Ads 468x60px

Senin, 29 April 2019.

HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
29 April 2019.
St. Katarina dari Siena,
Perawan dan Pujangga Gereja
“Fluctuat nec mergitur - Terombang-ambing tapi tak tenggelam”.
Inilah motto kota Perancis yang juga saya tulis dalam buku “Carpe Diem” (RJK, Kanisius). Adapun, para murid Yesus juga “terombang-ambing” karena berada jauh dariNya. Inilah sebuah pemaknaan iman bahwa mereka berada dalam situasi keterpisahan dengan lima indikasi: “kedinginan-kegelapan-ketakutan-kegelisahan dan kebimbangan mendalam”. Ya, kapal yang mereka naiki terombang-ambing oleh badai dan gelombang di danau Galilea.
Adapun Danau Galilea terkait-paut dengan keberadaannya yang membentang luas di daerah Galilea (Mat 4:18; Mrk 1:16). Dlm KSPL, danau ini dikenal dengan yam Kinneret, karena bentuk danau itu menyerupai kecapi (Ibrani: ‘yam’= laut/danau, ‘kinnor’=kecapi). Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, danau ini juga disebut danau Genesaret (Mrk 6:53; Mat 14:34; Luk 5:1).
Dua ajaran iman yang mendasar kita peroleh dari kata-kata Yesus hari ini, antara lain:
A. ”Ini Aku”:
Ia membagikan kesaksian, karena ungkapan ini yang dalam bhs Yunani, “ego eimi”, mempunyai tekanan ilahi kuat untuk menggemakan nama Yahwe seperti yang terdapat dlm Yes 43:10,13,25. Jadi, Yesus adalah kehadiran ilahi.
B. “Jangan takut”:
Ia membagikan kekuatan. Sebuah analogi sederhana: kata “takut” memiliki 5 huruf, di tengah-tengah huruf itu ada huruf “K”, yg bisa berarti “Kristus.” Jadi, mengapa kita takut jika kita yakin dan mengimani ada “K”, yaitu “Kristus” di tengah-tengah pergulatan hidup kita?
Nah, bagaimana kita juga bisa belajar berbagi kekuatan dan kesaksian?
Mengacu pada Latihan Rohani Ignasian, ada empat langkah yg bisa kita buat, antara lain:
a. Kita perlu mempertegas visi misi hidup, yakni tercapainya keselamatan hidup karena memuji, menghormati dan mengabdi Allah.
b. Kita perlu menisbikan segala barang ciptaan yang ada di dalam maupun di luar tubuh kita.
c.Kita perlu mendalami-mengagumi dan merasuki misteri derita serta wafat Yesus Kristus untuk mencapai kebangkitan.
d.Marilah kita merasakan dan menikmati cinta Allah yang sudah ada dalam hidup kita, sehingga rasa takut tidak mendominasi hati dan hidup kita setiap harinya.
"Dari Kebon Kacang ke Pulau Tarsus – Walau hidup sedang tergoncang tetaplah dekat dg Yesus.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Saevis tranquillus in undis - Tetap tenang dalam gelombang".
Inilah yang kita rasakan ketika ruwet renteng dan carut marut hidup kita letakkan dalam kasih dan penyelenggaraan ilahi. Tuhan jelas mengalahkan ketakutan itu sendiri.
Lihatlah kata "takut"! Bukankah di awal dan akhirnya terdapat huruf "T" yang artinya bisa dimaknai sebagai "Tuhan"? Dan bukankah pada huruf tengahnya ada "K" yang bisa dimaknai sebagai "Kristus"?
Dengan kata lain: Kita mengimani bahwa Tuhan selalu ada di awal dan akhir hidup kita dan juga hadir di tengah suka duka dan tawa tangis hidup kita. Pada hari Natal, Ia datang sebagai "Immanuel" yang menyertai kita dan pada hari Paskah, Ia datang sebagai "Alpha et Omega", yang ada di awal dan akhir hidup kita.
De facto, kita kerap terombang-ambingkan oleh berbagai macam "HTAG"-"Hambatan Tantangan Ancaman Gangguan, seperti perahu para murid yang diombang-ambingkan angin kencang di atas laut.
Inilah realitas yang mesti kita hadapi, tapi bersama Tuhan, kita pasti sampai di tujuan dengan selamat: "Ini Aku, Jangan takut" (Yoh 6:16-21). Ia selalu hadir dan menyertai kita.Ia tdk pernah meninggalkan kita asal kita juga setia untuk tinggal bersamaNya ("Manete in Deo"), lewat cinta-doa dan ekaristi yang kita rayakan dan wujudkan secara nyata dlm hidup sehari-hari.
"Makan bakut di warung jamu - Jangan takut karena Tuhan selalu besertamu."
2.
Pesan Paus Fransiskus.
"BIARKAN HIDUP KITA DITAKLUKKAN DAN DIUBAH OLEH KEBANGKITAN!"
Paus Fransiskus memimpin para peziarah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan untuk menyanyikan dengan meriah "Kristus telah bangkit!"
"Di dalam Dia, melalui Pembaptisan kita, kita telah bangkit, kita telah berpindah dari kematian menuju kehidupan, dari perbudakan dosa menuju kebebasan kasih", kata Paus Fransiskus.
"Ini adalah kabar baik di mana kita dipanggil untuk membawanya kepada orang lain di setiap lingkungan, dijiwai oleh Roh Kudus", beliau berujar.
"Iman akan kebangkitan Yesus dan harapan yang telah Ia bawa kepada kita adalah karunia terindah yang dapat dan harus ditawarkan seorang Kristiani kepada saudara dan saudarinya". lanjut Paus Fransiskus.
"Kepada seseorang dan semua orang, oleh karena itu, janganlah bosan mengulang : Kristus telah bangkit", beliau mendesak umat yang hadir di Lapangan Santo Petrus, mengundang mereka untuk mengulangi kalimat itu bersama beliau sebanyak tiga kali.
Paus Fransiskus mengatakan Kabar Baik Kebangkitan seharusnya "bersinar dalam wajah kita, dalam perasaan kita dan dalam perilaku kita, dalam cara yang di dalamnya kita memperlakukan orang lain".
"Kita memberitakan kebangkitan Kristus ketika cahaya-Nya menerangi saat-saat gelap dari keberadaan kita, dan kita dapat membagikannya dengan orang lain; ketika kita tahu kapan harus tersenyum bersama orang-orang yang tersenyum, dan menangis bersama orang-orang yang menangis; ketika kita menemani orang-orang yang bersedih dan beresiko kehilangan harapan; ketika kita menceritakan pengalaman iman kita kepada mereka yang sedang mencari makna dan kebahagiaan", kata Paus Fransiskus.
"Dan di sana - dengan sikap kita, dengan kesaksian kita, dengan hidup kita - kita mengatakan 'Yesus telah bangkit', dengan jiwa kita".
Paus Fransiskus menyebutkan kebenaran yang "sukar dipahami" yang diberlakukan Liturgi dalam seluruh Oktaf - delapan hari - Paskah sebagai salah satu hari, untuk "membantu kita masuk ke dalam misteri" pesta.
3.
SEPANJANG JALAN KENANGAN :
Dari Yerusalem ke Emaus........
Dominus vivit – Tuhan itu hidup.
Dominus surrexit – Tuhan itu bangkit.
Ia yang hidup dan yang bangkit adalah Ia yang setia menyertai perjalanan kita seperti ketika Ia hadir dan berjalan bersama dengan dua murid menuju Emaus dalam bacaan injil hari ini. Ia menjadi Immanuel, yang menyertai kita dan Ia menjadi Alpha et Omega, Awal dan Akhir dalam setiap suka-duka dan gulat-geliat “dokar”, doa dan karya kita.
Pertanyaannya: Mengapa Emaus?
Secara geografis: Emaus adalah “dusun”, sebuah desa kecil yang letaknya kira-kira 11 km dari Yerusalem. Kerap lokasinya disamakan dengan “Emaus” yang disebut dalam kitab 1 Makabe (3:40-57; 4:3; 9:50) dimana di Emaus lah pernah terjadi kemenangan Yudas Makabe terhadap kekuasaan asing pada tahun 166 SM. Disinilah, Emaus seakan menyuburkan harapan akan datangnya seorang Mesias yang membangun kembali kejayaan bangsanya.
Tetapi secara teologis, Emaus bisa berarti: “Ekaristi Mengubah Aku Untuk Sembuh”. Ya, di tengah banyak penyakit dan rasa sakit, banyak orang yang mau sembuh bukan? Sembuh dari racun penyakit, sembuh dari rasa kecewa dan marah, sembuh dari luka dan prasangka, dari derita dan airmata yang kadang juga diciptakannya sendiri.
Nah, adapun tiga jalan iman ”Emaus Way” yang bisa membuat kita “sembuh”, semakin berakar dalam iman, bertumbuh dalam harapan dan berbuah dalam kasih. Tiga jalan “Emaus Way” itu, antara lain:
A. Via Purgativa – Jalan Pemurnian:
Emaus adalah sebuah dusun kecil. Namanya tidak banyak tercatat, tidak terkenal dan tidak menjadi tujuan wisata. Tidak ada kompleks perumahan, tak ada mall, plaza, kuliner ataupun sinagoga pun gereja yang megah dan indah. Ia bukanlah tempat yang menonjol dan ia tidaklah diperhitungkan.
Disinilah, kita diajak untuk mengalami pemurnian bahwa Tuhan memilih jalan yang kecil, yang tidak populer dan tidak diperhitungkan dan itulah “via dolorosa, jalan salib”. Ia mengingatkan kita bahwa derita adalah bagian tak terpisahkan dari cinta, bahwa yang redup itu dekat dengan yang hidup, bahwa tidak ada hidup tanpa pengorbanan, tidak ada kebangkitan tanpa kematian, dan tidak ada kemuliaan tanpa penyaliban.
Sebenarnya hidup kita sendiri adalah sebuah perjalanan seperti kedua murid Emaus itu. Kita sering ditimpa “malam gelap”: ketika hidup terasasuram dan muram, frustrasi dan tanpaekspresi, putus asa, merasa kecil dan tidak diperhitungkan sehingga sulit melihat kehadiran dan penyertaan Tuhan.
Disinilah, perjumpaan dengan Yesus yang menyertai di Jalan Emaus merupakan sebuah Jalan Pemurnian supaya kita sungguh berani hidup tulus, intentiopura dan bukan intentio pura-pura, serta tidak takut menderita bersamaNya, karena mengikutiNYA tidaklah selalu mulus dan lurus, karena tahtaNya juga bukan melulu singgasana yang indah dan megah tapi sebuah salib yang hina; pakaianNya bukan dari bahan yang halus berkilau-kilau tapi tubuh telanjang berlumur darah; mahkotaNya bukan dari emas tapi dari duri; tongkat pemerintahanNya adalah sebatang buluh dan minumNya adalah cuka dan empedu asam. Inilah jalan iman, “jalan turun” yang mesti kita lalui dengan rendah hati, yang dalam Bahasa Dom Helder Camara mendapatkan peneguhannya: “Tuhan bila SALIB menimpa kami maka hancurlah hidup kami, tapi bila Engkau yang datang bersama SALIB, Engkaulah yang setia memeluk kami.”
B. Via illuminativa – JalanPencerahan:
Hanya satu dari kedua orang murid tadi disebutkan namanya, yakni Kleopas (Luk 24:18). Mengapa? Siapa yang satunya? Lelaki atau perempuan? Injil tidak menjelaskannya karena sesungguhnya nama murid yang satu itu bisa jadi adalah nama diri kita sendiri, ya kita yang hina dandina ini, kita yang mudah terluka – kecewa dan patah semangat ini, kita yang mudah menggerutu dan sulit bersatu ini diperkenankan tercatat dan ikut berjalan bersama Yesus.
Perjalanan kita dari Yerusalem ke Emaus sendiri adalah sebuah proses katekisasi tentang Yesus. Caranya sederhana: Bersama Kleopas, kita diajak untuk bercerita, mengingat-ingat kembali semua yang sudah pernah didengar tentang Yesus. Sembari menceritakan rasa dan pengalaman tentang Yesus, kita-pun dicerahkan, dari “buta” menjadi “terbuka” serta dihadapkan kepada sumber-sumber yang sejati, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Disinilah, kita diajak untuk setia berbagi pengalaman iman dengan orang lain serta mau untuk terus belajar dari kitab suci dan Gereja Suci agar dicerahkan olehNya, dan tidak lagi menjadi “orang bodoh dan lamban pikiran” seperti yang dikecam Yesus.
C. Via Unitiva – JalanPersatuan:
Hati kedua murid yang awalnya membeku dan muram mulai mencair dan tentram. Itu tampak dalam hospitalitas, keramahan ketika mereka menawarkan tumpangan: "Mane Nobiscum Domine – Tuan, Tinggallah bersama kami!" Dan terjadilah, ketika Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah roti dan membagi-bagikannya kepada mereka, saat itulah mata kedua murid terbuka. Mereka melihat dan mengenali Yesus yang bangkit! Mereka mengalami bahwa kini Yang Ilahi bisa benar-benar hadir dan bersatu di tengah-tengah yang insani!
Pengalaman persatuan inilah yang sungguh mengubah mereka, yaitu dari hati yang ngoss/muram dan suram (Luk 24:17) kepada hati yang joss/hangat dan berkobar (Luk 24:32). Inilah "transformasi sejati”, dari hati amarah ke yang fitrah, dari hati yang iri ke yang fitri, dari hati takabur menjadi lebur, dari hati yang mencaci ke hati yang suci, dari hati yang banyak akal bulus kehati yang sungguh tulus dan kudus, dari hati yang galau menjadi hati yang berkilau karena yakin akan cinta dan penyertaannya Tuhan.
Dan….pengalaman persatuan ini bukan melulu berhenti pada waktu kita mengikuti perayaan ekaristi saja tapi sungguh lebih terjadi ketika kita juga mewujud-nyatakan apa yang kita rayakan, yakni menjadi pribadi ekaristis, menjadi “roti” dan “anggur” hidup, yang siap dan rela dipecah dan dibagi-bagi untuk yang lain, lewat KUD, K-arya yang murah hati, U-capan yang memberkati dan D-oa yang sepenuh hati.
“Cari bahan di Meruya – Pujilah nama Tuhan, Haleluya!”
4.
“Berhati-hatilah, untuk melaksanakan satu perayaan Ekaristi. Sebab terdapat satu Tubuh Tuhan kita, Yesus Kristus, dan satu piala Darah-Nya yang membuat kita satu, dan satu altar, sama seperti terdapat satu Uskup bersama dengan para imam dan diakon, sesama pelayan seperti saya.” (St. Ignatius dari Antiokhia)
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Alleluya.
Cry out with joy to God, all the earth; O sing to the glory of his name. O render him glorious praise, alleluia.
Jubilate Deo omnis terra, alleluia: psalmum dicite nomine eius, alleluia: date gloriam laudi eius, alleluia, alleluia, alleluia.
Paus Pius XII dalam surat ensikliknya tentang Liturgi Suci, Mediator Dei (1947) mendefinisikan liturgi sebagai, “ibadat publik yang dilakukan oleh Penebus kita sebagai Kepala Gereja kepada Allah Bapa dan juga ibadat yang dilakukan oleh komunitas umat beriman kepada Pendirinya [yaitu Kristus], dan melalui Dia kepada Bapa. Singkatnya, liturgi adalah ibadat penyembahan yang dilaksanakan oleh Tubuh Mistik Kristus secara keseluruhan, yaitu Kepala dan anggota-anggota-Nya” (Mediator Dei, 20). Definisi ini terpenuhi dalam tingkat yang tertinggi dalam perayaan Ekaristi/ Misa kudus. Sebab dalam Misa Kudus, kurban Kristus yang satu dan sama itu oleh kuasa Roh Kudus, dihadirkan kembali oleh Gereja, untuk keselamatan umat manusia. Maka perayaan Misa adalah doa Gereja yang sempurna (par excellence), yaitu doa Kristus yang dipersembahkan oleh Gereja kepada Allah.
Bagi umat Kristen yang tidak mempercayai dan tidak melakukan perayaan Ekaristi, peristiwa perjalanan ke Emaus adalah seperti peristiwa di masa lalu dan sulit untuk dihubungkan dengan apa yang terjadi pada saat ini secara lebih mendalam. Namun, bagi umat Katolik, peristiwa ini dihadirkan kembali setiap hari, dalam perayaan Ekaristi. Ekaristi yang menjadi pusat kehidupan Gereja perdana akan terus menjadi pusat kehidupan Gereja Katolik sampai akhir zaman, sampai terjadinya Perjamuan kawin Anak Domba (lih. Why 19:9). Dapat dikatakan bahwa iman akan Ekaristilah yang dapat menguak misteri Sabda Allah di Lukas 24:13-35 secara lebih mendalam, karena itulah yang dialami para murid, itulah yang dilakukan oleh jemaat perdana, itulah yang dilakukan oleh Gereja sepanjang sejarah Gereja, dan itulah yang dilakukan oleh Gereja Katolik saat ini, sampai segala abad. Sesungguhnya yang pertama kali mengajarkan tata cara perayaan Ekaristi [yaitu adanya liturgi Sabda dan liturgi Ekaristi] adalah Tuhan Kristus sendiri, yaitu melalui penampakan-Nya kepada kedua orang murid di perjalanan ke Emaus (Lih. Luk 24:13-35); sedangkan tentang prinsip liturgi Ekaristinya sendiri mengacu kepada apa yang diajarkan Yesus dalam Perjamuan Terakhir dengan para Rasul-Nya (Mat 26:26-28; Mrk 14:27-31; Luk 22:24-38).
5.
Para murid mengenali Tuhan Yesus ketika Ia memecah-mecahkan roti, alleluya - The disciples recognized the Lord Jesus in the breaking of the bread, alleluia.
Cantate Domino, alleluia: cantate Domino, benedicite nomen eius: bene nuntiate de die in diem salutare eius, alleluia, alleluia. (Mzm 96:2)
Menyanyilah bagi Tuhan, alleluya, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari, alleluya, alleluya. (Mzm 96:2)
"Berhati-hatilah supaya kamu jangan menjadi rusak akibat mengasihi kaum sesat; oleh sebab itu, jangan menerima ajaran sesat apapun dengan mengatasnamakan kasih."—St. Yohanes Krisostomus
====
Inilah perawan bijaksana yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita bernyala, alleluya.
Here is a wise virgin, from among the number of the prudent, who went forth with lighted lamp to meet Christ, alleluia.
Ya Allah, Engkau mengobarkan hati Santa Katarina dengan kasih ilahi setiap kali ia merenungkan sengsara Kristus dan melayani Gereja-Mu. Semoga berkat doa dan permohonannya umat-Mu, yang dipersatukan dengan misteri Kristus, selalu bersukacita memandang kemuliaan-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

----------------------------------------------


HIK – HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN, IMAN, KASIH.
Senin, 29 April 2019
Peringatan Wajib St. Katarina dari Siena, Perawan dan Pujangga Gereja
Kisah Para Rasul (4:23-31)
(Mzm 2:1-3.4-7a.7b-9)
Yohanes (3:1-8)
“Nikodemus - Kaum Pemenang”
Nama Nikodemus disebut dalam beberapa tulisan apokrif seperti Injil Nikodemus (Nicodemi Evangelium).
Berdasarkan tradisi Kristiani, Nikodemus
("nikos": pemenang, "demos" : "rakyat/kaum/ bangsa) dianggap sebagai salah satu martir pada abad pertama. Ia adalah seorang Farisi dan pemimpin agama Yahudi. Dengan kata lain:pengetahuan dan kesalehan Nikodemus tidak perlu diragukan.
Adapun tiga hal yang bisa kita petik sebagai “kaum pemenang”,antara lain :
1.Datang kepadaNya:
Nikodemus datang kepada Yesus pada waktu malam. Inilah sebuah simbol kerapuhan diri, yang gelap-pekat. Kita diajak untuk datang kepada sumber terang, terlebih ketika hidup terasa hambar: sumbunya mulai pudar dan nyalanya mulai redup.
2. Bersama denganNya:
Nikodemus yang bersama dengan Yesus perlu dilahirkan kembali agar mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Yesus kemudian menjelaskan bahwa orang baru dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah kalau dilahirkan dari air dan roh.
Hal ini merujuk kepada Yeh. 36:25-27 yang menjelaskan bahwa air adalah tanda pentahiran, sedangkan Roh diberikan untuk memberikan pembaharuan. Ini menegaskan bahwa dosa telah membuat semua orang tidak layak masuk ke dalam kemuliaan Tuhan, kecuali bila dibaharui Roh.
3.Berbuah dalam namaNya:
Orang dapat dilahirkan kembali dari air dan roh jika percaya akan Yesus dan karena itu akan menerima roh hidup kekal. Bicara soal “roh”, baik dalam bahasa Ibrani (ruah) maupun dalam bahasa Yunani (pneuma), kata yang sama berarti angin/nafas. Dan, sebagaimana halnya dengan angin, sekalipun tidak tampak, namun diketahui karena aktivitas dan desirannya, demikian pula Roh Kudus diketahui melalui “buah”: tindakan nyata dalam keseharian hidup.
"Dari Pasar Baru ke Sriwedari - Mari lahir baru setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
“Ya Allah, Engkau telah melimpahkan anugerah kepada Santa Katarina yang menghiasi jiwanya dengan kemurnian, kesabaran dan rahmat pertolonganMu, sehingga ia menang dalam melawan serangan roh-roh jahat. Dengan demikian ia tetap setia dalam kasih cinta kepada namaMu yang suci. Kami mohon, bantulah kami supaya mampu mengikuti teladannya, tak acuh terhadap kesia-siaan dunia, serta menang terhadap serangan musuh, sehingga kami dapat dengan damai mencapai kemuliaanMu di Surga. Oleh Kristus Tuhan kami. Amin.” (Doa Mohon Semangat St. Katarina dari Siena)
1.
MADAH HARIAN PAGI
(Senin, 29 April 2019 - Peringatan wajib Santa Katarina dari Siena, Perawan & Pujangga Gereja)
"Inilah perawan bijaksana yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita bernyala, alleluya - Here is a wise virgin, from among the number of the prudent, who went forth with lighted lamp to meet Christ, alleluia."
Ya Allah, Engkau mengobarkan hati Santa Katarina dengan kasih ilahi setiap kali ia merenungkan sengsara Kristus dan melayani Gereja-Mu. Semoga berkat doa dan permohonannya umat-Mu, yang dipersatukan dengan misteri Kristus, selalu bersukacita memandang kemuliaan-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Nyalakanlah pelitamu
Engkau perawan Tuhanku
Masuklah ke perjamuan
Teriring lagu pujian.
Bersatulah suci murni
Dengan pengantin surgawi
Dalam pelukan yang mesra
Bahagia selamanya.
Semoga Santa Maria
Ratu perawan semua
Sudi melindungi Greja
Yang berjuang di dunia.
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan Roh-Nya
Yang memberi kemenangan
Kepada para perawan. Amin.
DOA
Allah mahapengasih, hati Santa Katarina Kaukobarkan dengan cinta ilahi dalam merenungkan penderitaan Kristus dan mengabdikan diri kepada Gereja. Semoga berkat doa permohonannya umat-Mu tetap diikutsertakan dalam penebusan Kristus dan bersukaria melihat kemuliaan-Nya. Sebab Dialah pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
2.
Sketsa Historiografi.
MANE NOBISCUM DOMINE
(RJK, Buku "HERSTORY", Kanisius).
PROLOG
Katarina dari Siena (1347-1380) adalah seorang perempuan yang bergelar Pujangga Gereja. Mengenai orang kudus pelindung negeri Italia ini, kita mengutip apa yang ditulis oleh Rhonda Chervin (dalam Mary Neil OP dan Ronda Chervin, GREAT SAINTS - GREAT FRIENDS): “Cerita tentang Katarina dari Siena, meskipun kurang dikenal dibandingkan dengan cerita tentang Fransiskus dari Assisi, adalah cerita yang spektakuler, penuh semangat dan membuat dirinya disayangi. Siapa yang tidak akan merasa takjub membaca tentang seorang perempuan yang diangkat menjadi seorang Pujangga Gereja, yang tadinya buta huruf sampai diajar membaca oleh Yesus sendiri?”
SKETSA PROFIL
Gereja Katolik mengenal empat Santa Katarina dalam sejarahnya, dengan abad yang relatif berbeda jauh.
Ada Katarina dari Alexandria, yang hidup pada permulaan abad pertama.
Ada St. Katarina dari Bologna, yang terlahir pada tanggal 9 Maret 1463.
Yang ketiga adalah St. Katarina dari Laboure, yang dilahirkan 2 Mei 1806, di Fain-les-Motiers, Perancis, seorang suster biarawati dari Kongregasi Puteri Kasih yang juga mengalami penampakan Bunda Maria, yang terkenal dengan Medali Wasiatnya.
Pada tgl 29 April ini, kita akan mengenal Katarina yang keempat, yakni:
Katarina dari Siena.
Pada abad ke-14, kota Siena menjadi ibukota sebuah republik yang makmur dan merdeka. Di kota inilah, tepat pada perayaan Minggu Palma tahun 1347 yang jatuh pada tanggal 25 Maret, lahirlah Katarina. Keluarganya tergolong besar tapi sederhana. Katarina sendiri adalah anak ke-24 dari 25 anak (saudara kembarnya, anak ke-23, meninggal pada saat kelahiran).
Orangtuanya bernama Jacomo dan Mona Lapa Benincasa, yang bekerja sebagai tukang celup pakaian di Siena, Italia Utara. Sungguh berbahagia Mona Lapa isteri Jacomo ini, karena bayi yang dilahirkannya itu di kemudian hari menjadi pemudi termasyhur yang mengagungkan kota Siena, kota kelahirannya.
Mona Lapa, seorang perempuan yang berbudi baik dan sangat cekatan dalam menyelenggarakan rumah tangganya.
Namun keinginan akan kehidupan abadi belum dapat menggetarkan hatinya. Lapa selalu giat penuh perhatian bagi peristiwa-peristiwa dunia sekitarnya. Maka dari jantung ibu Mona Lapa mengalir sifat keberanian yang selalu siap giat ke dalam kalbu Katarina, sedangkan kebaktian serta kelembutan hati diwarisinya dari bapa Jacomo.
Katarina kecil, anak kesayangan penghuni Via dei Tintori ini amat riang lagi lemah lembut tingkah lakunya. Anak yang berparas ayu dan lincah ini bertumbuh menjadi gadis yang riang gembira, sedikit keras kepala tapi sangat religius. Katarina sendiri tidak bersekolah dan tidak pandai menulis. Keterampilan membaca sangat sedikit dikuasainya (hal ini sedikit menolongnya untuk mengikuti doa ofisi di kemudian hari ketika ia masuk biara).
Mulut Katarina sendiri tak mungkin diam. Tutur katanya ringan lagi cepat, bagai ombak air yang tak pernah surut. Katarina kecil selalu berlompat-lompatan sambil berlagu merdu. Hanya bila para biarawan Dominikan lewat, barulah Katarina tenang. Diamat-amatinya langkah para biarawan yang berjubah hitam putih. “Aku juga mau menjadi Dominikan kelak!” seru Katarina ketika barisan para biarawan telah melewatinya.
Dan gadis kecil itu tak mengerti mengapa ia ditertawakan. Bibirnya menjorok ke muka seakan-akan hendak menangis. “Tak mengapa manis, tapi para biarawan Dominikan harus banyak berdoa dan berdiam diri,” bujuk seorang wanita. “Aku pun dapat,” jawab Katarina kecil. Keteguhan hatinya mulai memancarkan keindahannya. Sejak hari itu, Katarina belajar berdiam dan berdoa beberapa saat setiap senja.
Pada suatu senja, ketika Katarina berumur kurang lebih 6 tahun, bersama Stephano kakaknya yang lebih tua sedikit, pulang dari rumah kakak Bonaventura yang letaknya dekat menara San Ansana. Tiba-tiba, di dekat bukit Camporeggi yang menghijau di sekeliling gereja San Domenico, Katarina berhenti. Matanya terbelalak tiada berkedip memandang jauh ke langit seakan-akan dilihatnya sesuatu yang indah. Stephano, yang tidak melihat apa-apa, marah kepada Katarina. Dipegangnya dan diguncang-guncangnya bahu adiknya sambil berteriak, “Katarina, gilakah engkau? Ayo! Kita harus pulang sebelum gelap!” Katarina mengeluh sambil memandang Stephano dengan penuh keheranan. Bisiknya dalam hatinya, “Ah! Sekarang hilang lenyap! Jika engkau pun dapat melihatnya tentu tak mengganggu.” Tanpa bercakap-cakap mereka beriring berjalan terus.
Beberapa wanita nampak sedang menanti di sumber mata air dan anak-anak sedang bermain di halaman rumah. Tapi Katarina tak mengacuhkan lagi hal itu. Segala sesuatu seakan berubah baginya. Ya, sejak senja itu, Katarina terpikat pada penampakan surgawi di langit terbelah.
Pada suatu hari, ketika ajakan itu menggema lagi dalam kalbunya, pergilah Katarina meninggalkan rumah ayah ibunya. Dan, ketika dilihatnya pintu gerbang Sant Sano terbuka lebar-lebar, ditinggalkannya pula kota Siena. Tiada lama antaranya, tibalah Katarina di lembah Vallepiatta yang kaya akan bukit karang dan gua-gua yang terbentuk oleh tetesan air hujan yang meresap ke dalam batu karang kapur.
“Hah, ini padang gurun tempat para pertapa tinggal,” pikir Katarina sambil memasuki sebuah gua. la berlutut dan mulai berdoa hingga melupakan segala sesuatu di sekelilingnya. Ketika Katarina kecil sadar kembali, matahari telah terbenam dan bunyi jangkrik telah ramai membelah kesunyian alam. Tiba-tiba Katarina merasa takut kalau-kalau pintu gerbang kota telah ditutup. Entah bagaimana, bagaikan melayang saja, Katarina telah tiba dekat Sant Sano.
Dalam perkembangan waktu, Katarina mengalami pelbagai peristiwa ajaib, yang memberi tanda surgawi bahwa ia akan dipilih Allah untuk suatu tugas khusus dalam Gereja. Ia juga pernah melihat Yesus Kristus di atas gereja Santo Dominikus yang sedang memberkatinya. Peristiwa ini menyebabkan perubahan besar dalam hidupnya. Sejak saat itu, ia suka memencilkan diri untuk berdoa.
Dalam hidup doanya, Katarina sering mengalami penglihatan-penglihatan dan mendengar suara-suara. Setelah pengalaman itulah, hanya satu hal yang terang baginya, Katarina berjanji kelak tak akan menikah. Ia berniat mengabdikan seluruh hidupnya bagi kemuliaan Tuhan. Sejak hari itu juga Katarina mulai berpantang untuk makan daging.
Melihat kepribadian dan kebiasaan Katarina yang suka menyendiri dan berdoa ini, Mona Lapa kadang bersungut-sungut, “Akan kusuruh bekerja hingga jera si keras kepala itu!” Namun Mona Lapa salah sangka. Katarina malahan bekerja dengan rajin sekuat tenaganya dengan penuh hormat dan ramah, tetapi ia tetap teguh memegang pendiriannya. Akhirnya bapa Jacomolah yang membantunya. Ia tak sampai hati melihat Katarina semakin pucat dan kurus. Maka pada suatu hari dilarangnya Mona Lapa “mengganggu” Katarina. “Biarlah anak itu menuruti dorongan kalbunya. Masakan kita berhak merintangi pergaulan yang suci itu. Malahan kita akan terberkati oleh doanya!”
Untuk mempersiapkan dirinya menjadi anggota Ordo Ketiga Dominikan, Katarina mengurung dirinya selama tiga tahun di bawah bengkel ayahnya. Dia keluar dari isolasinya pada tahun 1366 guna menanggapi dorongan untuk – dalam nama Kristus – melayani orang-orang sakit dan dipenjara. Dia juga melakukan evangelisasi, menjelaskan bahwa keberanian diperlukan seseorang apabila mau mengikuti jejak Kristus di dunia.
Di dalam biara, ia tetap melaksanakan doa dan meditasi di samping karya amal dan kerasulannya. Lama-kelamaan ia menjadi pusat perhatian semua anggota biara. Begitulah ia melanjutkan hidupnya, menjadi suster. Pemikirannya mengenai kehidupan menggereja dan teologi begitu tinggi walaupun ia tidak pernah mempelajari hal tersebut secara formal, hanya berdasarkan pengalaman imannya dalam kehidupan sehari-hari dan bimbingan rohani yang diterimanya dari Raymondus dari Capua.
Pengalaman mistisnya pun berlanjut terus, ia banyak mendapatkan penglihatan akan Yesus, Bunda Maria dan orang kudus lainnya. pada tahun 1375. Yah, sebagai seorang mistikus, Katarina mempunyai banyak pengalaman rohani yang berpuncak pada tahun 1375. Ia mengalami rasa sakit sama seperti yang dialami Yesus di kayu salib (stigmata). Akan tetapi gejala-gejala itu tidak terlihat dari luar.
Pengalaman-pengalaman mistik Katarina menginspirasikan Buku tentang Doktrin Ilahi, yang dinilai berisikan tulisan-tulisan tentang mistisisme Kristiani paling besar di abad ke 14. Semua tulisan Katarina sendiri dipenuhi dengan kesadaran akan cintakasih dan pengampunan Kristus.
Dia bercakap-cakap dengan Allah, yang mengatakan kepadanya hal-hal seperti mengapa orang-orang Kristiani harus mengasihi sesama mereka: “Jiwa yang mengenal Aku langsung berkembang untuk mengasihi sesamanya, karena dia melihat bahwa Aku mengasihi sesama itu dengan cara yang tak terlukiskan, jadi dia sendiri mengasihi obyek di mana dilihatnya Aku telah mengasihi lebih lagi. Dia juga akan lebih lanjut mengetahui bahwa dia tidak ada gunanya bagi-Ku dan bagaimana pun tidak dapat membayar kembali kepada-Ku cintakasih murni dengan mana dia merasakan dirinya dikasihi oleh-Ku, dengan demikian dia berusaha untuk membayar kembali itu melalui medium yang telah Kuberikan kepadanya, yaitu sesamanya, yang adalah medium yang melaluinya kamu semua dapat melayani Aku” (Lawrence G. Lovasik SVD, BEST – LOVED SAINTS, hal. 99).
Kesucian hidup Katarina juga menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat dan membawa banyak sekali pertobatan. Karena perhatiannya terhadap hal-hal yang bersifat kemasyarakatan, ia juga menjadi pusat perhatian seluruh lapisan warga kota Siena, baik itu bangsawan, rakyat jelata, maupun para rohaniwan dan kaum awam lainnya. Cerita-cerita mengenai penglihatan-penglihatan spiritual dan karya amalnya menarik sekelompok sahabat dan pengikutnya yang dikenal sebagai Caterinati yang selalu mengikuti ke mana saja Katarina pergi.
Menjelang usia 30 atau pada tahun 1377, ia menjadi juru damai antara penguasa Firenze dan negara Kepausan. Ia membujuk agar Paus Gregorius XI meninggalkan Avignon (Perancis) dan kembali ke Roma, Paus Gregorius pun menyetujuinya. Tetapi ketika Paus Gregorius wafat dan digantikan dengan Paus Urbanus VI, timbul perpecahan besar sehingga muncullah Paus tandingan.
Pada tahun 1378, Katarina dengan sekitar 24 orang pengikutnya berangkat ke Roma untuk mencoba membantu Paus Urbanus VI mengatasi masalah skisma kepausan.
Pada waktu itu ada dua orang anti paus, sehingga memecah-belah Gereja Barat ke dalam kelompok-kelompok yang saling bertentangan. Katarina berjuang keras membela Paus Urbanus VI dengan mendiktekan (Katarina tidak pernah belajar menulis) sebuah surat yang bernada ajakan tegas dan tak kenal kompromi kepada kaum gerejawan dan pemimpin awam dimana-mana.
Dalam pengamatan lebih lanjut, Katarina memang diakui memiliki kharisma yang besar untuk mempengaruhi banyak orang. Ia berhasil membawa kembali banyak pendosa ke jalan Tuhan, termasuk mendamaikan raja-raja dengan Gereja. Ia sendiri menganggap dirinya hanyalah alat Tuhan untuk menegakkan kemuliaan Tuhan.
Kumpulan surat-surat dan risalahnya yang menggambarkan kedekatannya dengan Tuhan membuahkan sebuah tulisan yang berjudul, “Dialogue” (percakapan).
Sebuah pengalaman rohani yang indah bersama dengan Tuhan dan merupakan tulisan yang menakjubkan serta menjadi harta karun bagi kehidupan sejarah iman dan spiritualitas dalam Gereja Katolik.
Masa Paskah di tahun 1380, Katarina mencapai umur 33 tahun. Ia tak berdaya lagi pergi ke gereja. Badannya hanya tinggal tulang terbalut kulit. Beberapa minggu Katarina jatuh sakit. Ia dirawat oleh Lisa dan ibu Mona Lapa. Pada tanggal 29 April tepat jam 12 siang, Katarina berpulang.
Harum mewangi sekeliling jenazahnya. Dan, meski jenazah itu tiga hari tinggal terbaring di peti, tetap bagus dan anggota tubuhnya mudah digerakkan seperti orang yang hanya tertidur saja. Pada saat itu barulah diketahui stigmata yang dialaminya bertahun-tahun sebelumnya.
Sekali lagi pohon-pohon zaitun di Via Romana melambai-lambaikan dahannya kepada Katarina pada tanggal 5 Mei 1383, ketika jenazah Katarina diusung dan akan dimakamkan di kotanya.
Ia sendiri dinyatakan kudus oleh Paus Pius II pada tahun 1461. Pada tahun 1970, Paus Paulus VI mengangkatnya sebagai Pujangga Gereja. Katarina menerima kehormatan besar ini karena ia melayani Gereja Kristus dengan gagah berani sepanjang masa hidupnya yang singkat.
REFLEKSI TEOLOGIS
SEJUTA
“Setia, Jujur dan Takut akan Allah”.
“Nada te turbe, nada te espante,
quien a Dios tiene, nada le falta”, “
...Jangan biarkan sesuatu mengganggumu,
jangan biarkan sesuatu menakutkanmu,
barangsiapa memiliki Allah, ia tidak kekurangan sesuatupun...”,
(Br. Roger Schultz, Taize)
Sejuta adalah sebuah angka nominal dengan enam angka nol di belakangnya. Tapi sejuta sendiri sebenarnya punya arti, yakni : “Setia, Jujur dan Takut akan Allah”. Indahnya, Katarina dari Siena juga memiliki ketiga keutamaan iman ini.
- SETIA:
Situasi gereja pada masa itu kacau-balau. Imam-imam dan pimpinan Gereja tidak setia pada tugas perutusan Yesus. Pengkhianatan dan peperangan antar negara dan antar raja-raja juga timbul dimana-mana. Di samping itu, Paus di Avignon, Perancis yang sudah berusia 70 tahun menimbulkan percekcokan di kalangan pemimpin-pemimpin gereja.
Disinilah Katarina tetap setia pada Yesus dan Gerejanya. Katarina berhasil meyakinkan Paus untuk pulang ke Roma sebagai kota abadi dan pusat Gereja. Pada masa itu, Gereja mengalami banyak sekali masalah ketidaksetiaan dan banyak pertikaian yang terjadi di seluruh Italia. Dengan setia, Katarina kerap menulis surat-surat kepada para raja dan ratu. Ia bahkan datang menghadap para penguasa agar berdamai dengan paus dan mencegah peperangan.
Sebuah cerita lain:
Suatu malam, sebagian besar penduduk Siena ke luar ke jalan-jalan untuk suatu perayaan. Yesus menampakkan diri kepada Katarina yang sedang setia berdoa seorang diri dalam kamarnya. Bersama Yesus, datang juga Bunda Maria. Bunda Maria memegang tangan Katarina lalu memberikannya kepada Putra-nya. Yesus menyematkan sebentuk cincin di jari tangan Katarina dan ia menjadi pengantin-Nya. Katarina tidak pernah lupa bahwa Yesus ada dalam hatinya.
Melalui dia, Yesus setia memelihara orang-orang sakit yang dirawatnya. Melalui dia, Yesus setia menghibur para tahanan yang dikunjunginya di penjara.
- JUJUR:
Katarina adalah seorang yang amat jujur dan terus terang di hadapan Yesus. Suatu ketika ia bertanya kepada-Nya, “Di manakah Engkau, Tuhan, ketika aku mengalami cobaan yang begitu mengerikan?” Yesus menjawab, “Puteri-Ku, Aku ada dalam hatimu. Aku membuatmu menang dengan rahmat-Ku.” Yah, ia adalah seorang pribadi yang jujur kepada Tuhan, sebagai buah nyata atas kedekatannya dengan Tuhan.
- TAKUT AKAN ALLAH:
Alkitab menggunakan beberapa kata untuk mengartikan takut atau ketakutan. Yang paling umum adalah kata Ibrani יראה - YIR'AH dan פחד - PAKHAD, Yunani φοβος – phobos . Ketakutan yang kudus (ketaatan kepada Allah) adalah pemberian Allah, yang memampukan orang takut sekaligus menghormati kekuasaan Allah, mentaati perintah-perintah Allah, membenci sambil menjauhkan diri dari semua bentuk kejahatan. Lagi pula takut akan Tuhan itu permulaan hikmat (Mazmur 111:10), rahasia kelurusan hati (Amsal 8:13), ciri umat yang disenangi Allah (Mazmur 147:11), dan kewajiban setiap orang (Pengkhotbah 12:13).
Dan sikap iman inilah yang dimiliki oleh Katarina Siena sejak masa mudanya.
Begini kisahnya:
Dalam perjalanan waktu, ketika Katarina berumur 12 tahun. Kemudian Mona Lapa, ibunya mulai mempengaruhi Katarina. Dibujuknya Katarina, supaya ia mau bersolek sedikit dan dilarang bepergian seorang diri. Rupanya Katarina terbujuk oleh ibunya, hingga pada bulan Agustus tahun 1362, Bonaventura kakak yang sangat dicintainya meninggal dengan tiba-tiba.
Tiba-tiba pula, sadarlah Katarina akan keteledorannya. Katarina sangat menyesali kelalaiannya akan janji sucinya itu. Yah, walaupun pada awalnya, ayah dan ibunya menghendaki agar ia menikah dan hidup bahagia. Tetapi, Katarina hanya ingin menjadi seorang biarawati. Untuk menyatakan tekadnya, ia memotong rambutnya yang panjang dan indah. Ia ingin menjadikan dirinya tidak menarik.
Orangtuanya amat jengkel dan seringkali memarahinya. Mereka juga menghukumnya dengan memberinya pekerjaan rumah tangga yang paling berat. Tetapi Katarina pantang menyerah karena takutnya pada Tuhan jauh lebih besar daripada takutnya terhadap orang lain. Semenjak masuk ke dalam Ordo ketiga Santo Dominikus, Katarina juga makin memperkeras puasanya dan mempererat kedekatannya dengan Yesus.
EPILOG
Katarina dari Siena adalah seorang anggota Dominikan awam yang meneladani dan mengikuti semangat St. Dominikus. Dalam hidupnya, Katarina menghabiskan hidupnya berbicara dengan Tuhan, tentang Tuhan dan bersama Tuhan. Ia juga menerima stigmata sebagai tanda kesalehan hidupnya. Jelaslah, ia merupakan salah seorang yang paling populer dari semua orang kudus perempuan yang memiliki karunia profetis (kenabian).
Kebesaran dan kepopuleran Katarina bukan karena kegiatan politis dan sosialnya, tetapi terlebih dalam kesucian, kepercayaan dan perhatiannya yang meluap-luap terhadap rakyat jelata dan keselamatan sesama manusia. Meskipun dia banyak melibatkan diri dalam berbagai kegiatan sosial dan politik zamannya, yang patut dicatat adalah kesuciannya dan kepercayaannya akan perlunya persatuan dan kesatuan umat Kristiani.
Maka, bersama Katarina dari Siena, bolehlah kita senantiasa berseru penuh harap, ‘Mane Nobiscum Domine - Tuhan, tinggallah bersama kami”.
ASPIRASI.
“Engkau bagaikan misteri yang dalam sedalam lautan; semakin aku mencari, semakin aku menemukan, dan semakin aku menemukan, semakin aku mencari Engkau.
Tetapi, aku tidak akan pernah merasa puas; apa yang aku terima menjadikanku semakin merindukannya. Apabila Engkau mengisi jiwaku, rasa laparku semakin bertambah, menjadikanku semakin kelaparan akan terang-Mu.” (Katarina dari Siena)
3.
"Dominus te cum - Tuhan sertamu!"
Inilah yang dialami oleh Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi dan kaum Farisi. Namanya disebut dalam beberapa tulisan apokrif seperti Injil Nikodemus (Nicodemi Evangelium). Ia juga dianggap sebagai salah satu martir pada abad pertama dan diperingati setiap 3 Agustus sebagai orang yang berhati lurus dan setia.
Adapun nama "Nikodemus" berarti: "nikos" ("pemenang") dan "demos" ("rakyat/bangsa") dengan 3 sikap dasarnya, antara lain:
A."Mengetahui Yesus":
Nikodemus percaya dan tahu benar bahwa Yesus adalah seorang Guru yang diutus Allah: "Rabi, kami tahu bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."
B."Menjumpai Yesus":
Dia ingin bertemu dan bercakap-cakap dengan Yesus. Ia datang pada waktu malam untuk berbicara secara pribadi. Hal ini terjadi pada tahun pertama Yesus memulai pelayanannya dalam rangka perayaan Paskah di Yerusalem. Inti percakapan Yesus dan Nikodemus adalah tentang "lahir kembali" dan "hidup kekal".
Sebuah pernyataan terkenal Yesus kepadanya: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal.”
C."Mencintai Yesus":
"Lamentation" (Ratapan atas kematian Kristus) adalah sebuah karya Giotto yang menggambarkan kecintaan Nikodemus. Setelah Yesus mati disalibkan, Yusuf Arimatea meminta kepada Pilatus supaya diperbolehkan menurunkan mayat Yesus dan menguburkannya. Nikodemus juga datang kesitu dan membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira 50 kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah.
Dengan kata lain:
Nikodemus adalah orang yang setia mencintai Yesus sampai mati. Bagaimana dengan kita?
"Abdullah berenang bersama Johan - Jadilah kaum pemenang bersama Tuhan."
4.
"Unless one is born anew"
Scripture: John 3:1-8
Now there was a man of the Pharisees, named Nicodemus, a ruler of the Jews. This man came to Jesus by night and said to him, "Rabbi, we know that you are a teacher come from God; for no one can do these signs that you do, unless God is with him." Jesus answered him, "Truly, truly, I say to you, unless one is born anew, he cannot see the kingdom of God." Nicodemus said to him, "How can a man be born when he is old? Can he enter a second time into his mother's womb and be born?" Jesus answered, "Truly, truly, I say to you, unless one is born of water and the Spirit, he cannot enter the kingdom of God. That which is born of the flesh is flesh, and that which is born of the Spirit is spirit. Do not marvel that I said to you, `You must be born anew.' The wind blows where it wills, and you hear the sound of it, but you do not know whence it comes or whither it goes; so it is with every one who is born of the Spirit."
Meditation
Do you nourish your faith with prayerful reflection of the word of God? When Nicodemus heard about Jesus' miracles and extraordinary teaching, he decided to meet with him privately, away from the crowds and the public spotlight. Nicodemus was no ordinary Jew. He was a religious ruler and member of the Sanhedrin, which was the supreme court of the Jews, and a teacher of Israel (John 3:10). He was a devout Pharisee who sought to perfectly follow the law of Moses, as prescribed in the Five Books of Moses (Genesis, Exodus, Deuteronomy, Leviticus, and Numbers) and further elaborated in the numerous scribal laws, recorded in the Mishnah and the Talmud.
Nicodemus decided to meet with Jesus at night, possibly for two reasons. He may have been cautious and not ready to publicly associate himself with Jesus since many Pharisees opposed Jesus' teaching and called him a Sabbath breaker. It is also likely that Nicodemus chose the night as the best time for seeking a private and undisturbed conversation with Jesus. The rabbis declared that the best time to study the law was at night after the day's work was completed and the household was at rest. When Nicodemus saw Jesus he addressed him as rabbi (a teacher of God's word and law) and acknowledged that Jesus' teaching came from God.
Jesus' conversation with Nicodemus went to the very heart of the Mosaic law - how can one get right with God and enter God's kingdom? Jesus' answer was brief and startling: "Unless one is born anew, he cannot see God." The new birth which Jesus spoke about was not a physical birth but the beginning of a spiritual birth which is something completely new and radical, and from above, namely from God himself. Jesus said that this rebirth was necessary if one was to enter God's kingdom.
Nicodemus thought that to be born again, even spiritually, was impossible. He probably knew too well from experience that anyone who wants to be changed from within, can't accomplish this by oneself. Jesus explained that this change could only come about through the work and action of the Holy Spirit. This rebirth in the Spirit is very real and experiential, like the wind which can be felt and heard while it is visibly unseen to the naked eye.
Rebirth in the Spirit
What does it mean to be reborn in the Spirit? The new birth which Jesus speaks of is a spiritual birth to a life which is transformed through the power of God. This new life brings us into an experiential relationship with God as his adopted sons and daughters (Romans 6:4; 8:10-11). This new birth is made possible when one is baptized into Christ and receives the gift of the Holy Spirit. God wants to renew all of his people in the gift of new life in his Holy Spirit. This new life in the Spirit brings us into God's kingdom of righteousness, peace, and joy (Romans 14:17).
What is the kingdom of God - which is also called the kingdom of heaven? God's kingdom - his reign and blessing as King over us - is the abundant everlasting life and power from heaven which God shares with those who accept him as the Eternal Father and Author of Life and Ruler of All he has created. Jesus explains in the prayer he gave to his disciples, what we call the Lord's Prayer or the Our Father, that God's kingdom is that society of men and women who acknowledge God as their Lord and Ruler and who obey his word and live according to his will on earth as it is in heaven (Matthew 6:10).
To be reborn in the Spirit is to enter that society in which God is honored and obeyed. Those who willingly accept God's rule in their lives become citizens of God's heavenly kingdom and members of God's family - his adopted sons and daughters. And they enter into possession of the life which comes from God himself, an everlasting life of love, peace, joy, and freedom from sin, oppression, and corruption. Do you know the joy and freedom of the new birth and abundant life which Jesus Christ has won for you?
"Lord Jesus Christ, you offer us abundant new life and power to live as sons and daughters of our Father in heaven. Renew in me the gift of faith to accept and obey your life-giving word and to cooperate with the transforming power of your Holy Spirit who changes us into your likeness. May your kingdom come and your will be done in my life today, tomorrow, and always."
Psalm 2:1-9
Why do the nations conspire, and the peoples plot in vain?
The kings of the earth set themselves, and the rulers take
counsel together, against the LORD and his anointed,
saying,
"Let us burst their bonds asunder, and cast their cords
from us."
He who sits in the heavens laughs; the LORD has them in
derision.
Then he will speak to them in his wrath, and terrify them
in his fury, saying,
"I have set my king on Zion, my holy hill."
I will tell of the decree of the LORD: He said to me,
"You are my son, today I have begotten you.
Ask of me, and I will make the nations your heritage, and
the ends of the earth your possession.
You shall break them with a rod of iron, and dash them
in pieces like a potter's vessel."
Daily Quote from the Early Church Fathers
"And then that rebirth, which brings about the forgiveness of all past sins, takes place in the Holy Spirit, according to the Lord's own words, 'Unless one is born of water and the Spirit, one cannot enter the kingdom of God.' But it is one thing to be born of the Spirit, another to be fed by the Spirit; just as it is one thing to be born of the flesh, which happens when a mother gives birth, and another to be fed from the flesh, which appears when she nurses the baby. We see the child turn to drink with delight from the bosom of her who brought it forth to life. Its life continues to be nourished by the same source which brought it into being." (Augustine of Hippo, 354-430 A.D., excerpt from Sermon 71.19)
5.
Kutipan Teks Misa.
"Berhati-hatilah supaya kamu jangan menjadi rusak akibat mengasihi kaum sesat; oleh sebab itu, jangan menerima ajaran sesat apapun dengan mengatasnamakan kasih."—St. Yohanes Krisostomus
Antifon Pembuka
Inilah perawan bijaksana yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita bernyala, alleluya.
Here is a wise virgin, from among the number of the prudent, who went forth with lighted lamp to meet Christ, alleluia.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau mengobarkan hati Santa Katarina dengan kasih ilahi setiap kali ia merenungkan sengsara Kristus dan melayani Gereja-Mu. Semoga berkat doa dan permohonannya umat-Mu, yang dipersatukan dengan misteri Kristus, selalu bersukacita memandang kemuliaan-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:23-31)
"Ketika para rasul berdoa, mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani."
Setelah dilepaskan oleh Mahkamah Agama Yahudi, pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya, “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap, dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi. Mereka melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami. Maka berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.” Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu. Mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 2:1-3.4-7a.7b-9)
1. Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya: “Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari kita!”
2. Dia, yang bersemayam di surga, tertawa; Tuhan memperolok-olok mereka. Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nya, Ia mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya: “Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!”
3.Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan: Ia berkata kepadaku, “Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, dan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk.”
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kol 3:1)
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:1-8)
"Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus; ia seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang kepada Yesus pada waktu malam dan berkata, “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” Yesus menjawab, kata-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Kata Nikodemus kepada-Nya, “Bagaimana mungkin seorang dilahirkan kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” Jawab Yesus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh. Janganlah engkau heran karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau; engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu darimana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Bacaan Injil hari ini mengkisahkan tentang Nikodemus seorang pemimpin Yahudi yang melihat tanda-tanda yang dibuat Kristus yang tak seorang pun mampu mengadakan tanda seperti yang dibuat Yesus. Yesus berkata bahwa seseorang harus dilahirkan kembali di dalam air dan Roh agar dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah (lih. Yoh 3:5). Kelahiran kembali di dalam air dan Roh inilah yang disebut sebagai Pembaptisan. Karena itu, Pembaptisan ini menjadi pintu gerbang kehidupan di dalam Roh dan awal yang memungkinkan kita menerima sakramen-sakramen yang lain, yang menguduskan kita dan mengarahkan kita kepada keselamatan kekal. Melalui Pembaptisan, dosa-dosa kita diampuni; kita dilahirkan kembali sebagai anak-anak angkat Allah, sebagai anggota Kristus dan dipersatukan dengan Gereja-Nya, serta mengambil bagian di dalam misi Gereja. Tanpa Yesus dan belas kasih Allah maka kita akan sulit mencari dan mendapatkan kejelasan tentang keselamatan tersebut. Maka, kita pun sudah seharusnya dilahirkan terus-menerus dalam nama Yesus tanpa memandang umur. Siapa pun, usia berapa pun, dan dalam keadaan apa pun, setiap orang dapat menerima Allah kapan pun juga. Sebab Roh Allah akan pergi ke mana pun ia mau untuk menyelamatkan domba-domba-Nya. Janganlah kamu heran. Allah bertindak maka semuanya terjadi.
Antifon Komuni (Yoh 17:24)
Ya Bapa, Aku menghendaki agar semua orang yang Kauserahkan kepada-Ku, tinggal bersama Aku di tempat Aku berada, supaya mereka memandang kemuliaan, yang telah Kauberikan kepada-Ku. Alleluya.
Doa Malam
Terima kasih, ya Tuhan, atas rahmat Pembaptisan yang telah kuterima. Semoga Sakramen yang selalu menyertai langkah hidupku sehari-hari, menjaga aku dari segala keinginan yang tak teratur. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar