ikuti Tuhan sampai mati."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Kalau kau setia mendaraskan Rosario, ini adalah tanda meyakinkan akan keselamatan abadimu.
+ Alan de la Roche
A.
MADAH HARIAN PAGI
(Rabu, 3 Oktober 2018)
Mari kita putra terang
Tampil maju dan berjuang
Diresapi s’mangat Kristus
Jadi abdi dengan tulus.
Jangan lupa mohon Tuhan
Agar kita diarahkan
Pada tujuan sejati
Setia sepanjang hari.
Allah cahaya sejati
Sinarilah hati kami
Agar mampu memantulkan
Kristus terang kehidupan.
Terpujilah Allah Bapa
Terpujilah Allah Putra
Bersama Roh Kudus pula
Sekarang dan selamanya. Amin.
DOA
Ya Tuhan, sinarilah kiranya hati kami dengan terang cahaya-Mu. Semoga kami tetap mengikuti jalan perintah-Mu, dan tak pernah menyimpang dari padanya. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
B.
"WWF - WALK WITH FRANCIS"
Pada hari Selasa 2 Oktober 2018, Vatikan mengumumkan bahwa pada hari Minggu, 14 Oktober 2018 pukul 10.15 waktu setempat akan diadakan Misa kanonisasi tujuh orang beato/beata di Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Mereka yang akan dikanonisasi adalah:
1. Paulus VI (Giovanni Battista Montini), Paus
2. Oscar Arnulfo Romero Galdámez, Uskup Agung San Salvador, martir
3. Francesco Spinelli, imam diosesan, pendiri Institut Suster Pengabdi Sakramen Mahakudus
4. Vincenzo Romano, imam diosesan
5. Maria Katharina Kasper, perawan, pendiri Institut Pelayan Yesus Kristus yang Miskin
6. Nazaria Ignacia de Santa Teresa de Jesús (terlahir : Nazaria Ignacia March Mesa), pendiri Kongregasi Bala Tentara Salib Misioner Gereja
7. Nunzio Sulprizio, seorang awam muda berkebangsaan Italia. (PS)
C.
INSPIRASI PAGI LBI
Menjadi pengikut Yesus itu tidak mudah. Saya teringat pada perjalanan panggilan saya sebagai seorang suster. Ketika lulus SMA, ayah dan ibu saya memiliki mimpi besar untuk melihat saya menjadi orang sukses. Jalannya adalah dengan studi lanjut di perguruan tinggi seperti kakak-kakak saya. Namun, saya malah meminta izin untuk masuk biara. Untuk mereka, ini sangat berat. Sebagai keluarga Batak yang memiliki tujuh putra dan dua putri, di mana seorang putrinya sudah terlebih dahulu masuk biara, tentu mereka merasa berat kalau satu-satunya putri yang tinggal juga memilih jalan yang sama. Berbagai alasan dikemukakan orang tua untuk mencegah saya masuk biara. Namun, pada akhirnya mereka membiarkan saya berangkat untuk memenuhi keinginan dan cita-cita saya.
Hidup membiara ternyata tidak mudah untuk dijalani. Banyak tantangan dan kesulitan menghadang saya, misalnya untuk menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan biara, menyesuaikan diri dengan rekan-rekan yang berasal dari berbagai latar belakang, juga untuk mengatasi segala godaan yang datang dari dalam dan luar diri. Apakah saya pernah memiliki keinginan untuk keluar dari biara? Pernah. Apakah orang tua pernah berusaha untuk mempengaruhi saya agar keluar dari biara? Pernah. Namun, entah bagaimana cara Tuhan mendampingi saya, pada akhirnya saya mampu memutuskan untuk mengikrarkan kaul kekal. Sejak saat itu, orang tua dengan rela melepaskan saya. Mereka mendukung dan mendoakan saya agar setia seumur hidup.
Bacaan Injil hari ini berbicara tentang mengikut Yesus. Tentang hal ini setidaknya dinyatakan tiga hal.
Pertama, mengikut Yesus berarti harus siap untuk tidak mempunyai tempat meletakkan kepala. Biasanya, kalau kita merasa sangat lelah karena berbagai pekerjaan harian, satu-satunya hal yang kita rindukan adalah tempat di mana kita bisa merebahkan diri dan meletakkan kepala untuk mendapatkan kenyamanan. Yesus menyatakan bahwa untuk mengikut Dia, kita harus siap melepaskan kenyamanan-kenyamanan kita. Melepaskan kenyamanan berarti harus siap dan mampu bertahan dalam keadaan yang paling sulit sekalipun. Yesus mengatakan hal ini sebagai suatu syarat, sebab sering kali orang begitu menggebu-gebu untuk mengikut Dia, tetapi cepat mundur dan menyerah saat menghadapi tantangan. Yesus menginginkan kita menjadi pengikut yang tangguh dan militan, yang tidak mudah menyerah dalam setiap kesulitan dan tantangan.
Kedua, mengikut Yesus berarti harus siap untuk pergi dan memberitakan Kerajaan Allah di mana-mana. Tugas kita sebagai pengikut Yesus adalah pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Kerajaan Allah. Pelaksanaan tugas ini tidak boleh ditunda. Kapan saja diminta, kita harus berangkat saat itu juga. Untuk menekankan hal tersebut, Yesus sampai berkata, “Biarlah orang mati menguburkan orang mati,” sebagai tanggapan terhadap orang yang meminta izin untuk menguburkan ayahnya terlebih dahulu. Dengan itu, Ia mau mengatakan, ketika Tuhan memanggil kita untuk mengikut diri-Nya, jangan pernah menundanya dengan alasan apa pun.
Ketiga, mengikut Yesus berarti harus siap untuk membajak dan tidak menoleh ke belakang. Yesus menginginkan pengikut-Nya untuk fokus pada panggilan dan pada tanggung jawab yang diberikan. Saya jadi teringat pada alasan mengapa dulu kerudung para suster dibuat sedemikian rupa sehingga menutupi sebagian wajah dari atas, samping kiri dan kanan. Tujuannya adalah agar para suster tidak melihat ke kiri dan kanan. Mereka harus fokus memandang ke depan, berjalan lurus, dan mengarahkan hati kepada Tuhan dengan berkonsentrasi melakukan tugas-tugasnya. Inilah juga yang diinginkan Yesus dari kita. Banyak godaan yang bisa membuat kita tidak fokus pada panggilan Tuhan, termasuk kenangan-kenangan masa lalu yang sudah kita lewati. Hal ini tentu akan mengurangi energi dan konsentrasi kita untuk berjuang menghadapi tantangan di masa depan. (GS).
D.
KUTIPAN TEKS MISA.
“Hendaklah tetap teguh tak tergoyahkan dalam imanmu dan berdiri di sisi kebenaran.” (St. Polikarpus)
Antifon Pembuka (Mzm 88:10bc.14)
Sehari-hari aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan, kepada-Mu kutadahkan tanganku. Aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan, pagi-pagi doaku membumbung ke hadapan-Mu.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakudus, di hadapan-Mu tiadalah orang yang memiliki wewenang, sebab segala sesuatu yang ada pada kami seluruhnya Engkaulah yang memberi. Semoga kami selalu penuh rasa syukur atas segala penyelenggaraan-Mu demi kehidupan kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Kepada Bildad Ayub mengungkapkan imannya kepada Allah. Bagi Ayub, Allah adalah Pribadi yang penuh kuasa dan tak tertandingi. Tak ada satu makhluk pun yang dapat melawan Dia. Sikap manusia yang tepat adalah tunduk kepada-Nya.
Bacaan dari Kitab Ayub (9:1-12.14-16)
"Masakan manusia benar di hadapan Allah?"
Ayub berkata kepada Bildad sahabatnya, "Sungguh, aku tahu, bahwa beginilah adanya: masakan manusia benar di hadapan Allah? Jika ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya. Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat bersikeras melawan Dia, dan tetap selamat? Dialah yang memindahkan gunung-gunung tanpa diketahui orang, yang menjungkir-balikkannya dalam murka-Nya. Ia menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang. Ia memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai. Seorang diri Ia membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut. Ia menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan. Dialah yang melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak terduga, dan keajaiban-keajaiban yang tidak terbilang banyak. Apabila Ia melewati aku, aku tidak melihat-Nya, dan bila Ia lalu, aku tidak tahu. Apabila Ia merampas, siapa akan menghalangi-Nya? Siapa akan menegur-Nya, 'Apa yang Kaulakukan?' Bagaimana mungkin aku dapat membantah Dia, dan memilih kata-kata di hadapan Dia? Walaupun benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasih kepada yang mendakwa aku. Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga doaku sampai ke hadirat-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 88:10bc-11.12-13.14-15)
1. Aku telah berseru kepada-Mu, ya Tuhan, sepanjang hari, aku telah mengulurkan tanganku kepada-Mu. Adakah Engkau melakukan keajaiban di hadapan orang-orang mati? Masakah jenazah mereka bangkit untuk bersyukur kepada-Mu?
2. Dapatkah kasih-Mu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaan-Mu di tempat kebinasaan? Diketahui orangkah keajaiban-keajaiban-Mu dalam kegelapan, dan keadilan-Mu di negeri kealpaan?
3. Tetapi aku ini, ya Tuhan, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu. Mengapa, ya Tuhan, Kaubuang aku? Mengapa Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 3:8-9)
Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, agar aku memperoleh Kristus dan bersatu dengan-Nya.
Mewartakan Injil Kerajaan Allah sebagai pengikut Yesus adalah sesuatu yang penting dan mendesak; lebih penting daripada kewajiban suci dari hukum, yakni mengubur orang mati. Maka, seorang pengikut Yesus perlu belajar melakukan sesuatu berdasarkan prioritas.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:57-62)
"Aku akan mengikuti Engkau ke mana pun Engkau pergi."
Sekali peristiwa, ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan, datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus, “Aku akan mengikuti Engkau, ke mana pun Engkau pergi.” Yesus menjawab, “Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Lalu kepada orang lain Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Berkatalah orang itu, “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus menjawab, “Biarlah orang mati mengubur orang mati; tetapi engkau, pergilah, dan wartakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Seorang lain lagi berkata, “Tuhan, aku akan mengikuti Engkau, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata, “Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Menjadi seorang Kristen merupakan sebuah anugerah dari Allah dan sekaligus perlu disertai dengan komitmen untuk mengikuti Yesus secara total dalam hidup. Untuk mengikuti-Nya, orang harus senantiasa meninggalkan cara pikir dan kelekatannya dengan hal-hal duniawi serta menyelaraskan hidupnya dengan kehendak Allah sendiri. Inilah yang perlu terus-menerus diperjuangkan oleh seorang Kristiani. Bagi Ayub, tidak ada pilihan di hadapan Allah selain mengikuti-Nya, sebab Allah itu bijak dan kuat. Ia melakukan karya-karya yang mengagumkan. Berbahagialah orang yang senantiasa menyandarkan hidup kepada Allah, sebab mereka akan didengarkan oleh-Nya!
Antifon Komuni (Mrk 10:45)
Putra Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.
E.
ST. FRANSISKUS ASISI (1181-1226).
Santo Fransiskus adalah pendiri Ordo Fransiskan dan ikut mendirikan Ordo Claris bersama St Clara.
Ordo Fransiskan (O.F.M = Ordo Fratrum Minorum = Saudara Dina) yang didirikan oleh St. Fransiskus Asisi yang dengan mottonya "Pax et Bonum = Damai dan Kebaikan" ini sendiri hadir dan menjawab panggilan ilahi dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dengan semangat persaudaraan, ketaatan, kemiskinan, dan kesucian.
Semangat St. Fransiskus yang disadari dan diteruskan setiap biarawan Fransiskan hingga kini adalah pertobatan dan pewartaan kabar gembira ke seluruh dunia/missionaris, dengan pelayanan dan karya di tengah masyarakat.
Meskipun memilih untuk tidak ditahbiskan sebagai imam, Santo Fransiskus adalah salah satu Orang Kudus Gereja yang paling dihormati serta menginspirasi banyak kelompok dan kota, termasuk pecinta lingkungan hidup / Green Peace, kota San Fransisco, USA dan menjadi pelindung Paus yang sekarang bertahta (Jorge Mario Bergloglio memilih nama pontifikatnya dengan nama Paus Fransiskus).
Rasa hormat yang diberikan kepada St. Fransiskus terutama disebabkan oleh kehidupan pelayanannya, ajaran dan desakannya akan praktek kemiskinan total, dan teladan kerendahan hatinya yang besar.
Santo Fransiskus pernah mendapat penglihatan akan Yesus yang memintanya untuk "memulihkan" Gereja-Nya, dan adalah orang pertama yang mendapat stigmata luka-luka Yesus pada tubuhnya.
Tanpa keraguan, ia adalah seorang suci yang hidup dengan menjalankan Injil yang benar secara keras, walaupun pada masa sekarang, ia sering digambarkan sebagai seorang rahib yang lemah lembut.
Santo Fransiskus juga terkenal atas rasa cintanya terhadap kedamaian, keharmonisan alam dan juga kepada hewan-hewan.
Ia adalah pelindung mereka yang meninggal dalam kesendirian, perdamaian, pelindung binatang dan ekologi, dan pelindung keluarga.
Santo Fransiskus meninggal sambil menyanyikan mazmur pujian pada tanggal 3 Oktober 1226. Ia dinyatakan sebagai Orang Kudus pada tahun 1228 oleh Paus Gregorius IX, dan pestanya dirayakan pada setiap tanggal 4 Oktober.
Beberapa tokoh Fransiskan yang terkenal, antara lain; St. Antonius dari Padua, St. Bonaventura, St. Clara Asisi, St Padre Pio, St. Maximillian Kolbe.
1.
NOVENA UNTUK MEMOHON PERTOLONGAN MELALUI PERANTARAAN ST. FRANSISKUS.
HARI KE-1
Amal bakti :
Tunjukkan kerendahan hati Anda dengan melakukan perbuatan baik kepada seseorang hari ini.
Doa :
“Ya Tuhan, datanglah menolongku.”
Bapa Surgawi, Engkau Mahatahu segala sesuatu dan tidak ada yang tersembunyi daripadaMu.
Dalam belas kasihan dan kebaikanMu, dan melalui perantaraan Santo Fransiskus, datanglah menolongku dalam kesulitanku saat ini dan kabulkanlah permohonanku ini...(sebutkan permohonan). Amin.
Dilanjutkan dengan DOA DAMAI St. Fransiskus.
DOA DAMAI
TUHAN, JADIKAN AKU PEMBAWA DAMAI
Bila terjadi kebencian,
Jadikanlah aku pembawa cinta kasih.
Bila terjadi penghinaan,
Jadikanlah aku pembawa pengampunan.
Bila terjadi perselisihan,
Jadikanlah aku pembawa kerukunan.
Bila terjadi kebimbangan,
Jadikanlah aku pembawa kepastian.
Bila terjadi kesesatan,
Jadikanlah aku pembawa kebenaran.
Bila terjadi kecemasan,
Jadikanlah pembawa harapan.
Bila terjadi kesedihan,
Jadikanlah aku sumber kegembiraan.
Bila terjadi kegelapan,
Jadikanlah aku pembawa terang.
Tuhan,
Semoga aku lebih menghibur daripada dihibur,
Memahami daripada dipahami,
Mencintai daripada dicintai.
Sebab dengan memberi aku menerima,
Dengan mengampuni aku diampuni,
Dengan mati suci aku bangkit lagi,
Untuk hidup selama-lamanya.
Amin.
-------------
HARI KE-2
Amal bakti :
Melihat dan menyadari penderitaan Kristus dalam diri seseorang di sekitar Anda, hari ini.
Doa :
“Dengarkanlah aku ya Tuhan, dan kasihanilah aku.”
Bapa di surga, cintamu kepada kami tidak pernah terputus meskipun atas banyak pelanggaran dan kegagalan kami.
Tunjukkanlah belas kasihanmu kepadaku dalam kesulitanku ini... (sebutkan permohonan), melalui perantaraan Santo Fransiskus dan demi Kristus, Juruselamat kami, kasihanilah aku. Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
------------
HARI KE-3
Amal bakti :
Sepanjang hari ini, berilah perhatianmu kepada Allah.
Doa :
“Tuhan, janganlah jauh dari aku.”
Bapa yang penuh kasih, Engkau tidak jauh dari kami, karena di dalam Engkau sajalah kami hidup, bergerak dan memiliki keberadaan kami.
Tingkatkan kesadaranku akan kehadiranMu selalu dan melalui perantaraan Santo Fransiskus, penuhilah kebutuhanku yang mendesak ini...(sebutkan permohonan). Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
-----------
HARI KE-4
Amal bakti :
Pikirkanlah bagaimana Anda bisa melakukan kehendak Tuhan pada hari ini.
Doa :
“Tunjukkanlah jalan-jalanMu kepadaku, ya Tuhan.”
Bapa Yang Mahakuasa, cara dan tujuanMu sering kali Kau sembunyikan dari kami.
Bimbinglah aku sekarang, dan melalui perantaraan Santo Fransiskus dari Assisi, kumohon kepadaMu dalam kesedihanku, dan oleh kuasa-Mu, beri tahulah aku kehendak-Mu dalam kebutuhan khususku ini... (sebutkan permohonan. Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
----------
HARI KE-5
Amal bakti :
Lakukanlah kebaikan kepada orang(-orang) yang tidak Anda sukai hari ini, dan persembahkanlah itu kepada Tuhan.
Doa :
“Ya Tuhan lindungilah orang-orang yang mengharapkan perlindunganMu.”
Di dalam Engkau, ya Bapa Surgawi, dengan yakin kutempatkan kepercayaanku.
Pada tanganMu, kutinggalkan semua kecemasanku, dengan keyakinan akan penjagaanMu kepadaku.
Melalui perantaraan Santo Fransiskus dari Assisi, aku menunggu bantuan dariMu untuk penderitaanku saat ini... (sebutkan permohonan). Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
---------
HARI KE-6
Amal bakti :
Hari ini, buanglah pikiran –pikiran buruk dari akal budi, dan buanglah kata-kata buruk dari mulut Anda.
Doa :
“Ya Tuhan, janganlah menghukumku dengan murka-Mu.”
Bapa yang pengasih, Engkau tahu kelemahan dan ketidaktaatanku. Namun, Engkau selalu siap untuk mengampuni dan mengasihaniku dalam setiap masalahku.
Dalam nama Kristus dan melalui perantaraan Santo Fransiskus dari Assisi, datanglah cepat untuk membantuku... (sebutkan permohonan). Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
-----------
HARI KE-7
Amal bakti :
Meniru teladan Yesus dan Santo Fransiskus, berbuat baiklah kepada orang yang tidak menyukai Anda, hari ini.
Doa :
“Tuhan adalah benteng pada masa kesusahan.”
Bapa di Surga, Engkau tidak pernah menolak orang-orang yang mencari pertolonganMu dan selalu siap untuk menghibur orang-orang yang berduka.
Melalui perantaraan Santo Fransiskus dan atas nama Kristus, aku memohon kepadaMu untuk mengasihani aku atas kebutuhanku ini...(sebutkan permohonan), dan untuk menyelamatkanku dari segala penderitaan. Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
---------
HARI KE-8
Amal bakti :
Bantulah seseorang yang Anda tahu memerlukan pertolongan dan support dari Anda hari ini.
Doa :
“Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati.”
Bapa Surgawi, cepatlah menanggapi kesedihan kami.
Di dalam kesusahanku, aku memanggil Engkau untuk mendengar dan menjawab doaku... (sebutkan permohonan). Di dalam Engkau, ya Tuhan, aku akan terus percaya, apapun yang terjadi.
Kumohonkan ini dalam nama Kristus dan melalui perantaraan Santo Fransiskus dari Asisi. Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
-----------
HARI KE-9
Amal bakti :
Dalam rasa syukur, jadilah seorang yang baik hati, hari ini.
Doa :
“Tuhan akan membebaskanku dan menyelamatkanku karena Dia mencintaiku.”
Bapa yang agung, aku berterima kasih kepadaMu setiap hari atas kebaikan dan belas kasihMu kepadaku.
Dengan bantuanMu, aku akan memuji kebaikanMu dalam segala permasalahanku.
Tolonglah aku sekarang, supaya dengan setia aku mengikuti Kristus Juruselamatku, dan dalam persahabatan dan perantaraan Santo Fransiskus dari Assisi, kabulkanlah permintaanku...(sebutkan permohonan). Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI.
2.
DOA NOVENA KEPADA ST. FRANSISKUS ASSISI
(Sama untuk 9 hari)
Santo Fransiskus yang agung,
yang dengan sukarela meninggalkan semua kenyamanan dan kekayaan keluargamu untuk mengikuti dengan lebih sempurna kehidupan kemiskinan dan pengabdian Yesus Kristus;
Kami mohon, dapatkanlah bagi kami, kerelaan merendahkan diri di dalam semua hal di dunia ini, supaya kami boleh mendapatkan hal-hal abadi surgawi.
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.
Santo Fransiskus yang agung,
yang sepanjang perjalanan hidupmu terus-menerus menangisi kesengsaraan Sang Penebus, dan berusaha dengan tekun untuk menyelamatkan jiwa-jiwa;
Kami mohon, dapatkanlah bagi kami, anugerah untuk terus menangisi dosa-dosa kami, yang dengannya kami telah menyalibkan Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kami dapat terhitung di antara orang-orang yang mendapat berkat belas kasih-Nya yang kekal selamanya.
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.
Santo Fransiskus yang agung,
yang mencintai penderitaan dan Salib Yesus di atas segalanya; yang dengan pantas boleh menanggung stigmata ajaib di dalam tubuhmu, yang dengannya engkau menjadi saksi hidup Yesus Kristus yang tersalib;
Kami mohon, berolehkan bagi kami anugerah untuk memaknai pengorbanan Kristus, di dalam tubuh kami, supaya suatu hari nanti, kami boleh menerima penghiburan yang dijanjikan kepada semua orang yang sekarang menangis.
“Jika kita mati bersama Yesus, kita juga akan hidup bersama Dia,” kata para Rasul.
“Jika kita menderita, kita juga kelak akan memerintah bersamaNya.”
Doakanlah kami ya Santo Fransiskus, supaya kami berolehkan rahmat dan pertolongan yang kami mohonkan dalam Novena ini.
Doakanlah kami secara istimewa, supaya kami beroleh rahmat ketekunan, kematian yang suci, dan kehidupan kekal.
Bapa Kami...
Salam Maria...
Kemuliaan... (5 x)
3.
LITANI SANTO FRANSISKUS ASISI
Tuhan, kasihanilah kami
Kristus, kasihanilah kami
Tuhan, kasihanilah kami
Kristus, dengarkanlah kami
Allah Bapa di Surga, kasihanilah kami
Allah Putra Penebus dunia, kasihanilah kami
Allah Roh Kudus, kasihanilah kami
Tritunggal Mahakudus, Allah Yang Mahaesa, kasihanilah kami
Maria Tersuci yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami
Maria Tersuci pelindung Ordo Santo Fransiskus, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pemimpin terhormat, doakanlah kami
Santo Fransiskus, yang amat bijaksana, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembenci keduniawian, doakanlah kami
Santo Fransiskus, teladan pertobatan, doakanlah kami
Santo Fransiskus, penakluk kejahatan, doakanlah kami
Santo Fransiskus, peniru Sang Penyelamat, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembawa luka-luka Kristus, doakanlah kami
Santo Fransiskus, yang menyerupai karakter Yesus, doakanlah kami
Santo Fransiskus, teladan kemurnian, doakanlah kami
Santo Fransiskus, citra kerendahan hati, doakanlah kami
Santo Fransiskus, yang berlimpah rahmat, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembaharu ajaran, doakanlah kami
Santo Fransiskus, penyembuh yang sakit, doakanlah kami
Santo Fransiskus, tonggak pilar Gereja, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembela iman, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pemenang bagi Allah, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembela anak-anak Allah, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pelindung yang kuat, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pemersatu umat Tuhan, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pentobat mereka yang sesat, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pendukung kaum lemah, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembangkit yang meninggal, doakanlah kami
Santo Fransiskus, penyembuh sakit lepra, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembela kami, doakanlah kami
Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami
Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, dengarkanlah kami
Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami
Doakanlah kami, O Bapa terberkati Santo Fransiskus
Supaya kami dapat menikmati janji Kristus.
Marilah berdoa :
Ya Tuhan Yesus Kristus,
Engkau yang; ketika dunia ini menjadi dingin, mengobarkan kembali di dalam hati kami; api cinta kasih, dengan menjejakkan tanda suci kesengsaraanMu pada tubuh yang terberkati Bapa Fransiskus dari Asisi.
Dengan penuh belas kasih, karuniakanlah kepada kami, demi jasa dan doa-doanya, kami boleh berteguh di dalam memanggul salib kami sendiri dan boleh memperoleh buah-buah yang pantas dari pertobatan, sebab Engkaulah Allah yang hidup dan berkuasa untuk selama-lamanya. Amin.
4.
Mohon Bantuan Doa St Fransiskus Asisi.
Santo Fransiskus terkasih, yang dulu duniawi dan hidup sia-sia, dan lalu, menjadi rendah hati dan miskin demi Yesus; dengan kasih yang berkobar bagi sang Tersalib, yang menyatakan Diri-Nya dalam tubuhmu dengan tanda Luka-luka Tersuci Yesus.
Di abad yang sensual dan egois ini, betapa terlebih lagi kami membutuhkan rahasiamu yang menarik tak terhitung banyaknya laki-laki dan peremuan untuk meneladanimu.
Ajarilah kami juga kasihmu yang besar kepada kaum miskin papa dan kesetiaanmu yang tak tersangkal kepada Kristus dengan meneladanimu. Amin.
5.
Doa Di Depan Salib - Doa pertama St Fransiskus Asisi
Allah yang mahatinggi dan penuh kemuliaan,
tcrangilah kegelapan hatiku
dan berilah aku
IMAN yang benar,
pengHARAPAN yang teguh,
dan KASIH yang sempurna;
Berilah aku, ya Tuhan,
perasaan yang peka
dan budi yang cerah,
agar aku mampu melaksanakan perintah-Mu
yang kudus dan takkan menyesatkan. Amin.
Doa pertama yang disusun oleh Fransiskus ini cukup singkat. Tanggal penyusunannya diperkirakan sekitar tahun 1205 / 1206, pada waktu Fransiskus masih mencari-cari tahu mengenai panggilannya dan berjuang melawan berbagai godaan dan keragu-raguan.
Doa ini dinamakan juga “doa pertobatan Fransiskus”, namun hal itu tidak berarti bahwa doa tersebut disusun pada saat pertobatannya. Orang kudus ini telah menghaturkan doa-doa dengan cara yang sama sebelum dia menyusunnya seperti kita kenal sekarang.
Yang pasti, "Doa di depan Salib” inilah doa pertama yang disusun Fransiskus, sedangkan doa terakhir Fransiskus yang masih terpelihara bagi kita sampai hari ini adalah “Nyanyian Saudara Matahari”.
Adapun naskah-naskah Latin yang memuat doa itu memberikan catatan, bahwa doa itu diucapkan oleh Fransiskus di depan salib (ikon) Yesus di gereja San Damiano, ketika dari salib datang suara kepadanya: “Fransiskus, pergilah, perbaikilah rumahku … "
Aslinya Fransiskus menghaturkan doa ini kepada Allah dalam bahasa Italia kuno pada zamannya (dialek Umbria). Doa ini dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi di gereja San Damiano, sebuah peristiwa rahmat yang pasti memberikan kesan khusus dan mendalam bagi Fransiskus. Peristiwa itu sendiri dilaporkan oleh Beato Thomas dari Celano, Santo Bonaventura dan “Kisah Tiga Sahabat”.
Teks doa dalam bahasa Italia kuno ini juga masih dapat dilihat dalam sebuah manuskrip yang disimpan di Oxford. Disitu pula kita dapat temukan catatan-catatan sehingga doa ini segera diterjemahkan ke dalam bahasa Latin agar menjadi "lebih bermanfaat" dalam arti dapat dipahami di seluruh dunia.
Teks doa itu sendiri pun memberikan dasar bagi keotentikannya. Tiga keutamaan ilahi, yaitu "HIK - HARAPAN IMAN KASIH" yang kental dalam doa ini merupakan pokok yang dibahas secara panjang lebar oleh para pengarang abad pertengahan dan periode sebelumnya (Agustinus, Petrus Lombardus).
LATAR BELAKANG.
Sudah cukup lama Fransiskus tidak seperti biasanya, yang dulunya adalah seorang laki-laki muda yang senang bergaul, seorang pemimpin kaum muda di kota Assisi yang memiliki sifat ceria dan selalu kelihatan riang gembira.
Sekarang dia berjalan dengan gontai karena banyak pikiran, bahkan mimpi buruk sering mengganggu tidurnya. Dia tidak tahu apa dengan tepat apa yang dia ingin lakukan dengan hidupnya, apa yang sedang terjadi dengan dirinya atau apa yang salah dengan dirinya.
Hanya satu hal saja yang jelas bagi dirinya: impian-impiannya untuk menjadi seorang ksatria telah punah, dan dia belum menemukan kebahagiaan yang dikejar-kejarnya sebagai seorang ksatria-pejuang.
Dipenjarakannya Fransiskus di Perugia dan penyakit yang diakibatkan oleh pemenjaraan dirinya itu, telah membuatnya menjadi seorang yang introvert, dan suka termenung-menung tidak seperti biasanya.
Di atas semua ini, suasana rumah tangga Bapak Pietro Bernardone sama sekali tidak menunjang. Di satu sisi ada Fransiskus yang tidak mau menuruti rencana ambisius sang ayah bagi dirinya. Di sisi lain, Pietro Bernardone sang usahawan yang memiliki aspirasi-aspirasi sosial, merasa kaget dan marah sekali terhadap sikap puteranya, yang dipandangnya tidak mampu mengambil keputusan dan tidak memiliki ambisi sama sekali.
Pada kenyataannya, pada waktu itu praktis Fransiskus telah memisahkan diri dari keluarganya. Dia tidak berniat untuk mencoba sedikit pun apa yang diinginkan oleh ayahnya.
Sebaliknya dia mencari tempat-tempat yang sunyi agar dapat berkomunikasi dan menyatu dengan Allah dalam doa-doanya. Dia menghindar dari teman-temannya dan akhirnya dia hidup bersama para penderita kusta.
Disanalah, di tengah-tengah orang-orang yang tersisihkan dari masyarakat, Fransiskus mengalami suatu pembalikan sikap dan perilaku secara total dan lengkap.
Dalam wasiatnya orang kudus ini mengatakan:
“Ketika aku dalam dosa, aku merasa amat muak melihat orang kusta. Akan tetapi Tuhan sendiri menghantar aku ke tengah mereka dan aku merawat mereka penuh kasihan. Setelah aku meninggalkan mereka, apa yang tadinya terasa memuakkan, berubah bagiku menjadi kemanisan jiwa dan badan; dan sesudahnya aku sebentar menetap, lalu aku meninggalkan dunia” (Was 1-3).
Dahulu dia bereaksi negatif bila bertemu dengan orang kusta, sekarang berubah menjadi belarasa. Yang dahulu memuakkan, sekarang menjadi sesuatu yang menyenangkan. Yang dahulu ditolak olehnya dengan sikap angkuh, sekarang dirawatnya dengan penuh kelembutan karena dia sungguh menemukan sukacita yang luarbiasa besar dalam melayani para penderita kusta itu.
Ketika pada akhirnya dia telah mampu mengatasi rasa jijiknya lalu merangkul seorang kusta, Fransiskus pun menemukan dirinya sendiri, dirinya yang baru, dan menemukan berbagai kemungkinan di dalam dirinya yang tak pernah dimimpi-mimpikan olehnya sebelum itu.
Pada waktu memandang masa depan yang masih remang-remang, Fransiskus sekilas menangkap adanya sesuatu yang menunggu dia, yang berbeda sekali dengan perang dan perdagangan, meskipun dia belum dapat memastikan apa kiranya “sesuatu” itu.
Namun yang terpenting adalah, bahwa dirinya sekarang sudah terbuka lengkap dan total dan siap untuk mengubah cara hidupnya. Peristiwa-peristiwa yang baru dialaminya telah memberikan kepadanya standar-standar penilaian baru, nilai-nilai baru yang belum pernah dipikirkannya dengan serius sebelumnya, bahkan yang dibencinya karena terasa jijik.
Dengan kata lain dia telah menemukan Allah dan para penderita kusta; dan penemuan tersebut begitu mengubah dirinya, sehingga sekarang dia mungkin memiliki semacam perasaan awal bahwa dia sedang dipanggil untuk suatu kehidupan yang lebih tinggi. Dalam hatinya Fransiskus sudah berubah sama sekali.
Pada suatu hari dia berjalan di dekat gereja San Damiano, yang nyaris runtuh dan telah ditinggalkan setiap orang. Dibimbing oleh Roh dia masuk ke dalam untuk berdoa dan dia bersujud dengan penuh bakti di depan Salib Kristus. Secara luar biasa dia terkesan oleh pengalaman tak biasa ini, dan dia merasa lain sama sekali daripada ketika dia memasuki gereja itu.
Di dalam keadaan itu tiba-tiba – hal mana belum pernah terdengar sejak berabad-abad, – gambar Kristus yang tersalib menggerakkan bibirnya dan berbicara kepadanya.
Gambar di salib itu memanggil namanya dan berkata: “Fransiskus, pergilah dan perbaikilah rumah-Ku, yang kaulihat sudah roboh seluruhnya ini.”
Fransiskus amat terkesima, gemetar dan bicara menggagap seperti seorang tidak waras. Ia menyiapkan dirinya untuk untuk taat dan memberikan dirinya secara penuh untuk melaksanakan perintah ini.
“Dia memberikan dirinya secara penuh untuk melaksanakan perintah ini …” Dalam kata-kata yang digunakan oleh Thomas dari Celano ini kita dapat melihat suatu allusi terhadap doa yang sedang kita pelajari saat ini, di mana Fransiskus juga menyebutkan sebuah “perintah”. Apa pun yang terjadi, narasi Thomas dari Celano menggambarkan dengan tepat konteks dalam mana kita harus menempatkan doa ini.
Bersama doa-doa Fransiskus lainnya, “Doa di depan Salib” ini bisa sampai ke tangan kita lewat beberapa manuskrip kuno yang menunjukkan bahwa Santo Fransiskus sering mendoakan doa ini dengan menggunakan bahasa Italia, dan dia juga mengajarkan para saudaranya untuk mendoakan doa yang sama.
PRAKTEK DOA FRANSISKUS.
Bagaimana Fransiskus berdoa? Metode doanya? Di mana dia berdoa? Kapan saja dia berdoa? Bentuk-bentuk doa seperti apa yang digunakannya?
Fransiskus pastinya banyak berdoa, misalnya pada saat menghadapi krisis dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan Ordo-nya. Dia berdoa dengan lebih bersungguh-sungguh pada hari-hari pesta gerejawi dan selama masa pertobatan seperti Adven dan Prapaskah. Dia berdoa dengan sangat intens sebelum berkhotbah kepada umat dan juga pada saat-saat menanggung penderitaan.
Dimana Fransiskus berdoa? Dia senang sekali berdoa di tempat-tempat yang sunyi: di gua-gua, di tengah hutan, atau di daerah pegunungan yang tinggi. Namun dia juga suka berdoa di gereja-gereja, teristimewa doa Ofisi Ilahi (Ibadat Harian/Brevir) dengan para saudaranya.
Fransiskus juga suka berdoa di tengah-tengah warga kota biasa atau para petani di ladang-ladang di luar kota, di mana saja kiranya dia sedang berada. Kadangkala dia berdoa dengan bersembah sujud di tanah, namun dia juga suka berdoa sambil berlutut, atau sambil berjalan kaki, atau berdiri.
Sehubungan dengan bentuk-bentuk doa yang digunakannya, Fransiskus menggunakan banyak bentuk doa. Dia suka sekali melambungkan puji-pujian secara pribadi kepada Allah; namun dia juga menyukai doa-doa formal Ofisi Ilahi dan Misa Kudus, doa-doa resmi Gereja; dan dia menuntut doa-doa liturgis menjadi doa-komunal resmi bagi Ordonya.
Akan tetapi Fransiskus juga menyukai jenis-jenis doa lain. Kadangkala dia berdoa dengan para saudaranya dalam suatu jenis doa bersama (shared prayer), namun yang lebih sering terjadi adalah dia berdoa sendiri, baik dalam keheningan maupun dengan mengulang-ulang frase tertentu, seperti : “Ya Allah, kasihanilah aku orang yang berdosa” (1Cel 26).
Dalam ‘Permenungan Ketiga – Fransiskus Mendapat Stigmata’ di hutan gunung La Verna Saudara Leo mendengar Fransiskus berulang-ulang kali mengucapkan ‘doa’ ini: “Siapakah Engkau Tuhan Allah yang amat manis?” (Fioretti edisi Sekafi, hal. 217).
Dari Fioretti yang sama kita dapat membaca, bahwa karena mengira Bernardus sudah tidur nyenyak, Fransiskus bangkit dari tempat tidurnya dan berlutut untuk berdoa. Sambil menengadahkan mata dan mengangkat kedua tangannya ke langit, ia pun berseru dengan penuh kehangatan dan rasa saleh, “Deus meus et omnia” (Allahku dan segalanya-ku). Seruan itu didaras terus-menerus sambil mencucurkan air mata hingga fajar (Fioretti 2).
Dalam hal ini Fransiskus tercekam dalam kontemplasi dan kekaguman akan luhurnya kemahakuasaan Allah yang telah sudi turun ke dunia. Diterangi oleh Roh Kenabian, Fransiskus melihat hal-hal besar yang akan dikerjakan Allah lewat dia dan Ordonya.
Menyadari ketidakpantasan serta kekurangannya akan keutamaan, maka dia pun berseru kepada Allah dan memohon belaskasihan dan kekuatan-Nya untuk menolong serta menyempurnakan semua yang tak dapat diselesaikannya sendiri (lihat Fioretti edisi Sekafi, hal. 20-21).
Thomas dari Celano menulis, bahwa manakala Fransiskus berdoa dalam hutan atau tempat-tempat yang sunyi-terpencil, maka dia akan memenuhi hutan dengan keluh-kesah dan rintihan, mengairi tempat-tempat itu dengan air matanya, dan berbicara kepada Tuhan dengan kata-kata yang layaknya ditujukan kepada seorang teman (2Cel 95).
Dengan demikian, kita sama sekali tidak dapat membatasi praktek doa Fransiskus seakan-akan terpaku pada satu bentuk doa tertentu, metode doa tertentu atau jenis doa tertentu.
SALIB SAN DAMIANO
“Salib” San Damiano ini sesungguhnya sebuah ikon yang berukuran 2,10m x 1,30m. Sekarang salib ini ada di Gereja Santa Klara di Assisi.
Lukisannya ditempelkan pada potongan kayu kenari, beraliran Umbria dan menunjukkan pengaruh Syro-Byzantin yang menonjol, dilukis pada abad ke-12 oleh seorang seniman tak dikenal.
Warnanya terang dan hidup, dimana Kristus tidak ditampilkan sebagai seseorang dengan wajah sedih-muram, akan tetapi sebaliknya: Penampilan-Nya agung seperti seorang Raja dengan pandangan mata seakan-akan mau melihat-tembus ke dalam jiwa orang yang memandangi salib tersebut.
Tangan-tangan-Nya terentang, namun tanpa terlihat adanya tanda-tanda ketegangan. Ia berdiri, dan tidak tergantung di salib. Lagipula, ikon itu menggambarkan keseluruhan misteri Paskah – penyaliban, kebangkitan dan kenaikan ke surga, juga mereka orang-orang yang terlibat dalam peristiwa penyaliban, beserta para malaikat pada waktu kebangkitan dan para perempuan di luar kubur yang kosong. Para rasul juga ditunjukkan, mereka memandangi Kristus yang naik ke surga.
Di bagian atas salib, terlihat pintu gerbang surga, dengan tangan Bapa surgawi yang terlihat diulurkan untuk memberkati Putera-Nya, yang telah melakukan kehendak-Nya, “taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp 2:8).
Tangan Bapa yang diulurkan untuk memberkati mungkin mau menggambarkan Roh Kudus, yang disebut sebagai “jari dari tangan kanan Allah (digitus paternae dexterae) seperti kita dapat dengar pada Misa Pentakosta. Kalau demikian halnya, maka ikon ini menghubungkan orang yang memandanginya dengan Trinitas: Bapa, Putera dan Roh Kudus. Ikon ini menarik perhatian Fransiskus secara istimewa.
Figur sentral dalam ikon itu, Kristus Tuhan, menyita seluruh perhatian Fransiskus; menjadi hidup baginya dan menyentuhnya secara mendalam. Ia merasakan bahwa Kristus secara pribadi sedang memandangnya dengan mata yang penuh daya tarik, namun menembus, dan dengan tangan yang terentang mengundang dia untuk merenungkan pemikiran ini:
“Hai Fransiskus, tidakkah kaulihat betapa reyot rumah-Ku? Jadi, pergilah memperbaikinya bagi-Ku!” (K3S 13).
Thomas dari Celano dan “Kisah Tiga Sahabat” memandang peristiwa San Damiano sebagai suatu mukjizat. Santo Bonaventura malah lebih menekankan lagi unsur mukjizat itu dengan menceritakan kepada kita bahwa suara dari salib itu didengar oleh Fransiskus bukan satu kali, melainkan sebanyak tiga kali.
SALIB SAN DAMIANO & PERISTIWA LA VERNA.
Selagi Fransiskus berlutut di depan Salib San Damiano, rasa susahnya yang mendalam berubah menjadi belarasa terhadap Sang Tersalib.
Sebelum itu dia disibukkan terus dengan kegelapan hatinya sendiri, kecemasan dan ketidakmampuannya untuk mengambil keputusan.
Namun setelah itu, penderitaannya menemukan titik acuan yang jelas dan sebuah arti yang pasti: dia akan meluaskan kasihnya pertama-tama kepada para penderita kusta, kemudian meluaskannya kepada siapa saja, dengan hidup di tengah orang-orang jelata dan yang dipandang hina, orang miskin dan lemah, orang sakit dan orang kusta serta pengemis di pinggir jalan (AngTBul IX:2).
Ia akan menderita bersama dengan siapa saja yang berada dalam keadaan menderita dan susah, karena dia melihat dalam diri mereka sang Penebus/Penyelamat yang menderita. Menderita bersama (compassio) atau belarasa terhadap Sang Tersalib, bagi Fransiskus berarti menderita bersama Sang Tersalib.
Di masa depan hal ini akan menentukan jalan yang akan ditempuh Fransiskus sepanjang hidupnya. Belarasa memiliki makna lebih mendalam daripada sekedar simpati (sympathia) seorang Kristiani.
Dari riwayat hidupnya kita lihat betapa Fransiskus sampai begitu tidak melekat pada dirinya sendiri dan begitu dipenuhi belarasa terhadap Sang Tersalib, sehingga Kristus sendiri memeteraikan gambar-Nya sendiri pada tubuhnya (stigmata) hanya dua tahun sebelum akhir hidupnya di dunia.
Dalam peristiwa bersejarah di San Damiano, ketika Fransiskus sadar bahwa dia harus membaktikan dirinya kepada Yesus Tersalib, itulah saat yang merupakan suatu turning point (titik balik) dalam kehidupannya.
Pada saat itulah Fransiskus mengambil langkah pertama di jalan yang akan membawanya kepada stigmata, tanda yang kelihatan dari identifikasi dirinya dengan Kristus. Jalan menuju ke gunung La Verna dimulai di San Damiano.
“Kisah Tiga Sahabat” menunjukkan koneksi antara La Verna dan San Damiano:
Sejak saat itu Fransiskus begitu terbakar dan luluh, sehingga seumur hidup ia ingat akan penderitaan Tuhan dan membawa luka-luka Tuhan Yesus dalam hatinya, sebagaimana kemudian hari menjadi kentara oleh karena dalam badan Fransiskus luka-luka itu secara ajaib diperbarui, dan hal itu jelas terbukti” (K3S 14).
ALLAH MEMBERI DAN MANUSIA MELAKSANAKAN
“Doa di depan Salib” ini berbicara banyak tentang cara atau pola berpikir Fransiskus dan juga kedalaman iman-kepercayaannya. Bagi dia, Kristus yang tersalib tidak melambangkan kekalahan dalam kematian sehingga kita meratapinya dan perlu berkabung karenanya, melainkan menunjukkan wajah manusia dari Allah yang hidup, “yang mahatinggi dan penuh kemuliaan”.
Fransiskus mulai dengan menyapa Allah dan mengakhirinya dengan tujuan melaksanakan perintah Allah yang kudus. Dua butir sangat penting dari doa ini adalah “berikan” dan “melaksanakan”: Allah memberi (Latin: dare) agar kita dapat melaksanakan (Latin: facere) perintah-Nya (kehendak-Nya).
Fransiskus mohon kepada Allah untuk memberikan kepadanya "HIK" (harapan iman dan kasih), juga pengetahuan hati dan pikiran; agar dia dapat memenuhi perintah-Nya. Jadi apa yang dimintanya kepada Allah untuk diberikan kepadanya secara keseluruhan diarahkan kepada “pelaksanaan” sabda Allah.
Fransiskus mengawali Wasiat-nya dengan cara yang sama:
“Beginilah Tuhan menganugerahkan kepadaku, Saudara Fransiskus, untuk mulai melakukan pertobatan……” (Was 1). Kemudian dalam Wasiat yang sama dia menulis: “Tuhan memberi aku anugerah ……” (Was 4); “Lalu Tuhan menganugerahkan ……” (Was 6); “Sesudah Tuhan memberi aku sejumlah saudara, tidak seorangpun menunjukkan kepadaku apa yang harus kuperbuat; tetapi Yang Mahatinggi sendiri mewahyukan kepadaku, bahwa aku harus hidup menurut pola Injil Suci” (Was 14).
Dalam tulisan-tulisan lainnya, Fransiskus juga berbicara mengenai pengalaman tentang bimbingan Allah kepadanya dalam hidupnya. Fransiskus menamakannya suatu pewahyuan atau inspirasi. Allah mewahyukan kepadanya, Allah memberikan inspirasi kepadanya, dan Fransiskus melaksanakan apa yang diperintahkan Allah untuk dilakukannya.
Dalam pengalaman “melaksanakan” inilah, Fransiskus memperoleh wawasan yang semakin mendalam ke dalam perintah Allah. Dalam mengikuti Yesus dengan I menepati Injil, Fransiskus sampai kepada suatu pengetahuan hati dan pikiran yang semakin besar.
Hal ini pada gilirannya memimpin dia kepada suatu kesatuan lebih mendalam dengan Yesus Kristus, yang menemukan klimaksnya dalam pengalamannya dengan Kristus yang tersalib di La Verna dan dalam “selamat datang” yang dihaturkannya kepada Saudari Maut yang akan memimpinnya ke negeri orang-orang hidup!
LATIHAN-LATIHAN PRAKTIS.
“Doa di depan Salib” merupakan sebuah doa yang bersifat pribadi berkaitan dengan Fransiskus dan doa itu disusun dalam suatu situasi yang istimewa.
Namun demikian, kita semua dapat menggunakan doa itu sebagai sebuah model doa atau contoh doa. Kita dapat menghaturkan ini kepada Allah teristimewa pada saat-saat dilanda keragu-raguan atau ketika kita harus mengambil suatu keputusan penting.
Doa ini juga cocok digunakan sebagai sebuah doa pagi untuk memulai suatu hari, sehingga seseorang dapat memperoleh kekuatan apa saja yang akan terjadi pada hari tersebut.
Berikut ini adalah pokok-pokok yang dianjurkan oleh Pater Leonard Lehman OFMCap, untuk latihan rohani kita masing-masing:
Pandanglah Salib San Damiano secara intens untuk beberapa saat lamanya, lebih baik lagi kalau memperkenankan Sang Tersalib yang penuh kemuliaan itu memandang anda. Apakah yang mau dikatakan-Nya kepada anda? …
Sadarlah akan mandat atau perintah yang akan diberikan-Nya kepada anda. Biarlah mata anda bertemu dengan mata-Nya, dan katakanlah: “Allah yang mahatinggi dan penuh kemuliaan……”
Atau teristimewa kalau anda sedang berkelompok, biarlah sapaan kita berkembang menjadi semacam proklamasi atau bahkan lagu puja-pujian – kidung – misalnya dengan ungkapan berikut ini:
”Dalam memandang ikon-Mu, dalam mengkontemplasikan wajah-Mu, kami akan diubah, kami akan diubah, kami akan diubah ke dalam gambar-Mu … dalam mengkontemplasikan ciptaan-Mu … dalam mengkontemplasikan salib-Mu … melalui kebangkitan-Mu … mendengar kata-kata-Mu.”
Salib San Damiano sendiri merupakan sebuah ikon dengan banyak detail. Seseorang dapat mengikuti jalan penyelamatan dari penyaliban sampai pada saat Roh Kudus turun atas para rasul. Dia juga dapat mengkontemplasikan individu-individu yang digambarkan dalam ikon tersebut. Pada akhirnya dia dapat memusatkan pandangannya pada wajah gemilang Sang Tersalib. Lalu dia dapat berdoa dan menyanyikan kidung seperti di atas.
Dalam riwayat hidup Santa Klara cetakan pertama terdapat acuan kepada doa Fransiskus di depan Salib San Damiano dengan catatan sebagai berikut:
Fransiskus menghaturkan doa ini setiap hari (Italia: orazione la quale diceva ogni zorno Sancto Francesco). Ada kemungkinan, bahwa Fransiskus suka dan senang mendoakannya secara berulang-ulang (semacam "ejaculatory prayer") seturut kebiasaan para Bapa Padang Gurun pada awal masa Kekristenan ("ancient desert fathers") atau para rahib monastik.
Para rahib menyebutnya "ruminatio" (Inggris: rumination, seperti seekor sapi yang secara perlahan-lahan mengunyah rumput yang ada di mulutnya). Jadi pada dasarnya ruminatio adalah mengulang-ulang suatu doa singkat atau sebuah ayat mazmur secara lambat/tidak-terburu-buru.
“Doa di depan Salib” juga dengan mudah dapat diadaptasikan dengan cara berdoa seperti ini:
Ulangilah doa ini beberapa kali secara perlahan-lahan, kata demi kata, permohonan demi permohonan.
Kemudian mulailah lagi dari awal dan ulangilah keseluruhan doa dengan penuh konsentrasi. Cocokkanlah pengucapan kata-kata doa ini dengan ritme/irama napas anda.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 03 Oktober 2018
Hari Biasa Pekan XXVI
Ayub (9:1-12.14-16)
(Mzm 88:10bc-11.12-13.14-15)
Lukas (9:57-62)
"Homo Studentes - Makhluk Pembelajar".
Dalam kacamata biblis, kedua belas rasul/para murid Yesus (Simon Petrus dkk) dalam Alkitab berbahasa Inggris, disebut sebagai “disciples”, bukan “students”. Mengapa? Kata ‘disciple’ sendiri berarti “murid yang belajar” (learner). Dan kata “disciple” ini dekat-lekat dengan kata “disiplin” (discipulus).
Dkl: Allah kerap ingin mendisiplinkan kita. Dia melakukan ini dengan menangani keinginan-keinginan daging kita. Dia melakukannya karena kita adalah anak-anakNya. (lbr 12:5-6: “Dan sudah Iupakah kamu akan nasehat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: “Hai anakku, Janganlah anggap enteng didikan Tuhan dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak”).
Mengacu pada bacaan injil hari ini, ada dua indikasi bahwa seorang beriman itu memiliki “kudis-kurang disiplin”, yakni: kurang berkomitmen serta suka menunda-nunda.
1.Orang yang kurang berkomitmen.
Luk 9:61-62 : Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Bila kita amati situasi di atas kita ketemukan bahwa masalah orang ini ialah godaan (“Saya akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi....”). Ketika itu Yesus nampak keras terhadap orang tersebut, tapi perlu kita ketahui bahwa Yesus mengenal hati manusia. Dia mengetahui pikiran di balik kata-kata.
Dengan jelas, hati orang itu bingung karena hal-hal di sekelilingnya, bukan hanya keluarganya. Dia belum sepenuhnya berkata “tidak’ kepada dunia, tetapi masih terus setengah hati dan melihat ke belakang. Dia belum berkata “tidak” kepada hal-hal yang menghalangi jalan untuk melayani Allah.
Ingatlah, bukankah pembajak yang mengagumi benda tetangganya di sawah sebelah tidak akan membajak dengan lurus? Kita tidak akan tetap berada di jalan yang sempit dan lurus, kalau mata kita selalu melihat ke kiri dan ke kanan, bukan? Cepat atau lambat akan tiba saatnya bahwa kita akan menyimpang.
Nah, sebagaimana membajak menuntut perhatian yang tak terbagi dari sang pembajak, demikian juga mengikut Yesus menuntut perhatian yang tak terbagi dari sang murid. Sekali kita memulai tugas kita, kita harus berkomitmen menyelesaikannya.
Komitmen sendiri berarti segera meninggalkan apa yang sedang mereka kerjakan dan mengikuti Yesus. Adalah mungkin bahwa meskipun mereka yakin akan tuntutan Yesus, tetapi mereka tidak bersedia meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus. Seandainya mereka tidak bersedia, mereka tidak menjadi murid-muridNya. Untuk menjadi murid-murid Yesus kita harus memiliki komitmen seperti para rasul. Menolak memberikan semuanya kepada Yesus berarti ada sesuatu yang lain yang kita ikuti yang kita anggap lebih penting daripada Yesus (Luk 14: 26-27).
Dkl: pekerjaan, keluarga, ambisi kita dan bahkan hidup kita sendiri harus menjadi nomor dua setelah komitmen kita kepada Yesus. Ini tidak berarti bahwa kita melalaikan keluarga kita atau melakukan pekerjaan seenaknya sendiri. Yang dimaksudkan ialah bahwa Yesus harus didahulukan.
2. Orang yang suka menunda-nunda.
Luk 9:59-60: “Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."
Orang ini mempunyai problem dalam menentukan skala prioritas. Secara sepintas, nampaknya Yesus agak keras terhadap orang ini. Dalam tradisi Yahudi mengubur bapak itu tanggung jawab anak laki-laki tertua, dan mungkin saja, si murid itu anak lelaki tertua.
Pertanyaannya: Apakah bapaknya sudah mati? Pasti belum. Bapak orang ini mungkin bahkan tidak sakit, mungkin hanya karena tua dan lemah dan anak ini tidak mau melalaikan kewajibannya. Dia merasa dia tidak dapat meninggalkan bapaknya sampai dia meninggal dan tugasnya selesai.
Lalu apa masalahnya? Dia menaruh kekuatiran di hadapan Allah yang menyebabkan dia menunda-nunda dan tidak langsung sigap-bergegas mengikuti Yesus. Contoh sebaliknya, yang paling jelas tentang hal ini adalah panggilan Yesus kepada para muridNya. Kitab Suci berkata, “mereka segera meninggalkan jala mereka dan mengikut Dia”. (Mat 4: 20).
Bagaimana dengan kita?
"Cari bantal di Kramat Jati - Mari total ikuti Tuhan sampai mati."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Kalau kau setia mendaraskan Rosario, ini adalah tanda meyakinkan akan keselamatan abadimu.
+ Alan de la Roche
A.
MADAH HARIAN PAGI
(Rabu, 3 Oktober 2018)
Mari kita putra terang
Tampil maju dan berjuang
Diresapi s’mangat Kristus
Jadi abdi dengan tulus.
Jangan lupa mohon Tuhan
Agar kita diarahkan
Pada tujuan sejati
Setia sepanjang hari.
Allah cahaya sejati
Sinarilah hati kami
Agar mampu memantulkan
Kristus terang kehidupan.
Terpujilah Allah Bapa
Terpujilah Allah Putra
Bersama Roh Kudus pula
Sekarang dan selamanya. Amin.
DOA
Ya Tuhan, sinarilah kiranya hati kami dengan terang cahaya-Mu. Semoga kami tetap mengikuti jalan perintah-Mu, dan tak pernah menyimpang dari padanya. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
B.
"WWF - WALK WITH FRANCIS"
Pada hari Selasa 2 Oktober 2018, Vatikan mengumumkan bahwa pada hari Minggu, 14 Oktober 2018 pukul 10.15 waktu setempat akan diadakan Misa kanonisasi tujuh orang beato/beata di Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Mereka yang akan dikanonisasi adalah:
1. Paulus VI (Giovanni Battista Montini), Paus
2. Oscar Arnulfo Romero Galdámez, Uskup Agung San Salvador, martir
3. Francesco Spinelli, imam diosesan, pendiri Institut Suster Pengabdi Sakramen Mahakudus
4. Vincenzo Romano, imam diosesan
5. Maria Katharina Kasper, perawan, pendiri Institut Pelayan Yesus Kristus yang Miskin
6. Nazaria Ignacia de Santa Teresa de Jesús (terlahir : Nazaria Ignacia March Mesa), pendiri Kongregasi Bala Tentara Salib Misioner Gereja
7. Nunzio Sulprizio, seorang awam muda berkebangsaan Italia. (PS)
C.
INSPIRASI PAGI LBI
Menjadi pengikut Yesus itu tidak mudah. Saya teringat pada perjalanan panggilan saya sebagai seorang suster. Ketika lulus SMA, ayah dan ibu saya memiliki mimpi besar untuk melihat saya menjadi orang sukses. Jalannya adalah dengan studi lanjut di perguruan tinggi seperti kakak-kakak saya. Namun, saya malah meminta izin untuk masuk biara. Untuk mereka, ini sangat berat. Sebagai keluarga Batak yang memiliki tujuh putra dan dua putri, di mana seorang putrinya sudah terlebih dahulu masuk biara, tentu mereka merasa berat kalau satu-satunya putri yang tinggal juga memilih jalan yang sama. Berbagai alasan dikemukakan orang tua untuk mencegah saya masuk biara. Namun, pada akhirnya mereka membiarkan saya berangkat untuk memenuhi keinginan dan cita-cita saya.
Hidup membiara ternyata tidak mudah untuk dijalani. Banyak tantangan dan kesulitan menghadang saya, misalnya untuk menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan biara, menyesuaikan diri dengan rekan-rekan yang berasal dari berbagai latar belakang, juga untuk mengatasi segala godaan yang datang dari dalam dan luar diri. Apakah saya pernah memiliki keinginan untuk keluar dari biara? Pernah. Apakah orang tua pernah berusaha untuk mempengaruhi saya agar keluar dari biara? Pernah. Namun, entah bagaimana cara Tuhan mendampingi saya, pada akhirnya saya mampu memutuskan untuk mengikrarkan kaul kekal. Sejak saat itu, orang tua dengan rela melepaskan saya. Mereka mendukung dan mendoakan saya agar setia seumur hidup.
Bacaan Injil hari ini berbicara tentang mengikut Yesus. Tentang hal ini setidaknya dinyatakan tiga hal.
Pertama, mengikut Yesus berarti harus siap untuk tidak mempunyai tempat meletakkan kepala. Biasanya, kalau kita merasa sangat lelah karena berbagai pekerjaan harian, satu-satunya hal yang kita rindukan adalah tempat di mana kita bisa merebahkan diri dan meletakkan kepala untuk mendapatkan kenyamanan. Yesus menyatakan bahwa untuk mengikut Dia, kita harus siap melepaskan kenyamanan-kenyamanan kita. Melepaskan kenyamanan berarti harus siap dan mampu bertahan dalam keadaan yang paling sulit sekalipun. Yesus mengatakan hal ini sebagai suatu syarat, sebab sering kali orang begitu menggebu-gebu untuk mengikut Dia, tetapi cepat mundur dan menyerah saat menghadapi tantangan. Yesus menginginkan kita menjadi pengikut yang tangguh dan militan, yang tidak mudah menyerah dalam setiap kesulitan dan tantangan.
Kedua, mengikut Yesus berarti harus siap untuk pergi dan memberitakan Kerajaan Allah di mana-mana. Tugas kita sebagai pengikut Yesus adalah pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Kerajaan Allah. Pelaksanaan tugas ini tidak boleh ditunda. Kapan saja diminta, kita harus berangkat saat itu juga. Untuk menekankan hal tersebut, Yesus sampai berkata, “Biarlah orang mati menguburkan orang mati,” sebagai tanggapan terhadap orang yang meminta izin untuk menguburkan ayahnya terlebih dahulu. Dengan itu, Ia mau mengatakan, ketika Tuhan memanggil kita untuk mengikut diri-Nya, jangan pernah menundanya dengan alasan apa pun.
Ketiga, mengikut Yesus berarti harus siap untuk membajak dan tidak menoleh ke belakang. Yesus menginginkan pengikut-Nya untuk fokus pada panggilan dan pada tanggung jawab yang diberikan. Saya jadi teringat pada alasan mengapa dulu kerudung para suster dibuat sedemikian rupa sehingga menutupi sebagian wajah dari atas, samping kiri dan kanan. Tujuannya adalah agar para suster tidak melihat ke kiri dan kanan. Mereka harus fokus memandang ke depan, berjalan lurus, dan mengarahkan hati kepada Tuhan dengan berkonsentrasi melakukan tugas-tugasnya. Inilah juga yang diinginkan Yesus dari kita. Banyak godaan yang bisa membuat kita tidak fokus pada panggilan Tuhan, termasuk kenangan-kenangan masa lalu yang sudah kita lewati. Hal ini tentu akan mengurangi energi dan konsentrasi kita untuk berjuang menghadapi tantangan di masa depan. (GS).
D.
KUTIPAN TEKS MISA.
“Hendaklah tetap teguh tak tergoyahkan dalam imanmu dan berdiri di sisi kebenaran.” (St. Polikarpus)
Antifon Pembuka (Mzm 88:10bc.14)
Sehari-hari aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan, kepada-Mu kutadahkan tanganku. Aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan, pagi-pagi doaku membumbung ke hadapan-Mu.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakudus, di hadapan-Mu tiadalah orang yang memiliki wewenang, sebab segala sesuatu yang ada pada kami seluruhnya Engkaulah yang memberi. Semoga kami selalu penuh rasa syukur atas segala penyelenggaraan-Mu demi kehidupan kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Kepada Bildad Ayub mengungkapkan imannya kepada Allah. Bagi Ayub, Allah adalah Pribadi yang penuh kuasa dan tak tertandingi. Tak ada satu makhluk pun yang dapat melawan Dia. Sikap manusia yang tepat adalah tunduk kepada-Nya.
Bacaan dari Kitab Ayub (9:1-12.14-16)
"Masakan manusia benar di hadapan Allah?"
Ayub berkata kepada Bildad sahabatnya, "Sungguh, aku tahu, bahwa beginilah adanya: masakan manusia benar di hadapan Allah? Jika ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya. Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat bersikeras melawan Dia, dan tetap selamat? Dialah yang memindahkan gunung-gunung tanpa diketahui orang, yang menjungkir-balikkannya dalam murka-Nya. Ia menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang. Ia memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai. Seorang diri Ia membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut. Ia menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan. Dialah yang melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak terduga, dan keajaiban-keajaiban yang tidak terbilang banyak. Apabila Ia melewati aku, aku tidak melihat-Nya, dan bila Ia lalu, aku tidak tahu. Apabila Ia merampas, siapa akan menghalangi-Nya? Siapa akan menegur-Nya, 'Apa yang Kaulakukan?' Bagaimana mungkin aku dapat membantah Dia, dan memilih kata-kata di hadapan Dia? Walaupun benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasih kepada yang mendakwa aku. Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga doaku sampai ke hadirat-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 88:10bc-11.12-13.14-15)
1. Aku telah berseru kepada-Mu, ya Tuhan, sepanjang hari, aku telah mengulurkan tanganku kepada-Mu. Adakah Engkau melakukan keajaiban di hadapan orang-orang mati? Masakah jenazah mereka bangkit untuk bersyukur kepada-Mu?
2. Dapatkah kasih-Mu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaan-Mu di tempat kebinasaan? Diketahui orangkah keajaiban-keajaiban-Mu dalam kegelapan, dan keadilan-Mu di negeri kealpaan?
3. Tetapi aku ini, ya Tuhan, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu. Mengapa, ya Tuhan, Kaubuang aku? Mengapa Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 3:8-9)
Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, agar aku memperoleh Kristus dan bersatu dengan-Nya.
Mewartakan Injil Kerajaan Allah sebagai pengikut Yesus adalah sesuatu yang penting dan mendesak; lebih penting daripada kewajiban suci dari hukum, yakni mengubur orang mati. Maka, seorang pengikut Yesus perlu belajar melakukan sesuatu berdasarkan prioritas.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:57-62)
"Aku akan mengikuti Engkau ke mana pun Engkau pergi."
Sekali peristiwa, ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan, datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus, “Aku akan mengikuti Engkau, ke mana pun Engkau pergi.” Yesus menjawab, “Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Lalu kepada orang lain Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Berkatalah orang itu, “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus menjawab, “Biarlah orang mati mengubur orang mati; tetapi engkau, pergilah, dan wartakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Seorang lain lagi berkata, “Tuhan, aku akan mengikuti Engkau, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata, “Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Menjadi seorang Kristen merupakan sebuah anugerah dari Allah dan sekaligus perlu disertai dengan komitmen untuk mengikuti Yesus secara total dalam hidup. Untuk mengikuti-Nya, orang harus senantiasa meninggalkan cara pikir dan kelekatannya dengan hal-hal duniawi serta menyelaraskan hidupnya dengan kehendak Allah sendiri. Inilah yang perlu terus-menerus diperjuangkan oleh seorang Kristiani. Bagi Ayub, tidak ada pilihan di hadapan Allah selain mengikuti-Nya, sebab Allah itu bijak dan kuat. Ia melakukan karya-karya yang mengagumkan. Berbahagialah orang yang senantiasa menyandarkan hidup kepada Allah, sebab mereka akan didengarkan oleh-Nya!
Antifon Komuni (Mrk 10:45)
Putra Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.
E.
ST. FRANSISKUS ASISI (1181-1226).
Santo Fransiskus adalah pendiri Ordo Fransiskan dan ikut mendirikan Ordo Claris bersama St Clara.
Ordo Fransiskan (O.F.M = Ordo Fratrum Minorum = Saudara Dina) yang didirikan oleh St. Fransiskus Asisi yang dengan mottonya "Pax et Bonum = Damai dan Kebaikan" ini sendiri hadir dan menjawab panggilan ilahi dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dengan semangat persaudaraan, ketaatan, kemiskinan, dan kesucian.
Semangat St. Fransiskus yang disadari dan diteruskan setiap biarawan Fransiskan hingga kini adalah pertobatan dan pewartaan kabar gembira ke seluruh dunia/missionaris, dengan pelayanan dan karya di tengah masyarakat.
Meskipun memilih untuk tidak ditahbiskan sebagai imam, Santo Fransiskus adalah salah satu Orang Kudus Gereja yang paling dihormati serta menginspirasi banyak kelompok dan kota, termasuk pecinta lingkungan hidup / Green Peace, kota San Fransisco, USA dan menjadi pelindung Paus yang sekarang bertahta (Jorge Mario Bergloglio memilih nama pontifikatnya dengan nama Paus Fransiskus).
Rasa hormat yang diberikan kepada St. Fransiskus terutama disebabkan oleh kehidupan pelayanannya, ajaran dan desakannya akan praktek kemiskinan total, dan teladan kerendahan hatinya yang besar.
Santo Fransiskus pernah mendapat penglihatan akan Yesus yang memintanya untuk "memulihkan" Gereja-Nya, dan adalah orang pertama yang mendapat stigmata luka-luka Yesus pada tubuhnya.
Tanpa keraguan, ia adalah seorang suci yang hidup dengan menjalankan Injil yang benar secara keras, walaupun pada masa sekarang, ia sering digambarkan sebagai seorang rahib yang lemah lembut.
Santo Fransiskus juga terkenal atas rasa cintanya terhadap kedamaian, keharmonisan alam dan juga kepada hewan-hewan.
Ia adalah pelindung mereka yang meninggal dalam kesendirian, perdamaian, pelindung binatang dan ekologi, dan pelindung keluarga.
Santo Fransiskus meninggal sambil menyanyikan mazmur pujian pada tanggal 3 Oktober 1226. Ia dinyatakan sebagai Orang Kudus pada tahun 1228 oleh Paus Gregorius IX, dan pestanya dirayakan pada setiap tanggal 4 Oktober.
Beberapa tokoh Fransiskan yang terkenal, antara lain; St. Antonius dari Padua, St. Bonaventura, St. Clara Asisi, St Padre Pio, St. Maximillian Kolbe.
1.
NOVENA UNTUK MEMOHON PERTOLONGAN MELALUI PERANTARAAN ST. FRANSISKUS.
HARI KE-1
Amal bakti :
Tunjukkan kerendahan hati Anda dengan melakukan perbuatan baik kepada seseorang hari ini.
Doa :
“Ya Tuhan, datanglah menolongku.”
Bapa Surgawi, Engkau Mahatahu segala sesuatu dan tidak ada yang tersembunyi daripadaMu.
Dalam belas kasihan dan kebaikanMu, dan melalui perantaraan Santo Fransiskus, datanglah menolongku dalam kesulitanku saat ini dan kabulkanlah permohonanku ini...(sebutkan permohonan). Amin.
Dilanjutkan dengan DOA DAMAI St. Fransiskus.
DOA DAMAI
TUHAN, JADIKAN AKU PEMBAWA DAMAI
Bila terjadi kebencian,
Jadikanlah aku pembawa cinta kasih.
Bila terjadi penghinaan,
Jadikanlah aku pembawa pengampunan.
Bila terjadi perselisihan,
Jadikanlah aku pembawa kerukunan.
Bila terjadi kebimbangan,
Jadikanlah aku pembawa kepastian.
Bila terjadi kesesatan,
Jadikanlah aku pembawa kebenaran.
Bila terjadi kecemasan,
Jadikanlah pembawa harapan.
Bila terjadi kesedihan,
Jadikanlah aku sumber kegembiraan.
Bila terjadi kegelapan,
Jadikanlah aku pembawa terang.
Tuhan,
Semoga aku lebih menghibur daripada dihibur,
Memahami daripada dipahami,
Mencintai daripada dicintai.
Sebab dengan memberi aku menerima,
Dengan mengampuni aku diampuni,
Dengan mati suci aku bangkit lagi,
Untuk hidup selama-lamanya.
Amin.
-------------
HARI KE-2
Amal bakti :
Melihat dan menyadari penderitaan Kristus dalam diri seseorang di sekitar Anda, hari ini.
Doa :
“Dengarkanlah aku ya Tuhan, dan kasihanilah aku.”
Bapa di surga, cintamu kepada kami tidak pernah terputus meskipun atas banyak pelanggaran dan kegagalan kami.
Tunjukkanlah belas kasihanmu kepadaku dalam kesulitanku ini... (sebutkan permohonan), melalui perantaraan Santo Fransiskus dan demi Kristus, Juruselamat kami, kasihanilah aku. Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
------------
HARI KE-3
Amal bakti :
Sepanjang hari ini, berilah perhatianmu kepada Allah.
Doa :
“Tuhan, janganlah jauh dari aku.”
Bapa yang penuh kasih, Engkau tidak jauh dari kami, karena di dalam Engkau sajalah kami hidup, bergerak dan memiliki keberadaan kami.
Tingkatkan kesadaranku akan kehadiranMu selalu dan melalui perantaraan Santo Fransiskus, penuhilah kebutuhanku yang mendesak ini...(sebutkan permohonan). Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
-----------
HARI KE-4
Amal bakti :
Pikirkanlah bagaimana Anda bisa melakukan kehendak Tuhan pada hari ini.
Doa :
“Tunjukkanlah jalan-jalanMu kepadaku, ya Tuhan.”
Bapa Yang Mahakuasa, cara dan tujuanMu sering kali Kau sembunyikan dari kami.
Bimbinglah aku sekarang, dan melalui perantaraan Santo Fransiskus dari Assisi, kumohon kepadaMu dalam kesedihanku, dan oleh kuasa-Mu, beri tahulah aku kehendak-Mu dalam kebutuhan khususku ini... (sebutkan permohonan. Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
----------
HARI KE-5
Amal bakti :
Lakukanlah kebaikan kepada orang(-orang) yang tidak Anda sukai hari ini, dan persembahkanlah itu kepada Tuhan.
Doa :
“Ya Tuhan lindungilah orang-orang yang mengharapkan perlindunganMu.”
Di dalam Engkau, ya Bapa Surgawi, dengan yakin kutempatkan kepercayaanku.
Pada tanganMu, kutinggalkan semua kecemasanku, dengan keyakinan akan penjagaanMu kepadaku.
Melalui perantaraan Santo Fransiskus dari Assisi, aku menunggu bantuan dariMu untuk penderitaanku saat ini... (sebutkan permohonan). Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
---------
HARI KE-6
Amal bakti :
Hari ini, buanglah pikiran –pikiran buruk dari akal budi, dan buanglah kata-kata buruk dari mulut Anda.
Doa :
“Ya Tuhan, janganlah menghukumku dengan murka-Mu.”
Bapa yang pengasih, Engkau tahu kelemahan dan ketidaktaatanku. Namun, Engkau selalu siap untuk mengampuni dan mengasihaniku dalam setiap masalahku.
Dalam nama Kristus dan melalui perantaraan Santo Fransiskus dari Assisi, datanglah cepat untuk membantuku... (sebutkan permohonan). Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
-----------
HARI KE-7
Amal bakti :
Meniru teladan Yesus dan Santo Fransiskus, berbuat baiklah kepada orang yang tidak menyukai Anda, hari ini.
Doa :
“Tuhan adalah benteng pada masa kesusahan.”
Bapa di Surga, Engkau tidak pernah menolak orang-orang yang mencari pertolonganMu dan selalu siap untuk menghibur orang-orang yang berduka.
Melalui perantaraan Santo Fransiskus dan atas nama Kristus, aku memohon kepadaMu untuk mengasihani aku atas kebutuhanku ini...(sebutkan permohonan), dan untuk menyelamatkanku dari segala penderitaan. Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
---------
HARI KE-8
Amal bakti :
Bantulah seseorang yang Anda tahu memerlukan pertolongan dan support dari Anda hari ini.
Doa :
“Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati.”
Bapa Surgawi, cepatlah menanggapi kesedihan kami.
Di dalam kesusahanku, aku memanggil Engkau untuk mendengar dan menjawab doaku... (sebutkan permohonan). Di dalam Engkau, ya Tuhan, aku akan terus percaya, apapun yang terjadi.
Kumohonkan ini dalam nama Kristus dan melalui perantaraan Santo Fransiskus dari Asisi. Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI
-----------
HARI KE-9
Amal bakti :
Dalam rasa syukur, jadilah seorang yang baik hati, hari ini.
Doa :
“Tuhan akan membebaskanku dan menyelamatkanku karena Dia mencintaiku.”
Bapa yang agung, aku berterima kasih kepadaMu setiap hari atas kebaikan dan belas kasihMu kepadaku.
Dengan bantuanMu, aku akan memuji kebaikanMu dalam segala permasalahanku.
Tolonglah aku sekarang, supaya dengan setia aku mengikuti Kristus Juruselamatku, dan dalam persahabatan dan perantaraan Santo Fransiskus dari Assisi, kabulkanlah permintaanku...(sebutkan permohonan). Amin.
Dilanjutkan DOA DAMAI.
2.
DOA NOVENA KEPADA ST. FRANSISKUS ASSISI
(Sama untuk 9 hari)
Santo Fransiskus yang agung,
yang dengan sukarela meninggalkan semua kenyamanan dan kekayaan keluargamu untuk mengikuti dengan lebih sempurna kehidupan kemiskinan dan pengabdian Yesus Kristus;
Kami mohon, dapatkanlah bagi kami, kerelaan merendahkan diri di dalam semua hal di dunia ini, supaya kami boleh mendapatkan hal-hal abadi surgawi.
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.
Santo Fransiskus yang agung,
yang sepanjang perjalanan hidupmu terus-menerus menangisi kesengsaraan Sang Penebus, dan berusaha dengan tekun untuk menyelamatkan jiwa-jiwa;
Kami mohon, dapatkanlah bagi kami, anugerah untuk terus menangisi dosa-dosa kami, yang dengannya kami telah menyalibkan Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kami dapat terhitung di antara orang-orang yang mendapat berkat belas kasih-Nya yang kekal selamanya.
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.
Santo Fransiskus yang agung,
yang mencintai penderitaan dan Salib Yesus di atas segalanya; yang dengan pantas boleh menanggung stigmata ajaib di dalam tubuhmu, yang dengannya engkau menjadi saksi hidup Yesus Kristus yang tersalib;
Kami mohon, berolehkan bagi kami anugerah untuk memaknai pengorbanan Kristus, di dalam tubuh kami, supaya suatu hari nanti, kami boleh menerima penghiburan yang dijanjikan kepada semua orang yang sekarang menangis.
“Jika kita mati bersama Yesus, kita juga akan hidup bersama Dia,” kata para Rasul.
“Jika kita menderita, kita juga kelak akan memerintah bersamaNya.”
Doakanlah kami ya Santo Fransiskus, supaya kami berolehkan rahmat dan pertolongan yang kami mohonkan dalam Novena ini.
Doakanlah kami secara istimewa, supaya kami beroleh rahmat ketekunan, kematian yang suci, dan kehidupan kekal.
Bapa Kami...
Salam Maria...
Kemuliaan... (5 x)
3.
LITANI SANTO FRANSISKUS ASISI
Tuhan, kasihanilah kami
Kristus, kasihanilah kami
Tuhan, kasihanilah kami
Kristus, dengarkanlah kami
Allah Bapa di Surga, kasihanilah kami
Allah Putra Penebus dunia, kasihanilah kami
Allah Roh Kudus, kasihanilah kami
Tritunggal Mahakudus, Allah Yang Mahaesa, kasihanilah kami
Maria Tersuci yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami
Maria Tersuci pelindung Ordo Santo Fransiskus, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pemimpin terhormat, doakanlah kami
Santo Fransiskus, yang amat bijaksana, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembenci keduniawian, doakanlah kami
Santo Fransiskus, teladan pertobatan, doakanlah kami
Santo Fransiskus, penakluk kejahatan, doakanlah kami
Santo Fransiskus, peniru Sang Penyelamat, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembawa luka-luka Kristus, doakanlah kami
Santo Fransiskus, yang menyerupai karakter Yesus, doakanlah kami
Santo Fransiskus, teladan kemurnian, doakanlah kami
Santo Fransiskus, citra kerendahan hati, doakanlah kami
Santo Fransiskus, yang berlimpah rahmat, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembaharu ajaran, doakanlah kami
Santo Fransiskus, penyembuh yang sakit, doakanlah kami
Santo Fransiskus, tonggak pilar Gereja, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembela iman, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pemenang bagi Allah, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembela anak-anak Allah, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pelindung yang kuat, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pemersatu umat Tuhan, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pentobat mereka yang sesat, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pendukung kaum lemah, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembangkit yang meninggal, doakanlah kami
Santo Fransiskus, penyembuh sakit lepra, doakanlah kami
Santo Fransiskus, pembela kami, doakanlah kami
Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami
Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, dengarkanlah kami
Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami
Doakanlah kami, O Bapa terberkati Santo Fransiskus
Supaya kami dapat menikmati janji Kristus.
Marilah berdoa :
Ya Tuhan Yesus Kristus,
Engkau yang; ketika dunia ini menjadi dingin, mengobarkan kembali di dalam hati kami; api cinta kasih, dengan menjejakkan tanda suci kesengsaraanMu pada tubuh yang terberkati Bapa Fransiskus dari Asisi.
Dengan penuh belas kasih, karuniakanlah kepada kami, demi jasa dan doa-doanya, kami boleh berteguh di dalam memanggul salib kami sendiri dan boleh memperoleh buah-buah yang pantas dari pertobatan, sebab Engkaulah Allah yang hidup dan berkuasa untuk selama-lamanya. Amin.
4.
Mohon Bantuan Doa St Fransiskus Asisi.
Santo Fransiskus terkasih, yang dulu duniawi dan hidup sia-sia, dan lalu, menjadi rendah hati dan miskin demi Yesus; dengan kasih yang berkobar bagi sang Tersalib, yang menyatakan Diri-Nya dalam tubuhmu dengan tanda Luka-luka Tersuci Yesus.
Di abad yang sensual dan egois ini, betapa terlebih lagi kami membutuhkan rahasiamu yang menarik tak terhitung banyaknya laki-laki dan peremuan untuk meneladanimu.
Ajarilah kami juga kasihmu yang besar kepada kaum miskin papa dan kesetiaanmu yang tak tersangkal kepada Kristus dengan meneladanimu. Amin.
5.
Doa Di Depan Salib - Doa pertama St Fransiskus Asisi
Allah yang mahatinggi dan penuh kemuliaan,
tcrangilah kegelapan hatiku
dan berilah aku
IMAN yang benar,
pengHARAPAN yang teguh,
dan KASIH yang sempurna;
Berilah aku, ya Tuhan,
perasaan yang peka
dan budi yang cerah,
agar aku mampu melaksanakan perintah-Mu
yang kudus dan takkan menyesatkan. Amin.
Doa pertama yang disusun oleh Fransiskus ini cukup singkat. Tanggal penyusunannya diperkirakan sekitar tahun 1205 / 1206, pada waktu Fransiskus masih mencari-cari tahu mengenai panggilannya dan berjuang melawan berbagai godaan dan keragu-raguan.
Doa ini dinamakan juga “doa pertobatan Fransiskus”, namun hal itu tidak berarti bahwa doa tersebut disusun pada saat pertobatannya. Orang kudus ini telah menghaturkan doa-doa dengan cara yang sama sebelum dia menyusunnya seperti kita kenal sekarang.
Yang pasti, "Doa di depan Salib” inilah doa pertama yang disusun Fransiskus, sedangkan doa terakhir Fransiskus yang masih terpelihara bagi kita sampai hari ini adalah “Nyanyian Saudara Matahari”.
Adapun naskah-naskah Latin yang memuat doa itu memberikan catatan, bahwa doa itu diucapkan oleh Fransiskus di depan salib (ikon) Yesus di gereja San Damiano, ketika dari salib datang suara kepadanya: “Fransiskus, pergilah, perbaikilah rumahku … "
Aslinya Fransiskus menghaturkan doa ini kepada Allah dalam bahasa Italia kuno pada zamannya (dialek Umbria). Doa ini dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi di gereja San Damiano, sebuah peristiwa rahmat yang pasti memberikan kesan khusus dan mendalam bagi Fransiskus. Peristiwa itu sendiri dilaporkan oleh Beato Thomas dari Celano, Santo Bonaventura dan “Kisah Tiga Sahabat”.
Teks doa dalam bahasa Italia kuno ini juga masih dapat dilihat dalam sebuah manuskrip yang disimpan di Oxford. Disitu pula kita dapat temukan catatan-catatan sehingga doa ini segera diterjemahkan ke dalam bahasa Latin agar menjadi "lebih bermanfaat" dalam arti dapat dipahami di seluruh dunia.
Teks doa itu sendiri pun memberikan dasar bagi keotentikannya. Tiga keutamaan ilahi, yaitu "HIK - HARAPAN IMAN KASIH" yang kental dalam doa ini merupakan pokok yang dibahas secara panjang lebar oleh para pengarang abad pertengahan dan periode sebelumnya (Agustinus, Petrus Lombardus).
LATAR BELAKANG.
Sudah cukup lama Fransiskus tidak seperti biasanya, yang dulunya adalah seorang laki-laki muda yang senang bergaul, seorang pemimpin kaum muda di kota Assisi yang memiliki sifat ceria dan selalu kelihatan riang gembira.
Sekarang dia berjalan dengan gontai karena banyak pikiran, bahkan mimpi buruk sering mengganggu tidurnya. Dia tidak tahu apa dengan tepat apa yang dia ingin lakukan dengan hidupnya, apa yang sedang terjadi dengan dirinya atau apa yang salah dengan dirinya.
Hanya satu hal saja yang jelas bagi dirinya: impian-impiannya untuk menjadi seorang ksatria telah punah, dan dia belum menemukan kebahagiaan yang dikejar-kejarnya sebagai seorang ksatria-pejuang.
Dipenjarakannya Fransiskus di Perugia dan penyakit yang diakibatkan oleh pemenjaraan dirinya itu, telah membuatnya menjadi seorang yang introvert, dan suka termenung-menung tidak seperti biasanya.
Di atas semua ini, suasana rumah tangga Bapak Pietro Bernardone sama sekali tidak menunjang. Di satu sisi ada Fransiskus yang tidak mau menuruti rencana ambisius sang ayah bagi dirinya. Di sisi lain, Pietro Bernardone sang usahawan yang memiliki aspirasi-aspirasi sosial, merasa kaget dan marah sekali terhadap sikap puteranya, yang dipandangnya tidak mampu mengambil keputusan dan tidak memiliki ambisi sama sekali.
Pada kenyataannya, pada waktu itu praktis Fransiskus telah memisahkan diri dari keluarganya. Dia tidak berniat untuk mencoba sedikit pun apa yang diinginkan oleh ayahnya.
Sebaliknya dia mencari tempat-tempat yang sunyi agar dapat berkomunikasi dan menyatu dengan Allah dalam doa-doanya. Dia menghindar dari teman-temannya dan akhirnya dia hidup bersama para penderita kusta.
Disanalah, di tengah-tengah orang-orang yang tersisihkan dari masyarakat, Fransiskus mengalami suatu pembalikan sikap dan perilaku secara total dan lengkap.
Dalam wasiatnya orang kudus ini mengatakan:
“Ketika aku dalam dosa, aku merasa amat muak melihat orang kusta. Akan tetapi Tuhan sendiri menghantar aku ke tengah mereka dan aku merawat mereka penuh kasihan. Setelah aku meninggalkan mereka, apa yang tadinya terasa memuakkan, berubah bagiku menjadi kemanisan jiwa dan badan; dan sesudahnya aku sebentar menetap, lalu aku meninggalkan dunia” (Was 1-3).
Dahulu dia bereaksi negatif bila bertemu dengan orang kusta, sekarang berubah menjadi belarasa. Yang dahulu memuakkan, sekarang menjadi sesuatu yang menyenangkan. Yang dahulu ditolak olehnya dengan sikap angkuh, sekarang dirawatnya dengan penuh kelembutan karena dia sungguh menemukan sukacita yang luarbiasa besar dalam melayani para penderita kusta itu.
Ketika pada akhirnya dia telah mampu mengatasi rasa jijiknya lalu merangkul seorang kusta, Fransiskus pun menemukan dirinya sendiri, dirinya yang baru, dan menemukan berbagai kemungkinan di dalam dirinya yang tak pernah dimimpi-mimpikan olehnya sebelum itu.
Pada waktu memandang masa depan yang masih remang-remang, Fransiskus sekilas menangkap adanya sesuatu yang menunggu dia, yang berbeda sekali dengan perang dan perdagangan, meskipun dia belum dapat memastikan apa kiranya “sesuatu” itu.
Namun yang terpenting adalah, bahwa dirinya sekarang sudah terbuka lengkap dan total dan siap untuk mengubah cara hidupnya. Peristiwa-peristiwa yang baru dialaminya telah memberikan kepadanya standar-standar penilaian baru, nilai-nilai baru yang belum pernah dipikirkannya dengan serius sebelumnya, bahkan yang dibencinya karena terasa jijik.
Dengan kata lain dia telah menemukan Allah dan para penderita kusta; dan penemuan tersebut begitu mengubah dirinya, sehingga sekarang dia mungkin memiliki semacam perasaan awal bahwa dia sedang dipanggil untuk suatu kehidupan yang lebih tinggi. Dalam hatinya Fransiskus sudah berubah sama sekali.
Pada suatu hari dia berjalan di dekat gereja San Damiano, yang nyaris runtuh dan telah ditinggalkan setiap orang. Dibimbing oleh Roh dia masuk ke dalam untuk berdoa dan dia bersujud dengan penuh bakti di depan Salib Kristus. Secara luar biasa dia terkesan oleh pengalaman tak biasa ini, dan dia merasa lain sama sekali daripada ketika dia memasuki gereja itu.
Di dalam keadaan itu tiba-tiba – hal mana belum pernah terdengar sejak berabad-abad, – gambar Kristus yang tersalib menggerakkan bibirnya dan berbicara kepadanya.
Gambar di salib itu memanggil namanya dan berkata: “Fransiskus, pergilah dan perbaikilah rumah-Ku, yang kaulihat sudah roboh seluruhnya ini.”
Fransiskus amat terkesima, gemetar dan bicara menggagap seperti seorang tidak waras. Ia menyiapkan dirinya untuk untuk taat dan memberikan dirinya secara penuh untuk melaksanakan perintah ini.
“Dia memberikan dirinya secara penuh untuk melaksanakan perintah ini …” Dalam kata-kata yang digunakan oleh Thomas dari Celano ini kita dapat melihat suatu allusi terhadap doa yang sedang kita pelajari saat ini, di mana Fransiskus juga menyebutkan sebuah “perintah”. Apa pun yang terjadi, narasi Thomas dari Celano menggambarkan dengan tepat konteks dalam mana kita harus menempatkan doa ini.
Bersama doa-doa Fransiskus lainnya, “Doa di depan Salib” ini bisa sampai ke tangan kita lewat beberapa manuskrip kuno yang menunjukkan bahwa Santo Fransiskus sering mendoakan doa ini dengan menggunakan bahasa Italia, dan dia juga mengajarkan para saudaranya untuk mendoakan doa yang sama.
PRAKTEK DOA FRANSISKUS.
Bagaimana Fransiskus berdoa? Metode doanya? Di mana dia berdoa? Kapan saja dia berdoa? Bentuk-bentuk doa seperti apa yang digunakannya?
Fransiskus pastinya banyak berdoa, misalnya pada saat menghadapi krisis dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan Ordo-nya. Dia berdoa dengan lebih bersungguh-sungguh pada hari-hari pesta gerejawi dan selama masa pertobatan seperti Adven dan Prapaskah. Dia berdoa dengan sangat intens sebelum berkhotbah kepada umat dan juga pada saat-saat menanggung penderitaan.
Dimana Fransiskus berdoa? Dia senang sekali berdoa di tempat-tempat yang sunyi: di gua-gua, di tengah hutan, atau di daerah pegunungan yang tinggi. Namun dia juga suka berdoa di gereja-gereja, teristimewa doa Ofisi Ilahi (Ibadat Harian/Brevir) dengan para saudaranya.
Fransiskus juga suka berdoa di tengah-tengah warga kota biasa atau para petani di ladang-ladang di luar kota, di mana saja kiranya dia sedang berada. Kadangkala dia berdoa dengan bersembah sujud di tanah, namun dia juga suka berdoa sambil berlutut, atau sambil berjalan kaki, atau berdiri.
Sehubungan dengan bentuk-bentuk doa yang digunakannya, Fransiskus menggunakan banyak bentuk doa. Dia suka sekali melambungkan puji-pujian secara pribadi kepada Allah; namun dia juga menyukai doa-doa formal Ofisi Ilahi dan Misa Kudus, doa-doa resmi Gereja; dan dia menuntut doa-doa liturgis menjadi doa-komunal resmi bagi Ordonya.
Akan tetapi Fransiskus juga menyukai jenis-jenis doa lain. Kadangkala dia berdoa dengan para saudaranya dalam suatu jenis doa bersama (shared prayer), namun yang lebih sering terjadi adalah dia berdoa sendiri, baik dalam keheningan maupun dengan mengulang-ulang frase tertentu, seperti : “Ya Allah, kasihanilah aku orang yang berdosa” (1Cel 26).
Dalam ‘Permenungan Ketiga – Fransiskus Mendapat Stigmata’ di hutan gunung La Verna Saudara Leo mendengar Fransiskus berulang-ulang kali mengucapkan ‘doa’ ini: “Siapakah Engkau Tuhan Allah yang amat manis?” (Fioretti edisi Sekafi, hal. 217).
Dari Fioretti yang sama kita dapat membaca, bahwa karena mengira Bernardus sudah tidur nyenyak, Fransiskus bangkit dari tempat tidurnya dan berlutut untuk berdoa. Sambil menengadahkan mata dan mengangkat kedua tangannya ke langit, ia pun berseru dengan penuh kehangatan dan rasa saleh, “Deus meus et omnia” (Allahku dan segalanya-ku). Seruan itu didaras terus-menerus sambil mencucurkan air mata hingga fajar (Fioretti 2).
Dalam hal ini Fransiskus tercekam dalam kontemplasi dan kekaguman akan luhurnya kemahakuasaan Allah yang telah sudi turun ke dunia. Diterangi oleh Roh Kenabian, Fransiskus melihat hal-hal besar yang akan dikerjakan Allah lewat dia dan Ordonya.
Menyadari ketidakpantasan serta kekurangannya akan keutamaan, maka dia pun berseru kepada Allah dan memohon belaskasihan dan kekuatan-Nya untuk menolong serta menyempurnakan semua yang tak dapat diselesaikannya sendiri (lihat Fioretti edisi Sekafi, hal. 20-21).
Thomas dari Celano menulis, bahwa manakala Fransiskus berdoa dalam hutan atau tempat-tempat yang sunyi-terpencil, maka dia akan memenuhi hutan dengan keluh-kesah dan rintihan, mengairi tempat-tempat itu dengan air matanya, dan berbicara kepada Tuhan dengan kata-kata yang layaknya ditujukan kepada seorang teman (2Cel 95).
Dengan demikian, kita sama sekali tidak dapat membatasi praktek doa Fransiskus seakan-akan terpaku pada satu bentuk doa tertentu, metode doa tertentu atau jenis doa tertentu.
SALIB SAN DAMIANO
“Salib” San Damiano ini sesungguhnya sebuah ikon yang berukuran 2,10m x 1,30m. Sekarang salib ini ada di Gereja Santa Klara di Assisi.
Lukisannya ditempelkan pada potongan kayu kenari, beraliran Umbria dan menunjukkan pengaruh Syro-Byzantin yang menonjol, dilukis pada abad ke-12 oleh seorang seniman tak dikenal.
Warnanya terang dan hidup, dimana Kristus tidak ditampilkan sebagai seseorang dengan wajah sedih-muram, akan tetapi sebaliknya: Penampilan-Nya agung seperti seorang Raja dengan pandangan mata seakan-akan mau melihat-tembus ke dalam jiwa orang yang memandangi salib tersebut.
Tangan-tangan-Nya terentang, namun tanpa terlihat adanya tanda-tanda ketegangan. Ia berdiri, dan tidak tergantung di salib. Lagipula, ikon itu menggambarkan keseluruhan misteri Paskah – penyaliban, kebangkitan dan kenaikan ke surga, juga mereka orang-orang yang terlibat dalam peristiwa penyaliban, beserta para malaikat pada waktu kebangkitan dan para perempuan di luar kubur yang kosong. Para rasul juga ditunjukkan, mereka memandangi Kristus yang naik ke surga.
Di bagian atas salib, terlihat pintu gerbang surga, dengan tangan Bapa surgawi yang terlihat diulurkan untuk memberkati Putera-Nya, yang telah melakukan kehendak-Nya, “taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp 2:8).
Tangan Bapa yang diulurkan untuk memberkati mungkin mau menggambarkan Roh Kudus, yang disebut sebagai “jari dari tangan kanan Allah (digitus paternae dexterae) seperti kita dapat dengar pada Misa Pentakosta. Kalau demikian halnya, maka ikon ini menghubungkan orang yang memandanginya dengan Trinitas: Bapa, Putera dan Roh Kudus. Ikon ini menarik perhatian Fransiskus secara istimewa.
Figur sentral dalam ikon itu, Kristus Tuhan, menyita seluruh perhatian Fransiskus; menjadi hidup baginya dan menyentuhnya secara mendalam. Ia merasakan bahwa Kristus secara pribadi sedang memandangnya dengan mata yang penuh daya tarik, namun menembus, dan dengan tangan yang terentang mengundang dia untuk merenungkan pemikiran ini:
“Hai Fransiskus, tidakkah kaulihat betapa reyot rumah-Ku? Jadi, pergilah memperbaikinya bagi-Ku!” (K3S 13).
Thomas dari Celano dan “Kisah Tiga Sahabat” memandang peristiwa San Damiano sebagai suatu mukjizat. Santo Bonaventura malah lebih menekankan lagi unsur mukjizat itu dengan menceritakan kepada kita bahwa suara dari salib itu didengar oleh Fransiskus bukan satu kali, melainkan sebanyak tiga kali.
SALIB SAN DAMIANO & PERISTIWA LA VERNA.
Selagi Fransiskus berlutut di depan Salib San Damiano, rasa susahnya yang mendalam berubah menjadi belarasa terhadap Sang Tersalib.
Sebelum itu dia disibukkan terus dengan kegelapan hatinya sendiri, kecemasan dan ketidakmampuannya untuk mengambil keputusan.
Namun setelah itu, penderitaannya menemukan titik acuan yang jelas dan sebuah arti yang pasti: dia akan meluaskan kasihnya pertama-tama kepada para penderita kusta, kemudian meluaskannya kepada siapa saja, dengan hidup di tengah orang-orang jelata dan yang dipandang hina, orang miskin dan lemah, orang sakit dan orang kusta serta pengemis di pinggir jalan (AngTBul IX:2).
Ia akan menderita bersama dengan siapa saja yang berada dalam keadaan menderita dan susah, karena dia melihat dalam diri mereka sang Penebus/Penyelamat yang menderita. Menderita bersama (compassio) atau belarasa terhadap Sang Tersalib, bagi Fransiskus berarti menderita bersama Sang Tersalib.
Di masa depan hal ini akan menentukan jalan yang akan ditempuh Fransiskus sepanjang hidupnya. Belarasa memiliki makna lebih mendalam daripada sekedar simpati (sympathia) seorang Kristiani.
Dari riwayat hidupnya kita lihat betapa Fransiskus sampai begitu tidak melekat pada dirinya sendiri dan begitu dipenuhi belarasa terhadap Sang Tersalib, sehingga Kristus sendiri memeteraikan gambar-Nya sendiri pada tubuhnya (stigmata) hanya dua tahun sebelum akhir hidupnya di dunia.
Dalam peristiwa bersejarah di San Damiano, ketika Fransiskus sadar bahwa dia harus membaktikan dirinya kepada Yesus Tersalib, itulah saat yang merupakan suatu turning point (titik balik) dalam kehidupannya.
Pada saat itulah Fransiskus mengambil langkah pertama di jalan yang akan membawanya kepada stigmata, tanda yang kelihatan dari identifikasi dirinya dengan Kristus. Jalan menuju ke gunung La Verna dimulai di San Damiano.
“Kisah Tiga Sahabat” menunjukkan koneksi antara La Verna dan San Damiano:
Sejak saat itu Fransiskus begitu terbakar dan luluh, sehingga seumur hidup ia ingat akan penderitaan Tuhan dan membawa luka-luka Tuhan Yesus dalam hatinya, sebagaimana kemudian hari menjadi kentara oleh karena dalam badan Fransiskus luka-luka itu secara ajaib diperbarui, dan hal itu jelas terbukti” (K3S 14).
ALLAH MEMBERI DAN MANUSIA MELAKSANAKAN
“Doa di depan Salib” ini berbicara banyak tentang cara atau pola berpikir Fransiskus dan juga kedalaman iman-kepercayaannya. Bagi dia, Kristus yang tersalib tidak melambangkan kekalahan dalam kematian sehingga kita meratapinya dan perlu berkabung karenanya, melainkan menunjukkan wajah manusia dari Allah yang hidup, “yang mahatinggi dan penuh kemuliaan”.
Fransiskus mulai dengan menyapa Allah dan mengakhirinya dengan tujuan melaksanakan perintah Allah yang kudus. Dua butir sangat penting dari doa ini adalah “berikan” dan “melaksanakan”: Allah memberi (Latin: dare) agar kita dapat melaksanakan (Latin: facere) perintah-Nya (kehendak-Nya).
Fransiskus mohon kepada Allah untuk memberikan kepadanya "HIK" (harapan iman dan kasih), juga pengetahuan hati dan pikiran; agar dia dapat memenuhi perintah-Nya. Jadi apa yang dimintanya kepada Allah untuk diberikan kepadanya secara keseluruhan diarahkan kepada “pelaksanaan” sabda Allah.
Fransiskus mengawali Wasiat-nya dengan cara yang sama:
“Beginilah Tuhan menganugerahkan kepadaku, Saudara Fransiskus, untuk mulai melakukan pertobatan……” (Was 1). Kemudian dalam Wasiat yang sama dia menulis: “Tuhan memberi aku anugerah ……” (Was 4); “Lalu Tuhan menganugerahkan ……” (Was 6); “Sesudah Tuhan memberi aku sejumlah saudara, tidak seorangpun menunjukkan kepadaku apa yang harus kuperbuat; tetapi Yang Mahatinggi sendiri mewahyukan kepadaku, bahwa aku harus hidup menurut pola Injil Suci” (Was 14).
Dalam tulisan-tulisan lainnya, Fransiskus juga berbicara mengenai pengalaman tentang bimbingan Allah kepadanya dalam hidupnya. Fransiskus menamakannya suatu pewahyuan atau inspirasi. Allah mewahyukan kepadanya, Allah memberikan inspirasi kepadanya, dan Fransiskus melaksanakan apa yang diperintahkan Allah untuk dilakukannya.
Dalam pengalaman “melaksanakan” inilah, Fransiskus memperoleh wawasan yang semakin mendalam ke dalam perintah Allah. Dalam mengikuti Yesus dengan I menepati Injil, Fransiskus sampai kepada suatu pengetahuan hati dan pikiran yang semakin besar.
Hal ini pada gilirannya memimpin dia kepada suatu kesatuan lebih mendalam dengan Yesus Kristus, yang menemukan klimaksnya dalam pengalamannya dengan Kristus yang tersalib di La Verna dan dalam “selamat datang” yang dihaturkannya kepada Saudari Maut yang akan memimpinnya ke negeri orang-orang hidup!
LATIHAN-LATIHAN PRAKTIS.
“Doa di depan Salib” merupakan sebuah doa yang bersifat pribadi berkaitan dengan Fransiskus dan doa itu disusun dalam suatu situasi yang istimewa.
Namun demikian, kita semua dapat menggunakan doa itu sebagai sebuah model doa atau contoh doa. Kita dapat menghaturkan ini kepada Allah teristimewa pada saat-saat dilanda keragu-raguan atau ketika kita harus mengambil suatu keputusan penting.
Doa ini juga cocok digunakan sebagai sebuah doa pagi untuk memulai suatu hari, sehingga seseorang dapat memperoleh kekuatan apa saja yang akan terjadi pada hari tersebut.
Berikut ini adalah pokok-pokok yang dianjurkan oleh Pater Leonard Lehman OFMCap, untuk latihan rohani kita masing-masing:
Pandanglah Salib San Damiano secara intens untuk beberapa saat lamanya, lebih baik lagi kalau memperkenankan Sang Tersalib yang penuh kemuliaan itu memandang anda. Apakah yang mau dikatakan-Nya kepada anda? …
Sadarlah akan mandat atau perintah yang akan diberikan-Nya kepada anda. Biarlah mata anda bertemu dengan mata-Nya, dan katakanlah: “Allah yang mahatinggi dan penuh kemuliaan……”
Atau teristimewa kalau anda sedang berkelompok, biarlah sapaan kita berkembang menjadi semacam proklamasi atau bahkan lagu puja-pujian – kidung – misalnya dengan ungkapan berikut ini:
”Dalam memandang ikon-Mu, dalam mengkontemplasikan wajah-Mu, kami akan diubah, kami akan diubah, kami akan diubah ke dalam gambar-Mu … dalam mengkontemplasikan ciptaan-Mu … dalam mengkontemplasikan salib-Mu … melalui kebangkitan-Mu … mendengar kata-kata-Mu.”
Salib San Damiano sendiri merupakan sebuah ikon dengan banyak detail. Seseorang dapat mengikuti jalan penyelamatan dari penyaliban sampai pada saat Roh Kudus turun atas para rasul. Dia juga dapat mengkontemplasikan individu-individu yang digambarkan dalam ikon tersebut. Pada akhirnya dia dapat memusatkan pandangannya pada wajah gemilang Sang Tersalib. Lalu dia dapat berdoa dan menyanyikan kidung seperti di atas.
Dalam riwayat hidup Santa Klara cetakan pertama terdapat acuan kepada doa Fransiskus di depan Salib San Damiano dengan catatan sebagai berikut:
Fransiskus menghaturkan doa ini setiap hari (Italia: orazione la quale diceva ogni zorno Sancto Francesco). Ada kemungkinan, bahwa Fransiskus suka dan senang mendoakannya secara berulang-ulang (semacam "ejaculatory prayer") seturut kebiasaan para Bapa Padang Gurun pada awal masa Kekristenan ("ancient desert fathers") atau para rahib monastik.
Para rahib menyebutnya "ruminatio" (Inggris: rumination, seperti seekor sapi yang secara perlahan-lahan mengunyah rumput yang ada di mulutnya). Jadi pada dasarnya ruminatio adalah mengulang-ulang suatu doa singkat atau sebuah ayat mazmur secara lambat/tidak-terburu-buru.
“Doa di depan Salib” juga dengan mudah dapat diadaptasikan dengan cara berdoa seperti ini:
Ulangilah doa ini beberapa kali secara perlahan-lahan, kata demi kata, permohonan demi permohonan.
Kemudian mulailah lagi dari awal dan ulangilah keseluruhan doa dengan penuh konsentrasi. Cocokkanlah pengucapan kata-kata doa ini dengan ritme/irama napas anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar