Ads 468x60px

29 Juni 2019

HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
29 Juni 2019
HR St. Petrus dan Paulus.
“In Omnibus Christi - Dalam segalanya adalah Kristus.”
Inilah salah satu semangat St. Petrus dan Paulus yang kita rayakan hari ini.
Petrus dan Paulus sendiri adalah dua tokoh besar Gereja Perdana yang saling melengkapi: Petrus sebagai paus pertama menjadi kunci stabilitas (dimensi intern Gereja) dan Paulus sebagai misionaris pertama menjadi kunci mobilitas Gereja (dimensi ekstern Gereja).
Seperti yang saya tulis dalam buku “XXX-Family Way” (RJK. Kanisius), adapun tiga keutamaan dasar dari St Petrus dan Paulus, al:
1.Siap berubah:
Mereka diajak berubah oleh Tuhan: Simon menjadi Petrus dan Saulus menjadi Paulus. Dari Simon (“pendengar”) menjadi Petrus (“batu karang”), dari Saulus (“penuh doSA dan akal bULUS”) menjadi Paulus (“menyaPA Umat dengan tuLUS”), dari nelayan menjadi pelayan, dari penjala ikan menjadi penjala manusia, dari hamba menjadi sahabat, dari murid menjadi guru, dari orang yang penakut menjadi pemberani, dari pecundang menjadi pahlawan, serta dari karyanya hanya di sekitar bangsa Yahudi berubah menjadi karyanya bagi segala dan seluruh penjuru dunia.
Angelo Roncalli alias Paus Yohanes XXIII juga pernah mengatakan, “Setiap hari adalah panggilan bagi kita untuk berubah, jangan sampai hari-hari kita menjadi menakutkan seakan-akan kita tak dapat menjadi lebih baik lagi.”
2.Siap berbenah
Ketika Yesus ditangkap, Petrus ketakutan. Saat itulah, Petrus berbuat dosa dengan menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Tapi, syukurnya Petrus berbenah: ia bertobat dan menyesali perbuatannya dengan sepenuh hati.
Paulus yang dulunya sering menganiaya para murid Yesus juga berbenah: Ia bertobat dan lahir sebagai manusia baru dalam Kristus.
Bisa jadi, Yesus yang sama sedang menatap kita sekarang. Dia berharap bahwa kita juga mau ikut terus berbenah seperti Petrus dan Paulus: mau bertobat - mengeluarkan air mata penyesalan atas dosa-dosa kita dan lahir sebagai manusia baru. Bukankah benar isi sebuah teks yang tertulis pada Scala Santa, “semakin kita menangis dan menyesali dosa kita karena menyebabkan kesedihan yang mendalam terhadap Yesus, akan semakin kuat cinta kita akan Yesus.”
3.Siap berbuah
Petrus dan Paulus pergi dari Israel menuju Roma. Roma sendiri adalah pusat seluruh Kerajaan Romawi pada waktu itu. Di sanalah, Petrus dan Paulus berkarya: mewartakan Injil sekaligus mempertobatkan banyak orang.
Di akhir hidupnya, Petrus meminta juga agar ia bisa menjalani hukuman mati dengan cara disalibkan, tetapi dengan kepalanya berada di bawah, sebab ia merasa tidak layak menderita seperti Yesus. Ia akhirnya wafat sebagai martir di Bukit Vatikan sekitar tahun 67. Sedangkan Paulus wafat dengan dipenggal kepalanya juga di kota Roma.
Wafatnya dua rasul ini membuahkan banyak kekayaan iman: Petrus menjadi Paus yang pertama dan Paulus menjadi Rasul para bangsa. Mereka banyak berkeliling, menulis surat dan memberikan pelbagai nasehat. Petrus membuahkan karya penggembalaan: "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian" (1Ptr 5:1-2) dan Paulus membuahkan karya pewartaan: "Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku. Ia akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku" (Paulus, 2Tim 4:17-18).
“Ada kapsul ada cumi - Para rasul doakanlah kami.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
WEJANGAN PAUS
DALAM DOA MALAIKAT TUHAN:
Caritas Christi Urget Nos
Kasih Kristus yg mendorong kami
TENTANG HARI RAYA SANTO PETRUS DAN PAULUS
Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!
Hari ini kita merayakan hari raya Rasul kudus Petrus dan Paulus, memuji Allah karena pewartaan mereka dan kesaksian mereka. Gereja Roma didirikan pada iman dua Rasul ini, yang selalu menghormati mereka sebagai Santo Pelindung. Namun, seluruh Gereja semesta yang memandang mereka dengan kekaguman, memikirkan mereka dua kolom dan dua lampu besar yang bersinar tidak hanya di langit Roma, tetapi di hati orang-orang percaya di Gereja Timur dan Gereja Barat.
Dalam kisah perutusan para Rasul, Injil mengatakan kepada kita bahwa Yesus mengutus mereka berdua-dua (bdk. Mat 10:1; Lukas 10:1). Dalam arti tertentu, Petrus dan Paulus juga diutus dari Tanah Suci ke Roma untuk memberitakan Injil. Mereka adalah dua orang yang sangat berbeda satu sama lain : Petrus seorang "nelayan yang rendah hati", <dan> Paulus seorang "guru dan pujangga", sebagaimana dinyatakan liturgi hari ini.
Namun, jika kita mengenal Yesus di sini di Roma, dan jika iman Kristen adalah bagian yang hidup dan dasariah dari warisan rohani dan dari budaya wilayah ini, itu adalah karena keberanian apostolik dua putra Timur Dekat ini. Karena kasih kepada Kristus, mereka meninggalkan tanah air mereka dan, tidak menghiraukan kesulitan-kesulitan perjalanan panjang serta resiko dan ketidakberanian yang akan mereka temui, mereka datang ke Roma. Di sini mereka menjadikan diri mereka pewarta-pewarta dan saksi-saksi Injil di antara orang-orang, serta mereka memeteraikan perutusan iman dan amal mereka dengan kemartiran.
.
Hari ini Petrus dan Paulus kembali di antara kita menurut yang dicita-citakan, mereka melintasi jalan-jalan di kota ini, mengetuk pintu rumah-rumah kita, tetapi terutama pintu hati kita. Sekali lagi mereka ingin membawa Yesus, kasih-Nya yang maharahim, penghiburan-Nya <dan> kedamaian-Nya. Marilah kita menerima pesan mereka! Marilah kita membuat khazanah kesaksian mereka! Iman Petrus yang murni dan teguh, hati Paulus yang agung dan mendunia akan membantu kita untuk menjadi orang-orang Kristen yang penuh sukacita, setia kepada Injil dan terbuka bagi sebuah perjumpaan dengan semua orang.
Pagi ini, selama Misa Kudus di Basilika Santo Petrus, saya memberkati pallium para Uskup Agung Metropolitan dari berbagai negara, yang diangkat setahun terakhir ini. Saya memperbaharui sambutan saya dan harapan terbaik untuk mereka, kerabat-kerabat mereka dan semua orang yang menyertai mereka pada peziarahan ini; dan saya mendorong mereka untuk melanjutkan dengan penuh sukacita perutusan mereka untuk melayani Injil, dalam persekutuan dengan seluruh Gereja dan, terutama, dengan Tahta Santo Petrus, sebagaimana pada kenyataannya diungkapkan oleh tanda pallium.
Dalam perayaan yang sama, saya menerima dengan sukacita dan kasih sayang para anggota delegasi yang datang ke Roma atas nama Patriark Ekumenis, saudara Bartolomeus yang tercinta. Kehadiran ini juga merupakan tanda ikatan persaudaraan yang ada di antara Gereja-gereja kita. Kita berdoa agar ikatan-ikatan persekutuan dan kesaksian bersama dapat semakin diperkuat.
Kepada Perawan Maria, Salus Populi Romani, kita mempercayakan hari ini seluruh dunia dan, khususnya, kota Roma ini, agar ia dapat selalu menemukan dalam nilai-nilai rohani dan moral kekayaan daripadanya, landasan kehidupan sosialnya dan landasan perutusannya di Italia, di Eropa dan di dunia.
[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]
Saudara dan saudari terkasih,
Tadi malam, sebuah serangan teroris yang membabi-buta dilakukan di Istanbul, yang menewaskan dan melukai banyak orang. Kita mendoakan para korban, kerabat-kerabat mereka dan rakyat Turki yang terkasih. Semoga Tuhan mengubah hati para pelaku kekerasan dan mendukung langkah-langkah kita di jalan perdamaian.
Salam Maria, penuh rahmat. Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus. Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Amin.
Konferensi Internasional tentang investasi yang bertanggung jawab dengan sebuah dampak sosial, yang berjudul "Menjadikan Tahun Kerahiman Berdampak bagi Kaum Miskin", diakhiri beberapa waktu yang lalu. Semoga investasi perorangan berbarengan dengan <investasi> publik, mendorong penanggulangan kemiskinan begitu banyak orang yang terpinggirkan.
Sambutan hangat tertuju kepada kalian semua, keluarga-keluarga, kelompok-kelompok paroki, lembaga-lembaga dan umat secara pribadi yang berasal dari Italia dan dari berbagai belahan dunia, terutama dari Spanyol, Ukraina dan Tiongkok. Saya menyambut siswa-siswa sekolah Katolik London dan Amerika Serikat, serta Suster-suster USMI dari Lombardy.
Sambutan saya hari ini tertuju terutama kepada umat Roma, pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, Santo Pelindung kota! Untuk kesempatan ini "Pro Loco" dari Roma telah mempromosikan <hiasan bunga> tradisional, yang dibuat oleh beberapa seniman dan oleh para relawan Pelayanan Sipil. Terima kasih atas prakarsa ini dan atas representasi bunga yang indah! Dan saya ingin mengingatkan juga pertunjukkan kembang api yang akan berlangsung malam ini di Piazza del Popolo, pendapatan tersebut akan berjalan untuk mendukung karya amal di Tanah Suci dan di negara-negara Timur Tengah.
Saya berharap semua orang pesta bahagia. Tolong, jangan lupa mendoakan. Selamat makan siang dan sampai jumpa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar