Ads 468x60px

Selasa, 22 Januari 2019

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 22 Januari 2019
Hari Biasa Pekan II
Ibrani (6:10-20)
(Mzm 111:1-2.4-5.9.10c)
Markus (2:23-28)
"Audiatur et altera pars - Dengar semua sisi."
Ini adalah sebuah ungkapan yuridis atau hukum dan sejatinya hidup kita tak lepas dari hukum: Ada hukum pidana-perdata, adat, agama dan kanonik.
Secara real, hukum kerap disalahgunakan/dipermainkan, padahal secara ideal, hukum artinya "Hadir Untuk Keselamatan Umat Manusia".
Itu sebabnya Yesus tidak mengajak kita untuk jatuh pada sikap mental "legalistis", apa-apa serba hukum, tapi hukum itu harus didasari dengan nada dasar "C" alias cinta kasih.
Bicara soal hukum dan kasih, terkenang beberapa waktu lalu saya mempersembahkan misa arwah untuk Ibu Suharsi. Dari namanya, kita diajak punya 3 tujuan dasar hukum seperti yang saya tulis dalam buku "Family Way" (RJK, Kanisius), antara lain:
1."SU"kacita dalam iman:
Kita bersyukur karena hukum Allah ada untuk menciptakan kosmos/keteraturan, dan bukan khaos/kekacauan. Dialah "grand designer"-sang perancang besar untuk hidup kita.
2."HAR"gai kehidupan:
Dalam setiap bab "KHK/Kitab Hukum Kanonik" dalam Gereja kita tertulis "salus animarum suprema lex - hukum yang terutama adalah keselamatan jiwa."
Jelas bahwa Tuhan benar-benar menghargai hidup kita: Hukum adalah alat, manusianya adalah tujuannya: "Hari sabat ada untuk manusia, bukan manusia untuk hari sabat". Tuhan jauh mementingkan aspek manusianya daripada hukumnya.
3."SI"apkan jalan Tuhan:
Salah satu tujuan pokok hukum adalah "bonum commune -kesejahteraan bersama". Hal inilah yang perlu kita siapkan sebagai jalan Tuhan yang "menjadikan segalanya baik".
Hari inilah, kita diajak mempunyai 3 peran dasar untuk menciptakan "keteraturan, keselamatan dan kesejahteraan bersama lewat kata dan warta kita di tengah masyarakat.
"Kaisar Agustus dan Raja Arthur - Bersama Kristus, hidup kita terarah dan teratur".
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Kutipan Teks Misa:
Ekaristi harus disediakan bagi umat beriman, antara lain "sebagai penangkal, melaluinya kita dibebaskan dari kesalahan-kesalahan sehari-hari, dan dihindarkan dari dosa berat", sebagai mana terungkap dalam beberapa bagian Misa.
Adapun Pernyataan Tobat pada awal Misa dimaksudkan untuk menyiapkan para hadirin untuk merayakan misteri suci ini; akan tetapi "acara tidak membuahkan hasil sama seperti Sakramen Pertobatan", dan tidak dapat dipandang sebagai pengganti Sakramen Pertobatan untuk memberi ampun atas dosa-dosa berat.
Para gembala jiwa hendaknya memperhatikan bahwa tentang hal ini diadakan katekese yang tepat, sehingga diteruskan kepada umat beriman ajaran Kristiani yang benar. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, 80)
Injil memberitakan kejadian-kejadian, di mana Yesus dipersalahkan karena Ia melanggar perintah Sabat. Tetapi Yesus tidak pernah melanggar kekudusan hari ini Bdk. Mrk 1:21; Yoh 9:16.. Dengan wewenang penuh Ia menyatakan artinya yang benar: "Hari Sabat diadakan untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat" (Mrk 2:2). Dengan penuh belas kasihan Kristus menuntut hak, supaya melakukan yang baik daripada yang jahat dan menyelamatkan kehidupan daripada merusakkannya pada hari Sabat Bdk. Mrk 3:4.. Hari Sabat adalah hari Tuhan yang penuh kasih dan penghormatan Allah Bdk. Mat 12:5; Yoh 7:23.. "Jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat" (Mrk 2:28). (Katekismus Gereja Katolik, 2173)
Antifon Pembuka (Mzm 111:1)
Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat.
Doa Pembuka
Allah Bapa pencipta dan penyelamat, selamanya kami takkan melupakan cinta kasih-Mu yang memanggil manusia untuk hidup. Semoga kami selalu mengandalkan Dikau, Allah dan Bapa kami, pengasih dan penyayang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (6:10-20)
"Pengharapan adalah sauh yang kuat dan aman."
Saudara-saudara, Allah bukan tidak adil. Maka tidak mungkin Ia lupa akan pekerjaan dan kasih yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya lewat pelayananmu terhadap orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang lestari, sampai apa yang kamu harapkan akhirnya benar-benar kamu miliki. Kami ingin kalian jangan menjadi lamban, tetapi tetap bersemangat mengikuti jejak mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah. Ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi daripada-Nya. Dalam sumpah itu Ia berjanji, “Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.” Abraham menanti dengan sabar, dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. Kalau orang bersumpah, ia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan baginya sumpah itu menjadi suatu pengukuhan yang mengakhiri segala kesangsian. Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang behak menerima janji, dan supaya mereka benar-benar percaya akan putusan-Nya Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah. Kedua kenyataan ini, janji dan sumpah, tidak berubah-ubah, dan tentang ini Allah tidak mungkin berdusta! Jadi maksud Allah mengikat janji dengan sumpah ialah: Supaya kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat bahwa kita akan menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, sauh yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, yakni ketika Ia, menurut tata imamat Melkisedek, menjadi Imam Agung untuk selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 111:1-2.4-5.9.10c)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang. Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya.
3. Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya! Dia akan disanjung sepanjang masa.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:23-28)
"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat."
Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian – yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam – dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Entah sudah ada berapa UU, PP, Juklak, Peraturan dst..yang diundangkan atau diberlakukan, kiranya hanya segelintir orang yang mengetahui atau menguasainya. Aneka tatanan atau aturan dibuat dan diundangkan untuk manusia dan pada umumnya dijiwai oleh cinta kasih atau paling tidak kompromi. Hemat saya semakin banyak aturan dan tatanan dibuat dan diberlakukan rasanya menunjukkan bahwa manusia-manusia atau pribadi-peribadi yang tersangkut atau terkait dengan aturan dan tatanan tersebut belum dewasa kepribadiannya atau jauh dari penghayatan cinkasih satu sama lain. Cinta kasih mendasari, menjiwai dan mengatasi aneka macam tatanan dan aturan, itulah kebenaran, maka ketika kita bertindak berdasarkan cintakasih dan untuk itu terpaksa melanggar aturan atau tatanan hemat saya baik dan benar adanya. Aturan dan tatanan sedikit banyak mempersempit ruang gerak dari yang kena aturan atau tatanan tersebut, sebagaimana menjadi nyata dan jelas terjadi dalam diri mereka yang berada di penjara atau bui karena terbukti berbuat salah alias melanggar cinta kasih. Mengasihi memang tidak kenal batas alias bebas/dibatasi kebebasan, sedangkan kebebasan dibatasi cinta kasih. Menghayati cintakasih antara lain menjunjung tinggi, menghormati harkat martabat manusia, tidak menginjak-injak harkat martabat manusia. Sebagai contoh bahwa cintakasih itu bebas hemat saya dapat terjadi dalam diri suami-isteri yang saling mengasihi: mereka bertelanjang bulat berdua tidak salah dan tidak berdosa, saling memperlakukan yang lain seenaknya asal tidak melecehkan harkat martabat manusia tidak apa-apa, dst.. Sebaliknya seseorang telanjang bulat di jalanan jelas melanggar aturan dan tatanan serta melecehkan harkat martabat orang lain, yaitu orang lain akan tergerak untuk berpikiran rendah, tidak luhur. Selama kita hidup dalam dan oleh cinta kasih kita bebas merdeka, dan tidak ada ketakutan atau kekhawatiran apapun, meskiipun karena itu menjadi bahan gunjingan atau omongan sementara orang.
Doa Malam
Yesus yang murah hati, hari ini aku Kaudidik dengan sabda-Mu. Tolonglah aku untuk berani bertindak yang benar dan semakin menjauhi dosa. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar